Anda di halaman 1dari 20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Stoikiometri adalah cabang ilmu kimia yang membahas hubungan bobot unsur-unsur
dan senyawa dalam reaksi kimia. Karena air begitu lazim digunakan dalam bidang
kuantitatif. (Underwood,1986)

Mol didefinisikan sebagai banyaknya zat yang mengandung satuan-satuan nyata


12
sebanyak atom dalam 12 gram nuklida, karbon-12, isotope, . Satuan nyata ini dapat
6

berupa atom-atom, molekul, ion, ataupun electron. Karena 12 gram karbon-12


mengandung atom sebanyak bilangan Avogadro, maka 1 mol zat apa saja mengandung
6.023 x 1023 partikel elementer. Jika partikel itu molekul, bobot dalam gram dari satu
mol zat disebut bobot gram-molekul. Bobot gram-atom tembaga adalah 65.54 gram
dan mengandung 6.023 x 1023 atom Cu. (Underwood,1986)

Reaksi kimia adalah proses yang mengonversi sekelompok zat yang disebut reaktan
menjadi sekelompok zat baru yang dinamakan dengan istilah produk. Koefisien yang
diperlukan dalam menyatakan kimia dinamakan koefisien stoikiometri, koefisien ini
penting dalam mengaitkan banyaknya reaktan yang digunakan dan juga banyaknya
produk yang terbentuk dalam reaksi kimia, melalui berbagai perhitungan.
(Underwood,1986)

Jadi dapat dikatakan bahwa stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari kuantitas
produk dan reaktan dalam reaksi kimia. (Chang,2003)

Hukum-hukum dasar ilmu kimia adalah sebagai berikut :


a) Hukum Boyle
Boyle menemukan bahwa udara dapat dimanfaatkan dan dapat berkembang
bila dipanaskan. Akhirya ia menemukan hukum yang kemudian terkenal
sebagai hukum Boyle: bila suhu tetap, volume gas dalam ruangan tertutup
berbanding terbalik dengan tekananya
P1.V1 = P2.V2

b) Hukum Lavoiser disebut juga Hukum Kekekalan Massa


Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai hukum Lomonosov-
Lavoisier adalah suatu hukum yang menyatakan massa dari suatu sistem
tertutup akan konstan meskipun terjadi berbagai macam proses di dalam
sistem tersebut(dalam sistem tertutup Massa zat sebelum dan sesudah reaksi
adalah sama (tetap/konstan). Pernyataan yang umum digunakan untuk
menyatakan hukum kekekalan massa adalah massa dapat berubah bentuk
tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Untuk suatu proses kimiawi
di dalam suatu sistem tertutup, massa dari reaktan harus sama dengan massa
produk. Berdasarkan ilmu relativitas spesial, kekekalan massa adalah
pernyataan dari kekekalan energi. Massa partikel yang tetap dalam suatu
sistem ekuivalen dengan energi momentum pusatnya. Pada beberapa
peristiwa radiasi, dikatakan bahwa terlihat adanya perubahan massa menjadi
energi.

Hal ini terjadi ketika suatu benda berubah menjadi energi kinetik/energi
potensial dan sebaliknya. Karena massa dan energi berhubungan, dalam suatu
sistem yang mendapat/mengeluarkan energi, massa dalam jumlah yang sangat
sedikit akan tercipta/hilang dari sistem. Namun demikian, dalam hampir
seluruh peristiwa yang melibatkan perubahan energi, hukum kekekalan massa
dapat digunakan karena massa yang berubah sangatlah sedikit.
Massa zat sebelum dan sesudah reaksi selalu sama.
c) Hukum Perbandingan Tetap (H.Proust)
Dalam kimia, hukum perbandingan tetap atau hukum Proust (diambil dari
nama kimiawan Perancis Joseph Proust) adalah hukum yang menyatakan
bahwa suatu senyawa kimia terdiri dari unsur-unsur dengan perbandingan
massa yang selalu tepat sama. Dengan kata lain, setiap sampel suatu senyawa
memiliki komposisi unsur-unsur yang tetap.

