Anda di halaman 1dari 15

TUGAS

PKSDA

Dibuat oleh :

Marizka Aviana Permatasari 15/379972/TK/43237

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2016
Proses Kimia Pabrik Urea

Gambar 1. Diagram Blok Proses Pembuatan Urea

Bahan baku pembuatan urea adalah NH3 dan CO2 dimana NH3 di dapat dari gas alam (CH4) yang
kemudian diproses menjadi gas sintesis dan dihasilkan NH3 sebagai produknya.
Skema pembuatan ammonia di Pabrik Pupuk Kaltim

Gambar 2. Diagram Blok Proses Pembuatan Ammonia

Bahan baku pembuatan amoniak adalah gas bumi yang diperoleh dari gas alam dengan
komposisi utama Metana (CH4) sekitar 70 % dan Karbon Dioksida (CO2) sekitar 10 %. Lisensi
yang digunakan dalam memproduksi ammonia adalah lisensi dari Kellog Brown & Root (KBR) ,
Inc menggunakan proses hemat energi dengan konsumsi sekitar 31 MMBtu/ton produk.
Proses pembuatan gas sintesis dari gas alam terdiri atas, pemurnian gas alam, pembuatan gas
sintesis, dan pemurnian gas sintesis.
Gambar 3. Diagram Simbolik Proses Pembuatan Amoniak

1. Pemurnian Gas Alam


Feed Treating Unit

Pengotor di dalam gas alam (impurities) harus dibersihkan terlebih dahulu


sebelum masuk di dalam unit ini, terutama senyawa belerang agar tidak meracuni
katalisator di dalam unit reformer. Untuk menghilangkan senyawa belerang yang
terkandung dalam gas alam, maka dilakukan proses desulfurisasi dalam sulfur
adsorber. Desulfurisasi berfungsi untuk mereduksi kandungan sulfur pada gas alam.
Sulfur harus dihilangkan karena dapat menganggu proses pembuatan ammonia. Sifat
asam yang dimiliki sulfur dapat menyebabkan korosi pada perpipaan dan tangki yang
terbuat dari logam (tanpa lapisan steinless steel). Katalis yang digunakan dalam
desulfurizer adalah ZnO. Gas alam yang keluar dari proses Desulfurizer adalah CH4,
C2H6, C3H8, dan C4H10. Berikut ini adalah reaksi yang terjadi di pada proses
desulfurisasi :

Sulfur Absorber
Natural Gas 50 Natural Gas < 0,1
ppm H2S 370 400o C , 31 Kg/cm2 ppm H2S

