Lanjutan MKLH Pa Wagiyo
Lanjutan MKLH Pa Wagiyo
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada GI P1001 Ab000 UK 36-37 minggu Aterm,
tunggal, hidup, intrauterin dengan ketuban pecah dini diharapkan mahasiswa dapat menerapkan
asuhan keperawatan secara komprehensif
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan keperawatan diharapkan mahasiswa mampu :
a. Mengetahui pengertian Ketuban Pecah Dini
b. Mengetahui pengkajian pada ASKEP Ketuban Pecah Dini
c. Mengetahui Diagnosa pada ASKEP Ketuban Pecah Dini
d. Mengetahui Intervensi pada ASKEP Ketuban Pecah Dini
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Etiologi
Beberapa kondisi dibubungkan dengan ketuban pecah dini tetapi penyebab pastinya belum
jelas, kemungkinan penyebab yang berhubungan dengan ketuban pecah dini adalah:
1. Infeksi vagina atau serviks seperti; gonorrhea, streptococcus group B, dan gardnerella vaginalis.
2. Chorioamnionitis
3. Kelainan servik atau alat genital, seperti servik yang pendek ( kecil dari 25mm)
4. Keadaan fetus yang abnormal
5. Peningkatan tekanan intrauteri ; kehamilan kembar, polyhidromion
6. Selaput amnion yang mempunyai struktur yang lemah atau selaput terlalu tipis
7.Trauma seperti amniosintesis, pemeriksaan pelvik, dan hubungan seksual
8. Hipermortalitas rahim yang sudah lama terjadi sebelum ketuban pecah.
Faktor lain penyebabnya adalah :
a. Faktor golongan darah
Akibat golongan darah ibu dan anak yang tidak sesuai dapat menimbulkan kelemahan
bawaan termasuk kelemahan jarinngan kulit ketuban.
b. Faktor disproporsi antar kepala janin dan panggul ibu.
c. Faktor multi graviditas, merokok dan perdarahan antepartum.
d. Defisiesnsi gizi dari tembaga atau asam askorbat
2.3 Patofisiologi
Penyebab dari ketuban pecah dini belum diketahui. Tetapi kemungkinan penyebab
yaitu infeksi pada vagina seperti oleh gonorrhoe dan streptococcus yang menyebabkan
teinfeksinya selaput amnion sehingga memudahkan selaput tersebut untuk pacah secara dini.
Chorioamnionitis merupakan infeksi selaput ketuban yang juga akan merusak selaput amnion
sehinga bisa pula pecah. Penyebab selanjutnya adalah peningkatan tekana intracterine seperti pada
kehamilan kembar dan polihidromnion, menyebabkan terjadinya intrumnion meningkat akhirnya
selaput amnion pecah. Trauma pada amniosintesis menyebabkan cairan ketuban bisa pecah.
demikian juga halnya dengan hipermotilitas uterus dimana kontraksi otot uterus rahim menjadi
meningkat yang menekan selaput amnion.
Semua hal diatas dapat menyebabkan ketuban pecah dini. Pada ibu dengan ketuban pecah
dini tetapi his (-) sehinga pembukaan akan terganggu dan terhambat sementara janin mudah
kekeringan karena pecahnya selaput amnion tersebut, maka Janin harus segera untuk dilahirkan
atau pengakhiran kehamilan harus segera dilakukan. Tindakan yang dilakukan adalah
menginduksi dengan oksitosin, jika gagal lakukan persalinan dengan caecar.
Akibat ketuban pecah dini pada janin yang preterm yaitu melahirkan janin yang premature
dimana paru janin belumlah matur, akibatnya produksi surfaktan berkurang, paru tidak
mengembang sehingga beresiko terhadap RDS ( Rapirasi distiess syndrome ). Ditandai dengan
apgar score yang abnormal, aspixia, dan tachipnoe yang menyebabkan kerusakan pertukaran gas
pada janin.
Pada ibu dengan ketuban pecah dini dan hisnya adal (+) persalinan dapat segera dilakukan.
Apabila adanya pemeriksaan dalam yang terlalu sering dapat beresiko terhadap infeksi. Ketuban
yang telah pecah dapat menyebabkan persalinan menjadi terganggu karena tidak ada untuk pelicin
Jalan lahir. Sehingga persalinan menjadi kering ( dry labor). Akibatnya terjadi persalinan yang
lama.
Akibat persalinan yang lama terjadi pula penekanan yang lama pada janin dijalan lahir, dan
jika terjadi fetal distress mengakibatkan untuk melakukan persalinan atau ekstraksi vacum dan
cuna, atau terjadi asphyxia akibat penekanan yang lama pada jalan lahir inipun mengakibatkan
iskhcmia pada jalan lahir dan akhirnya terjadi nekrosis jaringan. Hal ini beresiko terhadap cidera
pada ibu dan janin, dan juga beresiko tinggi terhadap infeksi