Anda di halaman 1dari 7

Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3

Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014

STUDI PENURUNAN COD DAN TSS LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU


MENGGUNAKAN PROSES ELEKTROKIMIA

TSS COD REDUCTION STUDIES AND WASTEWATER FROM TOFU INDUSTRY


USING ELECTROCHEMICAL PROCESS

Mohammad Istnaeny Hudha, Jimmy, Muyassaroh


Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Nasional Malang Jawa Timur
Jl. Bendungan Sigura-gura No.2 Malang Telp. (0341)551431, 64145

Email :istnaeny.hudha@gmail.com

Abstrak. Limbah cair industri tahu memiliki nilai COD dan TSS yang melebihi baku mutu air yang telah ditetapkan.
Namun, seringkali limbah tersebut dibuang ke sungai tanpa pengolahan terlebih dahulu, sehingga berpotensi
mencemari air sungai yang mengganggu kehidupan biotik yang ada di sungai. Oleh karena itu, diperlukan
pengolahan limbah salah satunya dengan proses elektrolisis. Variabel yang dipelajari dalam penelitian ini yaitu
variabel waktu elektrolisis dan voltase. Berdasarkan hasil penelitian semakin lama waktu dan semakin besar
tegangan dalam proses elektrolisis limbah tahu berpengaruh terhadap % removal COD dan TSS yang semakin
meningkat. Proses elektrolisis dengan elektroda besi mampu menurunkan COD sampai 42,11% pada tegangan 6
volt selama 90 menit, sedangkan TSS dapat diturunkan sampai 77,27% pada tegangan 6 volt dengan waktu
elektrolisis selama 60 menit

Kata kunci: L imbah cair tahu, Elektrolisis, COD, TSS, Waktu elektrolisis, T egangan listrik.

Abstract. Wastewater from tofu industry has COD and TSS that exceed water standart quality which was
decided. However, tofu wastewater without treatment processing often throw away into a river and it
potentially pollute the river. Beside that, it can interfere biotic habitat. Because of that reason, tofu
wastewater must to have a treatment processing before, one of treatment processing is electrolysis. This
research was studied about time and voltage effect toward COD and TSS. According to the research
result, more time and higher voltage that used in electrolysis process, it can increase % removal COD
and TSS from tofu wastewater. Elecrolysis process with iron electrode achieved 42,11 % COD removal at
6 voltage in 90 minute and 77,27% TSS removal at 6 voltage in 60 minutes

Keywords: Tofu wastewater, Electrolysis, COD, TSS, Electrochemical time , voltage

PENDAHULUAN Dilihat dari bahan baku pembuatan tahu yaitu


kedelai yang termasuk bahan organik, maka
Industri tahu banyak dijumpai di berbagai limbah dari industri tahu juga akan mengandung
daerah di kota Malang, dengan skala kecil, banyak bahan organik. Menurut Murteza Nur
dikelola dengan teknologi sederhana, modal Isnani R, dkk dalam karya tulisnya "Pengaruh
kecil dan jumLah tenaga kerja yang sedikit. Waktu pada Elektrokoagulasi Berelektroda
Limbah industri tahu dapat dibagi menjadi dua multiplate Fe-Al terhadap Limbah Cair Industri
yaitu limbah padat dan limbah cair. Limbah cair Tahu Ditinjau dari Nilai BOD dan TSS" , limbah
biasanya dibuang langsung ke badan sungai tahu memiliki komposisi sebagai berikut:
tanpa pengolahan terlebih dahulu, sedangkan
limbah padat bisa digunakan sebagai produk Tabel 1.Komposisi limbah cair tahu.
samping maupun dipkai sebagai pakan ternak.

