TINJAUAN PUSTAKA
Stoikiometri adalah cabang ilmu kimia yang membahas hubungan bobot unsur-unsur
dan senyawa dalam reaksi kimia. Karena air begitu lazim digunakan dalam bidang
kuantitatif. (Underwood,1986)
Reaksi kimia adalah proses yang mengonversi sekelompok zat yang disebut reaktan
menjadi sekelompok zat baru yang dinamakan dengan istilah produk. Koefisien yang
diperlukan dalam menyatakan kimia dinamakan koefisien stoikiometri, koefisien ini
penting dalam mengaitkan banyaknya reaktan yang digunakan dan juga banyaknya
produk yang terbentuk dalam reaksi kimia, melalui berbagai perhitungan.
(Underwood,1986)
Jadi dapat dikatakan bahwa stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari kuantitas
produk dan reaktan dalam reaksi kimia. (Chang,2003)
Hal ini terjadi ketika suatu benda berubah menjadi energi kinetik/energi
potensial dan sebaliknya. Karena massa dan energi berhubungan, dalam suatu
sistem yang mendapat/mengeluarkan energi, massa dalam jumlah yang sangat
sedikit akan tercipta/hilang dari sistem. Namun demikian, dalam hampir
seluruh peristiwa yang melibatkan perubahan energi, hukum kekekalan massa
dapat digunakan karena massa yang berubah sangatlah sedikit.
Massa zat sebelum dan sesudah reaksi selalu sama.
c) Hukum Perbandingan Tetap (H.Proust)
Dalam kimia, hukum perbandingan tetap atau hukum Proust (diambil dari
nama kimiawan Perancis Joseph Proust) adalah hukum yang menyatakan
bahwa suatu senyawa kimia terdiri dari unsur-unsur dengan perbandingan
massa yang selalu tepat sama. Dengan kata lain, setiap sampel suatu senyawa
memiliki komposisi unsur-unsur yang tetap.
Misalnya, air terdiri dari 8/9 massa oksigen dan 1/9 massa
hidrogen.Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu persenyawaan
kimia selalu tetap.
Dalam suatu reaksi kimia gas yang diukur pada P dan T yang sama
volumenya berbanding lurus dengan koefisien reaksi atau mol, dan
berbanding lurus sebagai bilangan bulat dan sederhana.
g) Hukum Avogadro
Gas-gas yang memiliki volum yang sama, pada temperatur dan tekanan
yang sama, memiliki jumlah partikel yang sama pula.
Artinya, jumlah molekul atau atom dalam suatu volum gas tidak tergantung
kepada ukuran atau massa dari molekul gas.
Keterangan :
P = tekanan gas (N/m2)
V = volume gas (m3)
n = jumlah mol (mol)
R = konstanta gas universal (R = 8,315 J/mol.K)
T = suhu mutlak gas (K)
Reaksi stoikiometri adalah suatu pereaksi yang jika direaksikan akan habis tanpa sisa
dan untuk reaksi non stoikiometri adalah pereaksi yang jika direaksikan maka akan
bersisa. Reaksi eksoterm adalah reaksi yang membebaskan kalor atau energi dari
sistem ke lingkungan, sedangkan reaksi endoterm adalah reaksi yang memerlukan
kalor atau energi dari lingkungan ke sistem. Titik maksimum adalah titik ketika dimana
reaksi mencapai keadaan stoikiometri dan titik minimum adalah titik dimana reaksi