2. Pembuatan Gas Sintesis


Reforming Unit
Tujuan utama dari proses reforming ini adalah untuk menghasilkan gas
sintesis, yaitu gas H2 yang merupakan bahan baku pembuatan amonia. Pada tahap
reforming, gas alam yang telah didesulfurisasi dikonversi menjadi gas sintesis
melalui reaksi reformasi katalitik dari campuran hidrokarbon dengan steam
(primary reforming) yang bersifat endotermis. Selain itu, pada tahap reforming
ini juga terjadi penambahan udara.
Proses reforming berlangsung dalam dua tahap, yaitu tahap untuk menghasilkan
gas hidrogen pada Primary Reformer dan tahap untuk menghasilkan gas hidrogen dan
nitrogen pada Secondary Reformer.
a. Primary Reformer
o Pemanasan reaktor dalam furnace dengan pengapian langsung
o Terdiri atas radiant section (tempat tube katalis) dan convection section (coil-
coil untuk mengambil panas pada flue gas).
Proses ini berfungsi untuk memenuhi kebutuhan nitrogen pada sintesa
amoniak. Oksigen yang ditambahkan bereaksi dengan hidrogen pada gas
proses akan menyediakan panas yang diperlukan pada reaksi pembentukan CO
dan H2. Panas gas keluaran dimanfaatkan untuk membangkitkan steam tekanan
tinggi di WHB dan steam superheater.
Primary Reformer berfungsi untuk pemrosesan/mereaksikan gas
alam(CH4) dengan steam (H2O) guna mendapatkan gas hidrogen (H2), dimana
gas H2 merupakan salah satu komponen dalam proses sintesa amonia. Gas
sintesis ini yang terbentuk dari gas alam dan steam dengan perbandingan
metana dan steam 1 : 4.
Reaksi-reaksi yang terjadi pada tahap reforming adalah sebagai berikut :
CnH2n-2 + 2H2O Cn-1H2n + CO2 + 3H2
CH4 + H2O CO + 3H2 -49,270 kcal
C2H6 + 2H2O 2CO + 5H2
C3H8 + 3H2O 3CO + 7H2
C4H10 + 4H2O 4CO + 9H2
C5H12 + 5H2O 5CO + 11H2
C6H14 + 6H2O 6CO + 13H2
CO + H2O CO2 + H2 +9,840 kcal
Untuk memenuhi kebutuhan panas reaksi di atas dilakukan pembakaran di
radiant furnace. Reaksi yang terjadi pada Primary Reformer adalah reaksi
endotermis. Katalis yang digunakan adalah nikel yang diletakkan di dalam
tube, dimana gas keluar dengan temperature 827C dan tekanan 36,5 bar.
Perbandingan H2O/CH4 adalah (3,5-4)/1 supaya tidak terbentuk deposit
karbon.
b. Secondary Reformer
Pada secondary reformer terjadi reaksi antara reaksi antara gas keluaran
primary reformer dengan udara. Tujuan gas direaksikan di secondary reformer
adalah menurunkan kadungan CH4 di gas menjadi sekitar 0,3 % mol dan untuk
mendapatkan gas N2 yang diperlukan dalam pembuatan gas sintesis. Reaksi
utama yang terjadi dalam Secondary Reformer tetap steam reforming.
Perbedaannya pada sumber panas yang digunakan untuk memasok kebutuhan
dari reaksi steam reforming. Pada Secondary Reformer, panas yang dibutuhkan
untuk reaksi didapat secara langsung (direct heat) dari panas yang dilepaskan
reaksi pembakaran campuran gas dengan oksigen dari udara kering di bagian
atas dalam unit Secondary Reformer.
Aliran udara proses masuk di-spray merata dan terjadi reaksi-reaksi
pembakaran berikut:
H2 + O2 + N2 H2O + N2 +56,798 kcal (1)
2CO + O2 + N2 CO2 + N2 + 2(67,636) kcal (2)
CH4 + 2 O2 + N2 CO2 + 2 H2O + N2 +191,760 kcal (3)
Ketika aliran gas kemudian sampai ke unggun katalis, kandungan O2
sudah habis terpakai dan didapatkan N2 sebagai bahan untuk gas
sintesis. Dengan menggunakan panas dari ketiga reaksi di atas, terjadi tahap
terakhir dari proses reforming di dalam unggun katalis nikel :
CH4 + H2O CO + 3 H2 -49,270 kcal (4)
CO + H2O CO2 + H2 + panas (5)
Di atas unggun katalis, diletakkan lapisan alumina yang berfungsi untuk
menahan katalis dan melindungi katalis tersebut dari kontak langsung dengan
oksigen yang dapat menyebabkan katalis teroksidasi. Udara yang akan dipakai
untuk pembakaran dipanaskan terlebih dahulu di air preheater coil (area
furnace). Kemudian udara panas dicampur dengan gas outlet primary reformer
sehingga terjadi reaksi pembakaran CH4 sisa dalam. Suhu sekitar 1000 C
Jumlah udara yang masuk ke secondary reformer diatur, supaya ratio H2/N2
dalam gas outlet terjaga pada kisaran 2,9-3.

3. Pemurnian Gas Sintesis


Purifikasi & Methanasi
Raw syn gas masih mengandung gas CO dan CO2, dimana kedua gas ini tidak
boleh ada dalam reaktor amoniak. Karbondioksida yang ada dalam gas hasil reaksi
Reforming Unit dipisahkan dahulu di unit purifikasi, karbondioksida yang telah
dipisahkan dikirim sebagai bahan baku pabrik urea. Sisa karbondioksida dan
karbonmonoksida yang terbawa dalam gas proses, akan menimbulkan racun pada
katalisator Ammonia Converter, oleh karena itu sebelum gas proses ini dikirim ke
compression synloop & refrigeration terlebih dahulu masuk ke methanator. Tahap-tahap
proses purifikasi dan methanasi adalah sebagai berikut:

a. High Temperature Shift Converter (HTS)


