Isi Proposal
Isi Proposal
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
keseluruhan asupan energi dan protein anak sekolah. Penelitian lainnya pada anak
Menurut Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) tahun 2007 pada
makanan jajanan di sekolah yang dapat menimbulkan dampak yang tidak baik
bagi kesehatan anak sekolah. Hasil pemantauan BPOM tahun 2011 menunjukkan
ada 35,5% makanan jajanan anak sekolah tidak memenuhi syarat keamanan dan
Menurut BPOM Sulawesi Tenggara pada tahun 2013 sekitar 40% SMA
yang ada di Sulawesi Tenggara masih ada memiliki makanan jajanan yang tidak
memenuhi syarat, pada tahun 2014 sekitar 46% SMA yang ada memiliki makanan
jajanan yang tidak memenuhi syarat, dan pada tahun 2015 sekitar 55% SMA yang
ada memiliki makanan jajanan yang tidak memenuhi syarat karena mengandung
1
BTP (Bahan Tambahan Pangan) yang dilarang seperti boraks, formalin, rhodamin
makanan jajanan di sekolah dengan ditemukannya 184 sampel yang di uji, 45%
Pangan) yang dilarang seperti boraks, formalin, rhodamin B, metanil yellow, atau
penggunaannya melebihi batas serta ada yang tidak memenuhi uji cemaran
(Notoatmodjo, 2011).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan April 2016
orang (86,6%) yang memiliki kebiasaan makan di kantin sekolah dan tidak
kebersihan lingkungan tempat makan dan sebanyak 2 orang (13,4%) anak sekolah
2
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
dalam pemilihan kebersihan makanan jajanan yang dijual di kantin SMA Negeri 9
B. Rumusan Masalah
adalah:
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2016.
3
2.2 Untuk mengetahui hubungan sikap dengan perilaku siswa dalam pemilihan
tahun 2016.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perilaku Siswa
tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai tata/cara yang ada dalam suatu
yang dilakukan oleh siswa sesuai dengan nilai--nilai norma ataupun nilai yang
ada dalam masyarakat yang sudah ada sebelumnya dalam suatu kelompok sosial
Seorang anak harus belajar konsep belajar moral yang harus diperhatikan
Melalui orang lain maka ia dapat belajar bagairnana tingkah laku yang baik.
Orang lain dalam hal ini adalah guru, masyarakat maupun orang tua (Pakpahan,
2013).
dari generasi muda sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan bersumber
daya manusia yang memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat yang
khusus, serta memerlukan pembinaan dan perlindungan dari orang tua maupun
guru dalam rangka menjamin pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan
5
sosial serta perlindungan dari segala kemungkinan yang akan membahayakan
mereka. Sejak lahir seorang anak sudah mempunyai sifat, seorang anak dapat
berbuat sesuatu adalah dari luar dirinya, keluarga dan lingkungan dapat menjadi
penentu baik buruknya tingkah laku seorang anak. Apabila seorang anak
mendapat kasih sayang cukup dari orang tuanya, lingkungan serta mempunyai
pendidikan ia akan dapat berbuat dan berperilaku yang baik. Sebagai siswa yang
telah menerima dan memperhatikan didikan dari orang tua maupun guru di
sekolah akan dapat berpikir secara dewasa dan berkembang dengan baik
terutama bagi siswa yang telah dibimbing, dibina dan diarahkan oleh gurunya di
(Pakpahan, 2013).
Anak usia sekolah belum mengerti cara memilih jajanan yang sehat
yang sedang rewel, orang tua terkadang membiarkan anaknya jajan atau bahkan
masakan rumah serta lama kelamaan anak jadi punya kebiasaan jajan (Suci,
2009). Anak membeli jajan menurut kesukaan mereka sendiri tanpa memikirkan
luar rumah, dan sering melupakan waktu makan sehingga mereka membeli
6
personal (pengetahuan tentang jajanan, kecerdasan, persepsi, dan emosi), dan
sehat pada siswa harus ditangani agar dapat terhindar dari berbagai macam resiko
B. Makanan Jajanan
Makanan jajanan atau dalam bahasa Inggris disebut street food menurut
Food and Agriculture (FAO) didefinisikan sebagai makanan dan minuman yang
dipersiapkan dan dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan di tempat-tempat
keramaian umum lain yang langsung dimakan atau dikonsumsi tanpa pengolahan
Kebiasaan jajan di sekolah terjadi karena 3-4 jam setelah makan pagi perut akan
sendiri. Keunggulan makanan jajanan adalah murah dan mudah didapat, serta cita
rasanya yang enak dan cocok dengan selera kebanyakan masyarakat (Mudjajanto,
2010).
