PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHA SAN
Peraturan Tutorial :
1. Peserta diharapkan tertib dan menjaga tata krama selama proses tutorial
berlangsung.
2. Peserta dilarang mempergunakan telepon genggam selama proses tutorial
berlangsung.
3. Peserta diharapkan mengangkat tangan terlebih dahulu sebelum
menyampaikan pendapat atau menyanggah.
4. Peserta diharapkan tidak meninggalkan ruangan selama proses tutorial
berlangsung.
2
2.2 Skenario Kasus
Ali adalah mahasiswa FK UMP blok 1. Saat mengikuti tutorial skenario A
sesi kedua, Ali tidak mengemukakan jawaban dari pertanyaan yang sudah dibuat
serta tidak berpikir kritis saat temannya memberikan argumen dalam diskusi. Pada
saat sesi belajar mandiri, Ali tidak mengerti cara mencari literatur sehingga Ali
tidak belajar apapun. Ali mendapatkan umpan balik dari tutor bahwa Ali sangat
pasif. Tutor juga mengatakan bahwa jika Ali selalu pasif maka akan sulit menjadi
dokter. Setelah kejadian tersebut, Ali berencana untuk belajar bersama dirumah
temannya, serta mencari literatur yang sahih untuk dapat digunakan sebagai bahan
berdiskusi dalam proses tutorial skenario selanjutnya.
3
Diskusi : Pembahasan tentang suatu masalah yang
dilakukan oleh 2 orang atau lebih demi
mendapatkan kesimpulan (KBBI)
4
b. Apa unsur-unsur berpikir kritis ?
1. Clarity (Kejelasan)
Kejelasan merujuk kepada pertanyaan: "Dapatkah
permasalahan yang rumit dirinci sampai tuntas?"; "Dapatkah
dijelaskan permasalahan itu dengan cara yang lain?"; "Berikanlah
ilustrasi dan contoh-contoh!". Kejelasan merupakan pondasi
standardisasi. Jika pernyataan tidak jelas, kita tidak dapat
membedakan apakah sesuatu itu akurat atau relevan. Apabila
terdapat pernyataan yang demikian, maka kita tidak akan dapat
berbicara apapun, sebab kita tidak memahami pernyataan tersebut.
Contoh, pertanyaan berikut tidak jelas: "Apa yang harus
dikerjakan pendidik dalam sistem pendidikan di Indonesia?" Agar
pertanyaan itu menjadi jelas, maka kita harus memahami betul apa
yang dipikirkan dalam masalah itu. Agar menjadi jelas, pertanyaan
itu harus diubah menjadi, "Apa yang harus dikerjakan oleh
pendidik untuk memastikan bahwa siswanya benar-benar telah
mempelajari berbagai keterampilan dan kemampuan untuk
membantu berbagai hal agar mereka berhasil dalam pekerjaannya
dan mampu membuat keputusan dalam kehidupan sehari-hari?".
2. Accuracy (keakuratan, ketelitian, kesaksamaan)
Ketelitian atau kesaksamaan sebuah pernyataan dapat ditelusuri
melalui pertanyaan: "Apakah pernyataan itu kebenarannya dapat
dipertanggungjawabkan?"; "Bagaimana cara mengecek
kebenarannya?"; "Bagaimana menemukan kebenaran tersebut?"
Pernyataan dapat saja jelas, tetapi tidak akurat, seperti dalam
penyataan berikut, "Pada umumnya anjing berbobot lebih dari 300
pon".
3. Precision (ketepatan)
Ketepatan mengacu kepada perincian data-data pendukung
yang sangat mendetail. Pertanyaan ini dapat dijadikan panduan
untuk mengecek ketepatan sebuah pernyataan. "Apakah pernyataan
yang diungkapkan sudah sangat terurai?"; "Apakah pernyataan itu
telah cukup spesifik?". Sebuah pernyataan dapat saja mempunyai
kejelasan dan ketelitian, tetapi tidak tepat, misalnya "Aming sangat
5
berat" (kita tidak mengetahui berapa berat Aming, apakah satu pon
atau 500 pon!)
4. Relevance (relevansi, keterkaitan)
Relevansi bermakna bahwa pernyataan atau jawaban yang
dikemukakan berhubungan dengan pertanyaan yang diajukan.
