Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN PEMBUKAAN DENGAN BATANG TUBUH UUD NEGARA

REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945.


a. Makna Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945
Setiap warga negara berhak mendapatkan hak-hak azasinya yang meliputi hak azasi
pribadi, hak azasi ekonomi, hak azasi politik, hak azasi sosial dan kebudayaan, hak azasi
mendapatkan pengayoman dan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan serta
hak azasi terhadap perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan hukum. Keseluruhan
hak azasi manusia di negara kita tercantum di dalam UUD 1945.
Alinea pertama adalah suatu pengakuan hak azasi kebebasan atau kemerdekaan semua
bangsa dari segala bentuk penjajahan dan penindasan oleh bangsa lain.Contoh jika Anda
sedang berbicara dengan teman Anda berilah kesempatan kebebasan mereka untuk
mengeluarkan pendapat jangan Anda memaksa kehendak.
Alinea kedua adalah pengakuan hak azasi sosial yang berupa keadilan dan pengakuan azasi
ekonomi yang berupa kemakmuran dan kesejahteraan. Contoh lihatlah di lingkungan
sekitar Anda tentang hubungan antara majikan atau tuan tanah atau pemilik kapal dengan
nelayan atau pekerja.
Alinea ketiga adalah hak kodrat yang dianugerahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada
semua bangsa. Contoh hak untuk memeluk agama, berbicara dan lain sebagainya.
Alinea keempat adalah memuat tujuan negara. Contoh pak polisi tidak boleh menangkap
seseorang tanpa alasan yang jelas, pemerintah harus memajukan kesejahteraan umum dan
juga kita hendaknya ikut mewujudkan ketertiban dunia dan lain sebagainya.

b. Pola Batang Tubuh UUD 1945


Di dalam batang tubuh UUD 1945 terdapat beberapa ketentuan yang mengatur persamaan
derajat manusia yang dicantumkan sebagai hak dan kewajiban warga negara, antara lain:
1. Segala warga negara bersamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan (pasal 27
ayat 1).
2. Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak (pasal 27
ayat 2).
3. Kebebasan berserikat, berpendapat dan berpolitik (pasal 28).
4. Kebebasan memeluk dan melaksanakan agama/kepercayaan (pasal 29 ayat 1).
5. Hak dan kewajiban membela negara (pasal 30).
6. Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran (pasal 31).
7. Dan amandemen kedua dicantumkan pada pasal 28a - 28 j.

Hubungan Pembukaan dengan Batang Tubuh UUD 1945


Pokok-pokok pikiran pembukaan UUD 1945, merupakan suasana kebatinan Undang-Undang
DasarNegara Indonesia serta mewujudkan cita hukum yang menguasai hkum dasar Negara, baik
yang tertulis maupun tidak tertulis, dan pokok-pokok pikrab tersebut dijelmakan dalam pasal UUD
1945.
Oleh karena itu, dipahami bahwa suasana kebatinan UUD 1945 serta cita hukum UUD 1945
bersumber atau dijiwaioleh dasar falsafat Pancasila. Inilah yang dimaksud dengan arti dan fungsi
Pancasila sebagai Dasar Negara. Dengan demikian, jelaslah bahwa Pembukaan UUD 1945
mempunyai fungsi atau hubungan langsungdegan Batang Tubuh UUD 1945, karena Pembukaan
UUD 1945 mengandung pokok-pokok pikiran yang dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal di
Batang Tubuh UUD 1945 tersebut. Pembukaan UUD 1945yang merupakan kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan, bahkan hal ini menjadi rangkaian kesatuan nilai dan norma yang terpadu.Batang
Tubuh UUD 1945 terdiri dari rangkaian pasal-pasal merupakan perwujudan pokok-pokok pikiran
yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, yang tidak lain adalah pokok pikiran :
PersatuanIndonesia, Keadilan sosial, Kedaulatan Rakyat berdasar atas kerakyatan
danpermusyawaratan/perwakilan, dan Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar Kemanusiaan
yang adil danberadab.Pokok-pokok pikiran tersebut tidak laib adalah pancaran dari Pancasila yang
telah nanpu nenberikanemangat dan terpancang dengan khidmay dalam perangkat UUD 1945.
Semangat (Pembukaan) padahakikatnya merupakan suatu rangkaian lesatuan yang tak dapat
dipisahkan. Kesatuan serta semangatyang demikian itulah yang harus diketahui, dipahami, dan
dihayati oleh setiap insan warga NegaraIndonesia.
Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Batang Tubuh UUD 45 :
1. Alinea 1,2,3 a tidak memiliki hub. Causal organis dengan UUD 1945 karena berisi
hal-hal yang mendahului kemerdekaan
2. Alinea 4 a memiliki hub. Causal organis dg uud45 krn berisi hal-hal pokok bagi
terselenggaranya negara ;
a. Uud ditentukan akan ada
b. Yg diatur dalam UUD adalah pembentukan pemerintahan negara
c. bentuk negar republik berkedaulatan rakyat
d. Pancasila sbg dasar negara

SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945


Menurut UUD 1945, bahwa sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia tidak menganut
sistem pemisahan kekuasaan atau separation of power (Trias Politica) murni sebagaimana yang
diajarkan Montesquieu, akan tetapi menganut sistem pembagian kekuasaan (distribution of
power). Hal-hal yang mendukung argumentasi tersebut, karena Undang-Undang Dasar 1945 :
a. Tidak membatasi secara tajam, bahwa tiap kekuasaan itu harus dilakukan oleh suatu
organisasi/badan tertentu yang tidak boleh saling campur tangan.
b. Tidak membatasi kekuasaan itu dibagi atas 3 bagian saja dan juga tidak membatasi
kekuasaan dilakukan oleh 3 organ saja
c. Tidak membagi habis kekuasaan rakyat yang dilakukan MPR, pasal 1 ayat 2, kepada
lembaga-lembaga negara lainnya.

a. Pokok-pokok Sistem Pemerintahan Republik Indonesia

1. Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi yang luas. Wilayah negara terbagi
dalam beberapa provinsi. Provinsi tersebut adalah Nanggroe Aceh Darussalam, Bali,
Banten, Bengkulu, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta,
Gorontalo, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kepulauan Riau, Kalimantan
Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Lampung,
Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua, Papua
Barat, Riau, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Barat, Sumatra Barat, Sumatra Utara, dan Sumatra Selatan.

2. Bentuk pemerintahan adalah republik, sedangkan sistem pemerintahan adalah


presidensial.

3. Pemegang kekuasaan eksekutif adalah Presiden yang merangkap sebagai kepala negara
dan kepala pemerintahan. Presiden dan wakilnya dipilih dan diangkat oleh MPR untuk
masa jabatan 5 tahun. Namun pada pemilu tahun 2004, Presiden dan Wakil Presiden
dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu paket untuk masa jabatan 2004 2009.

4. Kabinet atau menteri diangkat dan diberhentikan oleh presiden, serta bertanggung
jawab kepada presiden.
5. Parlemen terdiri atas 2 bagian (bikameral), yaitu Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan
Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota DPR dan DPD merupakan anggota
MPR. DPR terdiri atas para wakil rakyat yang dipilih melalui pemilu dengan sistem
proporsional terbuka. Anggota DPD adalah para wakil dari masing-masing provinsi
yang berjumlah 4 orang dari tiap provinsi. Anggota DPD dipilih oleh rakyat melalui
pemilu dengan sistem distrik perwakilan banyak. Selain lembaga DPR dan DPD,
terdapat DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota yang anggotanya juga dipilih
melaui pemilu. DPR memiliki kekuasaan legislatif dan kekuasaan mengawasi jalannya
pemerintahan.

6. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Mahkamah Agung dan badan peradilan di


bawahnya, yaitu pengadilan tinggi dan pengadilan negeri serta sebuah Mahkamah
Konstitusi dan Komisi Yudisial.

