Anda di halaman 1dari 32

BALITA SEHAT

PENGERTIAN BALITA SEHAT


Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih popular
dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun (Muaris.H, 2006).Menurut Sutomo. B. dan
Anggraeni. DY, (2010), Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak
prasekolah (3-5 tahun). Sedangkan sehat menurut WHO harus memenuhi sehat fisik dan
jiwanya. Ciri balita sehat tidak hanya dilihat dari segi fisik tapi juga bagaimana kemampuan
seorang anak untuk bersosialisasi. Balita sehat adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu
tahun sampai dengan dibawah lima tahun yang jiwa dan fisiknya sehat.

KARAKTERISTIK BALITA
Menurut karakteristik, balita terbagi dalam dua kategori yaitu anak usia 1 3 tahun
(batita) dan anak usia prasekolah (Uripi, 2004). Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif,
artinya anak menerima makanan dari apa yang disediakan ibunya. Laju pertumbuhan masa batita
lebih besar dari masa usia pra-sekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif besar.
Namun perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya
dalam sekali makan lebih kecil dari anak yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan
yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering. Pada usia pra-sekolah anak menjadi
konsumen aktif. Mereka sudah dapat memilih makanan yang disukainya. Pada usia ini anak
mulai bergaul dengan lingkungannya atau bersekolah playgroup sehingga anak mengalami
beberapa perubahan dalam perilaku. Pada masa ini anak akan mencapai fase gemar memprotes
sehingga mereka akan mengatakan tidak terhadap setiap ajakan. Pada masa ini berat badan
anak cenderung mengalami penurunan, akibat dari aktivitas yang mulai banyak dan pemilihan
maupun penolakan terhadap makanan.

PENILAIAN BALITA SEHAT


1. STATUS GIZI
Menurut Soekirman (2000) status gizi adalah keadaan kesehatan akibat interaksi antara
makanan, tubuh manusia dan lingkungan hidup manusia. Selanjutnya, Suhardjo, (2003)
menyatakan bahwa status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat dari pemakaian,
penyerapan dan penggunaan makanan.

Cara mudah mengetahui baik tidaknya pertumbuhan bayi dan balita adalah dengan
mengamati grafik pertambahan berat dan tinggi badan yang terdapat pada Kartu Menuju
Sehat (KMS). Dengan bertambahnya usia anak, harusnya bertambah pula berat dan tinggi
badannya.

A.BERAT BADAN
Ada 2 macam timbangan:
1. Tipe Salter spring balance
Timbangan gantung (Posyandu), Maksimum berat 25 kg dengan ketelitian 100 g
a. Tipe Bathroom scale
Untuk anak yang sudah bisa berdiri sendiri, atau Menimbang anak bersama ibunya,
Maksimum berat 100 kg dengan ketelitian 100 g
B.PANJANG/TINGGI BADAN
Ada 2 macam alat ukur:
1. Baby length board Untuk bayi dan anak kurang 2 tahun, Mengukur crown-heel length
dengan ketelitian 0,1 cm.
2. Vertical measures(microtoise)
Untuk anak yang sudah bisa berdiri sendiri (2 tahun atau >),Mengukur tinggi badan
dengan ketelitian 0,1 cm
LINGKAR LENGAN ATAS (LiLA)
Diukur dengan pita ukur non-elastis Sebagai alternatif bila tidak memungkinkan
mengukur BB dan TB (keadaan darurat atau untuk skrining) Nilai ambang batas untuk balita
12,5 13 cm dapat menggantikan interpretasi BB-TB rendah atau wasting.
ANALISIS HASIL PENGUKURAN
ANTROPOMETRI
Ada 3 cara yang biasa digunakan:
1. Nilai Skor-Z atau SD
2. Nilai persentil
3. Nilai % terhadap median
ANALISIS HASIL PENGUKURAN ANTROPOMETRI

Tabel 2.1. Tabel Status Gizi

AMBANG
INDEKS STATUS GIZI
BATAS *)
Gizi Lebih > + 2 SD
Gizi Baik -2 SD sampai +2
Berat badan menurut SD
umur (BB/U) Gizi Kurang < -2 SD sampai
-3 SD
Gizi Buruk < 3 SD
Tinggi badan menurut Normal 2 SD
umur (TB/U) Pendek (stunted) < -2 SD
Berat badan menurut Gemuk > + 2 SD
tinggi badan (BB/TB) Normal -2 SD sampai +
2 SD
Kurus (wasted) < -2 SD sampai
-3 SD
Kurus sekali < 3 SD

Sumber : Depkes RI, 2002.