Gas keluar dari reformer sebelum masuk HTSC (R-410) terlebih dahulu diturunkan
temperaturnya menjadi 371C. Reaksinya :
CO(g) + H2O(g) CO2(g) + H2 (g)
Kadar CO yang keluar dari unit ini adalah 3,5 % mol dry basis dengan temperature
gas outlet 432C- 437C.
b. Low Temperature Shift Converter (LTS)
Karena tidak semua CO dapat dikonversikan menjadi CO2 di HTS, maka reaksi
tersebut disempurnakan di LTS setelah sebelumnya gas proses didinginkan hingga
temperature 210C. Diharapkan kadar CO dalam gas proses adalah sebesar 0,3 %
mol dry basis.
c. CO2 Removal
CO2 dapat mengakibatkan degradasi di Amoniak Converter dan merupakan racun,
maka senyawa ini harus dipisahkan dari gas sinstesis melalui unit CO2 removal
yang terdiri atas unit absorber, stripper serta system Benfield sebagai media
penyerap. Gas sintesis yang telah dipisahkan CO2-nya akan keluar dari
puncak absorber, sedangkan larutan benfield yang kaya CO2 akan diregenerasi di
unit CO2 stripper dan dikembalikan ke CO2 absorber. Sedangkan CO2 yang
dipisahkan digunakan sebagai bahan baku di pabrik urea. Adapun reaksi
penyerapan yang terjadi :
Absorber : K2CO3 + H2O + CO2 2KHCO3
Stripper : 2KHCO3 K2CO3 + H2O + CO2
d. Methanasi
Mengubah CO dan CO2 dari absorber menjadi CH4 agar tidak meracuni katalisator
di Amoniak Converter.
Reaksi :
CO + 3H2 CH4 + H2O + Q (3)
CO2 + 4H2 CH4 + 2H2O + Q (4)
Gas CO bereaksi dengan H2 membentuk methana, menhasilkan sintesa pada suhu
344C dan tekanan 37,5 bar. Gas keluar metanator berupa syn gas yang siap untuk
dimasukkan ke unit sintesis amoniak.

Compression Synloop & Refrigeration Unit


Gas proses yang keluar dari Methanator dengan perbandingan Gas Hidrogen dan
Nitrogen = 3:1, ditekan atau dimampatkan untuk mencapai tekanan yang diinginkan
oleh Ammonia Converter agar terjadi reaksi pembentukan, uap ini kemudian masuk
ke Unit Refrigerasi sehingga didapatkan amoniak dalam fasa cair yang selanjutnya
digunakan sebagai bahan baku pembuatan urea.
Tahap-tahap proses Synthesa loop dan Amonik Refrigerant adalah :

a. Synthesis Loop
Gas synthesa yang akan masuk ke daerah ini harus memenuhi persyaratan
perbandingan H2/N2 = 2,5 3 : 1. Gas synthesa pertama-tama akan dinaikkan
tekanannya menjadi sekitar 177.5 kg/cm2 oleh syn gas compressor dan
dipisahkan kandungan airnya melalui sejumlah K.O. Drum dan diumpankan
ke Amoniak Converter pada suhu 232C dengan katalis promoted iron.
Persamaan Reaksi : 3H2 + N2 2NH3
Kandungan Amoniak yang keluar dari Amoniak Converter adalah sebesar
12,05-17,2 % mol.
b. Amoniak Refrigerant
Untuk memurnikan amonia liquid yang terbentuk dan untuk mendinginkan
gas outlet amonia converter agar kondensasi gas hasil reaksi dapat dipisahkan
dengan gas-synthesa yang belum menjadi amonia. Refrigerasi dengan media
Amonia digunakan untuk :
Kondensasi NH3 yang terkandung dalam Syn Loop
Kondensasi secondary NH3 dari vent gas dan purge gas
Recovery Amoniak dari Purge dan Flash,
Mendinginkan make up gas sebelum masuk Dryer
Menurunkan jumlah H2O dari gas sintesa

Pemisahan dilakukan dengan melewatkan gas yang di recycle


melalui chiller untuk mengembunkan atau mendinginkan ammonia yang
terkandung di dalamnya. Ammonia cair dingin dipompakan ke tangki
penimbunan (Ammonia - Storage ) dengan suhu -33C sebagai coldproduct.
Sedangkan Ammonia cair panas (hot product) suhu 30C dikirim ke pabrik
urea.