B - 185
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014

Parameter Nilai (mg/lt) (BOD). Jika, angka BOD meningkat


Karbohidrat 8,5-12 kebutuhan Oksigen agar mikroorganisme
Gula reduksi 5-10 dapat mengurai bahan-bahan organik juga
Protein 130-450 meningkat. Sama halnya dengan COD
Fe 5 (chemical oxygen demand) meningkatnya
Zn 3 angka COD akan diikuti dengan
Ca 38 meningkatnya kebutuhan Oksigen untuk
K 256 mengurai bahan organik, tetapi penguraian
(Isnani, . 2010:8) bahan organik tidak dilakukan oleh
Dari data di atas bahan-bahan organik mikrorganisme tetapi senyawa kimia seperti
seperti karbohidrat, gula reduksi dan protein kalium bikromat (K2Cr2O7). Saat Oksigen
merupakan komposisi terbesar dalam limbah yang dibutuhkan tidak mencukupi untuk
cair industri tahu. Jika limbah cair ini dibuang mengurai bahan-bahan organik, sementara
langsung ke badan sungai tanpa dilakukan limbah industri tahu terus-menerus dibuang
pengolahan terlebih dahulu tentu akan ke sungai tanpa pengolahan terlebih dahulu
mempengaruhi kualitas air sungai, pengaruh akan menimbulkan pencemaran yang
limbah industri tahu terhadap kualitas air sungai berpengaruh terhadap kualitas air sungai
antara lain: (Salim, E. 2011: 9-10).
Kelarutan Oksigen dalam air sungai Mengganggu kehidupan biotik yang
menurun. disebabkan oleh meningkatnya kandungan
Suhu limbah cair yang berasal dari rebusan bahan organik.
kedelai mencapai 75 0C, jika limbah cair ini Selama proses metabolisme Oksigen banyak
langsung dibuang ke sungai tentu akan dikonsumsi apabila kandungan bahan organik
mempengaruhi temperatur air sungai. dalam air sedikit, Oksigen dalam air akan
Meningkatnya suhu akan menyebabkan segera diganti oleh Oksigen hasil fotosintesis
penurunan Oksigen terlarut, karena kelarutan atau reaerasi melalui udara. Namun, apabila
Oksigen dalam air dipengarhi oleh konsentrasi bahan organik terlalu tinggi akan
temperatur (Salim, E. 2011:9). Semakin tercipta kondisi anaerobik yang
tinggi temperatur kelarutan Oksigen akan menghasilkan produk dekomposisi seperti
semakin kecil. Pada 20 o C dengan tekanan 1 amonia, karbon dioksida, asam asetat,
atm konsentrasi Oksigen terlarut dalam hidrogen sulfida, dan metana. Gas-gas yang
keadaan jenuh 9,2 ppm sedangkan pada suhu dihasilkan tersebut sangat beracun bagi
50o C tingkat kejenuhannya hanya 5,6 ppm. sebagian besar hewan air dan menimbulkan
Kelarutan Oksigen yang semakin kecil akan bau yang tidak sedap (Husni :5).
mengganggu kehidupan air seperti ikan dan Ada berbagai metode dalam pengolahan
hewan air lain (Kristanto, P. 2004:77). limbah cair, salah satu proses pengolahan limbah
Meningkatnya BOD dan COD. yang saat ini sedang berkembang yaitu
Limbah dari industri tahu termasuk dalam pengolahan limbah secara elektrokimia.
limbah biodegradable yaitu limbah yang Pengolahan limbah secara elektrokimia dipilih
dapat diuraikan oleh mikroorganisme. Untuk karena memiliki beberapa kelebihan yaitu:
menguraikan bahan-bahan organik tersebut Dibandingkan dengan pengolahan secara
mikroorganisme memerlukan Oksigen dalam biologi yang menggunakan mokroorganisme
jumlah tertentu, kebutuhan Oksigen inilah aerob atau anaerob dibutuhkan lahan yang
yang disebut Biologycal Oxygen Demand luas serta dibutuhkan waktu yang lama untuk

