Anda di halaman 1dari 12

PERANCANGAN PENJUALAN LISTRIK KE PLN DENGAN SYNCRONIZER

KWH METER SERTA INVERTER ON GRID


Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
mengikuti mata kuliah Perancangan Sistem Kelistrikan Industri
Dosen Pengampu: Ir. Agus Jamal, M.Eng.

Disusun oleh:
WAHYU SARI AGUSTININGSIH
20140120114

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2017
PERANCANGAN PENJUALAN LISTRIK KE PLN DENGAN SYNCRONIZER
KWH METER SERTA INVERTER ON GRID

A. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)

Gambar 1. Pembangkit Listrik Tenaga Surya

PLTS atau pembangkit listrik tenaga surya merupakan pembangkit listrik yang
memanfaatkan sinar matahari untuk menghasilkan listrik. Kebutuhan listrik yang
semakin meningkat seperti sekarang ini menuntut kita untuk menemukan berbagai
sumber energi alternatif yang bisa bertahan hingga di masa yang akan datang serta
ramah lingkungan.
Alat utama yang digunakan untuk menghasilkan energi listrik dari sinar
matahari adalah panel solar cell atau photovoltaic. Selain itu pembangkitan listrik juga
dapat dilakukan melalui proses tidak langsung dengan melakukan pemusatan energi
surya.
Gambar 2. Cara Kerja Solar Cell

Panel solar cell atau photovoltaic merupakan alat yang digunakan untuk
mengubah energi panas matahari menjadi energi listrik dengan menggunakan efek
fotoelektrik. Listrik yang dihasilkan merupakan hasil dari perbedaan tegangan dari efek
fotoelektrik. Solar panel memiliki tiga lapisan, yaitu lapisan P, N, dan lapisan pembatas
yang berada di tengah. Proses dalam menghasilkan listrik adalah proses dimana
elektron yang berada di lapisan P terlepas, dan membuat proton mengalir ke lapisan N.
Perpindahan arus dari aliran listrik negatif dan positif inilah yang berubah menjadi arus
listrik. Proses inilah yang disebut dengan efek fotoelektrik.
Di Indonesia, PLTS terbesar terletak di daerah Karangasem dan Bangli, Pulau
Bali. Kapasitas listrik yang dihasilkan dari PLTS tersebut adalah sekitar 21 MW.
PLTS ini tidak didaftarkan dalam hak cipta dan bersifat open source, sehingga
pemerintah memperbolehkan siapa saja untuk meniru sistem pembangkit listrik yang
ada di PLTS ini untuk diterapkan di daerah lain. Selain di Pulau Bali, Indonesia juga
telah mengembangkan teknologipembangkit listrik tenaga surya ini di beberapa daerah
di lain seperti di Kabupaten Luwu Timur, Makassar, dan juga di kepulauan Sumbawa,
Nusa Tenggara Barat.
B. On Grid
On Grid bekerja langsung dari panel surya tanpa menggunakan battery, sistem
ini dapat langsung tersalurkan kepada beban. Energi listrik yang dihasilkan dari panel
surya adalah Direct Current (DC), kemudian diubah menjadi arus Alternating Current
(AC) melalui Inverter. Arus DC yang diubah menjadi arus AC tersebut langsung dapat
digunakan kepada beban yang membutuhkan energi listrik, seperti penggunaan untuk
lampu, televisi (TV), kipas angin dan perabot elektronik yang membutuhkan energi
listrik.
Sistem On Grid bekerja bersama dengan arus listrik dari PLN, yakni arus PLN
menjadi penghubung atau penyalur arus listrik dari panel surya kepada beban.
Sehingga seluruh penggunaan listrik pada waktu siang hari, dihasilkan dari energi
listrik panel surya, dan untuk malam hari menggunakan listrik dari PLN. Penggunaan
panel surya pada waktu siang hari, dapat membantu mengurangi tagihan biaya listrik
dari PLN, semua dapat terlihat pada box meteran listrik PLN yang tidak bergerak.