Proses Pembuatan Urea

Gambar 4. Diagram Simbolik Proses Pembuatan Urea


Proses produksi urea di Kaltim-2 menggunakan proses total Recycle CO2 stripping dengan
kapasitas desain 1725 ton/hari yang didesain oleh Stamicarbon BV Gellen Holland.
Proses ini terdiri atas beberapa tahapan penting
1. Unit Persiapan Bahan Baku
2. Unit Sintesis Urea
3. Unit Finishing Pembuatan Urea

1. Unit Persiapan Bahan Baku


Tahapan persiapan bahan baku terdiri atas persiapan umpan CO2 dan persiapan
umpan NH3. Gas umpan CO2 dicampur dengan udara dan dialirkan melalui KO Drum
untuk mengurangi kandungan air yang terbawa dari ammonia plant. Kemudian gas umpan
dikompresi dengan CO2 compressor dan dimasukkan ke H2 converter. Dalam H2 converter,
gas H2 akan bereaksi secara katalitik dengan O2 menjadi H2O. Kandungan H2 setelah
melewati H2 converter diharapkan kurang dari 100 ppm. Setelah tahap reaksi ini, gas
umpan CO2 dilewatkan melalui bagaian HP stripper dasn masuk ke HP Carbamate
Condenser.
Pada persiapan umpan ammonia, ammonia cair dari ammonia plant dipompa dan
dipanaskan terlebih dahulu di ammonia preheater dengan menanfaatkan panas air buangan
dari unit waste water treatment. Selanjutnya umpan ammonia yang telah dipanasi dialirkan
melalui HP ejector yang sekaligus berfungsi untuk menghisap larutan karbamat dari HP
scrubber. Larutan kerbamat ini bersama-sama dengan umpan ammonia akan masuk ke HP
Carbamate Condenser.

2. Unit Sintesa Pembuatan Urea


Unit ini berfungsi untuk mereaksikan liquid NH3 dan gas CO2 di dalam urea reaktor
dan kedalam reaktor ini juga dimasukkan larutan recycle karbamat yang berasal dari unit
recovery. Tekanan operasi dalam unit sintesis sebesar 175 kg/cm2 g. Hasil Sintesa Urea
kemudian dikirimkan ke bagian purifikasi. Hal tersebut bertujuan untuk memisahkan
Ammonium Karbamat dan amoniak yang berlebih setelah dilakukan Stripping oleh CO2.
Reaksi-reaksi yang terjadi pada unit sintesa:
NH3(l) + CO2(g) NH2COONH4(l) +38 kcal/mol (1)
NH2COONH4(l) NH2CONH2 + H2O 4 kcal/mol (2)
Reaksi (1) berlangsung secara cepat, sempurna, dan eksotermis. Reaksi (1) berlangsung di HP
Carbamate Condenser sedangkan reaksi (2) berlangsung di dalam reaktor. Reaksi (2)
berlangsung secara lambat, tidak sempurna, dan endotermis. Konversi reaksi (2) berkisar
antara 50-80% tergantung dengan kondisi operasi. Reaksi keseluruhan pembentukan urea
dalam unit sintesis adalah eksotermis.