B - 186
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014

mengurai bahan-bahan oganik dalam limbah Alat


cair (Tuhu :20). Beberapa alat yang digunakan antara lain
Pada proses elektrokimia tidak menggunakan beaker glass, pH meter, termometer, stirer,
bahan kimia, sehingga tidak perlu dilakukan saringan, corong, gelas ukur, pipet tetes,
penetralan terhadap pemakaian bahan kimia power supply, oven, voltmeter, neraca
berlebih (excess chemical). Selain itu, selama
analitik, pipet volum, penangas air, pipet
proses berlangsung kemungkinan terbentuk
ukur, buret 50 mL, erlenmeyer 250 mL,
polutan baru (secondary pollutant) sangat
kecil (Avsar, 2007: 341).
botol plastik.
Pengolahan limbah secara elektrokimia dapat
dilakukan di daerah manapun bahkan di Bahan
pedesaan atau pedalaman yang tidak tersedia
sumber listrik. Penggunaan panel surya yang Bahan-bahan yang di butuhkan adalah
saat ini berkembang pesat akan sangat sample limbah cair, baja, H2SO4, Natrium
membantu dalam menyediakan sumber listrik
untuk proses pengolahan limbah (Avsar, Thiosulfat 0,1 N, K2Cr2O7, Larutan alkali iodida,
2007: 341). KI 10%, Indikator kanji, Aquades, kertas saring,
Pemilihan pengolahan limbah cair secara NaCl/KCl, Asam salisilat, NaOH.
elektrokimia juga didukung penelitian-
penelitian sebelumnya, contohnya oleh Yasar Prosedur Penelitian
Avzar dalam Jurnal yang berjudul "Comparison
Of Classical Chemical And Electrochemical 1. Elektrolisis limbah tahu.
Processes For Treating Rose Processing a. Persiapan Limbah.
Wastewater". Pada Penelitian tersebut Limbah cair tahu disaring menggunakan
digunakan elektroda besi (99,5%) dengan penyaring santan untuk memisahkan
padatan terendap dari limbah.
dimensi 60 mm 150 mm 1 mm, elektroda
Filtrat hasil penyaringan dilakukan analisa
besi dipilih karena kelarutannya yang rendah terlebih dahulu untuk mengetahui kondisi
dan harganya yang murah. Proses elektrolisis awal limbah meliputi TSS, COD, dan pH
dilakukan pada kondisi standar 25o C pada pH limbah tahu di atur sesuai dengan data
sumber tegangan 0,5 A; 15 V selama 20 menit, pengamatan yang diperoleh menggunakan
dari percobaan tersebut COD dapat diturunkan H2SO4 jika pH > data pengamatan,
sampai 79,8% dan untuk turbidity mencapai menggunakan NaOH jika pH < data
81,4%. pengamatan.
Selain itu, peneliti lain yaitu B.M Krishna b. Elektrolisis limbah tahu.
dalam jurnal "Study Of The Electrochemical Sebelum digunakan elektroda dibersihkan,
Process For Distillery Wastewater Treatment" dicuci dan dikeringkan.
mengungkapkan elektroda besi 5 5 cm pada Peralatan elektrolisis dirangkai sesuai
2,5 A selama 140 menit dapat menurunkan COD dengan skema reaktor.
56% Elektroda dihubungkan dengan power
supply DC menggunakan kabel buaya pada
kutub positif dan negatif.
Atur power supply DC sesuai dengan
variabel voltase.

