Anda di halaman 1dari 6

PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA DI DALAM

FALLING FILM EVAPORATOR CAMPURAN


BLACK LIQUOR - UDARA
Fitri Kurniawan(1)
Farandy Irawan(2)

Laboratorium Perpindahan Panas dan Massa


Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

Abstrak

Black liquor, produk samping dari sisa larutan pemasak dalam industri kertas. Dalam industri
kertas, teknologi yang biasa digunakan untuk memekatkan black liquor adalah rising film
evaporator, dimana umpan black liquor masuk melalui atas dan mengalir didalam tubes steam
pemanas. Pembentukan kerak terjadi karena black liquor lewat panas tertahan di dalam
evaporator. Untuk mengatasi permasalahan di atas, banyak industri kertas mulai berpikir
untuk mengganti rising film evaporator dengan falling film evaporator. Salah satu cara untuk
meningkatkan kemampuan falling film evaporator adalah dengan penghembusan udara yang
bertujuan untuk menurunkan tekanan uap air, sehingga akan terjadi penurunan titik didih
larutan.
Hasil penelitian Menunjukkan bahwa, semakin besar laju alir black liquor koefisien
perpindahan panas dan massa rata-rata juga semakin besar. Adanya aliran udara membuat
koefisien perpindahan panas dan massa rata-rata meningkat namun tidak begitu
signifikan.Adanya aliran udara berpengaruh pada penurunkan suhu jenuh (Ts). Aliran udara
berlawanan arah mampu menghasilkan harga koefisien perpindahan panas dan massa rata-rata
yang cukup baik dibandingkan dengan aliran udara searah.
Serta diperolehnya prediksi persamaan korelasi empiris falling film evaporator.

1. PENDAHULUAN teknologi falling film dapat meminimalkan


terjadinya kerak dari black liquor (Smith, 1999).
Waktu kontak antara black liquor Beberapa penelitian yang telah
dengan permukaan pemanas merupakan salah dilakukan, Palen, et al, (1994) mengadakan
satu variabel yang mengontrol kelarutan scale penelitian hubungan antara perpindahan panas
fouling. Dalam industri kertas, teknologi yang dan perpindahan massa, untuk campuran biner
biasa digunakan dalam evaporator black liquor etilen glikol dan propilen glikol, pada tekanan
adalah rising film evaporator, dimana umpan atmosfer. Penelitian ini menggunakan distribusi
black liquor masuk melalui bawah dan mengalir aliran melalui celah sehingga terbentuk film.
didalam tubes steam pemanas. Pembentukan Dari hasil penelitiannya diperoleh bahwa
kerak terjadi karena black liquor lewat panas koefisien perpindahan panas untuk campuran
tertahan di dalam evaporator. Untuk mengatasi tidak terlalu tergantung pada suatu dinding dan
permasalahan di atas, banyak industri kertas bilangan Reynolds tetapi sangat tergantung pada
mengganti rising film evaporator dengan falling komposisi campuran
film evaporator. Di dalam falling film Hewit, et al. (1993) memberikan
evaporator, black liquor masuk pada bagian atas persamaan koefisien perpindahan panas pada
tube dan mengalir kebawah pada dindingnya aliran laminar halus, laminar gelombang dan
sebagai film yang tipis dikarenakan gaya turbulen. Lailatul, et al. (2000) mengadakan
gravitasi. Proses ini menyebabkan waktu penelitian tentang pengaruh laju alir, dan
pendeknya waktu kontak , tingginya koefisien konsentrasi terhadap koefisien perpindahan
transfer panas dan pressure drop yang rendah. panas untuk larutan gula. Penelitian ini
Penelitian baru-baru ini telah menemukan bahwa dilakukan pada tekanan atmosfer. Hasil yang

