Anda di halaman 1dari 7

Gunung meletus

1. Karakteristik letusan gunung api


Gunung berapi adalah bukaan, atau rekahan, pada permukaan atau kerak
Bumi, yang membenarkan gas, abu, dan batu cair yang panas bebas jauh di
dalam bawah permukaan bumi. Aktiviti gunung berapi membabitkan
extrusion of rock yang cenderung membentuk gunung atau ciri-ciri
berbentuk gunung melalui tempoh masa.
Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda,
antara lain:
- Suhu di sekitar gunung naik.
- Mata air menjadi kering
- Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran
(gempa)
- Tumbuhan di sekitar gunung layu
- Binatang di sekitar gunung bermigrasi

Berikut adalah hasil dari letusan gunung berapi, antara lain :


a) Gas vulkanik
Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas
tersebut antara lain Karbon monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2),
Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur dioksida (S02), dan Nitrogen (NO2) yang
dapat membahayakan manusia.
b) Lava dan aliran pasir serta batu panas
Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari
dalam Bumi ke permukaan melalui kawah. Lava encer akan mengalir
mengikuti aliran sungai sedangkan lava kental akan membeku dekat
dengan sumbernya. Lava yang membeku akan membentuk
bermacam-macam batuan.
c) Lahar
Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan
material lainnya. Lahar sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung
berapi.
d) Hujan Abu
Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat
terjadi letusan. Karena sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan
dirasakan sampai ratusan kilometer jauhnya. Abu letusan ini bisa
menganggu pernapasan.
e) Awan panas
Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di
dalam gulungan ini terdapat batuan pijar yang panas dan material vulkanik
padat dengan suhu lebih besar dari 600 C. Awan panas dapat
mengakibatkan luka bakar pada tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan,
leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan sesak napas.
Dampak Positif Bencana Alam
1. Letusan Gunung Berapi
Letusan gunung berapi juga sebenarnya membawa berkah meski hanya
bagi penduduk yang ada di sekitar. Berikut uraiannya:
a. Tanah yang dilalui oleh hasil abulkanis gunung berapi sangat baik
bagi pertanian sebab tanah tersebut secara alamiah menjadi lebih
subur dan bisa menghasilkan tanaman yang jauh lebih berkualitas.
Tentunya bagi penduduk sekitar pegunungan yang mayoritas petani,
hal ini sangat menguntungkan.
b. Terdapat mata pencaharian baru bagi rakyat sekitar gunung berapi
yang telah meletus, apa itu? Jawabannya penambang pasir. Material
vulkanik berupa pasir tentu memiliki nilai ekonomis.
c. Selain itu, terdapat pula bebatuan yang disemburkan oleh gunung
berapi saat meletus. Bebatuan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai
bahan bangungan warga sekitar gunung.
d. Meski ekosistem hutan rusak, namun dalam beberapa waktu, akan
tumbuh lagi pepohonan yang membentuk hutan baru dengan
ekosistem yang juga baru.
e. Setelah gunung meletus, biasanya terdapat geyser atau sumber
mata air panas yang keluar dri dalam bumi dengan berkala atau secara
periodik. Geyser ini kabarnya baik bagi kesehatan kulit.
f. Muncul mata air bernama makdani yaitu jenis mata air dengan
kandungan mineral yang sangat melimpah.
g. Pada wilayah vulkanik, potensial terjadi hujan orografis. Hujan ini
potensial terjadi sebab gunung adalah penangkan hujan terbaik.
h. Pada wilayah yang sering terjadi letusan gunung berapi, sangat
baik didirikan pembangkit listrik.
Dampak Negatif Bencana Alam
1. Letusan Gunung Berapi
Gunung berapi yang meletus tentu akan membawa material yang
berbahaya bagi organisme yang dilaluinya, Karena itu kewaspadaan
mutlak diperlukan. Berikut ini hal negatif yang bisa terjadi saat gunung
meletus:
a. Tercemarnya udara dengan abu gunung berapi yang mengandung
bermacam-macam gas mulai dari Sulfur Dioksida atau SO2, gas
Hidrogen sulfide atau H2S, No2 atau Nitrogen Dioksida serta beberapa
partike debu yang berpotensial meracuni makhluk hidup di sekitarnya.
b. Dengan meletusnya suatu gunung berapi bisa dipastikan semua
aktifitas penduduk di sekitar wilayah tersebut akan lumpuh termasuk
kegiatan ekonomi.
c. Semua titik yang dilalui oleh material berbahaya seperti lahar dan
abu vulkanik panas akan merusak pemukiman warga.
d. Lahar yang panas juga akan membuat hutan di sekitar gunung rusak
terbakar dan hal ini berarti ekosistem alamiah hutan terancam.
e. Material yang dikeluarkan oleh gunung berapi berpotensi
menyebabkan sejumlah penyakit misalnya saja ISPA.
f. Desa yang menjadi titik wisata tentu akan mengalami kemandekan
dengan adanya letusan gunung berapi. Sebut saja Gunung Rinjani dan
juga Gunung Merapi, kedua gunung ini dalam kondisi normal
merupakan salah satu destinasi wisata terbaik bagi mereka wisatawan
pecinta alam.
C. Mitigasi Bencana Gunung Berapi