2.1.4.2 Klasifikasi di atas berdasarkan parameter antropometri yang dibedakan atas:

1) Berat Badan / Umur


Status gizi ini diukur sesuai dengan berat badan terhadap umur dalam bulan yang hasilnya
kemudian dikategorikan sesuai dengan tabel 2.1.

2) Tinggi Badan / Umur

Status gizi ini diukur sesuai dengan tinggi badan terhadap umur dalam bulan yang hasilnya
kemudian dikategorikan sesuai dengan tabel 2.1.

3) Berat Badan / Tinggi Badan

Status gizi ini diukur sesuai dengan berat badan terhadap tinggi badan yang hasilnya kemudian
dikategorikan sesuai dengan tabel 2.1

4) Lingkar Lengan Atas / Umur

Lingkar lengan atas (LILA) hanya dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu gizi kurang dan gizi
baik dengan batasan indeks sebesar 1,5 cm/tahun.

5) Parameter Berat Badan / Tinggi Badan banyak digunakan karena memiliki kelebihan:

1) Tidak memerlukan data umur

2) Dapat membedakan proporsi badan ( gemuk, normal, kurus)

6) Menurut Depkes RI (2005) Parameter berat badan / tinggi badan berdasarkan kategori Z-
Score diklasifikasikan menjadi 4 yaitu:

1) Gizi Buruk ( Sangat Kurus) : <-3 SD

2) Gizi Kurang (Kurus) :-3 SDs/d <-2SD

3) Gizi Baik (Normal) :-2 SD s/d +2SD

4) Gizi Lebih (Gemuk) :>+2SD

2.PEMERIKSAAN STATUS GIZI


1.BB Saat lahir
Berat Badan Bayi Baru Lahir dengan persalinan normal atau Caesar yang sudah cukup umur (37
minggu sampai 42 minggu), memiliki berat 2500 gram / 2,5 kg - 4000 gram / 4 kg. Bayi Normal
setelah dilahirkan akan langsung menangis dan tidak memiliki kelainan cacat bawaan. Apabila
Berat Bayi saat dilahirkan kurang, dikhawatirkan ada gangguan pada pertumbuhan oragan bayi.
2.Pemberian vitamin A
Bulan Februari dan Agustus dikenal sebagai Bulan Vitamin A, dimana seluruh anak yang
berusia 6 bulan sampai 59 bulan akan mendapatkan vitamin A gratis di Posyandu atau
Puskesmas. Menurut data WHO, diperkirakan terdapat 250 juta anak pra-sekolah di seluruh
dunia mengalami kekurangan vitamin A. Setiap tahun terdapat sekitar 250.000 500.000 anak
mengalami kebutaan dan separuh anak ini kemudian meninggal dalam jangka waktu 12 bulan
akibat kekurangan vitamin A. Di Indonesia program suplementasi vitamin A aktif
dikampanyekan sejak tahun 1970-an dan masih terus digalakkan hingga saat ini.
Vitamin A atau retinol adalah salah satu vitamin yang larut dalam lemak, di dalam tubuh
disimpan di hati. Vitamin A berfungsi dalam proses pembentukan dan pertumbuhan sel darah
merah, sel limfosit dan antibodi sehingga berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Vitamin A
juga bermanfaat bagi kesehatan mata dan kulit, menjaga kesehatan mukosa saluran pernafasan,
berperan dalam proses perkembangan embrio dan reproduksi. Vitamin A juga merupakan
antioksidan kuat yang dapat menangkal radikal bebas berbahaya bagi tubuh.