7. Sistem pemerintahan negara Indonesia setelah amandemen UUD 1945, masih tetap
menganut Sistem Pemerintahan Presidensial, karena Presiden tetap sebagai kepala
negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Presiden juga berada di luar pengawasan
langsung DPR dan tidak bertanggung jawab pada parlemen. Namun sistem
pemerintahan ini juga mengambil unsur-unsur dari sistem parlementer dan melakukan
pembaharuan untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan yang ada dalam sistem
presidensial.

b. Beberapa variasi dari Sistem Pemerintahan Presidensial RI

1. Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul DPR. Jadi, DPR
tetap memiliki kekuasaan mengawasi presiden meskipun secara tidak langsung.

2. Presiden dalam mengangkat pejabat negara perlu pertimbangan dan/atau


persetujuan DPR. Contohnya dalam pengangkatan Duta untuk negara asing,
Gubernur Bank Indonesia, Panglima TNI dan kepala kepolisian.

3. Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan dan/atau


persetujuan DPR. Contohnya pembuatan perjanjian internasional, pemberian gelar,
tanda jasa, tanda kehormatan, pemberian amnesti dan abolisi.

4. Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang-undang
dan hak budget (anggaran).

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, dapat difahami bahwa dalam


perkembangan sistem pemerintahan presidensial di negara Indonesia (terutama setelah
amandemen UUD 1945) terdapat perubahan-perubahan sesuai dengan dinamika politik
bangsa Indonesia. Hal itu diperuntukkan dalam memperbaiki sistem presidensial yang
lama. Perubahan baru tersebut antara lain, adanya pemilihan presiden langsung, sistem
bikameral, mekanisme cheks and balance dan pemberian kekuasaan yang lebih besar pada
parlemen untuk melakukan pengawasan dan fungsi anggaran.
Secara umum dengan dilaksanakannya amandemen Undang-Undang Dasar 1945 pada era
reformasi, telah banyak membawa perubahan yang mendasar baik terhadap ketatanegaraan
(kedudukan lembaga-lembaga negara), sistem politik, hukum, hak asasi manusia,
pertahanan keamanan dan sebagainya. Berikut ini dapat dilihat perbandingan model sistem
pemerintahan negara republik Indonesia sebelum dan setelah dilaksanakan amandemen
Undang-Undang Dasar 1945 :
Masa Orde Baru (Sebelum amandemen UUD 1945)
Di dalam Penjelasan UUD 1945, dicantumkan pokok-pokok Sistem Pemerintahan Negara
Republik Indonesia sebagai berikut :
a. Indonesia adalah negara hukum (rechtssaat)
Negara Indonesia berdasar atas hukum (rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekua-saan
belaka (machtsaat). Ini mengandung arti bahwa negara, termasuk di dalamnya
pemerintah dan lembaga-lembaga negara lain, dalam melaksanakan tugasnya/ tindakan
apapun harus dilandasi oleh hukum dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.

b. Sistem Konstitusional
Pemerintahan berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar). Sistem ini memberikan
ketegasan cara pengendalian pemerintahan negara yang dibatasi oleh ketentuan
konstitusi, dengan sendirinya juga ketentuan dalam hukum lain yang merupakan
produk konstitusional, seperti Ketetapan-Ketetapan MPR, Undang-undang, Peraturan
Pemerintah, dan sebagainya.

c. Kekuasaan negara tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat.


Kedaulatan rakyat dipegang oleh suatu badan yang bernama MPR sebagai penjelmaan
seluruh rakyat Indonesia Tugas Majelis adalah:
1. Menetapkan Undang-Undang Dasar,
2. Menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara,
3. Mengangkat kepala negara (Presiden) dan wakil kepala negara (wakil presiden).
Majelis inilah yang memegang kekuasaan negara tertinggi, sedang Presiden harus
menjalankan haluan negara menurut garis-garis besar yang telah ditetapkan oleh
Majelis. Presiden yang diangkat oleh Majelis, tunduk dan bertanggungjawab kepada
Majelis. Presiden adalah manda-taris dari Majelis yang berkewajiban menjalankan
ketetapan-ketetapan Majelis.
d. Presiden ialah penyelenggara peme-rintah Negara yang tertinggi menurut UUD.
Dalam menjalankan kekuasaan pemerintahan negara, tanggung jawab penuh ada di
tangan Presiden. Hal itu karena Presiden bukan saja dilantik oleh Majelis, tetapi juga
dipercaya dan diberi tugas untuk melaksanakan kebijaksanaan rakyat yang berupa
Garis-garis Besar Haluan Negara ataupun ketetapan MPR lainnya.

e. Presiden tidak bertanggungjawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.