beritadaerah.co.id
Mitigasi bencana alam gunung berapi dapat dilakukan dengan cara:

1. Membuat perencanaan lokasi terhadap pemanfaatan lahan untuk aktivitas


harus jauh atau di luar dari kawasan rawan bencana
2. Hindari tempat-tempat yang sekiranya bakal menjadi aliran lava
3. Membuat struktur bangunan yang tahan akan api
4. Mendesain bangunan menjadi bangunan yang tahan terhadap tambahan beban
akibat abu gunung api
5. Membuat titik pengungsian yang permanen, terutama di sekitar gunung api
yang sering meletus, misalnya Gunung Merapi (DIY, Jateng), Gunung Semeru
(Jatim), Gunung Sinabung (Sumatra Utara) dan lain sebagainya
6. Meberikan sosialisasi, berupa penyuluhan kepada masyarakat yang bermukim
di sekitar gunung api, untuk mengetahui posisi tempat tinggalnya pada peta
kawasan rawan bencana gunung api
7. Mensosialisasikan kepada masyarakat yang bermukim di sekitar gunung api,
tentang cara menghindar serta tindakan yang harus dilakukan ketika terjadi
letusan gunung api
8. Mensosialisasikan kepada masyarakat, tentang arti dari peringatan dini yang
diberikan oleh petugas atau pengamat gunung api
9. Mensosialisasikan kepada masyarakat untuk melakukan koordinasi dengan
petugas atau Pengamat Gunung api

1. Bencana Alam Letusan Gunung Api

Indonesia memiliki lebih dari 500gunungapi dengan 129 diantaranya aktif. Gunungapi
aktif yang terbesar di Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Utara, dan
Kepulauan Maluku merupakan sekitar 13 % dari sebaran gunungapi aktif dunia.
Gunung berapi adalah bukaan, atau rekahan, pada permukaan atau kerak Bumi, yang
membenarkan gas, abu, dan batu cair yang panas bebas jauh di dalam bawah
permukaan bumi. Aktiviti gunung berapi membabitkan extrusion of rock yang
cenderung membentuk gunung atau ciri-ciri berbentuk gunung melalui tempoh masa.
Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda, antara lain:

1. Suhu di sekitar gunung naik.


2. Mata air menjadi kering
3. Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
4. Tumbuhan di sekitar gunung layu
5. Binatang di sekitar gunung bermigrasi

Berikut adalah hasil dari letusan gunung berapi, antara lain :


1. Gas vulkanik

Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut antara lain
Karbon monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur
dioksida (S02), dan Nitrogen (NO2) yang dapat membahayakan manusia.