7
yang diberikan kepada anak-anak sekolah dasar berkisar antara Rp. 1.000 Rp.
5.000 per hari. Lebih jauh lagi, hanya sekitar 5% anak-anak tersebut membawa
bekal dari rumah. Karenanya mereka lebih terpapar pada makanan jajanan kaki
makanan jajanan kaki lima menyumbang asupan energi bagi anak sekolah
santap untuk dijual bagi umum. Makanan jajanan tidak termasuk makanan yang
Makanan ringan atau dikenal dengan sebutan snack food adalah makanan
yang dikonsumsi selain atau antara waktu makanan utama dalam sehari. Oleh
karena itu, makanan ini biasa disebut snack yang berarti sesuatu yang dapat
mengobati rasa lapar dan memberikan suplai energi yang cukup untuk tubuh.
Makanan ringan yang dimaksudkan adalah sesuatu yang dimakan untuk dinikmati
rasanya. Selain itu pangan olahan yang berbasis ikan (dalam bentuk kerupuk atau
C. Jajanan Sehat
Beraneka ragam jenis jajanan anak terdapat di sekitar Anda. Hal itu
mewajibkan Anda untuk bisa lebih selektif dan menentukan jajanan mana yang
baik, atau tidak bagi anak. Mengontrol kemauan jajan anak memang tidak
mudah, tetapi paling tidak Anda bisa menginformasikan pada mereka mengenai
8
ciri-ciri jajanan yang sehat atau tidak. Sehingga meskipun di luar pengawasan
Anda, mereka tetap bisa menentukan jajanan sehat yang akan mereka beli.
tidak sehat antara lain warna makanan terlalu mencolok, rasanya sangat tajam,
misalnya sangat gurih dan ada rasa pahit. Dari sisi kebersihan, makanan disimpan
di tempat terbuka, berdebu dan banyak lalat. Makanan juga hanya dibungkus
dengan kertas bekas atau koran bekas. Sementara bentuknya bisa sangat kenyal,
pewarna, maupun penyedap rasa yang berlebihan atau tidak sesuai dosis yang
dianjurkan.
3. Makanan juga disimpan ditempat yang bersih, tidak berbau, dan kemasannya
tidak rusak.
mengalami gangguan kesehatan seperti pusing, mual, muntah, diare, susah buang
air besar, hingga dapat berdampak pada gangguan konsentrasi di sekolah. Jadi,
untuk menghindari anak Anda membeli jajanan yang tidak sehat, sebaiknya
9
D. Kantin Sehat
1. Ada persediaan air bersih untuk mengolah makanan, mencuci tangan dan
3. Ada tempat khusus penyimpanan bahan bukan pangan (sabun cuci piring,
cairan anti serangga) yang terpisah dari tempat penyimpanan bahan pangan.
4. Tempat yang bersih dan tertutup untuk pengolahan dan persiapan penyajian
makanan.
5. Kasir berada di tempat khusus, minimal orang yang bertugas di kasir tidak
7. Pastikan juga jajanan kemasan yang dijual di kantin belum kadaluarsa dan
10
menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan (Khomsan, 2012). Menurut
Depkes RI (2011), tujuan hyginene dan sanitasi makanan dan minuman adalah :
konsumen.
melalui makanan.
3. Terwujudnya perilaku kerja yang sehat dan benar dalam penanganan makanan
di institusi.
yakni upaya pemilihan bahan baku, upaya penyimpanan bahan baku, upaya
bahan baik terolah maupun tidak, termasuk bahan tambahan makanan dan bahan
penolong Beberapa hal yang harus diingat tentang pemilihan bahan makanan
adalah :
1. Hindari penggunaan bahan makanan yang berasal dari sumber yag tidak jelas.
11
4. Belilah bahan di tempat penjualan resmi dan bermutu, seperti rumah potong
tersedianya ruang atau gudang untuk menyimpan bahan makanan dan terdapat
untuk jenis bahan makanan berprotein yang mudah rusak untuk jangka waktu
sampai 24 jam.
4. Penyimpanan beku (frozen), yaitu penyimpanan pada suhu < 0C untuk bahan
makanan protein yang mudah rusak untuk jangka waktu > 24 jam.
12
F. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat
pengetahuan yaitu:
13
4. Analisis (analysis), adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
yang baru.
jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan didapat dari ilmuan pengetahuan
melalui tingkat pembelajaran tersebut terdiri dari TK, SD, SMP, SMU, dan
Perguruan Tinggi.
(TV, radio, atau alat elektronik lainnya) dan media masa (Koran, majalah
14
Semakin tinggi pengetahuan gizi seseorang, maka akan semakin
dengan baik, sehingga dapat mencapai keadaan gizi yang cukup. Rendahnya
mempengaruhi kualitas dan kuantitas zat gizi yang dikonsumsi oleh anggota
merupakan sumber zat gizi dan kepandaian dalam memilih jajanan yang
15
G. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung
dilihat, tetapi hanya dapat langsung ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang
tertutup. Sikap masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi atau
tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap
2010).
(Fitriani, 2011).
Menurut Widayatun (2009) sikap adalah keadaan mental dan saraf dari
atau terarah terhadap respon individu pada semua objek dan situasi yang
berkaitan dengannya.
16
mendahului tindakan atau perilaku terbuka.
1. Menerima (receiving)
stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat
2. Merespon (responding)
3. Menghargai (valuing)
orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
skala likert. Skala ini dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, presepsi
17
Perubahan kebiasaan makan dapat disebabkan oleh faktor pendidikan gizi dan
makanan untuk mereka sendiri dan biasanya remaja lebih suka makanan serba
H. Kesehatan Lingkungan
mempunyai tujuan yang sama dan erat kaitannya antara satu dengan lainnya yaitu
makanan jajanan untuk siswa. Selain itu, berbagai upaya dilakukan oleh para
siswa untuk memilih makanan jajanan yang ada tersedia di kantin sekolah
18
Kantin sekolah tidak berada pada arah angin dan pada jarak kurang dari
100 meter dari sumber pencemaran debu, asap, bau dan cemaran lain. Bangunan
dapur dan ruang makan, ada toilet, ada gudang bahan makanan, ada ruang
karyawan, ada ruang administrasi, dan ada gudang peralatan. Lantai harus
bersih, kedap air, tidak licin, rata, kering, konus (tidak membentuk sudut mati),
Ventilasi tersedia dan berfungsi baik, menghilangkan bau tak enak, cukup
ruangan, intensitas cahaya 10 fc, dan tidak menyilaukan. Fasilitas kantin sekolah
Air bersih jumlah mencukupi, tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna,
angka kuman tidak melebihi nilai ambang batas, kadar bahan kimia tidak
melebihi nilai ambang batas, Pembuangan air limbah mengalir dengan lancar,
terdapat grease trap, saluran kedap air dan saluran tertutup, Toilet bersih,
letaknya tidak berhubungan langsung dengan dapur atau ruang makan, tersedia
air bersih yang cukup tersedia sabun dan lap pengering, toilet untuk pria terpisah
dengan wanita, Tempat sampah berisi sampah diangkut tiap 24 jam, disetiap
ruang penghasil sampah tersedia tempat sampah, dibuat dari bahan kedap air dan
sampah, Tempat cuci tangan tersedia air cuci tangan yang mencukupi, tersedia
19
I. Kerangka Konsep
Anak usia sekolah belum mengerti cara memilih jajanan yang sehat
mempunyai lebih banyak perhatian, aktivitas di luar rumah, dan sering melupakan
merupakan sumber zat gizi dan kepandaian dalam memilih jajanan yang sehat
(Notoatmodjo, 2011).
