Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TERSTRUKTUR

BUDIDAYA TANAMAN LAHAN MARGINAL

Zinc Deficiency Alters Soybean Susceptibility To Pathogens and Pests


Defisiensi Zn Mengubah Kerentanan Kedelai Terhadap Patogen dan Hama

Oleh:
Kholifah Muyasaroh A1D015045
Khoerul Miszani A1D015084
Adzkiya Sirojuddin A1D015094
Sarwin A1D015123
Aksan Priandana A A1D015140
Syarief Teguh Prabowo A1D115002

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2017
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kedelai merupakan salah sa tu tanaman pangan yang berperan penting

dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu budidaya tanaman kedelai harus

selalu berjalan dan ditingkatkan agar dapat memenuhi kebutuhan akan kedelai

yang terus meningkat. Dalam budidaya tanaman kedelai terdapat beberapa

kendala yang dapat menurunkan produksinya. Kendala tersebut diantaranya

kandungan nutrisi, stres biotik, serangan hama dan patogen.

Nutrisi tanaman yang tidak memadai dan stres biotik merupakan ancaman

utama terhadap hasil panen saat ini dan masa depan. Kekurangan seng (Zn) dan

toksisitas pada tanaman pangan utama telah diinformasikan, namun ada informasi

yang terbatas tentang bagaimana patogen dan kerusakan hama dapat dipengaruhi

oleh perbedaan tingkat Zn tanaman. Dalam penelitian ini, kami menggunakan

tanaman kedelai sebagai penghantar, hama kedelai dan tiga patogen kedelai untuk

menentukan apakah tingkat Zn tanaman dapat mengubah besarnya hama dan

penyakit.

B.Tujuan

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari

berbagai tingkat Zn yang diterapkan pada tanaman kedelai,sehingga dapat


diketahui perkembangan kerusakan tanaman yang disebabkan oleh tiga patogen

penting kedelai dan satu hama.


II. PEMBAHASAN

A. Kondisi Pertumbuhan Tanaman

Tanaman ditanam dalam kultur pasir dengan pot diameter 16,5 cm

diisi dengan 2,75 kg pasir silika kasar (ukuran 0,60-2,38 mm) dalam suhu yang

dikontrol rumah kaca dari bulan September sampai Desember 2014. Kapas

kain katun tipis diletakkan dibagian bawah setiap pot dan diganti secara teratur

untuk mencegah pasir jatuh. Siang hari suhu di 23-270 C, suhu malam di 18-22.50

C, dan iluminasi tambahan yang diberikan

campuran uap natrium bertekanan tinggi dan logam halida lampu, diatur untuk

menyediakan photoperiod 14 jam. Karena kapasitas penahan air pasir rendah,

tanaman diairi dua sampai tiga kali sehari sampai pasir jenuh dan berlebih.

Larutan diteteskan dari wadah. Untuk minggu pertama selama

perkecambahan biji, tanaman diirigasi dengan air suling dan kemudian dengan

solusi Hoagland yang spesifik untuk perawatan dengan formulasi yang

disesuaikan untuk penelitian ini. Tanaman kedelai ditanam tanpa Zn (-Zn), 0,1

Zn, penuh

Zn konsentrasi yang dianjurkan (Zn), dan 100x Zn, dan

tanaman ini diuji untuk mengetahui perubahan kerentanan terhadap Aphid kedelai

(Aphis glycines Matsumura), bakteri [Xanthomonas axonopodis pv. Glycines]

yang menyebabkan bakteri pustule, jamur nekrotrofik [Sclerotinia sclerotiorum]

yang menyebabkan busuk batang,

dan patogen jamur biotropik (Phakopsora pachyrhizi Syd.) yang menyebabkan


penyakit karat kedelai (Hartman et al., 2015). Sepengetahuan kita, tidak satu pun

organisme ini atau

penyakit atau kerusakan tanaman yang diakibatkannya telah dipelajari hubungan

dengan Zn dan kedelai. Organisme ini dipilih karena kepentingan mereka terhadap

produksi kedelai, berbeda cara mendapatkan nutrisi untuk pertumbuhan, dan

karena mereka mudah dimanipulasi, diinokulasi, dan dinilai tidak merusak pada

daun kedelai yang terpisah.


III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Ada efek signifikan (P <5%) pada kolonisasi aphid, jumlah positif untuk

pustulasi bakteri, area daun S. sclerotiorum yang terkena, dan jumlah lesi karat

yang terkait dengan perawatan Zn. Tanaman tumbuh dengan fisiologis Tingkat

optimal Zn (2 mM) memiliki daun kutu daun cmh 2 (P <5%) kurang dari

tanaman. tumbuh tanpa Zn, pada 0,1 Zn (0,2 mM), atau pada 100 Z

pemupukan (200 mM). Tanaman tumbuh dengan Pemupukan normal Zn atau 100

Zn memiliki lebih sedikit (P <5%) jumlah positif untuk bakteri pustule dan

daerah lesi kurang dipengaruhi oleh S. sclerotiorum dibandingkan tanaman yang

tumbuh tanpa Zn atau dibuahi dengan 0.1 Zn. Untuk karat kedelai, tanaman

tumbuh dengan pemupukan Zn secara fisiologis secara optimal 100 Zn memiliki

lesi (cm) yang lebih tinggi (P <5%) cm-2 pada selebaran dari tumbuh-tumbuhan

tanpa Zn atau dibuahi dengan 0,1 Zn. Hasil ini menunjukkan tingkat nutrisi Zn

yang berbeda pada kedelai berpengaruh secara signifikan kutu daun dan

perkembangan penyakit
DAFTAR PUSTAKA

Hartman, G. L., Rupe, J. C., Sikora, E. F., Domier, L. L., Steffey, K. L., Davis, J.
A. (2015): Compendium of Soyeban Diseases and Pests. American
Phytopathological Society, St. Paul, MN, USA.

Anda mungkin juga menyukai