Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan gerak yang terjadi pada masa anak kecil adalah berupa peningkatan
kualitas pada penguasaan pola gerak yang sudah dapat dilakukan pada periode massa bayi,
dan peningkatan variasi berbagai jenis pola gerak dasar. Periode masa bayi meliputi 1 sampai
24 bulan. Periode ini merupakan periode terjadinya perubahan yang cepat dan perkembangan
yang terjadi merupakan dasar dari keterampilan yang didapat pada masa anak- anak
( keterampilan lokomosi dan berbicara).
Gesells dalam Asim (198:27) menjelaskan perkembangan perilaku motorik dibagi
menjadi beberapa periode yaitu: pada tahun pertama (4-16 minggu) anak dapat mengontrol
12 otot oculomotor, pada tahn pertama (16-28 minggu) anak telah terbiasa menggunakan
otot penyangga kepala dan penggerak lengan (bayi sudah dapat meraih benda-benda), pada
tahun pertama (28-40 minggu) anak dapat menguasai togok badan dan tangan. Anak dapat
duduk, mencengkram, memanipulasi dan memindahkan objek. Pada tahun terakhir (40-52
minggu) telah mampu menggunakan tungkai dan kaki, telunjuk dan ibu jari, mendorong dan
menarik dan dapat berdiri tegak. Pada tahun kedua anak sudah dapat berjalan dan berlari,
mengucapkan kata-kata dan kalimat, sudah dapat mengontrol kencing dan berak tetapi
perasaan terhadap identitas personalnya dan sesuatu yang dimiliki belum sempurna.
Menurut Corbin (1980:42), perkembangan gerak dasar seorang anak terbagi dlam 3
macam gerak, yaitu gerak dasar lokomator , gerak dasar non lokomotor dan gerak
manipulatif. Kemampuan berjalan dan memegang akan semakin baik dan bisa dilakukan
dengan berbagai macam variasi gerakan. Gerakan yang dilakukan secara bertahap akan
menciptakan suatu keterampilan gerak yang sempurna. Sehingga pada usia anak merupakn
saat yang tepat untuk mengetahui motoriknya. Hal ini dapat diartikan bahwa masa anak-anak
merupakan masa perkembangan gerak selanjutnya.
Menurut Sugiyanto (1991:76), peningkaytan kemampuan gerak terjadi sejalan dengan
peningkatan koordinasi mata, tangan dan kaki. Perkembangn gerak dapat terjadi dengan baik
jika anak mendapat kesempatan cukup besar untuk melakukan aktivitas fisik dalam bentuk
geraka-gerakan yang melibatkan seluruh bagian anggota-anggota tubuh, tapi bagaimana
dengan perkembangan gerak pada anak autis apakah sama dengan dengan anak normal.
Sedangkan pad anak autis ad ganguan pada tingkat emosi, sosial dan komunikasinya serta
terjadi pengulangan pada perilakunya. Jika dilihat dari pertumbuhan fisik seorang anak auitis
tidak mengalami suatu gangguan. Dengan gangguan dan keunikan yang dimiliki anak autis
apakah tidak mengganggu kemampuan motorik dasarnya.
Definisi Autieme menurut World Health Organization yang terdapat dalam ICD-10
(International Classification of Disease),edisi ke 10 (WHO, 1987) dan the DSM-IV
(diagnostic statistical manual), edisi ke 4 dikembangkan oleh American Psychiatric
Associaton) (APA, 1994) . Definisi gangguan autis adalah perkembangan abnormal atau
terganggu seperti yang ditunjukkan oleh keterlambatan atau fungsi yang abnormal dalam
paling sedikit satu dari bidang-bidang interaksi sosial ,bahasa yang digunakan dalam
perkembangan sosial, bahasa yang digunakan dalam komunikasi sosial atau permainan
simbolik. Pembelajaran motorik kasar pada anak autis seperti tepuk meja, kedua tangan
keatas, tepuk tangan tepuk paha, memasukkan bola ke dalam ranjang. Sedangkan
pembelajaran motorik halus pada anak autis yaitu menggenggam, membuka dan menutup
kepalan kedua tangan, adu telunjuk, adu jempol, goyangkan jari-jari (Yayasan autisme
Indonesia, 1997:73). Kejadian yang kerap kali muncul pada anak autis misalnya mereka akan
melakukan gerakan seperti beralih ke sana kemari, tepuk tangan, berlari dengan jinjit tanpa
ada yang menyuruhnya.
Untuk membantu anak autis belajar mengantisipasi dan merencanakan terlebih
dahulu suatu aktivitas fisik dapat dibantu dengan melakukan peregangan otot. Gerakan
peregangan otot ini juga dapat membantu anak autis untuk berbicara lebih baik dalam hal
adanya kesulitan bicara yang spesifik pad anak yang hipo maupun hiperaktif. Gerakan
meregangakan otot juga dapat membantu mengintegrasikan saraf-saraf yang berhubungan
dengan perkembangan refleks (Sutardjo, 2003:129).
Berdasarkan latar belakang diatas tentang perilaku motorik dasar anak, pengertian
autis, motorik autis serta pembelajaran motorik pada anak autis, maka peneliti merasa perlu
untuk melakukan penelitian tentang kemampuan motorik dasar pada anak autis.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusam masalah dari penelitian ini
adalah bagaimana Kemampuan Motorik Dasar pada Anak Autis?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan motorik dasar anak autis.
D. Manfaat penelitian
1. Bagi peneliti
Peneliti seberapa jauh kemampuan motorik pada anak autis, sehingga dapat
diterapkan apabila peneliti menangani anak autis dan peneliti dapat mengetahui perbandingan
kemampuan motorik dasar pada anak autis dengan anak normal.
2. Bagi yayasan terapi autis
Sebagai infomasi atau pengetahuan berkenaan dengan kemampuan motorik dasar
anak dan bahan masukan dalam pengembangan program pembelajaran motorik dasar pada
anak autis.
3. Bagi mahasiswa ilmu keolahragaan
Sebagai bahan bacaan dan menambah pengetahuan tentang kemampuan dasar anak
autis dan sebagai referensi untuk penelitian yang selanjutnya.
E. Ruang lingkup
Konsep Variabel Sub Variabel Indikator Instrumen
1 2 3 4 5
Kemampuan Kemampuan - kemampuan - berjalan Lembar panduan
motorik dasar motorik dasar gerak - berlari kerja observasi
pada anak autis lokomotor - melompat
- Baling-baling
- kemampuan - jinjit
gerak non - Tekuk togok
lokomotor - menendang
- kemampuan bola
gerak - menangkap
manipulatif bola
-melempar bola