Penelusuran keterkaitan dapat diungkap dengan mengajukan
pertanyaan berikut: "Bagaimana menghubungkan pernyataan atau
respon dengan pertanyaan?"; "Bagaimana hal yang diungkapkan
itu menunjang permasalahan?". Permasalahan dapat saja jelas,
teliti, dan tepat, tetapi tidak relevan dengan permasalahan.
Contohnya: siswa sering berpikir, usaha apa yang harus
dilakukan dalam belajar untuk meningkatkan kemampuannya.
Bagaimana pun usaha tidak dapat mengukur kualitas belajar siswa
dan kapan hal tersebut terjadi, usaha tidak relevan dengan
ketepatan mereka dalam meningkatkan kemampuannya.
5. Depth (kedalaman)
Makna kedalaman diartikan sebagai jawaban yang dirumuskan
tertuju kepada pertanyaan dengan kompleks, Apakah permasalahan
dalam pertanyaan diuraikan sedemikian rupa? Apakah telah
dihubungkan dengan faktor-faktor yang signifikan terhadap
pemecahan masalah? Sebuah pernyatan dapat saja memenuhi
persyaratan kejelasan, ketelitian, ketepatan, relevansi, tetapi
jawaban sangat dangkal (kebalikan dari dalam). Misalnya terdapat
ungkapan, "Katakan tidak". Ungkapan tersebut biasa digunakan
para remaja dalam rangka penolakan terhadap obat-obatan
terlarang (narkoba). Pernyataan tersebut cukup jelas, akurat, tepat,
relevan, tetapi sangat dangkal, sebab ungkapan tersebut dapat
ditafsirkan dengan bermacam-macam.
6. Breadth (keluasaan)
Keluasan sebuah pernyataan dapat ditelusuri dengan pertanyaan
berikut ini. Apakah pernyataan itu telah ditinjau dari berbagai sudut
pandang?; Apakah memerlukan tinjauan atau teori lain dalam
merespon pernyataan yang dirumuskan?; Menurut pandangan..;
Seperti apakah pernyataan tersebut menurut... Pernyataan yang
6
diungkapkan dapat memenuhi persyaratan kejelasan, ketelitian,
ketepatan, relevansi, kedalaman, tetapi tidak cukup luas. Seperti
halnya kita mengajukan sebuah pendapat atau argumen menurut
pandangan seseorang tetapi hanya menyinggung salah satu saja
dalam pertanyaan yang diajukan.
7. Logic (logika)
Logika bertemali dengan hal-hal berikut: Apakah pengertian
telah disusun dengan konsep yang benar?; Apakah pernyataan yang
diungkapkan mempunyai tindak lanjutnya? Bagaimana tindak
lanjutnya? Sebelum apa yang dikatakan dan sesudahnya,
bagaimana kedua hal tersebut benar adanya? Ketika kita berpikir,
kita akan dibawa kepada bermacam-macam pemikiran satu sama
lain. Ketika kita berpikir dengan berbagai kombinasi, satu sama
lain saling menunjang dan mendukung perumusan pernyataan
dengan benar, maka kita berpikir logis. Ketika berpikir dengan
berbagai kombinasi dan satu sama lain tidak saling mendukung
atau bertolak belakang, maka hal tersebut tidak logis.
(Wulandari, 2013)
7
berpikir cepat karena tubuhnya tidak memungkinkan untuk
bereaksi terhadap respon yanga ada.
2. Motivasi
Menurut Kort (1987), motivasi merupakan hasil faktor internal
dan eksternal. Motivasi adalah upaya untuk menimbulkan
rangsangan, dorongan ataupun pembangkit tenaga seseorang agar
mau berbuat sesuatu atau memperlihatkan perilaku tertentu yang
telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menciptakan minat adalah cara yang sangat baik untuk memberi
motivasi pada diri demi mencapai tujuan. Motivasi yang tinggi
terlihat dari kemampuan atau kapasitas atau daya serap dalam
belajar, mengambil resiko, menjawab pertanyaan, menentang
kondisi yang tidak mau berubah kearah yang lebih baik,
mempergunakan kesalahan sebagai kesimpulan belajar, semakin
cepat memperoleh tujuan dan kepuasan, mempeerlihatkan tekad
diri, sikap kontruktif, memperlihatkan hasrat dan keingintahuan,
serta kesediaan untuk menyetujui hasil perilaku.
