Struktur Geologi
jawa atau RMKS (Rembang, Madura, Kangean, Sakala) yang mempunyai arah relatif
barat timur. Pola struktur tersebut tak lepas dari peran tataan tektonik di Indonesia
khususnya Pulau Jawa yang mengakibatkan terbentuknya variasi jalur subduksi mulai
dari Pra Tersier, Tersier hingga Kuarter. Deformasi pada Zona Kendeng diperkirakan
terjadi pada akhir pliosen (Plio Plistosen) dan di bagi menjadi tiga fase, yaitu fase
yang mempunyai arah relatif barat timur dan menunjam di bagian kendeng timur,
fase kedua berupa pensesaran berupa sesar naik bahkan ada sesar sungkup yang
deformasi brittle karena batuan telah melampaui batas elastisitasnya, dan fase ketiga
Pada mulanya struktur ini merupakan struktur graben yang diisi oleh endapan
(Sribudiyani, dkk., 2003) Graben ini kemudian mulai terinversi pada Miosen menjadi
zona sesar mendatar RMKS. Lipatan dan sesar naik berkembang di Zona Kendeng
yang membentuk batas sesar berupa zona overthrust antara Zona Rembang dan Zona
Kendeng, bidang overthrust yang nampak memotong sampai ke lapisan yang masih
Sedangkan perlipatan pada Kala Plistosen Atas terjadi karena pengaruh gaya
Kendeng pada Kala Holosen, mengakibatkan penurunan Sub-Zona Ngawi dan Zona
Randublatung.
dan untuk mencoba menerangkan proses dan mekanisme struktur pada daerah
Moody dan Hill (1967). Konsep tersebut menerangkan mengenai struktur geologi
pada batuan sebagai akibat adanya gaya kompresi yang disebabkan oleh tektonik.
Model ini pada dasarnya membagi struktur geologi menjadi beberapa orde, apabila
gaya dari orde 1 kuat maka akan menghasilkan gaya kompresi untuk orde 2 dan orde
3 (Gambar 2. 26) dengan kata lain akan menghasilkan turunan gaya, apabila gaya 1
lemah, maka hanya orde 1 saja yang akan terbentuk dan sebaliknya.
Gambar 2. 1. Model struktur geologi (Moody dan Hill, 1967).
2.3.5.1. Kekar
Kekar (joint) adalah struktur rekahan dalam batuan yang belum mengalami
pergeseran, merupakan hal yang umum bila terdapat pada batuan dan bisa terbentuk
pada setiap waktu. Pada batuan sedimen, kekar bisa terbentuk mulai pada saat
pengendapan atau terbentuk setelah pengendapan, dalam batuan beku bisa terbentuk
kekar bisa terjadi pada saat sebelum, mendekati proses akhir, atau bersamaan dengan
terbentuknya, seperti sesar atau lipatan. Selain itu kekar bisa terbentuk sebagai
struktur penyerta dari struktur sesar maupun lipatan yang diakibatkan oleh tektonik.
Kekar dapat di kelompokan berdasarkan cara terjadinya antara lain :
Columnar Joint
Sheeting Joint
Longitudinal Joint
batuan.
a. Shear (kekar gerus), yang terjadi akibat adanya tegasan atau gaya
kompresional.
Extension Joint, yaitu kekar tarik yang bidang rekahnya searah dengan
tegasan. Kekar jenis inilah yang biasanya terisi oleh cairan hidrotermal
Release Joint, yaitu kekar tarik yang terbentuk akibat hilangnya atau
(1972) yang menerangkan mengenai struktur geologi pada batuan sebagai akibat
2.3.5.2. Sesar
Sesar atau patahan adalah rekahan pada batuan yang telah mengalami
pergeseran melalui bidang rekahnya. Suatu sesar dapat berupa bidang sesar (Fault
Plane), atau rekahan tunggal. Tetapi lebih sering berupa jalur sesar (Fault Zone),
yang terdiri dari lebih dari satu sesar yang saling berhubungan baik di dalam
permukaan maupun di permukaan, misalnya pada sesar naik (thrust fault) akan
menunjukan 4 tipe hubungan yang berbeda (Gambar, 29), dan pehentian suatu sesar
utama akan menunjukan suatu pergerakan struktur geologi atau sesar yang lain
(Ragan, 2009).