Laboratorium Perpindahan Panas dan Massa, Teknik Kimia


Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Juli 2010

diperoleh menunjukkan bahwa koefisien 1. Menaikkan suhu permukaan yang


perpindahan panas tergantung pada laju alir dan dipanasi, Tw
konsentrasi larutan. Budhikarjono, et al (2005) 2. Menurunkan tahanan panas film,
mengadakan penelitian tentang perpindahan misal dengan menaikkan koefisien
panas dan massa penguapan falling film perpindahan panas, h
campuran uap-gas metanol-air arah berlawanan. 3. Menurunkan suhu permukaan cairan,
Hasil yang diperoleh menunjukkan Ts
meningkatnya laju alir udara maka koefisien a. Dalam keadaan uap murni yaitu
perpindahan panasnya juga meningkat meskipun dengan menurunkan tekanan total
tidak signifikan. b. Dalam keadaan campuran uap-gas
Pada perkembangannya, penelitian ini yaitu dengan menurunkan tekanan
dapat diigunakan sebagai optimasi pada proses parsial uap
recovery black liquor. Metode 1 terbatas karena sering terjadi nucleate
boiling yang sulit dihindari. Metode 2 digunakan
2. TEORI DASAR pada film tipis. Metode 3.a. mempunyai
Hal-hal yang Mempengaruhi Proses pemasalahan kebocoran dalam sistem vakum.
Penguapan : Metode 3.b. secara luas digunakan untuk
Sifat yang Mempengaruhi Proses Penguapan mengatasi masalah pada metode 3.a. salah
a. Konsentrasi larutan satunya dengan hembusan udara.
b. Kelarutan Falling film evaporator memiliki
c. Kesensitifan bahan terhadap suhu kelebihan dan kelemahan : (Hewitt, dkk, 1994;
d. Busa Salvagnini M.W dan Maria E.S.T, 2004)
e. Tekanan dan suhu Aplikasi waktu tinggalnya singkat
f. Pembentukan endapan dan bahan konstruksi dan digunakan untuk fluida sensitif
terhadap panas
Variabel yang Mempengaruhi Operasi Hanya dibutuhkan ruang yang kecil
Penguapan untuk penempatannya
a. Suhu umpan Digunakan untuk cairan dengan
b. Tekanan operasi kandungan padatan rendah
c. Suhu media pemanas Koefisien perpindahan panas tinggi
d. Waktu tinggal Tidak ada kenaikan titik didih yang
e. Turbulensi disebabkan perbedaan tekanan
Prinsip penting yang harus diperhatikan
Falling Film Evaporator dalam desain falling film evaporator adalah:
Pada falling film evaporator, umpan 1. Larutan lewat panas harus cukup
mengalir ke bawah sebagai lapisan film pada rendah untuk membatasi
bagian tube yang dipanasi dengan media terbentuknya nucleate boiling, yang
pemanas (steam). Pemisahan uap dan cairan akan menyebabkan deteriorasi.
biasanya pada bagian bawah. Film liquida yang 2. Dibutuhkan perbedaan yang cukup
terbentuk tergantung pada gaya gravitasi, antara suhu permukaan yang dipanasi
viskositas liquida serta kecepatan alir liquida. dengan suhu jenuh sesuai dengan
Film evaporator dirancang untuk menguapkan tekanan uap parsialnya.
suatu liquida yang mengalir membentuk suatu 3. Film larutan tipis dengan koefisien
film tipis pada permukaan yang dipanasi. Panas perpindahan panas yang memadai.
dipindahkan secara konduksi dan konveksi. 4. Laju alir umpan harus cukup besar
Falling film evaporator menghasilkan film yang untuk mencegah agar film larutan
tipis dan mengalir cepat, sehingga koefisien menjadi merata.
perpindahan panasnya tinggi. 5. Pada sistem aliran counter-current,
Dalam perpindahan panas falling film laju alir gas keluar harus lebih kecil
evaporator, salah satu hal utama yang berperan daripada batas flooding.
penting adalah laju penguapan film. Metode- 6. Sistem distribusi larutan pada bagian
metode yang dapat digunakan untuk permukaan larutan memungkinkan
meningkatkan laju penguapan film tipis adalah : untuk menghasilkan ketebalan film
(Hewitt, dkk, 1994) yang seragam.