3. Kecemasan
Kecemasan merupakan keadaan emosional yang ditandai
dengan kegelisahan dan ketakutan terhadap kemungkinan bahaya.
Menurut Frued dalam Riasmini (2000) kecemasan timbul secara
otomatis jika individu menerima stimulus berlebih yang melampaui
untuk menanganinya (internal, eksternal). Reaksi terhadap
kecemasan dapat bersifat; a) konstruktif, memotivasi individu
untuk belajar dan mengadakan perubahan terutama perubahan
perasaan tidak nyaman, serta terfokus pada kelangsungan hidup; b)
destruktif, menimbulkan tingkah laku maladaptif dan disfungsi
yang menyangkut kecemasan berat atau panik serta dapat
membatasi seseorang dalam berpikir.
4. Perkembangan intelektual
Intelektual atau kecerdasan merupakan kemampuan mental
seseorang untuk merespon dan menyelesaikan suatu persoalan,
menghubungkan satu hal dengan yang lain dan dapat merespon
dengan baik setiap stimulus. Perkembangan intelektual tiap orang
8
berbeda-beda disesuaikan dengan usia dan tingkah
perkembanganya. Menurut Piaget dalam Purwanto (1999) semakin
bertambah umur anak, semakin tampak jelas kecenderungan dalam
kematangan proses.
(Ramalisa, 2013)
9
f. Apa ciri-ciri berpikir kritis ?
1. Mengemukakan pertanyaan-pertanyaan dan masalah penting,
merumuskannya dengan jelas dan teliti
2. Memunculkan ide-ide baru yang berguna dan relevan untuk
melakukan tugas. Pemikiran kritis memiliki peran penting untuk
menilai manfaat ide-ide baru, memilih ide-ide yang terbaik, atau
memodifikasi ide-ide jika perlu
3. Mengumpulkan dan menilai informasi-informasi yang relevan,
dengan menggunakan gagasan abstrak untuk menafsirkannya
dengan efektif
4. Menarik kesimpulan dan solusi dengan alasan yang kuat, bukti
yang kuat, dan mengujinya dengan menggunakan kriteria dan
standar yang relevan
5. Berpikir terbuka dengan menggunakan berbagai alternatif sistem
pemikiran, sembari mengenali, menilai, dan mencari hubungan-
hubungan antara semua asumsi, implikasi, akibat-akibat praktis
6. Mampu mengatasi kebingungan, mampu membedakan antara
fakta, teori, opini, dan keyakinan
7. Mengkomunikasikan dengan efektif kepada orang lain dalam
upaya menemukan solusi atas masalah-masalah kompleks, tanpa
terpengaruh oleh pemikiran orang lain tentang topik yang
bersangkutan
8. Jujur terhadap diri sendiri, menolak manipulasi, memegang
kredibilitas dan integritas ilmiah, dan secara intelektual
independen, imparsial, netral
(Murti, 2015)
10
dan mendekatkan diri kepada-Nya. Maka berpikir adalah awal
perjalanan ibadah, yang tanpanya ibadah menjadi tak bernilai.
Dalam firman Allah surah 3: 190-191
disebutkan: "Sesungguhnya dalam penciptaanlangit dan bumi, dan
silihbergantinya malam dan siangterdapat tanda-tanda bagi orang-
orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat
Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata):
"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkaumenciptakan Ini dengan sia-sia,
Maha Suci Engkau. Maka lindungikami dari siksa neraka.
(Q.S. AliImran [3]: 190-191.)
Berpikir Kritis itu (menurut al-Quran) adalah mengingat Allah
dalam keadaan apapun sambil memikirkan tentang apa-apa yang
diciptakan-Nya sebagai tanda akan kekuasaan Allah.
2. Berpikir kritis menurut hadits
Rasulullah SAW pernah bersabda:
Berpikirlah kamu tentang ciptaanAllah, dan janganlah kamu berpi
kirtentang Dzat Allah.
Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Nuaim dari Ibnu Abbas
ini menurut Syaikh Nashiruddin Al-Bani dalam kitab. Secara
tersirat, hadits tersebut menjelaskan bahwa, Berpikir itu merupakan
suatu perbuatan yang membawa pelakunya untuk memikirkan hal
yang lebih konkrit daripada hal yang abstrak dengan redaksi
berpikir itu lebih baik tentang ciptaan Allah lantaran akan
menebalkan iman kita kepada Allah. Hal ini lebih konkrit
ketimbang memikirkan Dzat-nya Allah yang tidak akan mampu
manusia untuk memikirkannya apalagi membayangkannya.
11
Sintesis :
1. Literatur yang sahih adalah sebuah sumber belajar yang
menjadikan dapat diterima karena dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya, menjadikan sahih.
2. ciri-ciri literatur yang sahih :
Relevan
Mutakhir
Memadai
Dari situs berdomain akademik
Dari PubMed atau Google Shcolar.
Dari jurnal hasil penelitian, tinjauaan pustaka, laporan kasus,
komentar dari sumber terpercaya baik dalam Bahasa inggris
maupun Bahasa Indonesia.
Biasanya ditulis oleh para ahli yang melaporkan hasil penelitian
atau kegiatan ilmiah lain yang sebagian besar dalam bentuk
makalah akademik.
Biasanya diterbitkan oleh badan atau disponsori oleh asosiasi
organisasi yang professional.
Gelar atau jabatan penulis juga dipertimbangkan.
3. Cara mencari literatur yang sahih :
Pilihlah topik yang sesuai dengan isu
Temukan literatur yang relevan dengan penelitian.
Baca dan pelajari hasil kajian yang sejenis dari orang
sebelumnya dan daftar literatur harus berhubungan dengan
persoalan yang dihadapi literatur tersebut
Lihat apa saja kontribusinya terhadap topik yang dibahas.
Analisis dan interpretasikan serta ringkas literatur.
(Hasibuan, 2007)
12
walaupun ia tidak mengerti cara mencari literatur yang sahih , dengan
berpikir kritis ia juga bisa mencoba menanggapi apakah argumen-
argumen temannya sesuai atau tidak dengan topik pada masalah yang
dibahas pada saat sesi tutorial.
Sintesis :
1. Berpikir kritis adalah berpikir mengajukan pertanyaan yang
sesuai, mengumpulkan informasi yang relevan, mengurutkan
informasi secara efisien dan kreatif, menalar secara logis,
hingga sampat pada kesimpulan yang reliable dan terpercaya.
(Wulandari, 2013)
2. Ciri-ciri berpikir kritis:
Mengemukakan pertanyaan-pertanyaan dan masalah
penting
Memunculkan ide-ide baru yang berguna dan relevan
untuk melakukan tugas
Mengumpulkan dan menilai informasi-informasi yang
relevan
Menarik kesimpulan dan solusi dengan alasan yang kuat
Berpikir terbuka
Mampu mengatasi kebingungan
Mengkomunikasikan dengan efektif kepada orang lain
Jujur
(Murti, 2015)
3. Hambatan berpikir kritis:
Kondisi tubuh
Motivasi
Kecemasan
Perkembangan intelektual
(Ramalisa, 2013)
13
2. Pada saat sesi belajar mandiri, Ali tidak mengerti cara mencari literatur
sehingga Ali tidak belajar apapun.
a. Apa yang dimaksud belajar mandiri ?
Belajar mandiri adalah suatu proses belajar yang mengajak siswa
melakukan tindakan mandiri yang melibatkan terkadang satu orang,
biasanya satu kelompok. Tindakan mandiri ini dirancang untuk
menghubungkan pengetahuan akademik dengan kehidupan sehari-hari
secara sedemikian rupa untuk mencapai tujuan yang bermakna.
(Hastuti, 2012)
14
5. Mahasiswa lebih menyukai metode belajar mandiri daripada
metode tradisional.
6. Guru memiliki waktu yang lebih banyak untuk memantau
mahasiswa dalam pertemuan kelompok dan untuk konsultasi.
15
f. Bagaimana cara belajar mandiri yang efektif ?
1. Inisiatif atau dorongan internal
Konsep belajar mandiri lebih kepada kondisi inisiatif atau
motivasi yang ada pada diri siswa. Belajar mandiri bukan dalam
artian seseorang belajar sendiri. Proses belajar dapat dilakukan
sendiri (seorang diri), atau dalam kelompok. Siswa mandiri selalu
memiliki inisiatif atau dorongan dari dalam dirinya untuk memulai
suatu proses pembelajaran.
