2, Juli 2013
Ida Ayu Mita Yoni1, I Putu Darma Warsika2, I Gusti Ketut Sudipta2
Alumni Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar
Email: mitayoni@yahoo.com
Kata kunci: perbandingan biaya, kerja lembur, penambahan tenaga kerja, time cost
trade off
Abstract: There have frequently been discrepancies between time schedule and the
actual project progress. As the results, delay occurs in the project completion. In a
construction project, delays should be anticipated by acceleration while also
considering costs. The study is to compare between additionals working hours
(overtime) and manpower in Blahkiuh Pharmacy Installation Building Project. It
aims to determine a cost comparison between the two acceleration alternatives. The
analysis begins with network arrangements using Microsoft Office Project 2007.
Subsequently, the two alternatives were calculated using time cost trade off to find
cost slope and crash cost of all activities. Further, compression is done toward
critical path in order to obtain the cost change for each alternative. By considering
maximum overtime, project costs continued to increase throughout the
compression and project implementation can be squeezed from 131 down to 113
days. For 18 days of maximun duration project reduction, the project cost increased
129
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 17, No. 2, Juli 2013
Keyword: cost comparison, overtime, additional manpower, time cost trade off
130
Perbandingan Penambahan Waktu Kerja (Jam Lembur) . Yoni, Warsika dan Sudipta
leh dimulai setelah kegiatan yang menda- - Biaya tak terduga (contingence)
hului selesai. Pada PDM, hubungan antar- Penjumlahan dari biaya langsung dan
kegiatan berkembang menjadi beberapa biaya tak langsung ini merupakan biaya
kemungkinan berupa konstrain. Konstrain total yang digunakan selama pelaksanaan
menunjukkan hubungan antarkegiatan de- proyek. Besarnya biaya ini sangat bergan-
ngan satu garis dari node terdahulu ke no- tung oleh lamanya waktu penyelesaian
de berikutnya. Terdapat empat macam proyek. Keduanya berubah sesuai dengan
konstrain dalam PDM, yaitu: kemajuan proyek. Meskipun tidak ada ru-
FS (Finish to Start) kegiatan A sele- mus tertentu, umumnya makin lama pro-
sai kegiatan B mulai. yek berjalan makin tinggi biaya komulatif
FF (Finish to Finish) kegiatan A se- yang diperlukan (Soeharto, 1999). Bila
lesai kegiatan B juga harus selesai. durasi proyek dipersingkat, biasanya di-
SS (Start to Start) kegiatan A mulai rect cost akan naik dan indirect cost akan
Kegiatan B juga harus mulai. turun (Nurhayati, 2010). Seperti yang ter-
SF (Start to Finish) kegiatan A mu- lihat dalam gambar grafik yang menun-
lai apabila kegiatan B selesai jukkan hubungan antara biaya langsung,
biaya tak langsung dan total biaya, dimana
terlihat bahwa biaya optimal didapat de-
ngan mencari biaya proyek terkecil.
Biaya Proyek
Ada beberapa jenis biaya dimana ter- Gambar 2 Hubungan biaya total, biaya
masuk dalam modal tetap yang berhubu- tak langsung, dan biaya langsung
ngan dengan pembiayaan suatu proyek Sumber : Soeharto (1997)
konstruksi yang dapat dibedakan menjadi
dua jenis yaitu biaya langsung (direct Mempersingkat Waktu Penyelesaian
cost) dan biaya tidak langsung (indirect Proyek
cost). Penambahan biaya akan memberikan
Biaya langsung adalah semua biaya besaran perbedaan biaya akibat percepatan
yang langsung berhubungan dengan pe- waktu sesuai dengan banyaknya waktu
laksanaan pekerjaan konstruksi di lapa- percepatan. Besarnya penambahan biaya