3. Unit Finishing Pembuatan Urea


a. Purifikasi Unit
Pada bagian ini Amoniak dan Karbamat dipisahkan dari Larutan Urea yang bersisa.
Pada bagian ini tekanan diturunkan dan dilakukan pemanasan. Sehingga hasil yang
diperoleh adalah berupa Larutan Karbamat, Larutan Urea, Amoniak, Biuret dan air.
Reaksi yang terjadi pada tahapan ini adalah sebagai berikut.
NH4COONH2 NH3 + CO2
Suhu operasi berkisar antara 120-1650C. Reaksi hidrolisis urea dan pembentukan
biuret terjadi pada suhu tinggi, tekanan rendah dan waktu tinggal yang lama. Reaksi
hidrolisis Urea terjadi menurut reaksi berikut.
NH2CONH2 + H2O CO2 + 2NH3
Hasil peruraian berupa gas CO2 dan NH3 dikirim kebagian recovery, sedangkan
larutan Urea dikirim ke Kristaliser Unit.
b. Kristaliser Unit
Larutan urea dari unit purifikasi selanjutnya dikristalkan di unit ini secara vacum,
kemudian kristal ureanya dipisahkan di centrifuge. Panas yang di perlukan untuk
menguapkan air diambil dari panas sensible larutan urea, maupun panas kristalisasi
urea dan panas yang diambil dari sirkulasi urea slurry ke HP Absorber dari Recovery.
c. Prilling Unit
Kristal Urea dari centrifuge dikeringkan hingga menjadi 99,8 % berat dengan udara
panas, selanjutnya dikirimkan kebagian atas prilling tower untuk dilelehkan dan
didistribusikan merata ke distributor, dan selanjutnya dijatuhkan kebawah sambil
didinginkan oleh udara dari bawah dan menghasilkan produk Urea butiran (prill).
Produk Urea dikirim ke Bulk Storage dengan Belt Conveyor.
d. Recovery Unit
Gas Ammonia dan Gas CO2 yang dipisahkan di Unit Purifikasi diambil kembali
dengan 2 step absorbsi dengan menggunakan Mother Liquor sebagai absorben,
selanjutnya di recycle kembali ke Unit Sintesis. Proses total recycle dapat dibagi
menjadi 5 yaitu berdasarkan prinsip recyclenya:
Hot Gas Mixture Recycle
Pada proses ini campuran karbondioksida, ammonia, dan air ditekan dalam
beberapa tahapan hingga mencapai 20-130 atm, selanjutnya dikondensasikan
kemudian dikembalikan ke dalam reaktor.
Separated Gas Recycle
Pada proses ini karbondioksida dipisahkan dari ammonia dan ditekan secara
terpisah sebelum dikembalikan ke reaktor. Proses ini memiliki keuntungan
tidak berkurangnya konversi karena air tidak ikut di dalam recycle
sehingga dapat menghindari masalah korosi (Larutan Carbamat).
Slurry Recycle
Proses ini jarang dilakukan karena sulit dalam merecovery energi dan
mahalnya biaya untuk make up. Pada proses ini ammonia dan karbondioksida
dipisahkan dari larutan urea yang keluar dari reaktor kemudian
dikondensasikan agar terbentuk amonium karbamat. Kemudian kristal ini
dipompakan dari reaktor dalam bentuk suspensi minyak.
Carbamat Solution Recycle
Proses ini melibatkan dekomposisi carbamat pada 2 atau 3 tahap penurunan
tekanan. Pada tiap tahap, gas yang dilepaskan (karbondioksida dan amonia)
diabsorpsi oleh larutan hasil kondensasi tahap sebelumnya dan larutan yang
dihasilkan dikembalikan ke reaktor.
Stripping
Perbedaan mendasar proses ini dengan keempat proses lainnya yaitu dengan
cara merecovery amonium carbamat yang tidak terkonversi dari larutan urea yang
keluar reaktor. Pada proses ini larutan karbamat di stripping dari larutan urea pada
tekanan yang sama dengan tekanan reaktor. Gas hasil stripping
dikondensasikan dan dikembalikan ke reaktor.
e. Proses Kondensat Treatment Unit
Uap air yang menguap dan terpisahkan dibagian Kristalliser didinginkan
kemudian dikondensasikan. Sejumlah kecil urea, NH3 dan CO2 ikut kondensat
kemudian diolah dan dipisahkan di Stripper dan Hidrolizer. Gas CO2 dan gas NH3 nya
dikirim kembali ke unit purifikasi untuk proses recovery dan air kondensatnya
dikirim ke utilitas.
Daftar Pustaka
Practica, Ayu., 2010, Laporan Kerja Praktek Lapangan di Departemen Operasi Kaltim-2 PT. Pupuk
Kalimantan Timur Bontang, Politeknik Negeri Samarinda, Samarinda
http://www.pusri.co.id/ina/amonia-proses-produksi-amonia/
http://www.pupukkaltim.com/ina/pabrik-proses-produksi/#amoniak
http://www.pim.co.id/id/produk/urea
http://www.pim.co.id/id/produk/amonia
http://www.pupuk-kujang.co.id/production/proses-dan-kapasitas-produksi
http://www.academia.edu/8523242/MAKALAH_PROSES_PEMBUATAN_UREA_
http://dokumen.tips/documents/uraian-proses-ammonia.html
http://www.slideshare.net/adhitomowirawan/process-flow-diagram-pg

Anda mungkin juga menyukai