2. Menetapkan tujuan
Siswa mandiri selalu memiliki tujuan yang ditetapkan sendiri.
Tujuan dari siswa mandiri, peserta didik di sekolah misalnya,
bukan semata-mata untuk memenuhi kewajiban sebagai peserta
didik, yang harus mengikuti prose belajar mengajar, menyelesaikan
tugas-tugas dari guru. Tujuan siswa mandiri sudah lebih
komprehensif. Ditetapkan dalam kerangka mencapai tujuan secara
mikro dan makro. Tujuan secara mikro, berkaitan dengan
penguasaan kompetensi atas mata ajar yang diikuti. Tujuan secara
makro dalam rangka mempersiapkan diri mencapai tingkatan
tertentu untuk memaknai peran, tugas dan tanggungjawabnya
dalam kehidupan yang saat ini dan yang akan datang.
3. Aktif dan kreatif mencari sumber belajar
Ketersediaan sumber belajar sering menjadi persoalan bagi
penguasaan kompetensi yang dituntut. Sekolah sering kali hanya
menyediakan sumber belajar yang sangat terbatas, dan sifatnya
sektoral. Pada umumnya sumber belajar hanya tiga, dan sering kali
tidak lengkap, yaitu perpustakaan, buku pelajaran pegangan siswa,
dan lembar kerja siswa. Penekanan sumber-sumber belajar ini
sektoral, memenuhi tuntutan materi semata. Berbentuk penguasaan
secara kognitif dan terpisah-pisah. Bagi siswa mandiri,sumber
belajar yang demikian akan selalu dirasakan kurang. Proses
penguasaan kompetensi dilakukan dengan memperbanyak sumber
belajar.Siswa aktif dan kreatif mencari dan memanfaatkan sumber
belajar. Baik sumber belajar yang berbentuk cetak, elektronik,
maupun langsung dari masyarakat. Sumber belajar cetak dapat
16
berupa buku-buku di perpustakaan yang secara langsung merujuk
pada materi ajar tertentu, maupun dari tempat lain yang secara luas
memberikan informasi yang terkait, langsung maupun tidak
langsung, dengan materi aja. Sumber elektronik dapat berupa
mutlimedia pembelajaran, sumber internet, atau sumber-sumber
lain. Langsung kepada masyarakat, dapat kepada orang-orang yang
memang mempunyai kompetensi tertentu, maupun dalam
mengamati, menyelidiki dan menemukan kaitan materi ajar dengan
kehidupan riil, dan menjadi sumber untuk memahami dan
menguasai kompetensi tertentu.
4. Sadar siapa dirinya.
Kesadaran dan pengenalan diri sendiri berdampak pada
motivasi belajar pada siswa. Kesadaran diri berkaitan dengan
kemampuan, bakat, dan minat diri atas ilmu dan pengetahuan, juga
terkait dengan tipe belajar yang paling efektif.
(Karen Wilson, 2006)
3. Ali mendapatkan umpan balik dari tutor bahwa Ali sangat pasif. Tutor
juga mengatakan bahwa jika Ali selalu pasif maka akan sulit menjadi
dokter.
a. Apa peran dan tugas tutor pada sesi tutorial ?
Tugas tutor pada sesi tutorial :
1. Tugas pra-aktif: mendorong dan mengembangkan proses belajar
Tutor harus mengetahui struktur dan latar belakang skenario/
kasus sebagai bahan diskusi / block book.
Tutor harus paham tentang referensi yang telah disiapkan
oleh planning group atau penyusun kurikulum.
Tutor berusaha untuk memperoleh gambaran yang jelas
tentang prior knowledge para mahasiswa.
Tutor menjaga proses diskusi tetap konsisten terhadap tujuan
pembelajaran.
17
Tutor perlu mengetahui proses kognitif mahasiswa, ialah
konsep yang berkembang di anggota kelompok termasuk
kemungkinan konflik di dalamnya.
Tutor memberi fasilitasi belajar mahasiswa, antara lain
dengan mengajukan pertanyaan, menggunakan analogi dan
metafora, atau melakulkan klarifikasi konsep.
