Anda di halaman 1dari 6

NAMA : MUHAMAD SYARI

NIM : 50500116069

JURUSAN : JURNALISTIK

Materi Psikologi

1. Motivasi,emosi,frustasi,dan stress
A. Motivasi

Motivasi adalah suatu keadaan yang dialami individu , yang mendorong individu itu untuk melakukan sesuatu
kea rah tujuan tertentu.

Jenis-jenis motivasi

1.) Motif Fisiologis

Motif fsiologis adalah motif yang tidak di sadari,berkaitan dengan keseimbangan kondisi fisikindividu
yangbersifat mutlak bagi setiap individu.

2.) Motif Sosial

Motif social adalah kemampuan individu untuk belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat hidupnya

B. Emosi

Emosi adalah perasaan yg bergejolak dalam individu yang merupakan energy untuk benar-benar emosi seperti
marah,cinta,sedih,gembira ataupun empati dan sebagainya.Contoh ; ketakutan membuat orang menjauhi
sesuatu,kemarahan seseorang membuat orang menyerang sesuatu dan lain-lain .

Polakembang emosi sangat di pengaruhi oleh factor kemasakan dan belajar.Pengalaman emosional sangat
tergantung dari beberapa jauh individu dapat mengerti rangsangan yg diterimahnya dari factor belajar juga
sangat besar.

C. Frustasi

Frustasi adalah kondisi psikologis individu yang disebabkan tidak tercapainya tujuan sehingga menimbulkan
ketidak puasan

Jenis-jenis Frustasi

1. Toleransi,frustasi yang dapat ditangani dengan penuh kesabaran dan selalu ditahan ( misalnya
seseorang yang terkunci dia akan berusaha dengan tenang)
2. Emosional pada emosi frustasi ini muncul dan tidak terkenal sehingga dia akan melakukan reaksi yang
deskrutif (misalnya tidak lulusujian kemudian membanting kursi)

D. Stress
Stress adalah sesuatu yang menimbulkan reaksi terhadap setiap tuntutan kehidupan.Dalam perjalanan hidup
sesorang pada suatu ketika pasti menghadapi persoalan atau problem.Apabila seseorang dalam pertumbuhan
dan perkembangan sejak masa anak-anak dapat mengatasi segala problem yang dihadapi,maka dikemudian
hari akan menadi orang dewasa yang sehat jiwanya atau berjiwa seimbang.

2.Pengertian Pertumbuhan Dan Perkembangan


Menurut pandangan para ahli biologi pertumbuhan diartikan sebagai suatu penambahan
dalam ukuran bentuk, berat atau pikiran dimensif dari pada tubuh dan bagian-bagiannya. Sedangka
kata perkembangan dimaksudkan untuk menunjukan perubahan-perubahan dalam bentuk/bagian
tubuh dan integrasi ke dalam suatu kesatuan fungsional bila pertumbuhan itu berlangsung. Jadi
pertumbuhan dapat diukur sedangkan perkembangan hanya dapat diamati dengan memperhatikan
perubahan-perubahan dalam bentuk ketika terjadi dan dalam bentuk-bentuk tingkah laku ketika telah
tercapai kematangan.

B. Fase-Fase Dan Tugas Perkembangan

1. Fase Dan Tugas Perkembangan Menurut Buhler


a. Fase pertama (0-1 tahun)
Fase ini adalah masa menghayati berbagai objek diluar diri sendiri serta saat melatih fungsi-fungsi,
khususnya fungsi motorik, yakni fungsi yang berhubungan dengan gerakan-gerakan anggota badan.
b. Fase kedua (2-4 tahun)
Fase ini merupakan masa pengenalan dunia objektif diluar diri sendiri, disertai dengan penghayatan
yang bersifat subjektif. Mulai ada pengenalan pada aku sendiri, dengan bantuan bahasa dan
kemauan sendiri. Anak tidak mengenal dunia luar berdasarkan pengamatan yang objektif, melainkan
memindahkan keadaan batinnya pada benda-benda diluar dirinya.
c. Fase ketiga (5-8 tahun)
Fase ini bisa dikatakan sebagai masa sosialisasi anak. Pada masa ini, anak mulai memasuki
masyarakat luas (misalnya, taman kanak-kanak, pergaulan dengan kawan-kawan sepermainan, dan
sekolah dasar). Anak mulai belajar mengenal dunia sekitar secara objektif. Ia mulai belajar mengenal
arti prestasi, pekerjaan, dan tugas-tugas kewajiban. Jadi yang penting diperhatikan pada fase ini
adalah berlangsungnya proses sosialisasi.
d. Fase keempat (9-11 tahun)
Pada perode ini, anak mencapai objektivitas tertinggi. Bisa pula disebut sebagai masa menyelidik,
mencoba, dan bereksperimen, yang distimulasi oleh dorongan-dorongan menyelidik dan rasa ingin
tahu yang besar; masa pemusatan dan penimbunan tenaga untuk berlatih, menjelajah, dan
bereksplorasi.
e. Fase kelima (14-19 tahun)
Fase ini merupakan masa tercapainya synthese diantara sikap kedalam batin sendiri dengan sikap
keluar,pada dunia objektif. Untuk kedua kali dalam kehidupannya, anak bersikap subjektif
(subjektivitas pertama terdapat pada fase kedua, yaitu usia 3 tahun). Namun subjektivitas kali ini
dilakukan dengan sadar.