1. Lava dan aliran pasir serta batu panas

Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari dalam Bumi ke
permukaan melalui kawah. Lava encer akan mengalir mengikuti aliran sungai
sedangkan lava kental akan membeku dekat dengan sumbernya. Lava yang membeku
akan membentuk bermacam-macam batuan.

1. Lahar

Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material lainnya.
Lahar sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi.

1. Hujan Abu

Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan.
Karena sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan dirasakan sampai ratusan
kilometer jauhnya. Abu letusan ini bisa menganggu pernapasan.

1. Awan panas

Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam gulungan ini
terdapat batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan suhu lebih besar
dari 600 C. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh yang terbuka
seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan sesak napas.

Usaha pengurangan resiko bencana alam di Indonesia dapat dilakukan dengan cara:

1. Pembuatan peta risiko bencana

Pengenalan dan pengkajian ancaman bencana atau suatu wilayah berangkat dari
pemahaman terhadap kondisi dan karakteristik suatu wilayah, baik dari segi fisik
maupun sosial. Proses kajian ini dilakukan oleh berbagai ahli dengan berbagai bidang
ilmu kemudian digabungkan dan dianalisis dengan menggunakan pendekatan geografi.
Hasil akhirnya adalah peta-peta yang menggambarkan karakteristik suatu wilayah dari
berbagai aspek.

Penggambaran resiko bencana yang terdapat di suatu wilayah dilakukan dengan


membuat peta resiko bencana. Secara umum, peta ini menggambarkan tingkat resiko
terjadinya suatu bencana tertentu di suatu wilayah. Peta ancaman bencana dibuat
berdasarkan beberapa indikator, antara lain sebagai berikut:
1. Zonasi wilayah rawan gempa bumi
2. Arus laut
3. Perkitaan ketinggian genangan tsunami
4. Zonasi wilayah rawan banjir
5. Zonasi wilayah rawan longsor
6. Sistem peringatan dini bencana alam

UNISDR mendefinisikan sistem peringatan dini adalah sekumpulan kapasitas yang


dibutuhkan untuk mengumpulkan dan menyebarluaskan informasi peringatan yang
bermakna dan tepat waktu sehingga memungkinkan individu, masyarakat dan
organisasi yang terancam bencana untuk bersiap dan bertindak dengan tepat dalam
waktu yang cukup untuk mengurangi kemungkinan bahaya atau kerugian. Konsep
sistem peringatan dini terdiri dari empat unsur yaitu:

1. pengetahuan tentang resiko bencana


2. layanan pengawasan dan peringatan
3. penyebaran informasi dan komunikasi
4. kemampuan merespon

Langkah mitigasi sesudah bencana meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. menginventarisasi data-data kerusakan akibat bencana dan kekuatan bencana


yang terjadi
2. mengidentifikasi wilayah-wilayah yang terkena dampak bencana berdasarkan
tingkat kerusakan
3. membuat rekomendasi dan saran untuk penanggulangan bencana pada masa
depan
4. membuat rencana penataan ulang wilayah, termasuk rencana tata ruang dan
penggunaan lahan
5. memperbaiki dan mengganti fasilitas pemantauan bencana yang rusak
6. melanjutkan aktivitas pemantauan rutin dan simulasi tanggap bencana

1. Simulasi bencana alam

Simulasi bencana adalah kegiatan pemberian informasi tentang cara-cara tentang


penyelamatan diri kepada masyarakat oleh petugas/instansi terkait pada wilayah
rawan bencana dan/atau disertai simulasi penyelamatan untuk mencegah atau
meminimalkan dampak bencana alam yang mungkin terjadi. Kegiatan ini idealnya
diikuti oleh seluruh anggota masyarakat yang berada di wilayah rawan bencana dan
seluruh pihak yang terlibat dalam proses mitigasi dan penanggulangan bencana. Salah
satu tujuan utama dari pelaksanaan simulasi bencana adalah menguji kesiapan seluruh
sistem, prosedur, dan perangkat mitigasi serta penangulangan bencana.