Gambar 2. 4. Model perbedaan percabangan kemiringan pada sesar naik (Boyer dan
Elliot, 1982, dalam Ghosh, 1994).
mendatar, untuk sesar naik dibagi menjadi reverse fault dan thrust fault
dimana perbedaan thrust fault dan reverse fault terletak pada kemiringan
bidang sesar, jika thrust fault mempunyai kemiringan bidang sesar kurang
3. Sifat gerak terhadap bidang sesar : dip slip, strike slip, oblique slip.
Gambar 2. 5. Pergerakan relatif blok-blok sesar (Twiss dan Moore, 1992).
sesar menurut Richard (1972) (Gambar 2. 31) berdasarkan nilai bidang sesar dan nilai
rake nya baik didapat dari pengukuran langsung pada bidang atau dengan analisis
stereografis.
berupa struktur penyerta dapat dijumpai pada (fault surface), jalur sesar (fault zone),
atau bidang sesar (fault plane), sehingga struktur penyerta tersebut dapat membantu
dalam analisis jenis dan pergerakan sesar. Mason L. Hill menyimpulkan bahwa
pergerakan sesar membentuk struktur penyerta yang memiliki pola sedemikian rupa
(Gambar 2. 32).
Gambar 2. 7. Hubungan struktu penyerta terhadap arah pergerakan sesar (Hill, 1976,
dalam Davis, dkk., 1994).
Micro fold adalah lipatan minor yang terbentuk jika pada pergeseran
sesar melibatkan satuan batuan dengan sifat dominan plastis atau ductile dapat
menghasilkan struktur lipatan (micro fold) yang terdapat pada jalur sesar.
Orientasi micro fold ini dapat digunakan untuk menentukan slip (pergerakan
sesungguhnya). Drag atau struktur seretan adalah gejala penyerta pada bidang
dijumpai pada perlapisan atau bidang foliasi (Hill, 1976, dalam Davis, 1996).
2. Gash Fracture
Merupakan kekar penyerta pada suatu patahan yang memiliki bentuk terbuka pada
3. Shear Fracture
Merupakan kekar penyerta patahan yang berbentuk berpasabg pasangan yang searah
dengan jumlah yang relatif banyak (Hill, 1976, dalam Davis, 1996).
2.3.5.3. Lipatan
sebagai lengkungan atau kumpulan lengkungan pada unsur garis atau bidang di dalam
bahan tersebut, yang disebabkan oleh dua macam mekanisme gaya yaitu buckling
(melipat) dan bending (lengkungan) (Gambar 2. 33). Lipatan dapat dijumpai dalam
berbagai bentuk (geometri), yang disebut sebagai fold style dan ukuran. Variasi
geometri lipatan terutama tergantung pada sifat dan keragaman bahan, dan asal
kejadian mekanik pada saat proses perlipatan. Beberapa titik pada profil permukaan
- Hinge point adalah titik maksimun pelengkungan pada lapisan yang terlipat.
- Inflection point adalah titik batas dari dua pelengkungan yang berlawanan
- Fold axis (sumbu lipatan/hinge line) adalah garis maksimum pelengkungan pada
- Axial plane (bidang sumbu) adalah bidang yang dibentuk melalui garis-garis
sumbu pada suatu lipatan. Bidang ini tidak selalu berupa bidang lurus (planar),
- Fold limb (sayap lipatan) adalah sisi-sisi dari bidang yang terlipat yang berada
line).
lapisan dari lapangan, atau pembuatan penampang dari peta geologi. Metode yang
digunakan adalah metode busur lingkar (arc methode), dasar dari metode ini adalah
anggapan bahwa lipatan merupakan bentuk busur dari suatu lingkaran dengan
langsung apabila data yang ada hanya kemiringan dan batas lapisan hanya setempat
(Busk, 1928, dalam Prastistho, 1993). Apabila batas-batas lapisan dijumpai berulang
pada lintasan yang akan direkonstruksi, maka pembuatan busur lingkaran dilakukan
dengan metode interpolasi, yaitu berdasarkan data yang telah didapat di lapangan
klasifikasi Fleuty (1964) bedarsarkan hinge surface dan hinge line nya (Tabel 2. 13),
atau menggunakan klasifikasi Rickard (1972) berdasarkan dip, rake, plunge dari
Tabel 2. 1. Klasifikasi lipatan berdasarkan kemiringan hinge surface dan hinge line
(Fleuty, 1964).
Gambar 2. 10. Klasifikasi lipatan berdasarkan dip, rake, plunge dari hinge line, serta
sumbu lipatan (Rickard, 1972)