ngan. Biaya langsung dapat diperoleh de- per satuan waktu dinyatakan dengan cost
ngan mengalikan volume atau kuantitas slope (CS) yang dapat dihitung untuk tiap
suatu pekerjaan dengan harga satuan pe- jenis kegiatan yang dipercepat. Rumus
kerjaan tersebut. Harga satuan pekerjaan yang digunakan untuk menghitung cost
terdiri atas harga bahan, upah buruh, dan slope adalah:
biaya peralatan. Cc Cn
Cost Slope
Biaya tidak langsung adalah semua Tn Tc
biaya proyek yang tidak secara langsung dimana, Cc = Biaya dipercepat
berhubungan dengan konstruksi di lapa- Cn = Biaya normal
ngan tetapi biaya ini harus ada dan tidak Tn = Waktu normal
dapat dilepaskan dari proyek tersebut. Tc = Waktu dipercepat
Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya
tidak langsung adalah: Pelaksanaan Penambahan Jam Kerja
- Biaya overhead (Lembur)
131
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 17, No. 2, Juli 2013
Adapun rencana kerja yang akan dila- a = jumlah jam kerja lembur
kukan dalam mempercepat durasi sebuah b = koefisien penurunan produktivitas
pekerjaan dengan metode jam kerja lem- kerja lembur
bur adalah: Crash duration = volume/produktivitas
Waktu kerja normal adalah 8 jam harian sesudah crash
(08.00 17.00), sedangkan lembur di- Pada subbab sebelumnya, perlu dihi-
lakukan setelah waktu kerja normal. tung cost slope untuk mengetahui besar-
Harga upah pekerja untuk kerja lem- nya penambahan biaya dur cost yang di-
bur menurut Keputusan Menteri Tena- maksud adalah crash cost total yaitu be-
ga Kerja Nomor KEP. 102/ MEN/ VI/ sarnya upah pekerja yang diperlukan un-
2004 pasal 11 diperhitungkan sebagai tuk menyelesaikan kegiatan dengan kurun
berikut : waktu dipercepat (crash duration). Perhi-
- Untuk jam kerja lembur pertama, tungan crash cost dapat ditulis sebagai be-
harus dibayar upah lembur sebesar rikut:
1,5 (satu setengah) kali upah satu Crash cost = crash cost pekerja x crash
jam duration
- Untuk setiap jam kerja lembur Crash cost pekerja dapat dicari dengan
berikutnya harus dibayar upah langkah-langkah sebagai berikut:
lembur sebesar 2 (dua) kali upah Normal ongkos pekerja per hari
satu jam. = produktivitas harian x harga satuan
Salah satu pendekatan untuk mencoba upah pekerja
mengukur hasil guna tenaga kerja adalah Normal ongkos pekerja per jam
dengan memakai parameter indeks pro- = produktivitas tiap jam x harga satuan
duktivitas. Gambar 3 menunjukkan indi- upah pekerja
kasi penurunan produktivitas, bila jumlah Biaya lembur pekerja
jam per hari dan hari per minggu bertam- = 1,5 x upah sejam normal untuk jam
bah. Nilai selisih dari indeks produktivitas kerja lembur pertama dan 2 x upah
akibat kerja lembur adalah 0,1 perjamnya sejam normal untuk jam kerja
atau mengalami penurunan indeks produk- berikutnya
tivitas sebesar 0,1 dalam setiap jam. Crash cost pekerja perhari
= (8 jam x normal cost pekerja) +
biaya lembur per jam
132
Perbandingan Penambahan Waktu Kerja (Jam Lembur) . Yoni, Warsika dan Sudipta
133
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 17, No. 2, Juli 2013
134
Perbandingan Penambahan Waktu Kerja (Jam Lembur) . Yoni, Warsika dan Sudipta
135
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 17, No. 2, Juli 2013
- Total crash = (14 11) hari = 3 hari sehingga terjadi pengurangan durasi pro-
- Komulatif total crash = 3 hari yek sebanyak 18 hari. Total nilai proyek
- Total durasi proyek = (131 - 3) hari = pada tahap ini menjadi Rp
129 hari 2.196.279.921,05 dimana terjadi penam-
- Tambahan biaya bahan biaya sebesar Rp 68.389.265,14.
= (Rp 9.059,32 x 3)+(Rp 46.462,88 x 3)
= Rp 166.566,61
- Komulatif tambahan biaya = Rp
166.566,61
- Biaya langsung
= Rp 2.021.569.207,50 + Rp
166.566,61
= Rp 2.021.735.774,11
- Tambahan biaya lembur
= Rp 230.312,50 x (11 + 11) hari
= Rp 5.066.875,00
- Komulatif biaya lembur = Rp
Gambar 5 Grafik hubungan biaya total
5.066.875,00
dengan durasi proyek akibat penambahan
- Biaya tak langsung
waktu kerja (jam lembur)
= (129 hari x Rp 811.614,11) + Rp
5.066.875,00 = Rp 108.957.321,08
Contoh kompresi akibat penambahan
- Total cost
tenaga kerja (kompresi tahap 1)
= Rp 2.021.735.774,11 + Rp
- No. item pekerjaan
108.957.321,08
Kegiatan 72 : mewakili lintasan kritis A
= Rp 2,130,693,095.19
Kegiatan 155 : mewakili lintasan kritis
- Perubahan cost
B dan C
= Rp 2.127.890.655,91 Rp
- Durasi normal
2,130,693,095.19
Kegiatan 72 : 14 hari
= - Rp 2.802.439,28
Kegiatan 155 : 14 hari
- Lintasan kritis akibat kompresi tahap 1:
- Crash duration yang digunakan
A. 39 21 8 72 75 81 94
Kegiatan 72 : 11 hari
B. 39 21 155 147 138 173
Kegiatan 155 : 11 hari
176 185 186 191 195
- Total crash = (14 11) hari = 3 hari
C. 39 21 155 147 138 173
- Komulatif total crash = 3 hari
176 192
- Total durasi proyek = (131 - 3) hari =
128 hari
Setelah dilakukan pengkompresian pa-
- Biaya langsung= Rp 2.021.569.207,50
da kegiatan-kegiatan kritis tersebut dan di-
- Biaya tak langsung = 128 hari x Rp
mulai dengan nilai cost slope terendah,
811.614,11= Rp 103.890.446,08
maka dapat diketahui perubahan biaya
- Total cost
yang terjadi akibat penambahan waktu
= Rp 2.021.569.207,50 + Rp
kerja (jam lembur). Berdasarkan hasil per-
103.890.446,08= Rp 2,125,459,653.58
hitungan, tidak didapatkan titik optimum,
- Perubahan cost
yang berarti nilai proyek terus meningkat
= Rp 2.127.890.655,91 Rp
setiap dilakukan kompresi. Titik jenuh ter-
2,125,459,653.58 = Rp 2.431.002,33
jadi pada tahap kompresi ke-13, dimana
- Lintasan kritis akibat kompresi tahap 1:
semua kegiatan di lintasan kritis C telah
A. 39 21 8 72 75 81
di-crashing. Apabila dilakukan kompresi
94
hingga tahap ke-13, durasi proyek menjadi
113 hari dari sisa durasi 131 hari,
136
Perbandingan Penambahan Waktu Kerja (Jam Lembur) . Yoni, Warsika dan Sudipta
Saran
Berdasarkan hasil analisis, maka
dapat disarankan bahwa untuk mengejar
keterlambatan penyelesaian dan memper-
cepat pelaksanaan Proyek Pembangunan
Gedung Instalasi Farmasi Blahkiuh, pihak
Gambar 6 Grafik hubungan biaya total
pelaksana lebih baik melakukan penamba-
dengan durasi proyek akibat penambahan
han tenaga kerja karena biaya total yang
tenaga kerja
dikeluarkan jauh lebih sedikit dibandingan
penambahan waktu kerja (jam lembur).
SIMPULAN DAN SARAN
UCAPAN TERIMA KASIH
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis antara
Puji syukur Penulis panjatkan kehada-
perbandingan penambahan waktu kerja
pan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan
(jam lembur) dengan penambahan tenaga
Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-
kerja yang dilakukan terhadap Proyek
Nya, penulis dapat menyelesaikan penuli-
Pembangunan Gedung Instalasi Farmasi
san yang berjudul Perbandingan Penamba-
Blahkiuh dengan metode Time Cost Trade
han Waktu Kerja (Jam Lembur) dengan
Off Analysis didapatkan beberapa kesim-
Penambahan Tenaga Kerja Terhadap Bia-
pulan, yaitu:
ya Pelaksanaan Proyek dengan Metode
Dengan lembur maksimal, biaya pro-
Time Cost Trade Off (Studi Kasus Proyek
yek terus mengalami peningkatan se-
Pembangunan Gedung Instalasi Farmasi
panjang kompresi dan pelaksanaan
Blahkiuh).
proyek dapat dipercepat menjadi 113
Dalam kesempatan ini, penulis me-
hari dari sisa durasi 131 hari. Untuk
ngucapkan terima kasih kepada Bapak Ir.
pengurangan durasi proyek maksimal
137
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 17, No. 2, Juli 2013
138