Anda di halaman 1dari 2

Abstrak : Masyarakat di Indonesia masih banyak yang belum mengetahi peranan bambu di dalam

konstruksi bangunan. Oleh karena itu, penyusun akan menggunakan serat bambu yang dijadikan
pengganti dari serbuk kayu sebagai bahan pembuat plafon. Penelitian ini bertujuan untuk (1)
menjelaskan kekuatan serat bambu, (2) menjelaskan cara meminimalisir anggaran dalam
pembuatan plafon, dan (3) menjelaskan inovasi yang menjadikan serat bambu sebagai bahan
campuran pembuatan plafon. Penelitian ini nantinya diharapkan agar masyarakat mengetahui
peranan dari serat bambu dan dapatmemanfaatkan serat bambu sebagai bahan campuran
pembuatan plafon serta dapat meminimalisir anggaran untuk menggunakan plafon gypsum
dikarenakan menggunakan bahan ekonomis yang mudah untuk didapatkan.

PENDAHULUAN

Langit-langit atau plafon ialah permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas
sebuah ruangan. Umumnya, langit-langit bukan unsur struktural, melainkan permukaan yang
menutupi lantai struktur atap di atas. Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko, ubin mosaik
dan perawatan permukaan lain. Bila sulit didekorasi (setidaknya in situ), langit-langit dekorasi
banyak terlindungi dari kerusakan oleh jari dan debu. Namun pada masa lalu, ini lebih dari imbang
untuk kerusakan dari asaplilin atau tungku. Banyak bangunan bersejarah memiliki plafon terkenal,
mungkin yang paling terkenal adalah langit-langit Kapel Sistina karya Michelangelo
(https://id.wikipedia.org/wiki/Langit-langit). Di dalam konstruksi bangunan, plafon merupakan
salah satu unsur terpenting. Kegunaan yang dimiliki oleh plafon selain dari menahan kotoran yang
masuk dari atas atap adalah menahan agar percikan air tidak masuk ke dalam ruangan dan agar
ruangan di bawah menjadi tampak bersih.

Serbuk kayu merupakan salah satu bahan pembuatan dari plafon gypsum. Namun, penyusun
menemukan material pengganti dari serbuk kayu yaitu dengan menggunakan serat bambu. Serat
bambu yang digunakan adalah bambu-bambu yang banyak kita temui di lingkungan sekitar.
Penyusun memilih serat bambu dikarenakan bambu lebih cepat tumbuh dibandingkan harus
menggunakan serat atau serbuk kayu. Pertumbuhan kayu yang lama merupakan alasan yang utama
bagi penyusun untuk mengganti bahan serbuk kayu dengan serat bambu. Selain itu, harga bambu
yang ekonomis memudahkan para pembuat plafon untuk terus memproduksinya. Kemudian, artikel
mengatakan bahwa bambu memiliki kekuatan setara dengan besi dan beton. Artinya, bambu
memiliki kekuatan melebihi kayu. Namun, kdikartenakan banyak masyarakat yang belum
mengetahui, bambu masih sangat minim untuk dijadikan sebagai bahan konstruksi.

Dari fenomena di atas, penyusun melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk menguji kebenaran
bahwa kekuatan bambu dapat melebihi kekuatan dari kayu, meminimalisir akan adanya kelebihan
penggunaan biaya dalam pembuatan plafon dan mencoba memberikan inovasi sederhana baagi
masyarakat untuk tetap memproduksi plafon dengan mudah. Penelitian ini diharapkan nantinya
kekuatan plafon lebih meningkat bila menggunakan bahan campuran berupa serat bambu, semakin
banyak serat bambu yang digunakan maka kepdatan dari plafon semakin padat sehingga membuat
ruangan tersebut kedap akan suara, dan nantinya masyarakat dapat membeli plafon gypsum dengan
harga yang terjangkau dikarenakan bahan asal pembuatan yang ekonomis dan mudah ditemui di
lingkungan sekitar
Wikipedia. 2017. [Online]. Tersedia (https://id.wikipedia.org/wiki/Langit-langit) diakses pada 3 Desember
2017 17.01 GMT.

Kompas.com. 2017. [Online]. Tersedia


(http://properti.kompas.com/read/2014/06/16/1508184/Bambu.Kuatnya.Setara.Besi.dan.Beton)
diakses pqada 3 Desember 2017 17.28 GMT.

Anda mungkin juga menyukai