Anda di halaman 1dari 11

ANALISA GEOKIMIA MINERAL LEMPUNG DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP GERAKAN TANAH DAERAH MALLAWA KABUPATEN


MAROS, SULAWESI SELATAN

Oleh : Dayu, Chintia, Freeda, M.Jihad, Chalvin, Fiqhi, Farhan, Fadel, Andre,
Iqbal

ABSTRAK

Mineral lempung yang menyusun dan terdapat pada tanah lunak atau tanah
ekspansif, mempunyai karakteristik pembawa sifat geoteknik dan geokimia yang
dapat mempengaruhi apapun yang ada di atasnya. Pembentukan tanah Ekspansif
tanah kelempungan melalui proses pelapukan dari perubahan fisik pada batuan
seperti perubahan ukuran butir/penghalusan, penurunan sifat fisik tanah/melunak dan
perubahan kimiawi tanah (perubahan mineral tanah).
Penelitian ini bertujuan: 1) Menganalisis jenis/macam mineral lempung
berdasarkan sifat geokimia tanah residual, yang berasal dari batuan dasar breksi
volkanik, batugamping dan batupasir silisiklastik; 2) Menentukan keterdapatan jenis
mineral lempung pada setiap lapisan atau strata tanah residual pada masing-masing
batuan dasar berbeda. 3) Menemukan hubungan mineral lempung, plastisitas dan
batas cair yang dapat mempengaruhi gerakan tanah.
Metode yang digunakan pada penelitian ini yakni deskriptif eksploratif,
dilakukan dengan survey lapangan meliputi analisis data singkapan batuan.
Pengambilan sampel tanah residual dengan handauger (bor manual), dan test pit,
tanah residual breksi volkanik dilakukan di daerah Tompolemolemo Kabupaten
Barru dan tanah residual batugamping-lempung dilakukan di daerah Gattareng
Kabupaten Soppeng serta tanah residual batupasir silisiklastik dilakukan di Mallawa
Kabupaten Maros. Analisis laboratorium dengan cara pengamatan petrografi,uji
Atterberg, uji XRD dan uji XRF, serta SEM-EDX.
Hasil analisis geokimia menunjukkan bahwa jenis mineral lempung yang
selalu dijumpai dan hadir pada tanah residual volkanik dan tanah residual
batugamping-lempung serta tanah residual batupasir silisiklastik berupa Illit, kaolinit
dan vermikulit. Jenis mineral lempung yang terbentuk ditentukan oleh komposisi
mineral batuan dasar, kehadiran mineral plagioklas, piroksin, kalsit, kuarsa dan
membentuk mineral lempung yang menyusun tanah residual. Mineral Illit dan
kaolinit dapat menyebabkan tanah mempunyai plastisitas tinggi, dan juga kandungan
mineral kaolinit dan klorit yang terdapat pada tanah residual akan mengakibatkan
menurunnya tingkat kestabilan lereng.

Kata kunci : mineral lempung, batugamping, breksi volkanik, silisiklastik


ABSTRACT

Clay mineral composing the residual soil or expansive soil posses


geotechnical and geochemical characteristics and able to influence material on the
earth surface. The Clayey expansive soil formed by weathering process will create
physical changes towards the rocks such as grain size/fining, decreasing physical
properties and geochemical changes (soil mineral changes).
This study is aimed 1) to analyze the types of clay minerals based on the
geochemical properties of the residual soil, which is derived from volcanic breccias,
limestones and siliciclastic sandstones, 2) to determine contain of clay mineral based
on geochemical analyze methods 3) to found the relationship between the typical clay
minerals and plasticity Index, which affects the landslide.
The method used in this research is descriptive exploratory, conducted by
field surveys which include data exposed rock outcrop and residual soil sampling
with handauger (drill manual), and test pit, residual soil breksi volkanik sample
collected from Tompolemolemo area in Barru dictric. Residual soil of clay-limestone
was collected from Gattareng area in

Soppeng distric, and residual soil of sandstone was collected from Mallawa area at
Maros distric. Laboratory analysis conducted by testing ratio and types of clay
minerals and residual soil physical properties based on petrographic analysis,
Atterberg test, XRD test, XRF test, EDX-SEM.
Geochemical analysis results indicate that the type of clay minerals are
always found and present on volcanic residual soil and residual soil of clay-limestone
and siliciclastic sandstone residual soil is Illit, Kaolinite and Vermiculite. Types of
clay minerals that form is determined by the mineral composition of the bedrock, the
presence of mineral plagioclase, pyroksin, calcite and quartz to form clay minerals
that make up the residual land is determined. Mineral Illit and kaolinite can cause soil
has high plasticity, and also mineral kaolinite and chlorite contained in residual soil
will result in a decreased level of stability of the slope.