Kedudukan Presiden dengan DPR adalah neben atau sejajar. Dalam hal pembentukan
undang-undang dan menetapkan APBN, Presiden harus mendapat persetujuan dari
DPR. Oleh karena itu, Presiden harus bekerja sama dengan DPR. Presiden tidak
bertanggungjawab kepada Dewan, artinya kedudukan Presiden tidak tergantung dari
Dewan. Presiden tidak dapat membu-barkan DPR seperti dalam kabinet parlementer,
dan DPR pun tidak dapat menjatuhkan Presiden.

f. Menteri negara ialah pembantu Presiden, menteri negara tidak ber-tanggungjawab


kepada Dewan Perwa-kilan Rakyat.
Presiden memilih, mengangkat dan memberhentikan mentri-mentri negara. Menteri-
mentri itu tidak bertanggungjawab kapada DPR dan kedudukannya tidak tergantung
dari Dewan., tetapi tergantung pada Presiden. Menteri-menteri merupakan pembantu
presiden.

g. Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas.


Meskipun kepala negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi bukan berarti ia
diktator atau tidak terbatas. Presiden, selain harus bertanggung jawab kepada MPR,
juga harus memperhatikan sungguh-sungguh suara-suara dari DPR karena DPR berhak
mengadakan pengawasan terhadap Presiden (DPR adalah anggota MPR). DPR juga
mempunyai wewenang mengajukan usul kepada MPR untuk mengadakan sidang
istimewa guna meminta pertanggungjawaban Presiden, apabila dianggap sungguh-
sungguh melanggar hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi,
penyuapan, tindak pidana berat lainnya atau perbuatan tarcela.

Masa Reformasi (Setelah Amandemen UUD 1945)


Undang-Undang Dasar 1945 berdasarkan Pasal II Aturan Tambahan terdiri atas
Pembukaan dan pasal-pasal. Tentang sistem pemerintahan negara republik Indonesia dapat
dilihat di dalam pasal-pasal sebagai berikut :
a. Negara Indonesia adalah negara Hukum.
Tercantum di dalam Pasal 1 ayat (3), tanpa ada penjelasan.

b. Sistem Konstitusional
Secara eksplisit tidak tertulis, namun secara substantif dapat dilihat pada pasal-pasal
sebagai berikut :
- Pasal 2 ayat (1)
- Pasal 3 ayat (3)
- Pasal 4 ayat (1)
- Pasal 5 ayat (1) dan (2)
- Dan lain-lain

c. Kekuasaan negara tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat.


Sesuai dengan Pasal 2 ayat (1) bahwa MPR terdiri dari anggota DPR dan anggota
Dewan Perwakilan Daerah (DPD). MPR berdasarkan Pasal 3, mempunyai wewenang
dan tugas sebagai berikut :
- Mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar.
- Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden.
- Dapat memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya
menurut UUD.

d. Presiden ialah penyelenggara peme-rintah Negara yang tertinggi menurut UUD.


Masih relevan dengan jiwa Pasal 3 ayat (2), Pasal 4 ayat (1) dan ayat (2).

e. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.


Dengan memperhatikan pasal-pasal tentang kekuasaan pemerintahan negara (Presiden)
dari Pasal 4 s.d. 16, dan Dewan Perwakilan Rakyat (Pasal 19 s.d. 22B), maka ketentuan
bahwa Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR masih relevan. Sistem
pemerintahan negara republik Indonesia masih tetap menerapkan sistem presidensial.

f. Menteri negara ialah pembantu Presiden, menteri negara tidak ber-tanggungjawab


kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara. Menteri-menteri diangkat dan
diberhentikan oleh presiden yang pembentukan, pengubahan dan pembubarannya
diatur dalam undang-undang Pasal 17).

g. Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas.