mencapai keadaan non stoikiometri. (Takeuchi, 2006)
Pereaksi pembatas adalah pereaksi yang habis lebih dahulu apabila zat-zat yang
direaksikan tidak ekuivalen maka salah satu prediksi yang lain bersisa jumlah reaksi
bergantung pada jumlah pereaksi yang habis terlebih dahulu. Reaksi sisa merupakan
reaktan yang tidak habis bereaksi dan masih bersisa. Hubungan antara suhu dan reaksi
stoikiometri adalah suhu akan mencapai titik maksimum atau nilai maksimum bila
reaksi tersebut adalah reaksi stoikiometri. (Takeuchi, 2006)
(sciencelab.com)
(sciencelab.com)
4.2 Reaksi
4.2.1 Reaksi Sistem NaOH HCl
NaOH + HCl NaCl + H2O
4.3 Perhitungan
4.3.1 Perhitungan Sistem NaOH HCl
a. Diketahui : NaOH 0,1 M dan V=2,5 ml
HCl 0,1 M dan V=12,5 ml
Dicari:Mol NaOH = M x V
= 0,1 x 2,5
= 0,25 mmol
Mol HCl =MxV
= 0,1 x 12,5
= 1,25 mmol
Reaksi : NaOH + HCl NaCl + H2O
Mula-mula : 0,25 1,25 - -
Bereaksi : 0,25 0,25 0,25 0,25
Setimbang : 0 1mmol 0,25mmol 0,25mmol
b. Diketahui : NaOH : 0,1 M dan V=5 ml
HCl 0,1 M dam V=10 ml
Dicari Mol NaOH = M x V
= 0,1 x 5
= 0,5 mmol
Mol HCl = M x V
= 0,1 x 10
= 1 mmol
Reaksi : NaOH + HCl NaCl + H2O
Mula-mula : 0,5 1 - -
Bereaksi : 0,5 0,5 0,5 0,5
Setimbang : 0 0,5mmol 0,5mmol 0,5mmol
c. Diketahui NaOH : 0,1 M dan V=7,5 ml
HCl 0,1 M dan V= 7,5 ml
Dicari : Mol NaOH = M x V
= 0,1 x 7,5
= 0,75 mmol
Mol HCl = M x V
= 0,1 x 7,5
= 0,75 mmol
Reaksi : NaOH + HCl NaCl + H2O
Mula-mula : 0,75 0,75 - -
Bereaksi : 0,75 0,75 0,75 0,75
Setimbang : 0 0 0,75mmol 0,75mmol
d. Diketahui : NaOH 0,1 M dan V=10 ml
HCl 0,1 M dan V= 5 ml
Dicari : Mol NaOH = M x V
= 0,1 x 5
= 0,5 mmol
Mol HCl = M x V
= 0,1 x 5
= 0,5 mmol
Reaksi : NaOH + HCl NaCl + H2O
Mula-mula : 1 0,5 - -
Bereaksi : 0,5 0,5 0,5 0,5
Setimbang : 0,5mmol 0 0,5mmol 0,5mmol
e. Diketahui : NaOH 0,1 M dan V=12,5 ml
HCl 0,1 M dan V= 2,5 ml
Dicari : Mol NaOH = M x V
= 0,1 x 12,5
= 1,25 mmol
Mol HCl = M x V
= 0,1 x 2,5
= 0,25 mmol
4.4 Grafik
4.4.1 Grafik Stoikiometri Sistem NaOH HCl
Gambar 4.1 Stoikiometri Sistem NaOH-HCl
30
29 29 29 29
28 28 28
27
Suhu (C)
26
25
24
23
22
21
20
2,5 dan 12,5 5 dan 10 7,5 dan 7,5 10 dan 5 12,5 dan 2,5 (ml)
26
25
24
23
22
21
20
2,5 dan 12,5 5 dan 10 7,5 dan 7,5 10 dan 5 12,5 dan 2,5 (ml)
Pada stoikiometri sistem NaOH-HCl terdapat lima kali percobaan yang pertama
yaitu NaOH 0,1M pada volume 2,5ml, 5ml, 7,5ml, 10ml, dan 12,5ml. Dengan
didapatkan suhu berturut-turut 29C, 29C, 29C, 29C dan 28C. Kemudian
dituangkan HCl 0,1M dengan volume 12,5ml, 10ml, 7,5ml, 5ml dan 2,5ml ke
dalam gelas kimia. Dan didapatkan suhu berturut-turut 28C, 30C, 29C, 28C
dan 29C. Lalu dicampurkan larutan HCl ke dalam gelas kimia yang berisi
NaOH. Pada percobaan pertama yaitu NaOH 0,1M dengan volume 2,5ml
dicampurkan HCl 0,1M dengan volume 12,5ml maka didapatkan suhu
campuran 28C dan merupakan reaksi non-stoikiometri karena terdapat reaktan