Key words : clay mineral, volcanic breccia, limestone, siliciclasticz.


1. Pendahuluan muncul adalah mengapa wilayah
Mineral lempung yang menyusun perbukitan di beberapa daerah di
dan terdapat pada tanah lunak atau Indonesia rentan terhadap gerakan
tanah ekspansif. Sifat ekspansif pada tanah. Beberapa faktor utama
lempung, selain disebabkan oleh penyebab kerentanan itu meliputi
ukuran butir penyusunnya juga kondisi geologi, kemiringan lereng
sangat dipengaruhi oleh mineralogi dan tata guna lahan. Lereng yang
penyusun lempung tersebut (Yulianti tersusun oleh tanah lempung
dkk, 2012). Batuan penyusun ekspansif rentan terhadap gerakan
wilayah Sulawesi Selatan terdiri dari tanah saat musim hujan. Sifat
sedimen marin dan endapan darat, ekspansifnya menyebabkan
yang di dominasi oleh batugamping degradasi kekuatan ketika
dan batuan marin volkanik serta terpengaruh perubahan cuaca.
batupasir deltaik (silisiklastik), juga Penurunan kekuatan lapisan batu
beberapa batuan beku. Jenis batuan lempung pada lereng dapat
tersebut, jika mengalami pelapukan menyebabkan pergerakan lereng
serta proses diagenesis dan tersebut. Penanggulangan yang baik
dekomposisi, akan mempengaruhi adalah penanggulangan yang dapat
kelimpahan mineral lempung. mengatasi masalah dengan biaya
Perkembangan wilayah yang cukup yang relative murah dan mudah
pesat pada topografi berbukit hingga pelaksanaannya sesuai dengan tipe
bergunung akan meningkatkan dan sifat keruntuhan lereng, kondisi
potensi gerakan tanah yang lapangan serta kondisi geologi.
menimbulkan banyak bencana. 1. Lokasi Penelitian/Studi
Potensi terjadinya gerakan pada Kasus
lereng juga tergantung pada kondisi Lokasi penelitian ditentukan
batuan dan tanah penyusun berdasarkan sebaran tanah atau
lerengnya, struktur geologi, curah soilnya yang berasal dari 3 (tiga)
hujan, vegetasi penutup dan macam batuan berbeda:
penggunaan lahan pada lereng
tersebut. Pertanyaan yang sering
1. Lokasi pengambilan sampel umum antara 10 - 65
tanah residual dari lapukan dengan beda tinggi 15-320 m,
batuan dasar Breksi Volkanik dilakukan pada topografi,
memperlihatkan indikasi kemiringan lereng 16, beda
lereng sedang bergerak tinggi 20 m, letak posisi
dengan adanya posisi tiang titik bor manual (handauger)
listrik miring ke arah lembah pada ketinggian 391 mdpl.
Topografi dengan kemiringan
lereng 35, beda tinggi 20
m, pada ketinggian 500
mdpl. Morfologi dengan
kenampakan bentangalam
yakni bergelombang/miring
dan berbukit bergelombang
serta denudasional.
2. Lokasi pengambilan sampel
tanah residual dari lapukan Gambar 1. Peta tunjuk lokasi
batuan dasar batugamping, penelitian ( modifikasi Peta
morfologi menunjukkan Rupa Bumi Indonesia
bentuk bentangalam Berbukit Bakosurtanal, 1992).
bergelombang dan
Kenampakan bentangalam daerah
Denudasional , pada
Mallawa terdiri dari:
topografi kemiringan lereng
Bergelombang/miring,
15. Letak posisi titik bor
Denudasional. Terletak di Desa
manual (handauger) pada
Lappasobila Kecamatan Mallawa
ketinggian 425 mdpl
Kabupaten Maros, secara geografis,
3. Lokasi pengambilan sampel
terletak antara 0449'20"0451'50"
tanah residual yang berasal
LS dan 11953'30"BT11956'00"