2. Analisa COD
BAHAN DAN METODE

B - 187
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014

Pipet 50 mL sampel limbah ke erlenmeyer A. Pengaruh Waktu Elektrolisis Terhadap %


250 mL. Removal COD Pada Berbagai Tegangan.
Tambahkan 5 mL K2Cr2O7 0,1N dan Berdasarkan data penelitian dan gambar
panaskan selama 1 jam dalam penangas air hubungan antara waktu dan % removal COD
pada suhu 80o C. menunjukkan adanya pengaruh proses
Dinginkan selama 10 menit, kemudian elektrolisis terhadap limbah cair industri tahu.
tambahkan 10 mL KI 10% dan 10 mL Secara keseluruhan pengaruh waktu elektrolisis
H2SO4 6 M.
terhadap % removal COD semakin meningkat,
Tirtasi dengan larutan Natrium Thiosulfat
0,1N sampai warna kuning tua kecoklatan, karena semakin lama waktu elektrolisis
tambahkan 1-2 mL indikator kanji (timbul terbentuknya jumlah spesies aktif semakin
warna hijau tua). bertambah (O*, OH*, O 2, O3, dan H2O2) sehingga
Lanjutkan titrasi sampai warna biru. bahan-bahan organik yang teroksidasi semakin
Rumus perhitungan: banyak.

N = normalitas Natrium Thiosulfat


BE O2 =8
a = volume titrasi blangko (mL)
b = volume titrasi sampel (mL)

3. Analisa TSS
Panaskan kertas saring ke dalam oven 105o
C selama 1 jam, setelah dingin timbang (b
mg).
Saring 500-1000 mL sampel limbah cair
menggunakan perlatan filtasi vacuum.
Cuci kertas saring dengan air aquadem 20
mL.
Keringkan kertas saring dalam oven pada
temperatur 103 o C-105o C selama 1 jam.
Dinginkan dalam desikator untuk Gambar 1 Hubungan antara waktu dengan %
menyeimbangkan suhu, kemudian removal COD pada berbagai tegangan
timbang.
Ulangi tahap pengeringan, pendinginan Selain itu ion Fe2+/Fe3+ yang terbentuk
dan penimbangan sampai diperoleh berat selama proses elektrolisis dapat berfungsi
konstan atau sampai perubahan lebih kecil
sebagai koagulan. Sesuai dengan yang
dari 4% / lebih kecil dari 0,5 mg.
Rumus perhitungan: dikemukakan oleh Michael Faraday, bahwa
semakin lama waktu elektrolisis hasil dari suatu
reaksi kimia yang dikehendaki juga akan
semakin bertambah. Sehingga, semakin lama
a = berat kertas saring + residu kering (mg)
b = berat kertas saring (mg) waktu elektrolisis semakin banyak bahan
v = volume sampel (mL) organik yang teroksidasi, seperti ditunjukkan
gambar 1 adanya peningkatan % removal COD
pada limbah tahu.