Misalnya, air terdiri dari 8/9 massa oksigen dan 1/9 massa
hidrogen.Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu persenyawaan
kimia selalu tetap.

d) Hukum Gay Lussac


Menyatakan bahwa volume gas nyata apapun sangat kecil dibandingkan
dengan volume yang ditempatinya. Bila anggapan ini benar, volume gas
sebanding dengan jumlah molekul gas dalam ruang tersebut. Jadi, massa
relatif, yakni massa molekul atau massa atom gas, dengan mudah didapat.

Dalam suatu reaksi kimia gas yang diukur pada P dan T yang sama
volumenya berbanding lurus dengan koefisien reaksi atau mol, dan
berbanding lurus sebagai bilangan bulat dan sederhana.

e) Hukum Boyle Gay Lussac


"Bagi suatu kuantitas dari suatu gas ideal (yakni kuantitas menurut beratnya)
hasil kali dari volume dan tekanannya dibagi dengan temperatur mutlaknya
adalah konstan". Untuk n1 = n2, maka P1.V1 / T1 = P2.V2 / T2

f) Hukum Dalton disebut juga Hukum Kelipatan Perbandingan


Jika dua unsur dapat membentuk satu atau lebih senyawa, maka
perbandingan massa dari unsur yang satu yang bersenyawa dengan jumlah
unsur lain yang tertentu massanya akan merupakan bilangan mudah dan
tetap.

g) Hukum Avogadro
Gas-gas yang memiliki volum yang sama, pada temperatur dan tekanan
yang sama, memiliki jumlah partikel yang sama pula.
Artinya, jumlah molekul atau atom dalam suatu volum gas tidak tergantung
kepada ukuran atau massa dari molekul gas.

h) Hukum Gas Ideal


PV = nRT
Persamaan ini dikenal dengan julukan hukum gas ideal alias persamaan
keadaan gas ideal.

Keterangan :
P = tekanan gas (N/m2)
V = volume gas (m3)
n = jumlah mol (mol)
R = konstanta gas universal (R = 8,315 J/mol.K)
T = suhu mutlak gas (K)

Reaksi stoikiometri adalah suatu pereaksi yang jika direaksikan akan habis tanpa sisa
dan untuk reaksi non stoikiometri adalah pereaksi yang jika direaksikan maka akan
bersisa. Reaksi eksoterm adalah reaksi yang membebaskan kalor atau energi dari
sistem ke lingkungan, sedangkan reaksi endoterm adalah reaksi yang memerlukan
kalor atau energi dari lingkungan ke sistem. Titik maksimum adalah titik ketika dimana
reaksi mencapai keadaan stoikiometri dan titik minimum adalah titik dimana reaksi
mencapai keadaan non stoikiometri. (Takeuchi, 2006)
Pereaksi pembatas adalah pereaksi yang habis lebih dahulu apabila zat-zat yang
direaksikan tidak ekuivalen maka salah satu prediksi yang lain bersisa jumlah reaksi
bergantung pada jumlah pereaksi yang habis terlebih dahulu. Reaksi sisa merupakan
reaktan yang tidak habis bereaksi dan masih bersisa. Hubungan antara suhu dan reaksi
stoikiometri adalah suhu akan mencapai titik maksimum atau nilai maksimum bila
reaksi tersebut adalah reaksi stoikiometri. (Takeuchi, 2006)

Sifat fisik dan kimia HCl :

a. Tidak berwarna dan tidak berbau


b. Berbentuk gas
c. Titik leleh -101C
d. Oksidator kuat
e. Racun bagi pernafasam

(sciencelab.com)

Sifat fisik dan kimia Aquadest :

a. Rumus molekulnya H2O


b. Berat molekulnya 18.02 gram/mol
c. Berbentuk cairan
d. Titik lebur 0C dan titik didih 100C
e. Bersifat netral (pH=7)
f. Memiliki sejumlah dipol
g. Mengalami proses elektrolisis air
h. Tergolong pelarut universal.

