Anda di halaman 1dari 6

LABORATORIUM SISTEM TRANSMISI

NOMOR PERCOBAAN : 12

JUDUL PERCOBAAN : FIBER OPTIK SINYAL ANALOG

KELAS / GRUP : TEKNIK TELEKOMUNIKASI 5A / 4

NAMA PRAKTIKAN : ALIFIA AZZAHRA (1315030032)

NAMA KELOMPOK : 1. MUHAMMAD RIFKY RAYNALDI (1315030063)

2. MUSTIKA PUTRI (1315030064)

3. SEVTHIA NUGRAHA (PIC) (1315030115)

4. SOCRATES PUTRA NUSANTARA (1315030082)

TANGGAL PERCOBAAN : 5 SEPTEMBER 2017

TGL. PENYERAHAN LAP. : 19 SEPTEMBER 2017

NILAI :

DOSEN : YENNIWARTI RAFSYAM, S.ST., M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2017
FIBER OPTIK SINYAL ANALOG

1. TUJUAN
1. Mengamati dan menguji pengiriman sinyal analog melalui fiber optik.
2. Mengukur pengaruh panjang saluran terhadap redaman pada transmisi fiber optik.
3. Membandingkan input dan output sinyal analog melalui fiber optik.
4. Menguji pengiriman suara dari handphone melalui fiber optik.

2. DASAR TEORI
2.1. Rugi-Rugi Fiber Optik
Dalam pentransmisian sinyal pada teknologi komunikasi, fiber optik makin
banyak menggantikan saluran transmisi kawat. Hal ini disebabkan fiber optik
memberikan beberapa keuntungan dibandingkan dengan saluran kawat.
Pertama, cahaya secara efektif adalah sama seperti radiasi radio frekuensi
yang jauh lebih tinggi, maka dalam teori kapasitas pembawaan informasi dari
suatu fiber adalah jauh lebih besar daripada sistem-sistem radio geomban mikro.
Berikutnya, bahan yang digunakan dalam fibr adalah gelas silika atau dioksida
silkon yang merupakan salah satu dari bahan-bahan yang paling banyak terdapat
di bumi, sehingga nantinya biaya saluran-saluran semacam ini dipastikan jauh
lebih rendah, baik dari saluran-saluran kawat maupun sisitem-sistem gelombang
mikro.
Fiber tidak bersifat menghantarkan listrik sehingga dapat digunakan di daerah-
daerah yang mempunyai masalah berat tentang isolasi listrik dan interferensi.
Karena kapasitas informasinya yang tinggi, rute-rute saluran majemuk dapat
diringkas menjadi kabel-kabel yang jauh lebih kecil sehingga dapat mengurangi
kemacetan pada channel yang sudah sangat padat.
Dengan teknologi yang telah dikuasai pada saat ini, sistem komunikasi fiber
optik masih sedikit lebih mahal daripada sistem kawat atau radio yang setara,
tetapi keadaan ini sedang berubah dengan cepat. Sistem fiber optik akan mampu
bersaing dengan sistem-sistem lain dalam harga dan kelebihan-kelebihan yang
lain.
Rugi-rugi dalam fiber:
a. Rugi-rugi penyebaran Rayleigh
Gelas dalam fiber optik adalah suatu benda pada smorphous (tidak
berbentuk kristal atau monocrystalline) yang dibentuk dengan cara
membiarkan gelas itu mendingin dari keadaan cairnya pada suhu tinggi
hingga membeku. Semetara masih dalam keadaan plastik, gelas itu ditarik
dengan menggunakan tegangan variasi-variasi sub mikroskopis dalam
kerapatan gelas dan dalam campuran-campuran di dalamnya ikut
dibekukan di dalam gelas. Kemudian menjadi facet-facet yang
memantulkan dan membiaskan serta menyebarkan sebagian kecil cahaya
yang lewat melalui gelas tersebut. Meskipun teknik pembuatan yang
diteliti dapat mengurangi anomali-anomali ini hingga minimum, hal
tersebut tidak dapat sepenuhnya dihilangkan.
b. Rugi-rugi penyerapan
Terdapat tiga macam, yaitu penyerapan ultraviolet, penyerapan inframerah
dan penyerapan resonansi ion.
c. Rugi-rugi penggandengan
Cacat-cacat kecil pada inti atau pada interface inti pelapis, seperti
misalnya variasi kecil pada diameter inti, bentuk penampang atau
gelembung-gelembung dalam gelas dapat menyebabkan penggandengan
yang tidak sempurna.
d. Rugi-rugi pembengkokan
Terdapat dua macam, yaitu pembengkokan mikro dan pembengkokan
radius konstan.