Laboratorium Perpindahan Panas dan Massa, Teknik Kimia


Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Juli 2010

gas keluar Gambar fluida Newtonian dan non-


Newtonnian dapat dilihat pada Gambar 2.5.
Liquida masuk dibawah ini :

Gambar 1. falling film evaporator berlawanan


arah

gas masuk
Liquida masuk

Gambar 3. Grafik Fluida Newtonnian dan non-


Newtonnian

Bilangan-bilangan Tak Berdimensi


a. Bilangan Nusselt (NNu)
Bilangan Nusselt merupakan rasio antara
Gambar 2. falling film evaporator searah konveksi perpindahan panas dengan
konduksi perpindahan panas pada
Macam-macam Fluida kondisi yang sama. Asumsi bahwa
Fluida Newtonnian permukaan fluida bergerak, sehingga
Fluida yang mengikuti hukum perpindahan panas secara konveksi
Newton untuk viskositas, yaitu pada terjadi, maka fluks panas :
aliran fluida dalam pipa adalah, q/A = h T ..... (2.1)
dVz Jika disisi lain permukaan fluida
dianggap tidak bergerak, maka
dr perpindahan panas konduksi terjadi,
dimana viskositas fluida adalah fluks panas akan menjadi :
konstan dan grafik hubungan antara q/A = k T / ..... (2.2)
shear stress dan shear rate linier. Perbandingan antara keduanya adalah
Fluida non-Newtonnian bilangan Nusselt :
Yaitu fluida yang sifat alirannya q / A(konveksi)
tidak dapat dideskripsikan dengan N Nu
satu nilai viskositas yang konstan. q / A(konduksi)
Pada grafik hubungan antara shear h
N Nu
stress dan shear rate tidak linier. k /
Ada beberapa model untuk fluida h
non-Newtonnian, antara lain model N Nu ..... (2.3)
power law yang dinyatakan dengan k
(http://www.jhu.edu/virtlab/heat/nusselt/nusselt.htm)
n
dV b. Reynold Number (NRe)
rz m Z
dr Bilangan Reynold merupakan rasio
dimana n dan m adalah parameter antara gaya inersia (/vs) terhadap gaya
viskositas pada model power law. viskos (/L) yang mengkuantifikasikan
Bila n>1 maka fluida disebut hubungan kedua gaya tersebut dengan
dilatant dalam hal ini viskositas suatu kondisi aliran tertentu.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Bilangan_Reynolds)
fluida naik dengan kenaikan stress.
c. Prandtl Number (NPr)
Sedangkan n<1, fluida disebut Bilangan Prandtl merupakan rasio antara
pseudoplastic, dalam hal ini difusifitas momentum (kinematic
viskositas turun dengan kenaikan viscosity, /) dengan difusifitas panas
stress. (k/(.Cp)).

Laboratorium Perpindahan Panas dan Massa, Teknik Kimia


Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Juli 2010

(http://en.wikipedia.org/wiki/Prandtl_number) sama dengan suhu jenuh yang bersesuaian


d. Sherwood Number (NSh) dengan tekanan operasi. Laju alir massa film
Bilangan Sherwood merupakan rasio pada saat masuk o dan keluar L, L lebih kecil
antara koefisien perpindahan massa daripada o karena adanya penguapan, sedang
konveksi (/) dengan difusifitas bahan fluks panas yang masuk adalah q/A. Langkah
(D). pertama adalah menghitung ketebalan film ( ).
(http://en.wikipedia.org/wiki/Sherwood_number)
e. Schmidt Number (NSc) Gambar 2.6 menunjukkan sebuah elemen liquida
Bilangan Schimd merupakan rasio antara dengan ketinggian Z dan tebal dr. Dengan
difusifitas momentum (/) dengan mengabaikan interfacial shear stress liquida,
difusifitas massa (D), dan digunakan gaya yang bekerja hanya shear stress liquida (),
untuk menggambarkan aliran fluida pada arah r.
dimana terdapat momentum simultan
dan proses konveksi difusi massa. 3. PERCOBAAN
(http://en.wikipedia.org/wiki/Schmidt_number) Prosedur penelitian
Perpindahan Panas dan Massa pada Falling
14 6

