Disusun Oleh :
YOGYAKARTA
2011
Abstrak
Perkembangan internet menyebabkan terbentuknya sebuah dunia baru yang lazim disebut dunia
maya. Di dunia maya ini setiap individu memiliki hak dan kemampuan untuk berinteraksi dengan
individu lain tanpa batasan apapun yang dapat menghalanginya. Sehingga globalisasi yang sempurna
sebenarnya telah berjalan di dunia maya yang menghubungkan seluruh komunitas digital. Dari seluruh
aspek kehidupan manusia yang terkena dampak kehadiran internet, sektor bisnis merupakan sektor
yang paling terkena dampak dari perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi serta paling
cepat tumbuh. Melalui e-commerce, untuk pertama kalinya seluruh manusia di muka bumi memiliki
kesempatan dan peluang yang sama agar dapat bersaing dan berhasil berbisnis di dunia maya.
E-commerce adalah suatu jenis dari mekanisme bisnis secara elektronik yang memfokuskan diri
pada transaksi bisnis berbasis individu dengan menggunakan internet (teknologi berbasis jaringan
digital) sebagai medium pertukaran barang atau jasa baik antara dua buah institusi (business to
business) dan konsumen langsung (business to consumer), melewati kendala ruang dan waktu yang
selama ini merupakan hal-hal yang dominan. Dengan aplikasi e-commerce, seyogyanya hubungan
antar perusahaan dengan entitas eksternal lainnya (pemasok, distributor, rekanan, konsumen) dapat
dilakukan secara lebih cepat, lebih intensif, dan lebih murah daripada aplikasi prinsip manajemen
secara konvensional (door to door, one-to-one relationship). Maka e-commerce bukanlah sekedar suatu
mekanisme penjualan barang atau jasa melalui medium internet, tetapi juga terhadap terjadinya sebuah
transformasi bisnis yang mengubah cara pandang perusahaan dalam melakukan aktivitas usahanya.
Membangun dan mengimplementasikan sebuah system e-commerce bukanlah merupakan proses
instant, namun merupakan transformasi strategi dan sistem bisnis yang terus berkembang sejalan
dengan perkembangan perusahaan dan teknologi.
Definisi E-Commerce
Ecommerce, atau Electronic Commerce merupakan salah satu teknologi yang berkembang pesat
dalam dunia per-internet-an. Penggunaann sistem E-Com, begitu biasanya Ecommerce disingkat,
sebenarnya dapat menguntungkan banyak pihak, baik pihak konsumen, maupun pihak produsen dan
penjual (retailer). Di Indonesia, sistem Ecom ini kurang populer, karena banyak pengguna internet yang
masih menyangsikan keamanan sistem ini, dan kurangnya pengetahuan mereka mengenai apa
Ecommerce yang sebenarnya. Bagi pihak konsumen, menggunakan Ecommerce dapat membuat waktu
berbelanja menjadi singkat. Tidak ada lagi berlama-lama mengelilingi pusat pertokoan untuk mencari
barang yang diinginkan. Selain itu, harga barang-barang yang dijual melalui Ecommerce biasanya lebih
murah dibandingkan dengan harga di toko, karena jalur distribusi dari produsen barang ke pihak
penjual lebih singkat dibandingkan dengan toko konvensional.
Adapun keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan transaksi melalui E-Commerce bagi suatu
perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan pendapatan dengan menggunakan online channel yang biayanya lebih murah.
2. Mengurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan kertas, seperti biaya pos surat, pencetakan,
report, dan sebagainya.
3. Mengurangi keterlambatan dengan menggunakan transfer elektronik/pembayaran yang tepat
waktu dan dapat langsung dicek.
4. Mempercepat pelayanan ke pelanggan, dan pelayanan lebih responsif.
Berikut ini adalah hal hal yang dapat kita lakukan melalui Ecommerce diantara sbb :
Didalam dunia Ecommerce pasti terdapat beberapa hal yang dapat memberikan dampak positif dan
negative. Berikut ini dampak positif dari Ecommerce :
1. Revenue Stream (aliran pendapatan) baru yang mungkin lebih menjanjikan yang tidak bisa
ditemui di sistem transaksi tradisional.
2. Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar).
3. Menurunkan biaya operasional(operating cost).
4. Melebarkan jangkauan (global reach).
5. Meningkatkan customer loyality
6. Meningkatkan supplier management.
7. Memperpendek waktu produksi.
8. Meningkatkan value chain (mata rantai pendapatan).
1. Kehilangan segi finansial secara langsung karena kecurangan. Seorang penipu mentransfer uang
dari rekening satu ke rekening lainnya atau dia telah mengganti semua data finansial yang ada.
2. Pencurian informasi rahasia yang berharga. Gangguan yang timbul bisa menyingkap semua
informasi rahasia tersebut kepada pihak-pihak yang tidak berhak dan dapat mengakibatkan
kerugian yang besar bagi si korban.
3. Kehilangan kesempatan bisnis karena gangguan pelayanan. Kesalahan ini bersifat kesalahan
non-teknis seperti aliran listrik tiba-tiba padam.
4. Penggunaan akses ke sumber oleh pihak yang tidak berhak. Misalkan seorang hacker yang
berhasil membobol sebuah sistem perbankan. Setelah itu dia memindahkan sejumlah rekening
orang lain ke rekeningnya sendiri.
5. Kehilangan kepercayaan dari para konsumen. Ini karena berbagai macam faktor seperti usaha
yang dilakukan dengan sengaja oleh pihak lain yang berusaha menjatuhkan reputasi perusahaan
tersebut.
6. Kerugian yang tidak terduga. Disebabkan oleh gangguan yang dilakukan dengan sengaja,
ketidakjujuran, praktek bisnis yang tidak benar, kesalahan faktor manusia, kesalahan faktor
manusia atau kesalahan sistem elektronik.
E-Commerce dapat dibagi menjadi beberapa jenis yang memiliki karakteristik berbeda-beda
diantaranya sebagai berikut :
o Trading partners yang sudah diketahui dan umumnya memiliki hubungan (relationship) yang
cukup lama. Informasi hanya dipertukarkan dengan partner tersebut. Dikarenakan sudah
mengenal lawan komunikasi, maka jenis informasi yang dikirimkan dapat disusun sesuai
dengan kebutuhan dan kepercayaan (trust).
o Pertukaran data (data exchange) berlangsung berulang-ulang dan secara berkala, misalnya
setiap hari, dengan format data yang sudah disepakati bersama. Dengan kata lain, servis yang
digunakan sudah tertentu. Hal ini memudahkan pertukaran data untuk dua entiti yang
menggunakan standar yang sama.
o Salah satu pelaku dapat melakukan inisiatif untuk mengirimkan data, tidak harus menunggu
parternya.
o Model yang umum digunakan adalah peer-to-peer, dimana processing intelligence dapat
didistribusikan di kedua pelaku bisnis.
Dalam c-commerce, para mitra bisnis berkolaborasi (alih-alih membeli atau menjual) secara elektronik.
Kolaborasi semacam ini seringkali terjadi antara dan dalam mitra bisnis do sepanjang rantai pasokan
4. Consumen to consumen(C2C)
Dalam C2C seseorang menjual produk atau jasa ke orang lain. Dapat juga disebut sebagai pelanggan ke
palanggan yaitu orang yang menjual produk dan jasa ke satu sama lain. Lelang C2C. Dalam lusinan
negara, penjualan dan pembelian C2C dalam situs lelang sangat banyak. Kebanyakan lelang dilakukan
oleh perantara, seperti eBay.com, auctionanything.com; para pelanggan juga dapat menggunakan situs
khusus seperti buyit.com atau bid2bid.com.
Dalam C2B konsumen memeritahukan kebutuhan atas suatu produk atau jasa tertentu, dan para
pemasok bersaing untuk menyediakan produk atau jasa tersebut ke konsumen. Contohnya di
priceline.com, dimana pelanggan menyebutkan produk dan harga yang diinginkan, dan priceline
mencoba menemukan pemasok yang memenuhi kebutuhan tersebut.
Dalam situasi ini perusahaan menggunakan ecommerce secara internal untuk memperbaiki operasinya.
Kondisi khusus dalam hal ini disebut sebagai e-commerce B2E(business to its employees) yang
digambarkan dalam studi kasus terbuka.