(sciencelab.com)

Sifat fisik dan kimia NaOH :


a. Natrium Hidroksida rumus molekulnya NaOH
b. Berat molekul 39.9971 gram/mol
c. Densitas 2.13 gram/cm3 padat
d. Titik lebur 318C
e. Titik didih 1388C
f. Larut dalam etanol dan air, tidak larut dalam dietil eter
g. Menyerap karbon dioksida dan udara bebas secara spontan
h. Mudah terionisasi membentuk ion natrium dan hidroksida.
(sciencelab.com)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat - alat
a. Gelas kimia 100 mL
b. Gelas ukur 25 mL
c. Termometer

3.1.2 Bahan bahan


a. Larutan NaOH 0,1 M
b. Larutan HCl 0,1 M
c. Larutan H2SO4 0,1 M

3.2 Prosedur Percobaan


3.2.1 Stoikiometri sistem NaOH-HCl
a. Dimasukkan kedalam gelas kimia 100 mL secara bergantian berturut-turut
larutan NaOH 0,1 M volume 2,5 mL, 5 mL, 7,5 mL, 10 mL dan 12,5 mL
kemudian ukur masing-masing suhunya.
b. Dimasukkan larutan HCl 0,1 M kedalam gelas kimia berturut-turut dengan
volume 12,5 mL, 10 mL, 7,5 mL, 5 mL dan 2,5 mL kemudian ukur
masing-masing suhunya.
c. Dicampurkan larutan HCl kedalam NaOH sehingga volume campurannya
menjadi 15 mL
d. Diukur suhu campuran larutan tersebut.

3.2.2 Stoikiometri sistem NaOH-H2SO4


a. Dimasukkan kedalam gelas kimia 100 mL secara bergantian berturut-turut
larutan NaOH0,1 M volume 2,5 mL, 5 mL, 7,5 mL, 10 mL dan 12,5 mL
kemudian ukur masing-masing suhunya.
b. Dimasukkan larutan H2SO4 0,1 M kedalam gelas kimia berturut-
turutdengan volume 12,5 mL, 10 mL, 7,5 mL, 5 mL dan 2,5 mL kemudian
ukur masing-masing suhunya.
c. Dicampurkan larutan H2SO4 kedalam NaOH sehingga volume
campurannya menjadi 15 mL
d. Diukur suhu campuran larutan tersebut.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Percobaan


4.1.1 Tabel Hasil Pengamatan Sistem NaOH HCl
Suhu Suhu Suhu
No. ml NaOH ml HCl
NaOH HCl Campuran
1 2,5 12,5 29 28 28
2 5 10 29 30 29
3 7,5 7,5 29 29 29
4 10 5 29 28 29
5 12,5 2,5 28 29 28

4.1.2 Tabel Hasil Pengamatan Sistem NaOH H2SO4


Suhu Suhu Suhu
No. ml NaOH ml H2SO4
NaOH H2SO4 Campuran
1 2,5 12,5 28 29 28
2 5 10 29 28 29
3 7,5 7,5 29 29 29
4 10 5 29 29 30
5 12,5 2,5 29 29 28