Presiden sebagai kepala negara, kekua-saannya dibatasi oleh undang-undang. MPR
berwenang memberhentikan Presiden dalam masa jabatanya (Pasal 3 ayat 3). Demikian
juga DPR, selain mempunyai hak interpelasi, hak angket, dan menyatakan pendapat,
juga hak mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat serta hak imunitas
(Pasal 20 A ayat 2 dan 3).

LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA MENURUT UUD 1945 HASIL


AMANDEMEN

Pada periode 1999-2002, UUD 1945 mengalami amandemen. Amandemen dilakukan dengan
melakukan berbagai perubahan pada pasal-pasal maupun memberikan tambahan-tambahan.
Dalam kurun waktu tersebut UUD 1945 mengalami empat kali amandemen. Amandemen terakhir
disahkan pada tanggal 10 Agustus 2002.

UUD 1945 hasil amandemen dinyatakan bahwa kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat. Hal
ini berarti terjadi reformasi kekuasaan tertinggi dalam negara yang semula berada di tangan
Majelis Permusyawaratan Rakyak (MPR).

Adapun rincian lembaga-lembaga negara atau alat-atal perlengkapan negara menurut UUD 1945
hasil amandemen adalah sebagai berikut:

1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)


Tugas-tugas MPR dalam Pasal 3 UUD 1945 hasil amandemen adalah sebagai berikut :
a. Mengubah dan menetapkan undang-undang dasar
b. Melantik presiden dan/atau wakil presiden
c. Memberhentikan presiden dan/atau wakil presiden dalam masa jabatannya menurut
undang-undang dasar.
Susunan keanggotaan MPR terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang dipilih melalui pemilihan umum.

2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)


Keanggotaan DPR merangkap keanggotaan MPR. Oleh karena itu, kedudukan dewan ini
kuat dan tidak dapat dibubarkan oleh presiden yang memegang kekuasaan tertinggi dalam
pemerintahan negara.
Tugas-tugas DPR dalam UUD 1945 hasil amandemen adalah sebagai berikut :
a. Membentuk undang-undang (Pasal 20 Ayat 1)
b. Membahas rancangan undang-undang (RUU) bersama presiden (Pasal 20 Ayat 2)
c. Membahas rencana anggaran pengeluaran belanja negara (RAPBN) bersama presiden
(Pasal 23 Ayat 2)
Dalam UUD 1945 hasil amandemen 2002 tersebut juga dicantumkan fungsi dan hak DPR.
DPR mempunyai fungsi legislasi, fungsi aggaran dan fungsi pengawasan (Pasal 20A
Ayat1).
a. Fungsi legislasi berkaitan dengan wewenang DPR dalam pembentukan undang-
undang
b. Fungsi anggaran, DPR berwewenang menyusun dan menetapkan anggaran
pendapatan belanja negara (APBN) bersama presiden.
c. Fungsi pengawasan, DPR melakukan pengawasan terhadap pemerintah dalam
pelaksanaan undang-undang.
Dalam melaksanakan fungsinya, DPR diberikan hak-hak yang diatur dalam pasal-pasal
UUD 1945. Hak-hak tersebut adalah sebagai berikut :
a. Hak interpelasi yaitu hak DPR untuk meminta keterangan kepada presiden
b. Hak angket yaitu hak DPR untuk mengadakan penyelidikan atas suatu kebijaksanaan
presiden/pemerintah
c. Hak menyampaikan pendapat
d. Hak mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat
e. Hak imunitas, yaitu hak DPR untuk tidak dituntut di pengadilan karena
pernyataan/pendapat yang disampaikan dalam rapat.
f. Hak mengajukan usul RUU.

3. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)


Dewan Perwakilan Daerah (DPD) adalah sebuah lembaga baru setelah adanya perubahan
UUD 1945. Menurut Pasal 22C Ayat 1, anggota DPD dipilih dari setiap provinsi melalui
pemilihan umum. Anggota DPD dari setiap provinsi jumlahnya sama.

4. Presiden
Presiden Repoblik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD 1945
(Pasal 4 Ayat 1). Presiden dibantu oleh satu orang wakil presiden dalam melaksanakan
kewajibannya.
Menurut sistem pemerintahan negara berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen 2002,
presiden dipilih oleh rakyat secara langsung. Dengan demikian, presiden memiliki
legitimasi (pengesahan) yang lebih kuat karena didukung secara langsung oleh rakyat.
Terjadi pula pergeseran kekuasaan pemerintahan negara yakni kekuasaan presiden ini tidak
lagi di bawah MPR melainkan setingkat dengan MPR. Namun, presiden bukan berarti
diktator, sebab jika presiden melanggar undang-undang, dalam melaksanakan tugasnya,
maka MPR dapat memberhentikan presiden dalam masa jabatannya.
Presiden merupakan kepala eksekutif, namun juga melaksanakan tugas legislatif bersama
DPR, antara lain dalam hal sebagai berikut :
a. Membentuk undang-undang (Pasal 5 Ayat 1)
b. Menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti undang-undang bila keadaan
memaksa (Pasal 22)
c. Presiden berhak menetapkan peraturan pemerintah untuk melaksanakan undang-
undang (Pasal 5 ayat 2).

5. Badan Pemerinksa Keuangan


BPK merupakan badan yang bertugas memeriksa tanggung jawab keuangan negara. Dalam
pelaksanaan tugasnya, BPK terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah, tetapi bukan
berarti di atas pemerintah. Seperti dinyatakan dalam Pasal 23E Ayat 1 bahwa untuk
memerinksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan suatu
Badan Pemerinsa Keuangan yang bebas dan mandiri. Hasil pemeriksaan keuangan negara
diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai kewenangannya (Pasal 23E Ayat 2).
Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan mempertimbangkan DPD dan disahkan oleh
presiden. Pimpinan BPK dipilih dari dan oleh anggota Pasal 23F Ayat 1 dan 2.

6. Lembaga Kehakiman
Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan (Pasal 24 Ayat 1). Merdeka yang
dimaksud disini berarti tidak dapat dipengaruhi oleh kekuasaan pemerintah maupun
DPR/MPR.
Lembaga-lembaga yang berkaitan dengan kekuasaan kehakiman adalah sebagai berikut.
a. Mahkamah Agung (MA)
Mahkamah Agung merupakan badan yang melaksanakan kekuasaan kehakiman. Tugas
mahkamah agung adalah mengawasi jalannya undang-undang dan member sanksi
terhadap segala pelanggaran terhadap undang-undang. Ketua dan wakil ketua MA
dipilih dari dan oleh hakim agung.

b. Mahkamah Konstitusi (MK)


Mahkamah Konstitusi adalah sebuah lembaga baru di wilayah kekuasaan kehakiman.
Mahkamah Konstitusi mempunyai sembilah orang anggota hakim konstitusi yang
ditetapkan oleh presiden.
Kewenangan MK adalah sebagai berikut :
1. Berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat
final.
2. Untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar
3. Memutuskan sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya
diberikan oleh undang-undang dasar.
4. Memutuskan pembubaran partai politik
5. Memutuskan perselisihan hasil pemilu.

c. Komisi Yudisial (KY)


Komisi Yudisial adalah lembaga negara yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang
Nomor. 22 tahun 2004. Lembaga ini berfungsi mengawasi perilaku hakim dan
mengusulkan nama calon hakim agung. Anggota Komisi Yudisial diangkat dan
diberhentikan oleh presiden dengan persetujuan DPR.