.
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
1. Aliran Nativisme Atau Aliran Pembawaan
Nativisme (nativism) merupakan sebuah doktrin filosofis yang berpengaruh besar terhadap
aliran pemikiran psikologis. Tokoh utama aliran ini bernama Arthur Schopenhauer (1788-1860),
seorang filosof Jerman. Aliran filsafat nativisme konon dijuluki sebagai aliran pesimistis yang
memandang segala sesuatu dengan kacamata hitam. Mengapa begitu? Karena para ahli penganut
aliran ini berkeyakinan bahwa perkembangan manusia ditentukan oleh pembawaannya, sedangkan
pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa-apa. Dalam ilmu pendidikan, pandangan seperti
ini disebut pesimisme pedagogis (Syah, 1995).
.

2. Aliran Empirisme Atau Aliran Lingkungan


Aliran empirisme merupakan kabalikan dari aliran nativisme, denga tokoh utama John Locke
(1632-1704). Nama asli aliran ini adalah the school of british empiricism (aliran empirisme
inggris). Akan tetapi, aliran ini lebih berpengaruh pada para pemikir Amerika Serikat, sehingga
melahirkan sebuah aliran filsafat bernama environmentalisme (aliran lingkungan) dan psikologi
bernama environmental psychology (psikologi lingkungan) yang relative masih baru (reber, 1988;
Syah, 1995).

3. Aliran konvergensi atau aliran persesuaian


Aliran ini pada intinya merupakan perpadduan antara pandangan nativisme dan empirisme,
yang keduanya dipandang sangat berat sebelah. Aliran ini menggabungkan arti penting hereditas
(pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia.
Tokoh utama aliran konvergensi adalah Louis William Stern (1871-1938), seorang filsuf sekaligus
psikolog jerman. Stern dan para pengikutnya, dalam menetapkan faktor yang memengaruhi
perkembangan manusia, tidak hanya berpegang pada lingkungan/pengalaman, juga tidak berpegang
pada pembawaan saja, tetapi berpegang pada kedua faktor yang sama pentingnya itu

3.Tipe Kepribadian
Nah 4 kepribadian yang terdapat dalam diri manusia antara lain:

1. Sanguin dijuluki si "Populer" karena pandai persuasif dan ingin terkenal.


2. Koleris dijuluki si "Kuat" karena sering dominan dan kompetitif.
3. Melankolis dijuluki si "Sempurna" karena perfeksionis dan serba teratur.
4. Plegmatis dijuluki si "Cinta Damai" karena kesetiaannya dan menghindari konflik.

SANGUIN

Kekuatan :

Suka bicara.
Secara fisik memegang pendengar, emosional dan demonstratif.
Antusias dan ekspresif.
Ceria dan penuh rasa ingin tahu.
Hidup di masa sekarang.
Mudah berubah (banyak kegiatan / keinginan).
Berhati tulus dan kekanak-kanakan.
Senang kumpul dan berkumpul (untuk bertemu dan bicara).
Umumnya hebat di permukaan.

Kelemahan :

Suara dan tertawa yang keras (bahkan terlalu keras).


Membesar-besarkan suatu hal / kejadian.
Susah untuk diam.
Mudah ikut-ikutan atau dikendalikan oleh keadaan atau orang lain (suka ikutan Gank).
Sering minta persetujuan, termasuk hal-hal yang sepele.
RKP (Rentang Konsentrasi Pendek) alias pelupa.
Dalam bekerja lebih suka bicara dan melupakan kewajiban (awalnya saja antusias).
Mudah berubah-ubah.