1. Kelembagaan Penanggulangan Bencana Alam

Lembaga penanggulangan bencana alam


1. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPN)

BNPB adalah lembaga pemerintah nondepartemen yang dibentuk berdasarkan


peraturan presiden nomor 8 Tahun 2008. Tugas BNPB adalah membantu presiden
dalam mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penanganan
bencana serta melaksanakan penanganan tersebut mulai dari sebelum bencana, pada
saat terjadi bencana, dan setelah terjadi bencana. Apabila terjadi bencana alam seperti
meletusnya gunung Merapi, keluarnya gas alam di Dieng, tsunami di Aceh, gempa
bumi di Tasikmalaya dan Padang atau bencana lainnya, masyarakat melalui
pemerintah daerah dapat melaporkan kejadian tersebut ke PNPB dan PVMPB.

Gambar 1.21 Logo Gambar 1.22 Kegiatan Evakuasi yang dilakukan BNPB
BNPB (http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcT7-iWNKJDTM_z6bFpuGDu-x4q
(https://pbs.twimg.co eiGB5rdSj22VmRbrWMplkBC)
m)

1. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)

PVMBG merupakan salah satu unit kerja Badan Geologi. Badan geologi sendiri
merupakan salah satu unit di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM). PVMPG berkantor pusat di Bandung dan mempunyai tugas
melaksanakan penelitian, penyelidikan, perekayasaan dan pelayanan di bidang
vulkanologi dan mitigasi bencana geologi. Apabila di suatu daerah terjadi
kenampakan/kerusakan alam yang berhubungan dengan geologi, maka masyarakat
melalui pemerintah daerah dapat segera menghubungi PVMPG untuk diteliti
keadaannya. PNPB bertugas dalam hal melaksanakan penanganan bencana,
sedangkan PVMPB bertugas dalam hal mengatasi dam menyelidiki sebab-sebab dan
akibat bencana alam yang terjadi.

5. Gunung Meletus
Gunung meletus adalah gunung yang memuntahkan materi-materi dari dalam
bumi seperti debu, awan panas, asap, kerikil, batu-batuan, lahar panas, lahar
dingin, magma, dan lain sebagainya. Gunung meletus biasanya bisa diprediksi
waktunya sehinggi korban jiwa dan harta benda bisa diminimalisir.
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu
yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 C. Cairan magma
yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa
mencapai 700-1.200 C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan
abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan
lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.
Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang sering
meletus disebut gunung berapi aktif.
Berbagai Tipe Gunung Berapi
a)Gunung berapi kerucut atau gunung berapi strato (strato vulcano).
b)Gunung berapi perisai (shield volcano).
c)Gunung berapi maar.
Ciri-ciri gunung berapi akan meletus
Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda,
antara lain :
a)Suhu di sekitar gunung naik.
b)Mata air menjadi kering.
c)Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa).
d)Tumbuhan di sekitar gunung layu.
e)Binatang di sekitar gunung bermigrasi.
Mengantisipasi Tsunami
Beberapa langkah dalam antisipasi dari bencana tsunami:
a)Jika kamu sedang berada di pinggir laut atau dekat sungai, segera berlari
sekuat-kuatnya ke tempat yang lebih tinggi. Jika memungkinkan, berlarilah
menuju bukit yang terdekat.
b)Jika situasi memungkinkan, pergilah ke tempat evakuasi yang sudah
ditentukan.
c)Jika situasi tidak memungkinkan untuk melakukan tindakan No.2, carilah
bangunan bertingkat yang bertulang baja (ferroconcrete building), gunakan
tangga darurat untuk sampai ke lantai yang paling atas (sedikitnya sampai ke
lantai 3).
d)Jika situasi memungkinkan, pakai jaket hujan dan pastikan tangan kamu
bebas dan tidak membawa apa-apa.

Anda mungkin juga menyukai