HUBUNGAN NEGARA DENGAN WARGA NEGARA


Pengertian Kewarganegaraan
Warga negara dapat diartikan dengan orang-orang sebagai bagian dari suatu penduduk
yang menjadi unsur negara. Istilah warga negara lebih sesuai dengan kedudukannya sebagai orang
merdeka dibandingkan dengan istilah hamba atau kawula negara, karena warga negara
mengandung arti peserta dari suatu persekutuan yang didirikan dari kekuatan bersama. Untuk itu
setuiap warga negara mempunyai persamaan hak didepan hukum, kepastian hak, privasi, dan
tanggung jawab.
Dalam konteks indonesia istilah warga negara (Sesuai dengan pasal 26) dimaksudkan
untuk bangsa indonesia asli dan bangsa lain yang di syahkan UU sebagai warga negara. Selain itu
menurut pasal UU 1 No.22/1958 dinyatakan bahwa warga negara Republik Indonesia adalah
orang-orang yang berdasarkan perundang-undangan dan perjanjian-perjanjian yang berlaku sejak
proklamasi 17/08/1945.

Hubungan Negara dan Warga Negara


Hubungan negara dan warga negara ibarat ikan dan airnya, keduanya memiliki hubungan
timbal balik yang sangat erat. Negara Indonesia sesuai dengan institusi, misal, berkewajiban untuk
menjamin dan melindungi seluruh warganya, tanpa kecuali. Secara jelas dalam UUD Pasal 33.
Misal, disebtkan bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara (ayat 1) negara
mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang
lemah dan tak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan, (ayat 2) negara bertanggung jawab
atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
HAK DAN KEWAJIBAN BELA NEGARA
1. Pasal 30 ayat 1 UUD 1945
tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara. Maksud dari pasal 30 ayat 1 UUD 1945 disini menjelaskan bahwa setiap warga
negara Indonesia mempunyai hak yang sama yaitu hak untuk ikut serta dalam menjaga
pertahanan dan keamanan negara. Yang Berarti warga negara diharuskan supaya bisa turut
serta dalam usaha mempertahanan negara dari gangguan ancaman baik itu dari luar
maupun dari dalam negeri.

2. Pasal 30 ayat 2 UUD 1945


usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisisan Negara
Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung.
Maksud dari Pasal 30 ayat 2 UUD 1945 disini di jelaskan Di dalam usaha pertahanan dan
keamanan di Indonesia, Pemerintah mempunyai dua institusi yang bertugas melindungi
dan menjaga keamanan negara. Dua intitusi tersebut yaitu TNI dan KNRI sebagai kekuatan
utama. Tapi dalam mempertahankan keamanan Negara mereka masih memerlukan
Bantuan warga Negara Indonesia.

3. Pasal 30 ayat 3 UUD 1945


Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan darat, Angkatan Laut, dan Angkatan
Udara sebagai alat Negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara
keutuhan dan kedaulatan Negara. Maksud dari Pasal 30 ayat 3 UUD 1945 disini di
jelaskan Dalam menjalankan tugasnya TNI terdiri dari tiga angkatan, yaitu angkatan darat,
angkatan laut, dan angkatan udara. Masing-masing mempunyai tugas sendiri tetapi Tentara
nasional Indonesia atau TNI mempunyai tugas utama yaitu mempertahankan, melindungi,
dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.

4. Pasal 30 ayat 4 UUD 1945


Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan
ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta
menegakkan hukum. Maksud dari Pasal 30 ayat 4 UUD 1945 disini Tugas Kepolisian
Negara Republik Indonesia yaitu menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat,
melindungi masyarakat dari semua ancaman maupun gangguan, mengayomi masyarakat,
serta menegakkan hukum yang telah ada/dibuat.

5. Pasal 30 ayat 5 UUD 1945


Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik
Indonesia, hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga
negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara, serta hal-hal yang terkait dengan
pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-undang. Maksud dari Pasal 30 ayat 5
UUD 1945 disini Semua hal yang berkaitan dengan pertahanan dan keamanan negara yang
dilakukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan juga
warga negara semua diatur dalam undang-undang.

HAK MENDAPAT PENGAJARAN


1. Pasal 28C ayat (1) menyatakan Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui
pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat
dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
2. Pasal 31 ayat (1) menyatakan Setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai