Toksoplasmosis
Toksoplasmosis adalah penyakit infeksi parasit yang terjadi pada manusia dan hewan
yang disebabkan oleh Toksoplasma Gondii, merupakan penyakit parasit dengan sifat
alami, yang perjalanannya dapat akut atau kronik, simtomatik maupun asimtomatik.5
Epidemiologi
Penyakit ini tersebar di seluruh dunia dan merupakan salah satu spesies yang sering
menyerang hewan dan manusia. Infeksi dapat diperoleh melalui Ookista yang berasal dari
tinja penjamu, makan daging setengah matang yang mengandung kista infektif atau
penularan dari ibu terhadap janin pada kehamilan.2,5
Etiologi
Protozoa ini tergolong Coccidian yaitu: Toksoplasma Gondii, ada dalam tiga bentuk
dialam :
1. Ookista adalah bentuk resisten dialam
2.Trofozoid adalah bentuk vegetatif dan proliferasi.
3.Kista bentuk yang resisten dalam tubuh.
Siklus hidup Toksoplasma terdiri dari dua fase :
1. Bentuk proliferatif terjadi pada penjamu perantara: burung,mamalia
2. Bentuk reproduktif terjadi pada usus kucing sebagai penjamu definitif.
Patogenesis
Setelah invasif parasit yang biasa terjadi di usus, parasit memasuki sel atau
difagositosis. Parasit berkembang biak dalam sel, menyebabkan sel penjamu pecah
hematogen dan limfogen, dapat menyerang berbagai organ kecuali sel darah merah
yang tidak berinti. Kerusakan jaringan oleh parasit dapat dihentikan oleh kekebalan
hormonal maupun seluler penjamu, kerusakan yang lebih berat dapat terjadi jika zat
anti tidak dapat masuk karena ada sawar misalnya: jaringan otak dan mata.
Kista dibentuk setelah ada kekebalan, yaitu hari ke 8 setelah infeksi dan dapat
ditemukan diberbagai alat dan jaringan, mungkin bertahan seumur hidup. Kista dapat
pecah dan trofozoid yang bebas membentuk kista lagi dan berkembang biak dengan
cepat.
Toksoplasmosis terdiri dari tiga bentuk yaitu: tropozoid, kista dan Oosit. Bentuk
tropozoit berhabitat diintraseluler, mempunyai kemampuan hidup dan reproduksi. secara
endogenus. Selama fase akut infeksi Toksoplasmosis dapat berada dalam berbagai macam
tipe sel. Setelah invasi organisme memperbanyak diri dalam sitoplasma sel, hal ini
menyebabkan kegagalan fungsi sel bahkan sel menjadi pecah. dan memasuki sel-sel
sekitarnya. Korioretinitis dianggap sebagai fenomena hipersensitif sedangkan pendapat
lain disebabkan oleh berkembangnya tropozoid diretina.2,3,5
sedang hamil mendapat infeksi primer maka ada kemungkinan lebih dari
40% dari bayi yang dikandung terinfeksi, sedangkan pada kehamilan muda
dapat terjadi abortus, kelahiran mati atau menjelang kelahiran dapat berakibat
bayi prematur dengan gejala Toksoplasmosis Kongenital atau bayi dilahirkan
normal dan gejalanya timbul beberapa minggu atau bulan setelah kelahiran
bahkan baru tampak beberapa tahun kemudian.
Klinis Toksoplamosis
Dalam penanganan klinis dapat dibagi dalam empat kategori :
1 1. Infeksi pada pasien imunokompeten ( didapat, baru atau kronik ).
2 2. infeksi pada pasien imunodefisiensi
3 3. Infeksi mata
4 4. Infeksi Kongenital
Diagnosis
Secara klinis sukar dibuat karena mirip banyak penyakit lain, diagnosis dapat
dibuat dengan menemukan tropozoid dalam jaringan ( biopsi, sumsum tulang ) atau
cairan tubuh ( cairan ventrikel, cerebrospinal, aqueous humor ) memastikan adanya
infeksi akut.
Diagnosis secara serologis dapat dibuat dengan mendeteksi zat anti IgM dan IgG
spesifik. Adanya zat anti IgM menunjukkan infeksi akut, tetapi zat anti dapat ditemukan
selam 2-3 bulan atau lebih lama dalam darah, sehingga bila ditemukan IgM mungkin
infeksi terjadi dalam kehamilan.1,2,6
Sabin-feldman dye test meningkat relatif lambat selama fase akut, mencapai kadar
Maksimal setelah 2 bulan infeksi terjadi, secara umum lebih dari 300 IU/mL dan
mungkin dapai mencapai 3000 IU/mL atau lebih, titer yang tinggi ini dapat menetap dari
beberapa bulan hingga tahun, kadar yang rendah mungkin masih terus ada seumur
hidup.Titer pada pasien dengan infeksi akut yang didapat bervariasi dari 1:10 sampai
1:1000.Yang paling sering test akan menjadi negatif 3-4 bulan setelah infeksi.