4.2 Reaksi
4.2.1 Reaksi Sistem NaOH HCl
NaOH + HCl NaCl + H2O

4.2.2 Reaksi Sistem NaOH H2SO4


2 NaOH + H2SO4 Na2SO4 + 2 H2O

4.3 Perhitungan
4.3.1 Perhitungan Sistem NaOH HCl
a. Diketahui : NaOH 0,1 M dan V=2,5 ml
HCl 0,1 M dan V=12,5 ml
Dicari:Mol NaOH = M x V
= 0,1 x 2,5
= 0,25 mmol
Mol HCl =MxV
= 0,1 x 12,5
= 1,25 mmol
Reaksi : NaOH + HCl NaCl + H2O
Mula-mula : 0,25 1,25 - -
Bereaksi : 0,25 0,25 0,25 0,25
Setimbang : 0 1mmol 0,25mmol 0,25mmol
b. Diketahui : NaOH : 0,1 M dan V=5 ml
HCl 0,1 M dam V=10 ml
Dicari Mol NaOH = M x V
= 0,1 x 5
= 0,5 mmol
Mol HCl = M x V
= 0,1 x 10
= 1 mmol
Reaksi : NaOH + HCl NaCl + H2O
Mula-mula : 0,5 1 - -
Bereaksi : 0,5 0,5 0,5 0,5
Setimbang : 0 0,5mmol 0,5mmol 0,5mmol
c. Diketahui NaOH : 0,1 M dan V=7,5 ml
HCl 0,1 M dan V= 7,5 ml
Dicari : Mol NaOH = M x V
= 0,1 x 7,5
= 0,75 mmol
Mol HCl = M x V
= 0,1 x 7,5
= 0,75 mmol
Reaksi : NaOH + HCl NaCl + H2O
Mula-mula : 0,75 0,75 - -
Bereaksi : 0,75 0,75 0,75 0,75
Setimbang : 0 0 0,75mmol 0,75mmol
d. Diketahui : NaOH 0,1 M dan V=10 ml
HCl 0,1 M dan V= 5 ml
Dicari : Mol NaOH = M x V
= 0,1 x 5
= 0,5 mmol
Mol HCl = M x V
= 0,1 x 5
= 0,5 mmol
Reaksi : NaOH + HCl NaCl + H2O
Mula-mula : 1 0,5 - -
Bereaksi : 0,5 0,5 0,5 0,5
Setimbang : 0,5mmol 0 0,5mmol 0,5mmol
e. Diketahui : NaOH 0,1 M dan V=12,5 ml
HCl 0,1 M dan V= 2,5 ml
Dicari : Mol NaOH = M x V
= 0,1 x 12,5
= 1,25 mmol
Mol HCl = M x V
= 0,1 x 2,5
= 0,25 mmol

Reaksi : NaOH + HCl NaCl + H2O


Mula-mula : 1,25 0,25 - -
Bereaksi : 0,25 0,25 0,25 0,25
Setimbang : 1mmol 0 0,25mmol 0,25mmol

4.3.2 Perhitungan Sistem NaOH H2SO4


a. Diketahui : NaOH 0,1 M dan V=2,5 ml
H2SO4 0,1 M dan V=12,5 ml
Dicari : Mol NaOH = M x V
= 0,1 x 2,5
= 0,25 mmol
Mol H2SO4 = M x V
= 0,1 x 12,5
= 1,25 mmol
Reaksi : 2NaOH + H2SO4 Na2SO4 + 2H2O
Mula-mula : 0,25 1,25 - -
Bereaksi : 0,25 0,125 0,125 0,25
Setimbang : 0 1,125 0,125 0,25
b. Diketahui : NaOH 0,1 M dan V=5 ml
H2SO4 0,1 M dan V=10 ml
Dicari : Mol NaOH = M x V
= 0,1 x 5
= 0,5 mmol
Mol H2SO4 = M x V
= 0,1 x 10
= 1 mmol
Reaksi : 2NaOH + H2SO4 Na2SO4 + 2H2O
Mula-mula : 0,5 1 - -
Bereaksi : 0,5 0,25 0,25 0,5
Setimbang : 0 0,75mmol 0,25mmol 0,5mmol
c. Diketahui : NaOH 0,1 M dan V=7,5 ml
H2SO4 0,1 M dan V=7,5 ml
Dicari : Mol NaOH = M x V
= 0,1 x 7,5
= 0,75 mmol
Mol H2SO4 = M x V
= 0,1 x 7,5
= 0,75 mmol

Reaksi : 2NaO + H2SO4 Na2SO4 + 2H2O


H
Mula- : 0,75 0,75 - -
mula
Bereaksi : 0,75 0,375 0,375 0,75
Setimban : 0 0,375mmo 0,375mmo 0,75mmo
g l l l
d. Diketahui : NaOH 0,1 M dan V=10 ml
H2SO4 0,1 M dan V=5 ml
Dicari : Mol NaOH = M x V
= 0,1 x 10
= 1 mmol
Mol H2SO4 = M x V
= 0,1 x 5
= 0,5 mmol