dari lapukan batuan dasar
BT. Preparasi sampel dan
batupasir silisiklastik,
pengamatan petrografi dilaksanakan
memiliki sudut lereng secara
di Laboratorium Mineral Optik analisis laboratorium. Identifikasi
Jurusan Teknik Geologi, dan analisis kandungan mineral batuan dengan
XRD dan XRF dilakukan di analisis Petrografi, dan penentuan
laboratorium terpadu Fakultas jenis, jumlah mineral lempung
MIPA, Uji Atterberg dilakukan di berdasarkan analisis XRD (X- Ray
EDX bentuk fisik butiran mineral Diffraction) dan SEM (Scanning
lempung dilakukan berdasarkan Electron Microscope).
SEM (Scanning Electron 3. Hasil dan Analisis
Microscope), di Laboratorium Analisis dan interpretasi data
Sumber Daya Geologi Bandung. laboratorium dilakukan dalam
Penelitian berlangsung dari Februari Tahap Desain Sampel dan
2013 sampai Desember 2014, Pengujian sebagai berikut :
dilanjutkan analisis dan kompilasi a. Analisis petrografi : setiap
data lapangan dengan hasil analisis sampel jenis batuan
laboratorium hingga Juni 2015. dilakukan preparasi sayatan
tipis untuk pengamatan
2. Metode
dibawah mikroskop polarisasi
Penelitian ini merupakan penelitian
guna mengetahui persentase
deskriptif eksploratif yang
dan komposisi serta
dilaksanakan dengan cara survey
kandungam mineral yang
lapangan dan didukung oleh data dari
terdapat pada batuan tersebut,
hasil analisis laboratorium, sehingga
b. Analisis tanah residual (soil) :
disusunlah tahapan-tahapan kerja
Pada analisis data soil akan
yang diperlukan berdasarkan
dilakukan determinasi sifat
rancangan dengan menggunakan
fisik dan determinasi sifat
metode yakni : studi pustaka, metode
geokimia guna mengetahui
pengumpulan data pada variasi 3
tipe, jenis dan agihan mineral
(tiga) sebaran tanah residual dari
lempung serta mengkaji tipe
pelapukan batuan dasar yang berbeda
lempungnya.
yaitu breksi volkanik, batugamping
- Analisis geokimia : analisis
dan batupasir silisiklastik, serta
ini didasarkan pada tanah
berukuran butir halus residual yang terdapat di lokasi
0,002mm-0,075mm, untuk penelitian, didasarkan atas stratigrafi
mengetahui komposisi unsur batuan yang berhubungan dengan
kimianya. proses yang mempengaruhi
- Analisis spektrometer difraksi pembentukan mineral lempung, yang
sinar- x : tipe mineral menyusun tanah residual dari
lempung bentuk platy, pelapukan batuan dasar Breksi
Si8(Al,Mg,Fe)46O20(OH)4.(K, Volkanik, Batugamping dan
H2O)2, sebagai mineral Batupasir Silisiklastik.
kaolinit, bentuk film-like, Secara deskriptif hasil
lebar 1 atau 2 m, analisis XRD yang diolah secara
tebal1/100,10interlayer semi kuantitatif, untuk mengetahui
swelling,Si8Al4O20(OH)4.nH2 rasio mineral lempung, maka
O sebagai montmorillonit, diperoleh jenis
beberapa tipe lempung ini yang hampir selalu dijumpai pada
akan memberikan informasi setiap sampel yakni :
karakter sifat tanah - Ilit (Illite):
berdasarkan persentase jenis (KAl2(Al,Si3)O10(OH)2)
mineral lempung terkandung - Vermikulit (Vermiculite) :
yang dianalisis tersebut. (Mg3(Si3Al)O10(OH)2Mg0,5(
- Analisis Scaning Electron H2O4)4
Microscope (SEM), untuk - Monmorilonit
mengidentifikasi dimensi (Montmorillonite) :
butiran partikel mineral. (Si8Al4O20(OH)4-nH2O)