C. Komponen-komponen pada PLTS on Grid


Untuk menghasilkan sistem On Grid pada PLTS maka diperlukan beberapa
komponen utama, antara lain:
1. Panel Surya PV yang memproduksi listrik arus searah (DC).
2. Solar Grid Tie Inverter untuk mengubah arus searah (DC menjadi arus bolak
balik (AC) dan mensinkronisasikan listrik yang dihasilkan dengan Grid
(PLN).
Selain komponen di atas, juga diperlukan kWh meter Exim yang digunakan
untuk memonitoring daya listrik yang diekspor dan diimpor secara langsung. Untuk
mendapatkan alat ini dapat langsung menghubungi PLN.
D. Petunjuk pelaksanaannya net metering dengan kWh meter EXIM
1. Peraturan pelaksanaan pemasangan net metering
a. Peraturan Direksi PT. PLN (Persero) Nomor 0733.K/DIR/2013 tentang
Pemanfaatan Energi Listrik dari Fotovoltaik oleh Pelanggan PT. PLN
(Persero).
b. Surat Edaran Direksi PT. PLN (Persero) Nomor.0009.E/DIR/2014
tentang Ketentuan Operasional Integrasi Fotovoltaik Milik Pelanggan ke
Dalam Area Sistem Tenaga Listrik PT. PLN (Persero).
2. Mekanisme Pemasangan kWh meter EXIM untuk net metering
a. Pelanggan mengajukan permohonan kepada PT. PLN (Persero).
b. Bila pelanggan menginginkan transaksi ekspor-impor tenaga listrik, maka
PLN memproses permohonan pelanggan dengan menerbitkan nomor
register non taglis (non tagihan listrik) untuk biaya kWh meter Exim
(Export-Import) dan menerbitkan persetujuan paralel sistem. Namun bila
pelanggan tidak menginginkan transaksi ekspor-impor tenaga listrik,
maka PLN cukup menerbitkan surat persetujuan parallel system
photovoltaic dengan sistem PLN.
c. Mekanisme penggantian kWh meter Exim telah disediakan di aplikasi
layanan PLN.
3. Pembiayaan Pemasangan kWh meter EXIM untuk net metering
a. Bila pelanggan tidak menginginkan transaksi ekspor-impor tenaga listrik,
maka operasi paralel tidak dikenakan biaya.
b. Bila pelanggan menginginkan transaksi ekspor-impor tenaga listrik, maka
biaya kWh meter exim dibebankan kepada pelanggan dengan harga kWh
meter exim yang berlaku di PLN. Pembebanan biaya kWh meter exim ini
dikenakan ketika pelanggan pengguna sistem panel surya mengajukan
operasi paralel.
c. Biaya tagihan pemakaian listrik bulanan sesuai Tarif Tenaga Listrik yang
berlaku.
d. Kewajiban pelanggan lainnya seperti Pajak Pertambahan Nilai (jika ada),
Pajak Penerangan Jalan dan Materai sesuai ketentuan yang berlaku.
4. Perhitungan Tagihan Listrik kWh meter EXIM untuk net metering
a. Tagihan pemakaian listrik pelanggan pengguna Fotovoltaik yang
bertransaksi ekspor-impor tenaga listrik tetap diberlakukan Rekening
Minimum (RM).
b. Tagihan listrik atas pemakaian energi PLN pada kWh meter
ekspor (energi listrik dari PLN yang dikonsumsi pelanggan) yaitu stand
pemakaian pada kWh meter ekspor tetap dimasukkan ke aplikasi PLN
seperti mekanisme perhitungan rekening listrik pada umumnya.
Sedangkan untuk energi listrik dari kWh meter impor (energi listrik dari
sistem panel surya yang masuk ke sistem PLN ) dicatat dan dihitung
menggunakan tarif yang berlaku sesuai golongan tarif pelanggan tersebut.

E. Inverter On Grid
Grid tie inverter (inverter On Grid) bekerja secara langsung dari solar panel
system tanpa melalui sumber backup, juga dapat digunakan secara bersama dengan
penyedia jaringan listrik utama (PLN) sehingga dapat mengurangi beban tagihan
listrik. Sistem ini bekerja secara sinkron dan otomatis berbagi beban antara solar panel
system sebagai yang utama dan PLN sebagai backup, bila supply yang dihasilkan solar
panel system kurang maka akan dipenuhi dari PLN.
Inverter Grid tie jelas lebih effisien sebab anda tidak perlu lagi membeli battery
yang artinya menambah beban biaya perawatan.Selama pemukaan solar panel terkena
matahari selama itu pula beban penggunaan listrik sangat terbantu.ini sangat cocok
digunakan diwilayah kita,sebab indonesia berada di deerah tropis yang hanya memiliki
dua musim sepanjang tahun.
Selain hal tersebut diatas gelombang Output yang dihasilkan inverter ini pun
berbentuk sinus,maka effisiensi yang dihasilkanpun tergolong tinggi sekitar 80%-90
%, sehingga Inverter ini tentu lebih baik dibandingkan jenis inverter lainya.
Kedepanya Inverter ini akan menjadi solusi terkait kelangkaan listrik,sebab
beberapa waktu yang lalu pemerintah akan merencanakan memberikan konpensasi
tagihan listrik kepada pemilik solar panal system.
Energi listrik yang dihasilkan oleh solar panel system akan dirubah dari DC ke
AC oleh inverter grid tie untuk selanjutnya disalurkan secara langsung melalui instalasi
jaringan listrik rumah kita bersama jaringan PLN. Saat beban pemakian listrik ada,
supply listrik utama berasal dari solar panel system. Saat tidak ada beban pemakaian
listrik maka, solar panel system pun tetap menghasilkan listrik sehingga aliran listrik
akan keluar dari jaringan listrik rumah kita.Saat itupula meteran akan berputar terbalik
(mundur) sehingga terjadilah simpanan energi listrik.
Pada malam hari, solar panel system tidak menghasilkan energi listrik,sehingga
supply penggunaan listrik kita murni berasal dari sumber penyedia listrik utama (PLN)
saat itu pula meteran akan berputar ke arah umumnya (maju) dan cadangan listrik yang
tersimpan dalam bentuk angka meter mulai berkurang bersamaan dengan pemakian
listrik

Agar lebih jelas maka diberikan contoh aplikasinya yaitu sebagai berikut:
Misalkan dirumah kita memiliki listrik berdaya 1.000Watt dari PLN, dan kita
memasang System Grid Tie Solar Cell sebesar 1.000Watt, maka total daya yang kita
miliki menjadi 2.000Watt pada siang hari. Sehingga sistem akan bekerja sebagai
berikut:
1. Jika kita mengaktifkan beban listrik dirumah kita sebesar 1.000Watt pada
waktu siang hari, maka seluruh kebutuhan energi listrik yang timbul akan
disupply secara otomatis oleh listrik yang bersumber dari Solar Cell yang kita
punya, maka pada kondisi seperti ini kita akan melihat bahwa Meter PLN kita
akan berhenti (tidak berputar),
2. Jika kita mengaktifkan beban di rumah kita sebesar 1.500Watt pada siang hari,
maka energi tersebut akan dipasok oleh Solar Cell sebesar 1.000Watt dan
sisanya akan dipasok oleh PLN sebesar 500Watt. Dalam kondisi ini energi
listrik dari PLN digunakan untuk menutup defisit daya yang dibutuhkan.
3. Jika kita mengaktifkan beban dirumah kita sebesar 500Watt pada siang hari,
maka energi tersebut akan dipasok oleh Solar Cell sebesar 1.000Watt, disini
kita lihat ada kelebihan pasokan sebesar 500Watt. Kelebihan ini akan
disalurkan keluar rumah kita menuju jaringan PLN. Akibatnya meter PLN
akan berputar kekiri (Count Down). Ini adalah kondisi dimana kita sedang
menjual kelebihan energi yang dihasilkan oleh Solar Cell kita kepada PLN.
4. Jika kita mematikan seluruh beban dirumah kita pada siang hari, maka seluruh
produksi listrik dari Solar Cell akan langsung disalurkan keluar rumah kita ke
jaringan PLN, akibatnya meter PLN akan berputar ke kiri (Cont Down).
Banyaknya energi yang bisa kita jual ke PLN dalam 1 hari jika seluruh beban
dimatikan adalah 1.000 x 4 = 4 Kwh karena dalam kasus ini kita menggunakan
Solar Cell 1.000Watt-peak. Jika kita menggunakan kapasitas lebih besar maka
energi yang kita jual juga akan semakin besar, artinya meter PLN akan
berputar kekiri lebih kencang.
F. Prinsip Kerja PLTS On Grid

Gambar 3. Cara Kerja PLTS On Grid

Prinsip kerja PLTS On grid hampir sama dengan Prinsip kerja Off grid hanya
saja pada PLTS On grid tidak ada battery sebagai tempat penyimpanan dayanya.
Berikut ini merupakan prinsip kerja dari PLTS On grid:
1. Panel surya merubah cahaya matahari menjadi listrik DC.
2. Grid-tied inverter merubah listrik DC ke listrik AC, yang sinkron dengan
jaringan listrik (PLN).
3. Listrik AC dikirim ke panel listrik utama dimana sudah terhubung langsung
oleh grid-tied inverter.
4. Net Metering menghitung konsumsi bersih pemakaian listrik. Jika ada surplus
energi yang dihasilkan oleh sistem PV, itu akan dikirim kembali ke jaringan
PLN.