Reaksi : 2NaOH + H2SO4 Na2SO4 + 2H2O


Mula-mula : 1 0,5 - -
Bereaksi : 1 0,5 0,5 1
Setimbang : 0 0 0,5mmol 1mmol
e. Diketahui : NaOH 0,1 M dan V=12,5 ml
H2SO4 0,1 M dan V=2,5 ml
Dicari : Mol NaOH = M x V
= 0,1 x 12,5
= 1,25 mmol
Mol H2SO4 = M x V
= 0,1 x 2,5
= 0,25 mmol

Reaksi : 2NaOH + H2SO4 Na2SO4 + 2H2O


Mula-mula : 1,25 0,25 - -
Bereaksi : 0,5 0,25 0,25 0,5
Setimbang : 0,75mmol 0 0,25mmol 0,5mmol

4.4 Grafik
4.4.1 Grafik Stoikiometri Sistem NaOH HCl
Gambar 4.1 Stoikiometri Sistem NaOH-HCl
30
29 29 29 29
28 28 28
27
Suhu (C)

26
25
24
23
22
21
20
2,5 dan 12,5 5 dan 10 7,5 dan 7,5 10 dan 5 12,5 dan 2,5 (ml)

Volume Campuran NaOH + HCl (ml)

4.4.2 Grafik Stoikiometri Sistem NaOH H2SO4

Gambar 4.2 Stoikiometri Sistem NaOH-H2SO4


30 30
29 29 29
28 28 28
27
Suhu (C)

26
25
24
23
22
21
20
2,5 dan 12,5 5 dan 10 7,5 dan 7,5 10 dan 5 12,5 dan 2,5 (ml)

Volume Campuran NaOH + H2SO4


4.5 Pembahasan
Pada percobaan kali ini dilakukan 3 larutan yaitu larutan NaOH,HCl dan H2SO4
dengan kosentrasi 0,1 M dan volume yang berbeda. Percobaan yang dilakukan
terdapat 2 sistem yaitu sistem NaOH-HCl dan sistem NaOH-H2SO4. Pada kedua
sistem ini didasarkan pada penentuantitik maksimum dan tiktik minimum, serta
menentukan reaksi stoikiometri atau reaksi non stoikiometri.

Pada stoikiometri sistem NaOH-HCl terdapat lima kali percobaan yang pertama
yaitu NaOH 0,1M pada volume 2,5ml, 5ml, 7,5ml, 10ml, dan 12,5ml. Dengan
didapatkan suhu berturut-turut 29C, 29C, 29C, 29C dan 28C. Kemudian
dituangkan HCl 0,1M dengan volume 12,5ml, 10ml, 7,5ml, 5ml dan 2,5ml ke
dalam gelas kimia. Dan didapatkan suhu berturut-turut 28C, 30C, 29C, 28C
dan 29C. Lalu dicampurkan larutan HCl ke dalam gelas kimia yang berisi
NaOH. Pada percobaan pertama yaitu NaOH 0,1M dengan volume 2,5ml
dicampurkan HCl 0,1M dengan volume 12,5ml maka didapatkan suhu
campuran 28C dan merupakan reaksi non-stoikiometri karena terdapat reaktan
yang bersisa yaitu HCl sebesar 1mmol. Pada percobaan kedua yaitu NaOH
0,1M dengan volume 5ml dicampurkan HCl 0,1M dengan volume 10ml maka
didapatkan suhu campuran 29C dan merupakan reaksi non-stoikiometri karena
terdapat reaktan yang bersisa yaitu HCl sebesar 0,5mmol. Pada percobaan
ketiga yaitu NaOH 0,1M dengan volume 7,5ml dicampurkan HCl 0,1M dengan
volume 7,5ml maka didapatkan suhu campuran 29C dan merupakan reaksi
stoikiometri karena tidak terdapat reaktan yang bersisa (habis). Pada percobaan
keempat yaitu NaOH 0,1M dengan volume 10ml dicampurkan HCl 0,1M
dengan volume 5ml maka didapatkan suhu campuran 29C dan merupakan
reaksi non-stoikiometri karena terdapat reaktan yang bersisa yaitu NaOH
sebesar 0,5mmol. Pada percobaan kelima yaitu NaOH 0,1M dengan volume
12,5ml dicampurkan HCl 0,1M dengan volume 2,5ml maka didapatkan suhu
campuran 28C dan merupakan reaksi non-stoikiometri karena terdapat reaktan
yang bersisa yaitu NaOH sebesar 1mmol.