Tutor mengajukan pertanyaan dan menantang mahasiswa
dalam hal penalaran, evaluasi kritis terhadap ide yang
muncul, dan hipotesis.
Tutor mendiagnosis proses belajar, mendorong perubahan
konseptual.
Tutor mendiagnosis adanya miskonsepsi, mendorong
elaborasi gagasan.
Tutor mengamati alasan-alasan yang diajukan para
mahasiswa dan kemungkinan munculnya problem-solving (
dalam kerangka problem-based learning).
Tutor mencegah terjadinya analisis masalah dan sintesis
temuan-temuan yang bersifat superfisial.
Tutor mendorong mahasiswa untuk melaksanakan
studentdirected learning.
Tutor menyadari diri sendiri, apakah dia menghambat atau
mendorong proses kognitif mahasiswa?
Tutor mengevaluasi secara teratur, apakah para mahasiswa
puas dengan proses yang sedang berlangsung, kemudian
memberi saran untuk perbaikan.
2. Tugas interaktif: mengembangkan dan menjaga kerjasama
mahasiswa dan dinamika kelompok.
Tutor mendorong mahasiswa untuk membuat persetujuan di
antara mereka dalam hal prosedur kerja, partisipasi, dan peran
anggota kelompok.
Tutor mendorong anggota kelompok untuk aktif. c) Tutor
membina kepemimpinan kelompok.
18
Tutor mengamati adanya masalah perilaku mahasiswa
(dominan, pasif, mengganggu temannya dsb) dan sekaligus
memecahkannya.
Tutor mengevaluasi proses diskusi, apakah mahasiswa puas
dengan proses kerjasama yang sedang berjalan.
Tutor memperhatikan efisiensi waktu.
Tutor mencatat kehadiran para mahasiswa.
Tutor memberi tanggapan dan menciptakan iklim belajar
yang nyaman.
Tutor memberi dorongan kepada ketua dan sekretaris
kelompok.
Tutor mendorong kelompok untuk membuat evaluasi
terhadap kerjasama yang sedang berlangsung.
Tutor menjaga proses tetap berlangsung secara dinamik
Tutor memberi umpan balik dan mengevaluasi
perkembangan/ kemajuan kelompok
3. Tugas pasca-aktif: sebagai penghubung antara mahasiswa dan
dosen / institusi
Tutor membantu mahasiswa untuk mencari narasumber atau
konsultan.
Tutor memberi umpan balik kepada mahasiswa tentang mutu
tugas yang dilaksanakannya sesuai dengan block book.
Tutor menghadiri pertemuan tutor selama periode block yang
bersangkutan.
Untuk dapat melaksanakan tugas pra-aktif, interaktif dan
pasca-aktif secara efektif, maka seorang tutor seharusnya:
1. memahami isi problem/ skenario/ masalah yang
didiskusikan
2. memahami bagaimana proses pembelajaran terjadi.
3. memahami latar belakang secara keseluruhan (baik latar
belakang mahasiswa, latar belakang blok, urutan dalam
kurikulum dst.)
19
Peran tutor pada sesi tutorial :
1. Tutor sebagai fasilitator
Tutor bukanlah instruktur: students do not exist to meet our
needs; we exist to meet their needs!
Tutor bekerja dengan mahasiswa (sebagai mitra
pembelajaran), bukan sebagai pemberi kuliah, menanamkan
semangat kerjasama dalam belajar.
Tutor memberi ilustrasi atau contoh tentang konsep.
Tutor memimpin dan mengarahkan mahasiswa agar mereka
mencari dan menemukan informasi secara independen.
Tutor membantu mahasiswa untuk bertanggung jawab atas
proses pembelajaran mahasiswa secara aktif.
Tutor menyediakan waktu untuk umpan balik kelompok.
Tutor menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Tutor memandu dan memotivasi mahasiswa untuk
mengidentifikasi pokok bahasan.
Tutor mengingatkan mahasiswa untuk selalu
mengintegrasikan pengetahuan (horisontal dan vertikal).
2. Tutor sebagai pendengar
Tutor mencermati tujuan pembelajaran mahasiswa yang
muncul dalam diskusi.