HASIL DAN PEMBAHASAN

B - 188
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014

Namun pada tegangan 1,5 V dan 3 V pada B. Pengaruh Waktu Elektrolisis Terhadap %
waktu 45 menit terjadi peningkatan % removal Removal TSS Pada Berbagai Tegangan.
COD yang kemudian terjadi penurunan pada Pengaruh waktu dan tegangan listrik
menit selanjutnya, sedangkan pada tegangan 4,5 terhadap TSS tidak jauh berbeda sepeti yang
V pada menit 75 mulai terjadi peningkatan % telah dibahas di atas, gambar 2 juga
removal COD kemudian mengalami penurunan menampilkan karakteristik yang sama. Secara
pada menit 90. Hal ini disebabkan dalam reaksi umum dapat dilihat bahwa semakin lama waktu
elektrolisis pada kondisi sebenarnya dibutuhkan elektrolisis % removal TSS dalam limbah tahu
voltase yang jauh lebih tinggi dibandingkan semakin bertambah yang mengindikasikan TSS
dengan yang ditunjukkan oleh potensial dalam limbah cair tahu semakin berkurang.
elektroda standar (Chang, R. 2003, 221). Dalam
hal ini, berkaitan dengan jumlah spesies aktif
dan ion Fe yang terbentuk. Sedangkan pengaruh
waktu terhadap % removal COD pada tegangan
6 V dan 7,5 V semakin lama waktu elektrolisis
% removal COD dalam limbah tahu juga
semakin meningkat.
Jika, diperhatikan pada gambar 1 ada
perbedaan yang kontras antara tegangan listrik
pada 1,5; 3 dan 4,5 V dengan 6 dan 7,5 V. Pada
1,5; 3 dan 4,5 V cenderung stabil dan tidak
terlihat perbedaan yang mencolok. Oleh karena
itu, pada elektrolisis limbah tahu untuk
menurunkan COD voltase minimun yang
diperlukan berdasarkan data hasil penelitian
sebesar 6 Volt. Begitu juga dengan pengaruh Gambar 2. Hubungan antara waktu dengan %
tegangan, semakin besar tegangan dalam proses removal TSS pada berbagai tegangan
elektrolisis % removal COD dalam limbah tahu
dari tegangan 1,5; 3 dan 6 V secara keseluruhan Begitu juga dengan pengaruh tegangan yang
juga semakin meningkat. Hal ini dapat terjadi semakin besar, % removal TSS semakin
karena kuat arus yang mengalir berbanding lurus meningkat terutama pada tegangan 1,5; 4;5 dan
dengan tegangan listrik. 6 V. Telah dijelaskan di atas bahwa semakin
Jadi, semakin besar tegangan listrik maka lama waktu elektrolisis dan semakin besar kuat
kuat arus yang mengalir juga semakin besar. arus yang digunakan hasil dari suatu reaksi
Baik waktu elektrolisis atau pun arus listrik kimia yang dikehendaki juga akan semakin
merupakan komponen dasar elektrolisis yang bertambah
diteliti oleh Michael Faraday, berdasarkan
penelitian tersebut disimpulkan bahwa semakin KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
lama waktu elektrolisis dan semakin besar kuat
bahwa :
arus yang digunakan hasil dari suatu reaksi
1. Semakin lama waktu dan semakin besar
kimia yang dikehendaki juga akan semakin
tegangan dalam proses elektrolisis limbah
bertambah.
cair industri tahu berpengaruh terhadap %
removal baik COD ataupun TSS semakin
meningkat.

B - 189
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014

2. Tegangan dan waktu paling baik untuk and Development, Vol. 5, No. 1,
menurunkan COD yaitu pada tegangan 6 p.139.
Volt selama 90 menit dengan % removal Chang, R. 2003. Kimia dasar konsep-
42,11%. konsep inti, jilid 2, edisi III,
3. Tegangan dan waktu paling baik untuk
Erlangga, Jakarta, p.221.
menurunkan TSS yaitu pada tegangan 6 Volt
Cheng, H., Xu, W., Liu, J., Wang, H., He,
selama 60 menit dengan % removal 77,27%.
4. Limbah cair indutri tahu masih belum layak
Y., Chen, G. 2006. Pretreatment of
untuk dibuang ke sungai karena jika waste water from triazine
dibandingkan dengan baku mutu air, nilai manufacturing by coagulation,
COD limbah tahu setelah elektrolisis masih electrolysis, and internal
di atas 100 mg/lt. microelctrolysis, p.386, p.389.
Husni, H. Uji Toksisitas Akut Limbah Cair
UCAPAN TERIMA KASIH Industri Tahu Terhadap Ikan Mas
Ucapan terimakasih disampaikan kepada LPPM
(Cyprinus carpio Lin), Studi kasus:
ITN Malang yang telah membiayai penelitian ini.
limbah cair industri tahu SUPER,
Padang, p.5.
DAFTAR PUSTAKA Isnani, R. M. N. 2010. Pengaruh Waktu
Pada Elektrokoagulasi Berelektroda
Anonim, 2013, Elektrokimia,
Multiplate Fe-Al Terhadap Limbah
http://id.wikipedia.org/wiki/Elektroki
Cair Industri Tahu Ditinjau Dari
mia, diakses tanggal 10 November
Nilai BOD dan TSS, Proposal
2013.
program kreativitas mahasiswa, p.8.
Anonim, Elektrode,
Kristanto, P. 2004. Ekologi Industri, edisi
http://id.wikipedia.org/wiki/Elektrod
II, ANDI, Yogyakarta, 77.
e, diakses tanggal 28 Oktober 2013.
Mollah, M. Y. A. 2004. Fundamental,
Anonim, Modul Elektrolisis Air II,
present and future prespectives of
http://akademik.che.itb.ac.id/labtek/
electrocoagulation, p.202.
wp-content/uploads/2010/08/modul-
Mulya, H. V. 2011. Pemanfaatan Limbah
elektrolisis-air-ii.pdf, diakses tanggal
Bijih Tembaga Dari Industri
16 Oktober 2013.
Pengolahan Logam Dengan Metode
Avsar, Y. 2007. Comparison of Classical
Elektrolisis, laporan akhir,
Chemical and Electrochemical
politeknik negeri malang, p.26.
Processes for Treating Rose
Mulyani, S., Hendrawan. 2005. Kimia
Processing Wastewater, Journal of
Fisika 2, UM Press, Malang, p.55,
Hazardous Materials, p.341-342,
p.78.
343.
Myrasandri, P. Degradasi Senyawa
B. M. Krishna, U. N. M. 2010. Study of The
Organik Limbah Cair Tahu Dalam
Electrochemical Process for
Anaerobic Baffled Reactor, p. 1.
Distillery Waste Water Treatment,
Journal of Environmental Research