makanan jajanan untuk siswa. Selain itu, berbagai upaya dilakukan oleh para
siswa untuk memilih makanan jajanan yang ada tersedia di kantin sekolah tampak
dan kesehatan lingkungan. Tidak meneliti motivasi dan kecerdasan siswa karena
keterbatasan waktu dan dana yang dimiliki peneliti, tetapi tanpa mengurangi
20
Untuk memahami kerangka pemikiran Penelitian ini dapat dilihat pada
gambar berikut:
Pengetahuan
Sikap
Kesehatan Lingkungan
Perilaku siswa dalam
pemilihan kebersihan
makanan jajanan
Motivasi
Kecerdasan
Keterangan :
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
: Variabel Diteliti
: Variabel Tidak Diteliti
21
J. Hipotesis
sebagai berikut:
1. Hipotesis nol
2. Hipotesis alternatif
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
yaitu peneliti berupaya mencari hubungan antar variabel dan menganalisa atau
independen dengan variabel dependen, dimana kedua variabel ini penilaian dan
pengambilan datanya hanya satu kali saja. Desain ini juga dapat digunakan untuk
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI yang ada di
SMA Negeri 9 Kendari tahun 2016 yang terdiri dari 6 kelas yaitu berjumlah 216
siswa.
23
Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan metode
berikut:
N. Z. p. q
=
d2 . (N 1) + Z 2 . p. q
keterangan :
N : Besar populasi
n : Besar sampel
p : Proporsi (0,5)
q : 1,0-p
24
48,7
=
0,75
= 64,9
= 65
Jadi, besar sampel dalam penelitian ini sebanyak 65 siswa.
pembagian sampel seimbang dengan cara jumlah sampel dibagi dengan jumlah
populasi dikali dengan jumlah siswa di setiap kelas. Untuk lebih jelasnya dapat
Tabel 3.1
Pengambilan Sampel Penelitian
Jumlah Perhitungan
Kelas Siswa proposional Jumlah sampel
1. Kriteria inklusi : Siswa kelas XI di SMA Negeri 9 Kendari dan Siswa yang
25
D. Identifikasi Variabel
lingkungan.
E. Alat Penelitian
1. Kuesioner
penelitian.
dilakukan oleh siswa sesuai dengan nilai--nilai norma ataupun nilai yang ada
dalam masyarakat yang sudah ada sebelumnya dalam suatu kelompok sosial
Kriteria Objektif:
26
Buruk : apabila siswa membeli jajanan yang tidak sehat di sekolah
(Rakhmawati, 2009).
2. Pengetahuan
oleh siswa tentang jajanan yang sehat dan tidak sehat. Variabel ini diukur
Kriteria Objektif:
pertanyaan.
3. Sikap
Sikap siswa dalam penelitian ini adalah kesiapan atau kesediaan siswa
dalam memilih jajanan yang sehat. Penilaiannya yaitu sangat setuju (SS),
setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Untuk
dan sikap ibu TS dan STS dinyatakan dengan kurang terhadap pernyataan
baik nilainya = 1 dan sikap responden kurang nilainya = 0. Variabel ini diukur
27
Kriteria Objektif:
Kurang : apabila jawaban responden tidak setuju dan sangat tidak setuju
4. Kesehatan Lingkungan
Kriteria Objektif:
1. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer
28
makanan, pengetahuan, sikap dan kesehatan lingkungan. Variabel
(terlampir).
tahun 2016.
kategori melalui editing, coding, entry dan cleaning data. Selanjutnya dilakukan
Pada tahap ini dilakukan dengan cara mengolah semua variabel yang ada
29
dalam penelitian dan disajikan secara deskriptif dalam tabel distribusi
frekuensi.
J. Penyajian Data
Penyajian data pada penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi dan tabel analisa hubungan antara variabel independen dan variabel
K. Etika Penelitian
institusi STIK Avicenna, Badan Riset Daerah dan institusi lain yang terkait.
1. Informed Consent
Lembar persetujuan yang diberikan pada responden yang akan diteliti yang
2. Anonimity
3. Confidentiality
30
Kerahasiaan informasi dari responden dijamin, peneliti hanya melaporkan data
4. Beneficence
Peneliti melindungi subjek agar terhindar dari bahaya dan ketidak nyamanan
fisik.
5. Full disclosure
Prinsip penghargaan dan hormat terhadap martabat manusia dalam hal ini
31