Tutor membangun latar belakang yang sama di antara para
mahasiswa.
Tutor memberi umpan balik secukupnya berdasarkan materi
yang sedang dibahas para mahasiswa.
3. Tutor sebagai profesional
Tutor memperlihatkan sikap pofesional kepada mahasiswa.
Tutor menjaga informasi personal dan akademik tentang
rahasia mahasiswa.
Tutor selalu berdiskusi dengan supervisor, mencari umpan
balik.
Tutor berkonsultasi dengan supervisor bila ada masalah
nonakademik pada mahasiswa tertentu.
20
Tutor tidak perlu menjadi pembimbing / konsultan untuk
masalah pribadi.
Tutor harus mencari petunjuk / pengarahan bila ada konflik
pribadi di antara mahasiswa.
Tutor harus selalu menjaga hubungan profesional dengan
mahasiswa.
4. Tutor sebagai pencatat
Informasi tentang mahasiswa harus selalu up to date.
Tutor selalu mengikuti prosedur tutorial.
Tutor memberi penilaian terhadap kegiatan mahasiswa.
5. Tutor sebagai evaluator
Tutor menggunakan strategi assessment yang sesuai: sejalan
dengan tujuan pembelajaran, dengan format yang sesuai.
Tutor memonitor kemajuan mahasiswa, ialah memberi
umpan balik yang konstruktif termasuk kinerja para
mahasiswa.
Tutor memberi refleksi keefektivan pembelajaran.
(Sumber : Buku Pusat Pengembangan Pendidikan
Universitas Gadjah Mada, 2005)
21
Mengembangkan apresiasi baru untuk perbedaan melanjutkan.
Meningkatkan kelincahan intelektual.
Membantu siswa menjadi terhubung dengan topic.
Menunjukkan rasa hormat terhadap suara siswa dan
pengalaman.
Membantu siswa belajar proses dan kebiasaan wacana
demokrasi.
Menegaskan siswa sebagai co-pencipta pengetahuan.
Mengembangkan kapasitas untuk komunikasi yang jelas ide dan
makna.
Mengembangkan kebiasaan pembelajaran kolaboratif.
Meningkatkan luas dan membuat siswa lebih empatik.
Membantu siswa mengembangkan keterampilan sintesis dan
integrasi.
Menyebabkan transformasi.
(Aryanty, 2013)
22
Sintesis :
1. Berpikir kritis adalah berpikir mengajukan pertanyaan yang
sesuai, mengumpulkan informasi yang relevan, mengurutkan
informasi secara efisien dan kreatif, menalar secara logis,
hingga sampat pada kesimpulan yang reliable dan terpercaya.
(Wulandari, 2013)
2. Ciri-ciri berpikir kritis:
Mengemukakan pertanyaan-pertanyaan dan masalah
penting
Memunculkan ide-ide baru yang berguna dan relevan
untuk melakukan tugas
Mengumpulkan dan menilai informasi-informasi yang
relevan
Menarik kesimpulan dan solusi dengan alasan yang kuat
Berpikir terbuka
Mampu mengatasi kebingungan
Mengkomunikasikan dengan efektif kepada orang lain
Jujur
(Murti, 2015)
3. Cara mencari literatur yang sahih:
Pilihlah topik yang sesuai dengan isi
Temukan literatur yang relevan dengan penelitian.
Baca dan pelajari hasil kajian yang sejenis dari orang
sebelumnya dan daftar literatur harus berhubungan dengan
persoalan yang dihadapi literatur tersebut
Lihat apa saja kontribusinya terhadap topik yang dibahas.
Analisis dan interpretasikan serta ringkas literatur.
(Hasibuan, 2007)
23
tutorial ia tidak aktif dan juga sikap pasif Ali dalam proses tutorial
akan membuat dirinya tidak dapat memberikan kesempatan pada diri
sendiri atau orang lain untuk mendengarkan apa yang ia dipikirkan
atau dirasakan. Dampak tersebutla yang membuat Ali mendapatkan
umpan balik dari tutor yang mengungkapak bahwa Ali akan sulit
menjadi dokter.
h. Apa hubungan Ali pasif pada diskusi tutorial dengan ia akan sulit
menjadi dokter ?