G. Perancangan Penjualan Listrik ke PLN


Untuk pelanggan PLN yang menggunakan panel surya, PLN akan memasang
meter listrik ekspor-impor (kWh Meter Exim). Pengiriman kelebihan listrik ini dapat
terjadi karena pelanggan memiliki dua sumber pasokan listrik, dari panel surya dan dari
PLN.
Energi listrik yang diterima PLN dari panel surya (fotovoltaik) akan di offset
oleh PLN dengan energi listrik yang dikirim PLN ke pelanggan. Bila listrik yang
diterima PLN dari panel surya lebih besar dari listrik yang dikirim PLN, maka
selisihnya menjadi tabungan listrik yang akan diperhitungkan untuk pemakaian listrik
pelanggan bulan-bulan berikutnya.
Sistem ekspor-impor ini dilakukan PLN kepada pelanggan pengguna panel
surya sebagai upaya mendorong percepatan pemanfaatan energi baru dan terbarukan
(EBT), sekaligus menambah kapasitas pasokan listrik kepada pelanggan.
Para pelanggan PLN yang memasang panel surya di rumah atau bangunan miliknya
untuk memenuhi kebutuhan listrik secara mandiri selain dari PLN, dapat menggunakan
energi listrik yang dihasilkan dari panel surya tersebut secara paralel dengan pasokan
listrik dari PLN.
Secara sederhana cara kerjanya adalah panel surya akan memproduksi daya
(idealnya) mulai pukul 10.00 hingga 15.00. Hasil produksi panel surya akan
dikonsumsi oleh pelanggan, jika ada kelebihan daya maka listrik tersebut akan dikirim
ke jaringan distribusi PLN sebagai tabungan listrik. Pada malam atau hari berawan,
pelanggan akan mengkonsumsi listrik PLN, dengan mengurangi kelebihan listrik yang
dikirim ke jaringan distribusi.
Untuk mendapatkan sistem yang baik pada sistem On grid maka harus
memenuhi beberapa persyaratan. Berikut ini merupakan beberapa syarat-syarat dasar
dari Syncronizer dengan PLN:
1. Mempunyai tegangan kerja yang sama
2. Mempunyai urutan phase yang sama
3. Mempunyai frekuensi kerja yang sama
4. Mempunyai sudut phase yang sama
H. Contoh Perhitungan Penjualan Listrik ke PLN
Penggunaan (operasi Paralel) energi Fotovoltaik adalah pelanggan PLN dengan
Golongan Tarif R3.
Diketahui hasil metering dari kWh meter Exim adalah sebagai berikut:
1. Stand pada kWh meter ekspor (energi listrik dari PLN yang dikonsumsi
pelanggan) tercatat sebagai berikut:
a. Stand Bulan lalu : 15000 kWh
b. Stand Bulan ini : 16000 kWh
c. Pemakaian : 1000 kWh
2. Stand pada kWh meter impor (energi listrik dari sistem panel surya yang masuk
ke sistem PLN) tercatat sebagai berikut:
a. Stand Bulan lalu : 4500 kWh
b. Stand Bulan ini : 5000 kWh
c. Pemakaian : 500 kWh
Sesuai dengan penetapan Tarif Dasar Listrik Juli-September 2017 pada Golongan Tarif
R-3 adalah sebesar Rp. 1.467,28/kWh. Sehingga didapatkan perhitungan sebagai
berikut:
1. Stand poin 1 tetap di input ke aplikasi PLN untuk dilakukan proses rekening
sebagaimana biasa.
kWh ekspor yang harus dibayar: 1000 kWh x Rp. 1.467,28 =
Rp. 1.467.280,00
2. Stand poin 2 dilakukan perhitungan di luar aplikasi:
a. kWh impor yang harus dioffset sebesar: 500 kWh x Rp. 1.467,28 = Rp.
733.640,00.
b. Dibuatkan Berita Acara perhitungan dan dimasukkan ke aplikasi PLN
melalui menu kompensasi dengan nama pengurang taglis fotovoltaik,
sedangkan kWh impor sebesar 300 kWh akan dimasukkan di laporan
Neraca Energi sebagai penerimaan dari Fotovoltaik.
3. Maka nilai tagihan yang harus dibayar oleh pelanggan adalah Rp. 1.467,280,00
dikurangi Rp. 733.640,00 yang setara dengan Rp. 733.640,00.
4. PLN membuat monitoring Transaksi Fotovoltaik untuk pelanggan dimaksud
dengan formulir yang sudah ditentukan.

I. Referensi
http://icasolar.com/content/grid
http://javasuryateknik.blogspot.co.id/2015/09/menjual-listrik-ke-pln.html
http://jiwa-elektro.blogspot.co.id/2015/05/prinsip-kerja-inverter-grid-tie.html
https://janaloka.com/tabungan-listrik/
http://servicegenset.co.id/2015/09/30/prinsip-kerja-pembangkit-listrik-tenaga-
surya/
http://www.sunergi.co.id/index.php/id/product/sistem-energi-surya-on-grid/

Anda mungkin juga menyukai