yang bersisa yaitu HCl sebesar 1mmol. Pada percobaan kedua yaitu NaOH
0,1M dengan volume 5ml dicampurkan HCl 0,1M dengan volume 10ml maka
didapatkan suhu campuran 29C dan merupakan reaksi non-stoikiometri karena
terdapat reaktan yang bersisa yaitu HCl sebesar 0,5mmol. Pada percobaan
ketiga yaitu NaOH 0,1M dengan volume 7,5ml dicampurkan HCl 0,1M dengan
volume 7,5ml maka didapatkan suhu campuran 29C dan merupakan reaksi
stoikiometri karena tidak terdapat reaktan yang bersisa (habis). Pada percobaan
keempat yaitu NaOH 0,1M dengan volume 10ml dicampurkan HCl 0,1M
dengan volume 5ml maka didapatkan suhu campuran 29C dan merupakan
reaksi non-stoikiometri karena terdapat reaktan yang bersisa yaitu NaOH
sebesar 0,5mmol. Pada percobaan kelima yaitu NaOH 0,1M dengan volume
12,5ml dicampurkan HCl 0,1M dengan volume 2,5ml maka didapatkan suhu
campuran 28C dan merupakan reaksi non-stoikiometri karena terdapat reaktan
yang bersisa yaitu NaOH sebesar 1mmol.
Pada stoikiometri sistem NaOH-H2SO4 juga ;terdapat lima kali percobaan yang
pertama yaitu NaOH 0,1M pada volume 2,5ml, 5ml, 7,5ml, 10ml, dan 12,5ml.
Dengan didapatkan suhu berturut-turut 28C, 29C, 29C, 29C dan 29C.
Kemudian dituangkan H2SO4 0,1M dengan volume 12,5ml, 10ml, 7,5ml, 5ml
dan 2,5ml ke dalam gelas kimia. Dan didapatkan suhu berturut-turut 29C,
28C, 29C, 29C dan 29C. Lalu dicampurkan larutan H2SO4 ke dalam gelas
kimia yang berisi NaOH. Pada percobaan pertama yaitu NaOH 0,1M dengan
volume 2,5ml dicampurkan H2SO4 0,1M dengan volume 12,5ml maka
didapatkan suhu campuran 28C dan merupakan reaksi non-stoikiometri karena
terdapat reaktan yang bersisa yaitu H2SO4 sebesar 1,125mmol. Pada percobaan
kedua yaitu NaOH 0,1M dengan volume 5ml dicampurkan H2SO4 0,1M dengan
volume 10ml maka didapatkan suhu campuran 29C dan merupakan reaksi non-
stoikiometri karena terdapat reaktan yang bersisa yaitu H2SO4 sebesar
0,75mmol. Pada percobaan ketiga yaitu NaOH 0,1M dengan volume 7,5ml
dicampurkan H2SO4 0,1M dengan volume 7,5ml maka didapatkan suhu
campuran 29C dan merupakan reaksi non-stoikiometri karena terdapat reaktan
yang bersisa yaitu H2SO4 sebesar 0,375mmol. Pada percobaan keempat yaitu
NaOH 0,1M dengan volume 10ml dicampurkan H2SO4 0,1M dengan volume
5ml maka didapatkan suhu campuran 30C dan merupakan reaksi stoikiometri
karena tidak terdapat reaktan yang bersisa (habis). Pada percobaan kelima yaitu
NaOH 0,1M dengan volume 12,5ml dicampurkan H2SO4 0,1M dengan volume
2,5ml maka didapatkan suhu campuran 28C dan merupakan reaksi non-
stoikiometri karena terdapat reaktan yang bersisa yaitu NaOH sebesar
0,75mmol.
Faktor kesalahan yang membuat hasil percobaan yang kurang akurat, yaitu
ketika pengukuran suhu menggunakan termometer. Jika termometer tersentuh
langsung oleh tangan, maka akan mempengaruhi pengukuran suhu, sehingga
suhunya menjadi lebih panas.
LAMPIRAN