Karena,seseorang dokter harus memiliki sifat yang aktif . Hal ini
dikarenakan kelak dokter akan bertemu dengan khalayak banyak dan
ini sangat dibutuhkan sikap seseorang dokter yang aktif , maka dari itu
dengan proses tutorial jika Ali pasif maka ia akan mengalami kesulitan
untuk menjadi dokter.
24
Menjadi seorang dokter mahasiswa harus memiliki sikap :
1. Bertanggung jawab
2. Kemampuan berkomunikasi dan empati terhadap individu lain
3. Kemampuan menilai kemajuan diri sendiri dan orang lain
4. Sadar akan batas kemampuan dan reaksi-reaksi emasional.
(Buku Pedoman TUTORIAL Untuk Mahasiswa FKUMP,2016)
25
data kuantitatif maupun data yang berasal dari kombinasi
keduanya.
5. Analisis dan interpretasikan serta ringkas literatur.
(Hasibuan, 2007)
26
d. Apa yang dimaksud dengan refleksi diri ?
Refleksi diri merupakan kegiatan yang dilakukan berupa proses
introspeksi diri (perenungan) terhadap apa saja yang telah dilakukan di
masa lampau, sehingga menimbulkan pemikiran baru tentang
perubahan pola hidup dalam rangka meningkatkan kualitas diri
seseorang.
(Shafira, 2015)
27
2. Menjadi seorang dokter mahasiswa harus memiliki sikap :
Bertanggung jawab
Kemampuan berkomunikasi dan empati terhadap individu lain
Kemampuan menilai kemajuan diri sendiri dan orang lain
Sadar akan batas kemampuan dan reaksi-reaksi emasional.
(Buku Pedoman TUTORIAL Untuk Mahasiswa FKUMP,2016)
28
Memunculkan ide-ide baru yang berguna dan relevan
untuk melakukan tugas
Mengumpulkan dan menilai informasi-informasi yang
relevan
Menarik kesimpulan dan solusi dengan alasan yang kuat
Berpikir terbuka
Mampu mengatasi kebingungan
Mengkomunikasikan dengan efektif kepada orang lain
Jujur
(Murti, 2015)
3. Cara mencari literatur yang sahih:
Pilihlah topik yang sesuai dengan isi
Temukan literatur yang relevan dengan penelitian.
Baca dan pelajari hasil kajian yang sejenis dari orang
sebelumnya dan daftar literatur harus berhubungan dengan
persoalan yang dihadapi literatur tersebut
Lihat apa saja kontribusinya terhadap topik yang dibahas.
Analisis dan interpretasikan serta ringkas literatur.
(Hasibuan, 2007)
29
2.7 Kesimpulan
Ali adalah mahasiswa FK UMP blok 1 tidak menerapkan berpikir kritis dan
tidak mengerti cara mencari literatur yang sahih, menyebabkan Ali menjadi pasif
saat diskusi tutorial.
Kerangka konsep :
Mendapatkan umpan
balik
Merefleksikan diri
30
DAFTAR PUSTAKA
Aryanty, Nindya. 2013. Umpan Balik yang Efektif. Vol.1, No.1, diakses 4 Oktober
2016.
Hasibuan. 2007. Pencarian Sumber Belajar melalui Akses Internet (Learning Source
Searching through Internet Access), diakses 4 Oktober 2016.
Hastuti, Sri. 2012. Pembelajaran Mandiri Pada Mahasiswa FKIP UNS Sebagai
Pembelajaran Dewasa. file:///C:/Users/axioo/Downloads/249-457-1-
SM%20(1).PDF, diakses 4 Oktober 2016.
Murti, Bhisma. 2015. Institute for Health Economic and Policy Studies (IHEPS)/
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, diakses 4 Oktober 2016.
Ramalisa, Yelli. 2013. Proses Berpikir Kritis Siswa Sma Tipe Kepribadian Thinking
Dalam Memecahkan Masalah.(online). Vol. 03, No.1,
(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=144684&val=870),
diakses 4 Oktober 2016.
31
Shafira, Nyimas. 2015. Penerapan Refleksi Diri dan Self Evaluation sebagai
Keterampilan Dasar dalam Meningkatkan Profesionalisme pada Mahasiswa
Kedokteran. Vol.03, No.1, diakses 4 Oktober 2016.
32