Film Evaporator 22 16
18

Persamaan yang sederhana untuk desain 19

26

evaporator adalah : 25
8
32

q UAT
31

.......(2.4) Udara
9 15

Dimana q adalah laju perpindahan panas antar 21


1
10

fasa, A adalah luas perpindahan panas, T


11

adalah perbedaan suhu antara suhu steam dan


12

suhu liquida rata-rata dan U adalah koefisien


13 7
28

perpindahan panas total. 17

2
24
Air
Pendingin

Laju perpindahan panas total dihitung


29 30
35

berdasarkan koefisien perpindahan panas


individual. Persamaan untuk perpindahan panas 27 3 4 20 5

individual yaitu sebagai berikut : (Palen, et.al., 34


33
23

1994)
q Gambar 6. Falling film evaporator aliran
h ...(2.5) searah
Tw Ts 14 6

Selain perpindahan panas antar fasa terjadi 15

fenomena perpindahan panas secara konveksi 18

secara axial oleh aliran film liquida. 26


32

r
8
31

z 1
10

T 21
11

0
12

w 22 16 13 7

rz rz r
28

Air

R
17
Pendingin
24
19 2
29 30

r + r 35

d
R- r
L Udara 25
27 3

33
4 20 5

23

Gambar
4. Penguapan Falling Film laminar
34

L
Gambar 7. Falling film evaporator aliran
Gambar 4. di atas memperlihatkan berlawanan arah
pengaruh gravitasi pada suatu film cairan di
dalam permukaan suatu pipa. Pada falling film Penelitian dilakukan dengan
evaporator pembentukan uap terjadi pada bagian mempersiapkan umpan cair black liquor.
permukaan liquida, dimana panas laten disuplai Larutan black liquor kemudian dipanaskan di
secara konduksi melalui film dari dinding pada dalam tangki umpan hingga sama atau
suhu Tw ke permukaan liquida pada suhu Ts. Jika mendekati suhu produk cairan keluar, lalu
tidak ada noncondensable gas, suhu liquida Ts larutan black liquor dipompa menuju tangki
Laboratorium Perpindahan Panas dan Massa, Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Juli 2010

overflow. Dari tangki overflow, larutan black udara berlawanan arah mampu
liquor dialirkan masuk ke dalam evaporator menghasilkan harga koefisien
dengan laju alir tertentu yaitu 100 l/jam, 110 perpindahan panas dan massa rata-rata
l/jam, 120 l/jam, 130 l/jam, 140 l/jam, 150 l/jam yang cukup baik dibandingkan dengan
dan 160 l/jam, bersamaan dengan itu udara dari aliran udara searah.
kompresor dialirkan dengan laju alir tertentu Untuk korelasi empiris aliran udara
yakni 0 m3/jam, 1 m3/jam, 2 m3/jam, 3 m3/jam, 4 berlawanan arah, dari penelitian didapat untuk
m3/jam, dan 6 m3/jam kemudian dipanaskan persamaan perpindahan panas sebagai berikut :
hingga sama atau mendekati suhu produk cairan Untuk aliran tanpa udara :
keluar evaporator. Udara yang sudah dipanaskan
kemudian dialirkan masuk evaporator dengan h 2
1/ 3