Diagnosis Toksoplasmosis Kongenital pada neonatus dipastikan dengan deteksi
IgM. Bila IgM negatif dapat dilakukan pemeriksaan titer IgG yang masih positif atau
meningkat pada usia 3 bulan dan 6 bulan. Toksoplasmosis Kongenital dapat juga
didiagnosis dari isolasi cairan amnion,pemeriksaan spesifik kadar gamma-
glutamiltransferase dari darah bayi secara kordosintesis setelah kehamilan 22
minggu.
7
PEMBAHASAN
Pengunaaan antibiotik pada penangganan Toksoplasmosis semakin meluas
didasarkan pada penelitian Desmont dan Couvreur dimana terapi dini dengan spiramisin
mereduksi transmisi dari 56% menjadi 24%. Pada studi ini rata-rata usia kehamilan
bekisar 20 minggu dengan transmisi fetomaternal rat-rata 44%. Dari studi uji dievaluasi
pengaruh pemberian prenatal antibiotik setelah ibu dengan serokonversi.1,3
Transmisi rata-rata bervariasi antara 0% sampai sebelum 5 minggu kehamilan dan
sampai 87% yang tampak sampai akhir kehamilan. Umumnya perbedaan ini disebabkan
oleh waktu ketika efek terapi yang diberikan pada infeksi yang terjadi secara vertikal.
Pada penelitian lain disebutkan bahwa pengobatan prenatal efektif mereduksi transmisi
ratarata 73% menjadi 38%.Toksoplasmosis Kongenital merupakan penyakit yang
mungkin dapat dicegah.1,3
Pengamatan pada kelompok lain menunjukkan bahwa wanita yang diberikan terapi
antibiotik prenatal berhubungan erat dengan antara jarak waktu relaps dari infeksi dan
beratnya kecacatan pada bayi. Penelitian pada wanita hamil di Prancis didapatkan
perbedaan bermakna dalam penurunan kejadian Toksoplasmosis Kongenital pada wanita
yangditerapi antibiotik dengan tanpa terapi antibiotik ( 24% berbanding 45% ).
Daffost dan Hohlfeld mengatakan bahwa kombinasi pirimetamin dan sulfonamid lebih
efektif jika dibandingkan spiramisin sebagai pilihan pada infeksi fetus yang berat. Obat-
obat tersebut mampu melintasi plasenta namun tidak ditemukan perbedaan dalam hal
keamanan antara kedua regimen tersebut.
Penerapan kesehatan selama kehamilan menunjukkan penurunan insidensi infeksi
Toksoplasmosis sekitar 60%. Diperlukan skrining serologis selama kehamilan untuk
mendeteksi wanita-wanita yang memiliki risiko tinggi dengan bayi yang mungkin
terinfeksi. Bagaimanapun juga secara statistik efek pengobatan bertujuan mencegah
transmisi dan menyembuhkan gejala sisa terbukti tidak signifikan.1
Pengobatan prenatal mengurangi frekuensi dan beratnya gejala sisa selama infeksi
pada fetus. Informasi yang dibutuhkan, bahwa terapi yang optimal untuk Toksoplasmosis
selama kehamilan dengan antibiotik yang sesuai harus segera dimulai selama mungkin
setelah serokonversi menunjukan infeksi. Perlakuan ini akan mencegah perkembangan
8
dan kecacatan yang lebih lanjut sebagai akibat Toksoplasmosis Kongenital pada
banyak bayi.1
Perhatian utama ahli obstetrik adalah infeksi kongenital dari parasit tersebut. Transmisi
fetal paling sering terjadi melalui transplasenta dan biasanya terjadi sebelum persalinan
yang didasarkan pada titer antibodi yang diperoleh dari tali pusat.
Toksoplasma jarang terjadi penularanya ke fetus ketika infeksi akut ini terjadi
pada saat konsepsi atau dua bulan pertama kehamilan. Selama masa ini calon plasenta
dapat menjadi barier yang lebih efektif dibandingkan kehamilan yang lebih lanjut dan
terbukti dapat memproteksi lebih dari 80%. Meskipun plasenta terinfeksi oleh
Toksoplasma beberapa kasus menunjukkan penularan ke janin belum akan terjadi sampai
persalinan dimulai.Tanpa disengaja sekret wanita yang terinfeksi Toksoplasmosis didalam
cairan vagina dalam proses pengeluaran bayi pervaginam ternyata berperan dalam
penularan.
Pengobatan Antibiotik Prenatal