- Uji Saringan : digunakan
menentukan distribusi ukuran - Kaolinit (Kaolinite) : (Al2Si2O5(O
butir tanah menggunakan
- Haloisit (Halloysite) : (Si4Al4O10(
klasfikasi USCS (Unified Soil
- Klorit (Chlorite) : (Mg,Al,Fe)1
Classification System).
4. Pembahasan
1. Kandungan Mineral
Pembahasan mengenai tanah
Lempung Tanah Residual jumlahnya ke strata-3 bawah.
Breksi Volkanik (TRBV)
Pada hasil analisis TRBV
strata (1) atas, (2) tengah dan
(3) bawah dari difrakrogram
pada setiap puncak dari grafik
memperlihatkan bahwa pada
setiap puncak dari grafik
tergambar dan Gambar 2. Difraktogram tanah
memperlihatkan bahwa sesuai residual dari batuan dasar breksi
besaran nilai dan luas volkanik Strata-1 atas
permukaan serta ketebalan 2. Kandungan Mineral
dari masing-masing mineral Lempung Tanah Residual
lempung, karakteristik Batugamping (TRGP).
tersebut dapat diketahui Pada hasil uji XRD terlihat
bahwa jenis dan jumlah rasio pada difraktogram TRGP
mineral lempung, yang strata (1) atas, (2) tengah dan
terdapat pada tanah residual (3) bawah memperlihatkan
breksi volkanik (TRBV), bahwa dijumpai mineral
distribusinya tergambar lempung berupa illit yang
secara vertikal dalam bentuk dominan pada tanah residual
kurva. Pada strata-1 atas tersebut dengan jumlah diatas
menunjukkan haloisit 50% dari strata-1 atas,
memiliki rasio terbesar, bergradasi semakin besar
mineral ini akan terbentuk kearah strata-3 bawah.
pada proses substitusi dalam Mineral kaolinit
posisi octahedral antara Al3+ menunjukkan gradasi
oleh Fe3+. Distribusi mineral sebaliknya semakin kearah
ini dengan jumlah terbesar strata-1 atas jumlahnya
pada strata-1 atas dijumpai semakin besar berbanding
cenderung semakin berkurang terbalik dalam kuantitas
antara Illit dan kaolinit. (Gambar 34), serta strata-3
Mineral lainnya yang bawah (Gambar 35), bahwa
dijumpai dalam jumlah cukup jenis dan rasio mineral
banyak mineral vermiculit lempung, yang terdapat pada
yakni kurang lebih 20%, dari tanah residual batupasir
keseluruhan jenis mineral silisiklastik digambarkan
lempung ini selalu terdapat dalam bentuk kurva (Gambar
pada tanah residual yang 36). Pada strata-1 atas
dianalisis. dijumpai illit dan
monmorilonit merupakan
mineral yang mempunyai
jumlah rasio terbesar diantara
mineral lempung lainnya,
pada strata-1 atas illit dan
monmorillonit terbesar,
dimana illit secara bergradasi
Gambar 3. Difraktogram tanah berkurang ke arah strata-3
residual dari batuan dasar bawah, dan strata-2 tengah,
batugamping Strata-1 atas kaolinit cukup banyak 30
%. dimana monmorilonit
3. Kandungan Mineral hanya 2,8 %. Interpretasi dari
Lempung Tanah Residual kandungan mineral strata-2
Batupasir Silisiklastik tengah bahwa kaolinit akan
(TRBS) melimpah pada kondisi asam
Analisis yang dilakukan pada dan monmorilonit akan
difraktogram, hasilnya terbentuk pada kondisi basa
menggambarkan nilai basal sehingga rasio keduanya
spacing menunjukkan macam berbanding terbalik.
mineral yang terkandung dari
tanah residual strata-1 atas
(Gambar 33) strata-2 tengah
Gambar 4. Difraktogram tanah
residual dari batuan dasar
batubatupasir silisiklastik Strata-1
atas

Anda mungkin juga menyukai