B - 190
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014

Oxtoby, D. W. 2001. Prinsip-prinsip Kimia Menggunakan Teknologi Plasma,


Modern, jilid 1, edisi IV, Erlangga, Jurnal ilmiah Teknik Lingkungan,
Jakarta, p. 380-381, p. 386. Vol. 2, No. 2, p. 20.
Petrucci, R. H. 1993. Kimia Dasar Prinsip Zoulias, E., Varkaraki, E., Lymberopoulos,
dan Terapan Modern, jilid 3, edisi N. A review on water
IV, Erlangga, Jakarta, p. 161. electrolysis,http://www.cres.gr/kape/
Petrucci, R. H. 2011. Kimia dasar prinsip- publications/papers/dimosieyseis/ydr
prinsip dan aplikasi modern, jilid 1, ogen/A%20REVIEW%20ON%20W
edisi IX, Erlangga, Jakarta, p. 140. ATER%20ELECTROLYSIS.pdf,
Pikir, S. 1995. Kimia Dasar, Airlangga diakses tanggal 10 September 2013,
University Press, Surabaya, p.287, p. p. 2
290.
Putra, K. G. D. 2009. Petunjuk Teknis
Pemantauan Kualitas Air, Udayana
University Press, Bali, p.67, p.128,
p.155-156.
Rayandi, D. S. 2008. Panduan Wirausaha
Tahu, MedPress, Yogyakarta.
Salim, E. 2011. Dari Limbah Menjadi
Rupiah Mengolah Limbah Industri
Skala Rumah Tangga, edisi I, Lily
Publisher, Yogyakarta, p.7-8, p.9-10.
Sholehafif.2011.Arussearah(DC),http://moh
sholehafiflistrik1.blogspot.com/2013
/03/arus-searah-dc.html, diakses
tanggal 10 November 2013.
Simanjuntak, W. 2007. Pengaruh Variabel
Dasar Elektrokimia Terhadap
Elektrokoagulasi Limbah Cair
Industri Tahu, Jurnal Sains MIPA,
Vol. 13, No. 2, p.89, p.93.
Sumardjo, D. 2008. Pengantar Kimia Buku
Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata I
Fakultas Bioeksakta, EGC, Jakarta,
p. 625-626.
Suprapti, M. Lies. 2005. Pembuatan Tahu,
Kanisius, Yogyakarta, p.58-60.
Tuhu A. R., H. S. W. Pengolahan Air
Limbah Industri Tahu Dengan

B - 191

Anda mungkin juga menyukai