F. Definisi Operasional
1. Kemampuan motorik yaitu kapasitas dari seseorang yang berkaitan dengan dan peragaan
suatu keterampilan yang relatif melekat setelah masa kanak-kanak oleh siswa autisme.
2. Gerak lokomotor adalah perilaku motorik memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat
yang lain.
3. Gerak non lokomotor adalah gerak anggota tubuh mengitari porosnya yang pelaku tetap
pada tempatnya.
4. Gerak dasar manipulatif adalah suatu kekerampilan yamg memerluakn koordinasi mata,
tangan atau bagian tubuh yang lain untuk menyiasati benda, atau tempat untuk bergerak.
5. Anak autisme adalah anak yang mengalami ganggua perkembangan berat terutama ditandai
dengan gangguan pada area perkembangan.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.Perkembangan Gerak Dasar
Manusia merupakan makhluk hidup yang selalu mengalami perkembangan dan pertumbuhan
dari waktu ke waktu. Perkembangan anak merupakan suatu kelanjutan dari perkembangan
gerak yang telah terjadi pada masa bayi. Perkembangan gerak merupakan perkembangan
yang sejalan dengan pertambahan usia.
BAB III
1.Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif yaitu peneliti ingin
mengetahui dan mengkaji serta memperoleh gambaran tentang pembelajaran motorik pada
anak autisme. Peneliti ingin memperoleh sesuatu data kemampuan motorik dasar pada adan
autis saat penelitian dilakukan berdasarkan fakta-fakta sesuai apa adanya. Arikunto
(1998:245) mengatakan penelitian deskriptif adalah penelitian non hipotesis sehingga dalam
langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis.
2.Populasidan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 1998:115). Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa pusat terapi Autisme ASTRI plus jl Blitar No 02 malang yang
berjumlah 20 siswa dengan rincian 12 putra dan 8 putri.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalan alata bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data (Arikunto,
2000:177). Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar panduan kerja observasi
langsung pad anak autisme di.......>>>>>>>>>>
4. Pengumpulan Data
a. jenis data
Berdasarkan tujuanpenelitian yang telah ditetapkan, maka data yang diharapkan
dalam penelitian yang akan dilaksanakan ini adalah data interval yaitu data yang
menunjukkan adanya tingkatan jarak ataujenjang yang jelas tentang suatu gejala atau ingin
mengetahui jenjangan pembelajaran.
b. Sumber Data
Sumber data atau responden adalah subjek dari mana data diperoleh (Arikunto,
1998:114). Sumber data pada penelitian ini adalah anak autisme............lllllll
c. Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan jenis penelitianyang akan dilaksanakan (penelitian deskriptif), teknik
pengumpulan data yang dilakuakan adalah teknik observasi langsung. Pengambilan data
dilakukan dengan teknik observasi dengan menggunakan lembar panduan kerja,secara
langsung terhadap populasi penelitian.
d. Analisis data
Teknik analisis data menggunakan uji statistik deskriptif yang menggunakan persentase
dengan rumus yang digunakan adalah (Sudjiono, 1989:40)

Keterangan
F = jumlah frekuensi jawaban
N = jumlah responden
Analisis data dilakukan dengan cara manual kalkulator, dan langkah-langkanya meliputi:
1. memberi skor pada tabel lembar kerja yang telah tersedia yang kemudian skor
dijumlahkan.
2. menghitung persentase dengan cara skor masing-masing indikator dijumlah dibagi dengan
siswa keseluruhan dikali seratus persen.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 1998. Prosedur Suatu Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Asim. 1998. Pertumbuhan dan Perkembangan Motorik. Malang: Program Pendidikan
Olahraga Kesehatan, FIP.
Corbin. C.B. 1980. A Text Book of Motor Development. 2nd. Ed. Dubuque, Lowa: Brown
Company.
Sudjiono. 1989. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sugiyanto. 2008. Perkembangan dan Belajar Motorik. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sutardjo,S. 2003. Gerakan Brain Gym untuk Anak dengan Kebutuhan Khusus. Jakarta:
makalah dalam konferensi nasional autisme-1 di Jakarta, 2-4 Juli 2003.
Peeters. T.2009. Panduan Autisme Terlengkap. Jakarta: Dian Rakyat.
UM. 2007. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang.
Yayasan Autisme Indonesia.1997. Autisme Gangguan Perkembangan pada Anak. Jakarta.
Makalah disajikan dalam symposium: Tatalaksana Autisme Gangguan Perkembangan Pada
Anak di Jakarta 22 November 1997.

Anda mungkin juga menyukai