Anda di halaman 1dari 1

Energi Terbarukan untuk Nelayan

Senin, 30 Juli 2012 | 02:44 WIB

Jakarta, Kompas - Pemanfaatan energi terbarukan untuk mendukung aktivitas


nelayan terus dikembangkan. Selama ini, untuk keperluan penerangan dan motor
penggerak perahu nelayan diterapkan pembangkit energi angin skala kecil, yakni
sistem konversi energi angin dan sel surya fotovoltaik.

Kini, pemanfaatan sel surya dikembangkan oleh tim perekayasa dari Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk kotak pendingin (cold storage).
Rancang bangun sistem kelistrikan untuk kotak pendingin dilakukan tim BPPT
bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Enegi Baru Terbarukan dan Konservasi
Energi serta Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia.

Hal ini dikemukakan pakar energi dari BPPT, Arya Rezavidi, pekan lalu, di Jakarta.
Saat ini dikembangkan cold storage energi surya yang dapat dimuat di perahu, ujar
Arya.

Balitbang Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)


berhasil membuat prototipe perahu menggunakan sel surya kapasitas 2 kilowatt.
Tahun 2013, sel surya 3 kW akan diterapkan untuk kotak pendingin di kapal nelayan
berbobot mati 10 ton dan slury ice dari pembangkit hibrid, yaitu kombinasi kincir
angin dan sel surya di kapal berbobot mati 30 ton. Demikian kata peneliti Pusat
Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan KKP, Donald
Manurung.

Dengan daya 5 kW, kebutuhan listrik di kapal yang dapat mengangkut empat orang
itu dapat terpenuhi. Daya listrik digunakan untuk motor penggerak, lampu
penerangan, dan kotak pembeku atau pendingin. Sel surya juga digunakan untuk
penerangan di rumah nelayan dan menggerakkan kincir aerasi tambak. (YUN)

Anda mungkin juga menyukai