KOLERIS

Kekuatan :

Senang memimpin, membuat keputusan, dinamis dan aktif.


Sangat memerlukan perubahan dan harus mengoreksi kesalahan.
Berkemauan keras dan pasti untuk mencapai sasaran/ target.
Bebas dan mandiri.
Berani menghadapi tantangan dan masalah.
"Hari ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari ini".
Mencari pemecahan praktis dan bergerak cepat.
Mendelegasikan pekerjaan dan orientasi berfokus pada produktivitas.

Kelemahan :

Tidak sabar dan cepat marah (kasar dan tidak taktis).


Senang memerintah.
Terlalu bergairah dan tidak/susah untuk santai.
Menyukai kontroversi dan pertengkaran.
Terlalu kaku dan kuat/ keras.
Tidak menyukai air mata dan emosi tidak simpatik.
Tidak suka yang sepele dan bertele-tele / terlalu rinci.
Sering membuat keputusan tergesa-gesa.
MELANKOLIS

Kekuatan :

Analitis, mendalam, dan penuh pikiran.


Serius dan bertujuan, serta berorientasi jadwal.
Artistik, musikal dan kreatif (filsafat & puitis).
Sensitif.
Mau mengorbankan diri dan idealis.
Standar tinggi dan perfeksionis.
Senang perincian/memerinci, tekun, serba tertib dan teratur (rapi).
Hemat.

Kelemahan :

Cenderung melihat masalah dari sisi negatif (murung dan tertekan).


Mengingat yang negatif & pendendam.
Mudah merasa bersalah dan memiliki citra diri rendah.
Lebih menekankan pada cara daripada tercapainya tujuan.
Tertekan pada situasi yg tidak sempurna dan berubah-ubah.
Melewatkan banyak waktu untuk menganalisa dan merencanakan.
Standar yang terlalu tinggi sehingga sulit disenangkan.

PLEGMATIS

Kekuatan :

Mudah bergaul, santai, tenang dan teguh.


Sabar, seimbang, dan pendengar yang baik.
Tidak banyak bicara, tetapi cenderung bijaksana.
Simpatik dan baik hati (sering menyembunyikan emosi).
Kuat di bidang administrasi, dan cenderung ingin segalanya terorganisasi.
Penengah masalah yg baik.
Cenderung berusaha menemukan cara termudah.

Kelemahan :

Kurang antusias, terutama terhadap perubahan/ kegiatan baru.


Takut dan khawatir.
Menghindari konflik dan tanggung jawab.
Keras kepala, sulit kompromi (karena merasa benar).
Terlalu pemalu dan pendiam.
Humor kering dan mengejek (Sarkatis).
Kurang berorientasi pada tujuan.

4.Komponen sikap

a. Pengertian sikap
Sikap tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari karena dapat memberikan corak tinkah laku pada
kehidupan seseorang.sangat penting apabila sikaptersebut telah membentuk dalam diri seseorang maka
sikap tersebut akan turut menentukan tingkalakunya dalam menghadapi objek tertentu.

Menurut Alport (Agus Sujana 1999) dimana sikap merupakan salah satu dasar kepribadian sikap
secara dasar adalah pra-respon untuk membimbing dan mendorong suatu tingkah laku.Sikap
berhubungan dengan suatu objek atau sekelompok objek

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Sikap


Proses belajar sosial terbentuk dari interaksi sosial. Dalam interaksi sosial, individu
membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya. Diantara
berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah:
Pengalaman pribadi.
Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi harus meninggalkan
kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi
tersebut melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan
akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas.
Kebudayaan.
B.F. Skinner (dalam, Azwar 2005) menekankan pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan)
dalam membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian tidak lain daripada pola perilaku yang
konsisten yang menggambarkan sejarah reinforcement (penguatan, ganjaran) yang dimiliki.
Pola reinforcement dari masyarakat untuk sikap dan perilaku tersebut, bukan untuk sikap dan
perilaku yang lain.
Orang lain yang dianggap penting.
Pada umumnya, individu bersikap konformis atau searah dengan sikap orang orang yang
dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk
berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting
tersebut.
Media massa.
Sebagai sarana komunikasi, berbagai media massa seperti televisi, radio, mempunyai
pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Adanya informasi baru
mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap
hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan
memberi dasar afektif dalam mempresepsikan dan menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah
arah sikap tertentu

Anda mungkin juga menyukai