0.0037 N Re,l
0.15587 1.36693
kondisi aliran searah, dimana larutan black
liquor masuk dari bagian atas evaporator
kL
L L G g
N Pr

mengalir turun kebawah sedangkan udara juga


masuk dari bagian atas evaporator. Distribusi Untuk korelasi bilangan Nusselt :
turunnya cairan diamati melalui sight glass dan 0.48910 1.36851
mencatan suhu umpan, suhu dinding, suhu N Nu 0.00537 N Re,l N Pr
produk, suhu campuran uap-udara keluar.
Sampel lalu diambil di pipa pengambilan contoh Untuk aliran dengan udara :
produk dan menganalisa sampel tersebut serta 1/ 3
h 2
mengukur laju alir produk. 0.0041N Re,l
0.21912 0.98250 0.01116

kL
L L G g

N Pr N Re,G

Pengamatan data
Selama penelitian, pengamatan data dilakukan Untuk korelasi bilangan Nusselt :
terhadap : 0.55245 0.982328 0.01116
1. Laju alir umpan liquida dan laju alir udara N Nu 0.00579 N Re,l N Pr N Re,G
masuk
2. Konsentrasi umpan liquida dan produk akhir Untuk persamaan perpindahan massa dari
yang terbentuk penelitian didapat sebagai berikut :
3. Suhu umpan liquida, produk akhir, dinding, Untuk aliran tanpa udara :
udara masuk dan suhu uap-udara keluar 0.5752 0.3755
4. Tekanan udara masuk
N Sh 0.0073N Re,l N Sc
5. Distribusi turunnya liquida Untuk aliran dengan udara :
Pengamatan data dilakukan untuk sistem
0.4465 0.9986 0.01116
aliran berlawanan arah dan aliran searah. N Sh 0.0061N Re,l N Sc N Re,G


1/ 3 Sedangkan untuk aliran udara searah, persamaan
h 2 0.0045 N Re,l
0.1961 0.9616 0.00577
perpindahan panas :
kL
L L G g

N Pr N Re,G
Untuk aliran tanpa udara :
1/ 3
h 2
0.02938 N Re,l
0.19868 0.043

4. PEMBAHASAN kL
L L G g
N Pr

Pada penelitian ini laju alir udara sebesar 0, Untuk korelasi bilangan Nusselt :
1, 2, 3, 4, 6 m3/jam dan laju alir black liquor
0.5320 0.0431
sebesar 100, 110, 120, 130, 140, 150, dan 160 N Nu 0.02668N Re,l N Pr
l/jam. Dari hasil penelitian didapatkan hasil :
1. Semakin besar laju alir black liquor Untuk aliran dengan udara :
koefisien perpindahan panas dan 1/ 3
massa rata-rata juga semakin besar. h 2
0.0045 N Re,l
0.1961 0.9616 0.00577

2. Adanya aliran udara membuat kL


L L G g

N Pr N Re,G

koefisien perpindahan panas dan


massa rata-rata meningkat namun Untuk korelasi bilangan Nusselt :
tidak begitu signifikan.
0.52947 0.9615 0.00576
3. Adanya aliran udara berpengaruh pada N Nu 0.004526 N Re,l N Pr N Re,G
penurunkan suhu jenuh (Ts). Aliran

Laboratorium Perpindahan Panas dan Massa, Teknik Kimia


Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Juli 2010

5. PENUTUP
Untuk persamaan perpindahan massa dari
penelitian didapat sebagai berikut : Dari hasil penelitian dan perhitungan dapat
Untuk aliran tanpa udara : disimpulkan bahwa,
0.5139 1.063
1. Semakin besar laju alir black liquor
N Sh 0.000108N Re,l N Sc koefisien perpindahan panas dan
massa rata-rata juga semakin besar.
Untuk aliran dengan udara : 2. Adanya aliran udara membuat
0.5128 0.8749 0.0211 koefisien perpindahan panas dan
N Sh 0.000312 N Re,l N Sc N Re,G massa rata-rata meningkat namun
tidak begitu signifikan.
3. Adanya aliran udara berpengaruh pada
penurunkan suhu jenuh (Ts). Aliran
udara berlawanan arah mampu
menghasilkan harga koefisien
perpindahan panas dan massa rata-rata
yang cukup baik dibandingkan dengan
aliran udara searah.

Laboratorium Perpindahan Panas dan Massa, Teknik Kimia


Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Anda mungkin juga menyukai