Pada stoikiometri sistem NaOH-H2SO4 juga ;terdapat lima kali percobaan yang
pertama yaitu NaOH 0,1M pada volume 2,5ml, 5ml, 7,5ml, 10ml, dan 12,5ml.
Dengan didapatkan suhu berturut-turut 28C, 29C, 29C, 29C dan 29C.
Kemudian dituangkan H2SO4 0,1M dengan volume 12,5ml, 10ml, 7,5ml, 5ml
dan 2,5ml ke dalam gelas kimia. Dan didapatkan suhu berturut-turut 29C,
28C, 29C, 29C dan 29C. Lalu dicampurkan larutan H2SO4 ke dalam gelas
kimia yang berisi NaOH. Pada percobaan pertama yaitu NaOH 0,1M dengan
volume 2,5ml dicampurkan H2SO4 0,1M dengan volume 12,5ml maka
didapatkan suhu campuran 28C dan merupakan reaksi non-stoikiometri karena
terdapat reaktan yang bersisa yaitu H2SO4 sebesar 1,125mmol. Pada percobaan
kedua yaitu NaOH 0,1M dengan volume 5ml dicampurkan H2SO4 0,1M dengan
volume 10ml maka didapatkan suhu campuran 29C dan merupakan reaksi non-
stoikiometri karena terdapat reaktan yang bersisa yaitu H2SO4 sebesar
0,75mmol. Pada percobaan ketiga yaitu NaOH 0,1M dengan volume 7,5ml
dicampurkan H2SO4 0,1M dengan volume 7,5ml maka didapatkan suhu
campuran 29C dan merupakan reaksi non-stoikiometri karena terdapat reaktan
yang bersisa yaitu H2SO4 sebesar 0,375mmol. Pada percobaan keempat yaitu
NaOH 0,1M dengan volume 10ml dicampurkan H2SO4 0,1M dengan volume
5ml maka didapatkan suhu campuran 30C dan merupakan reaksi stoikiometri
karena tidak terdapat reaktan yang bersisa (habis). Pada percobaan kelima yaitu
NaOH 0,1M dengan volume 12,5ml dicampurkan H2SO4 0,1M dengan volume
2,5ml maka didapatkan suhu campuran 28C dan merupakan reaksi non-
stoikiometri karena terdapat reaktan yang bersisa yaitu NaOH sebesar
0,75mmol.
Faktor kesalahan yang membuat hasil percobaan yang kurang akurat, yaitu
ketika pengukuran suhu menggunakan termometer. Jika termometer tersentuh
langsung oleh tangan, maka akan mempengaruhi pengukuran suhu, sehingga
suhunya menjadi lebih panas.
LAMPIRAN

Nama : a. Ivan Mikha Sitorus (1709065008)


b. Sihombing Cicilia Yolanda (1709065021)
c. Shafira Amalia (1709065034)
d. Husnul Rafliansyah (1709065046)
Prodi : Teknik Kimia
Kelompok : 8 (Delapan)

Tabel Hasil Pengamatan


1. Sistem NaOH HCl
Suhu Suhu Suhu
No. ml NaOH ml HCl
NaOH HCl Campuran
1 2,5 12,5 29 28 28
2 5 10 29 30 29
3 7,5 7,5 29 29 29
4 10 5 29 28 29
5 12,5 2,5 28 29 28

2. Sistem NaOH H2SO4


Suhu Suhu Suhu
No. ml NaOH ml H2SO4
NaOH H2SO4 Campuran
1 2,5 12,5 28 29 28
2 5 10 29 28 29
3 7,5 7,5 29 29 29
4 10 5 29 29 30
5 12,5 2,5 29 29 28

Anda mungkin juga menyukai