2.2. Komunikasi dan Transmisi data Fiber Optik

Prinsip-prinsip dasar dari komunkasi fiber optik adalah signal itu lewat dari
fase seperti pada bentuk gelombang analog. Kemudian melalui pengubah analog
menjadi digital yang mengubah gelombang analog menjadi rangkaian pulsa
digital. Signal digital itu melewati sumber sinyal berupa laser atau LED yang
mengubah pulsa digital elektronik menjadi pulsa sinar yang ekuivalen. Pada akhir
penerimaan, suatu detektor menangkap pulsa sinar dan menerjemahkannya dalan
pulsa digital, dan kemudian diteruskan melalui pengubah analog yang terhubung
dengan kabel fiber optik yang mengeluarkan sinar digital, misalnya seperti
komputer. Dalam banyak sirkuit fiber optik terestrial, repeater untuk membuat
sinyal diletakkan kira-kira 40 km. Agar dapat terbentuk, pulsa sinar itu pertama-
tama harus diubah kembali menjadi pulsa elektrik kemudian sinyal itu dibuat dan
diubah kembali dalam pulsa sinar.
Pada optik gelombang cahayalah yang bertugas membawa sinyal informasi.
Pertama-tama mikropon merubah sinyal suara menjadi sinyal listrik, kemudian
sinyal listrik ini dibawa oleh gelombang pembawa cahaya melalui fiber optik dari
pengirim (transmitter) menuju alat penerima (receiver) yang terletak pada ujung
lainnya dari fiber. Modulasi gelombang cahaya ini dapat dilakukan dengan
merubah sinyal listrik termodulasi menjadi gelombang cahaya pada transmitter
dan kemudian merubah kembali menjadi sinyal listrik pada receiver. Pada receiver
sinyal listrik dapat dirubah kembali menjadi gelombang suara. Tugas untuk
merubah sinyal listrik ke gelombang cahaya atau sebaliknya dapat dilakukan oleh
komponen elektronik yang dikenal dengan nama komponen optoelectronic pada
setiap ujung fiber optik.

3. ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN


- 1 buah Driver OM199A
- 1 buah Optical Fiber 1.57 m, 2 m, 2.5 m
- 1 buah Osiloskop
- 1 buah Function Generator
- 1 buah Power Supply
- 1 buah Power Meter
- Kabel konektor secukupnya
5. PROSEDUR MELAKUKAN PERCOBAAN
a. Mengukur Daya Output dan Rugi-Rugi Serat Optik
1. Siapkan peralatan sesuai dengan seperti yang dituliskan di Daftar Alat dan
Komponen
2. Hubungkan keluaran Function generator ke osiloskop dan atur frekuensinya
10 kHz dengan tegangan 2 Vpp, seperti diperlihatkan Gambar 2.
3. Hubungkan ujung fiber optik yang memiliki redaman rendah dengan
keluaran modul transmitter dan ujung lainnya dengan power meter, seperti
pada Gambar 1.
4. Hubungkan keluaran Function Generator dengan input Transmitter dan
catatlah hasil pengukuran yang ditampilkan pada power meter ke dalam
Tabel Hasil Percobaan 1.
5. Ubahlah frekuensi input sesuai Tabel 1 dan mencatat hasil pengukuran ke
dalam Tabel tersebut. Ulangi langkah 2 s.d. 4
6. Catat hasil berupa panjang kabel optik berikut redamannya pada Tabel 1.

b. Membandingkan Sinyal Analog Input dan Output Serat Optik


1. Rangkailah rangkaian seperti Diagram 3
2. Atur Function Generator sebesar 5 kHz dengan tegangan sebesar 28 mVpp
3. Amati output keluaran di osiloskop, dengan menghubungkan port jack 3.5
mm ke input High Z lalu hubungkan ke input osiloskop.
4. Gambarkan sinyal input dan output fiber optik pada osiloskop di kertas
milimeter block dan masukkan pada Tabel 2. Bandingkan!
5. Ulangi langkah 1 s.d. 4 untuk tegangan 40 mVpp, 60 mVpp, 80 mVpp dan
100 mVpp.

c. Menguji Transmisi Data pada Kabel Fiber Optik


1. Rangkailah rangkaian seperti pada Diagram 4
2. Hubungkan port jack receiver analog pada posisi low Z, ke osiloskop.
3. Hubungkan device (handphone, alat pemutar musik) melalui jack 3.5 mm ke
osiloskop.
4. Putar sebuah lagu (file .mp3) dari device tersebut lalu dengarkan outputnya
pada speaker receiver fiber optik.
5. Catat hasilnya pada Tabel 3.
d. Menguji Rugi-Rugi Fiber Optik pada Kabel yang dibengkokkan
1. Instalasi rangkaian pengukuran seperti pada Gambar 5 dengan frekuensi 1
MHz dan tegangan input sebesar 4 Vpp.
2. Lengkapi Tabel 4

Anda mungkin juga menyukai