Dalam kondisi ini sebuah entitas (unit) pemerintah menyediakan layanan ke para warganya melalui
teknologi E-commerce. Unit-unit pemerintah dapat melakukan bisnis dengan berbagai unit pemerintah
lainnya serta dengan berbagai perusahaan (G2B). E-goverment yaitu penggunaan teknologi internet
secara umum dan e-commerce secara khusus untuk mengirimkan informasi dan layanan publik ke
warga, mitra bisnis, dan pemasok entitas pemerintah, serta mereka yang bekerja di sektor publik.
E-goverment menawarkan sejumlah manfaat potensial : E-govermant meningkatkan efisiensi dan
efektivitas fungsi pemerintah, termasuk pemberian layanan publik. E-goverment memungkinkan
pemerintah menjadi lebih transparan pada masyarakat dan perusahaan dengan memberikan lebih
banyak akses informasi pemerintah. E-goverment juga memberikan peluan bagi masyarakat untuk
memberikan umpan balik ke berbagai lembaga pemerintah serta berpartisipasi dalam berbagai lembaga
dan proses demokrasi.
Perkembangan E-commerce di Indonesia sendiri telah ada sejak tahun 1996, dengan berdirinya
Dyviacom Intrabumi atau D-Net (www.dnet.net.id) sebagai perintis transaksi online. Wahana transaksi
berupa mal online yang disebut D-Mall (diakses lewat D-Net) ini telah menampung sekitar 33 toko
online/merchant. Produk yang dijual bermacam-macam, mulai dari makanan, aksesori, pakaian, produk
perkantoran sampai furniture. Selain itu, berdiri pula http://www.ecommerce-indonesia.com/, tempat
penjualan online berbasis internet yang memiliki fasilitas lengkap seperti adanya bagian depan toko
(storefront) dan shopping cart (keranjang belanja). Selain itu, ada juga Commerce Net Indonesia - yang
beralamat di http://isp.commerce.net.id/. Sebagai Commerce Service Provider (CSP) pertama di
Indonesia, Commerce Net Indonesia menawarkan kemudahan dalam melakukan jual beli di internet.
Adapun keuntungan utama yang didapat dengan menggunakan teknologi ini adalah open
platform yang tidak tergantung kepada satu vendor tertentu, sehingga sistem e-commerce tersebut
dapat dikembangkan dengan cepat tanpa terikat dengan satu vendor tertentu. Walapun hingga saat ini
belum ada defenisi baku dari e-commerce, beberapa mengatakan bahwa e-commerce adalah website
yang digunakan untuk berdagang (semacam storefront), di lain pihak ada yang menghubungkan e-
commerce dengan EDI (electronik data interchange) dan seterusnya.
Ecommerce sebetulnya dapat menjadi suatu bisnis yang menjanjikan di Indonesia. Hal ini tak
lepas dari potensi berupa jumlah masyarakat yang besar dan adanya jarak fisik yang jauh sehingga e-
commerce dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Sayangnya, daya beli masyarakat yang masih rendah
dan infrastruktur telekomunikasi yang tidak merata di daerah-daerah lainnya membuat ecommerce
tidak begitu populer. Hal ini tak lepas dari jumlah pengguna internet di Indonesia yang hanya sekitar 8
juta orang dari 215 juta penduduk. Selain itu, ecommerce juga belum banyak dimanfaatkan oleh
perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Meskipun relatif banyak perusahaan yang sudah memasang homepage, hanya sedikit yang
memfungsikannya sebagai sarana perniagaan/perdagangan online. Sebagian besar homepage itu lebih
difungsikan sebagai media informasi dan pengenalan produk. Pada akhirnya, perkembangan teknologi
dan peningkatan pengguna internet di Indonesia akan membuat ecommerce menjadi suatu bisnis yang
menjanjikan.
Daftar Pustaka
http://vially20.wordpress.com/makalah-e-commerce/
http://www.sentralweb.com/2004/08/e-commerce/
http://www.binushacker.net/definisi-ecommerce-e-commerce-www-kotadingin-cc-cc.html
http://www.alabaster.tk/2010/12/perkembangan-e-commerce-di-indonesia.html