Suplementasi secara berkala vitamin A dosis tinggi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
terhadap vitamin A, mencegah defisiensi vitamin A, dan untuk membangun cadangan vitamin A
dalam hati. Pemberian 200.000 IU (dosisi tinggi) kepada anak usia 6-59 bulan akan memberikan
pengaruh pencegahan selama 3 hinggga 6 bulan atau bergantung pada ketergantungan vitamin A
dalam bahan pangan dan kecepatan dalam menggunakan vitamin tersebut. Selain itu pemberian
vitamin A pada anak memberikan berbagai manfaat, diantaranya mengurangi angka kesakitan,
mengurangi angka kematian akibat infeksi campak, diare, mencegah rabun senja, xeroftalmia,
kerusakan kornea dan kebutaan, meningkatkan kekebalan tubuh terhadap serangan infeksi, serta
mencegah anemia.
Lantas bagaimana pada bayi dibawah usia 6 bulan, apakah juga diperlukan suplemen
vitamin A ? Sesungguhnya pada bayi yang usianya belum genap 6 bulan, sumber vitamin A
sepenuhnya diperoleh dari ASI, terutama bila ibunya mendapatkan suplemen vitamin A selama
hamil dan setelah melahirkan. Namun jika pemberian ASInya tidak mencukupi dan selama hamil
atau saat masa nifas, ibu tidak mendapatkan vitamin A, maka bayi dapat diberikan vitamin A
dengan dosis 25.000 IU yang diberikan pada interval 2-3 bulan dengan maksimal pemberian 3
dosis, hingga bayi berumur 6 bulan dan bisa diberikan vitamin A dosis 100.000 IU (kapsul biru).
Pemberian vitamin A dosis tinggi selain diberikan pada anak usia dibawah 5 tahun setiap
enam bulan, ibu hamil dan ibu nifas, juga diberikan pada keadaan tertentu seperti pada anak
dengan kasus xeroftalmia, campak dan gizi buruk (marasmus, kwashiorkor dan marasmik
kwashiorkor). Dosis pemberiannya disesuaikan dengan umur anak, diberikan pada hari
pertama (saat ditemukan), hari kedua dan dua atau empat minggu kemudian.
Vitamin A ini diberikan secara gratis dan dapat diperoleh di seluruh sarana fasilitas
kesehatan (rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu (Pustu), polindes/poskesdes, balai
pengobatan, praktek dokter/bidan swasta), posyandu, sekolah Taman Kanak-kanak, Pos PAUD
termasuk kelompok bermain, tempat penitipan anak, dan sebagainya.

3.Pemberian MP-ASI
MP-ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau
anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI (Depkes, 2006). MP-ASI
merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-
ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlah. Hal ini dimaksudkan untuk
menyesuaikan kemampuan alat pencernaan bayi dalam menerima MP-ASI (Depkes RI, 2004).
Adapun waktu yang baik dalam memulai pemberian MP-ASI pada bayi adalah umur 6 bulan.
Pemberian makanan pendamping pada bayi sebelum umur tersebut akan menimbulkan risiko
sebagai berikut :
-Rusaknya sistem pencernaan karena perkembangan usus bayi dan pembentukan enzim yang
dibutuhkan untuk pencernaan memerlukan waktu 6 bulan. Sebelum sampai usia ini, ginjal belum
cukup berkembang untuk dapat menguraikan sisa yang dihasilkan oleh makanan padat.
-Tersedak disebabkan sampai usia 6 bulan, koordinasi syaraf otot
(neuromuscular) bayi belum cukup berkembang untuk mengendalikan gerak
kepala dan leher ketika duduk dikursi. Jadi, bayi masih sulit menelan makanan dengan
menggerakan makanan dari bagian depan ke bagian belakang mulutnya, karena gerakan ini
melibatkan susunan refleks yang berbeda dengan minum susu.
-Meningkatkan resiko terjadinya alergi seperti asma, demam tinggi , penyakit
seliak atau alergi gluten (protein dalam gandum).
-Batuk, penelitian bangsa Scotlandia adanya hubungan antara pengenalan
makanan pada umur 4 bulan dengan batuk yang berkesinambungan.
-Obesitas, penelitian telah menghubungkan pemberian makanan yang berlebih di awal masa
perkenalan dengan obesitas dan peningkatan resiko timbulnya kanker, diabetes dan penyakit
jantung di usia lanjut (Lewis, 2003).

Menurut WHO Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang dianggap baik adalah apabila
memenuhi beberapa kriteria hal berikut :
a). Waktu pemberian yang tepat, artinya MP-ASI mulai diperkenalkan pada bayi ketika usianya
lebih dari 6 bulan dan kebutuhan bayi akan energy dan zat-zat melebihi dari apa yang
didapatkannya melalui ASI
b). Memadai, maksudnya adalah MP-ASI yang diberikan memberikan energy,protein dan zat
gizi mikro yang cukup untuk memenuhi kebutuhan zat gizi anak.
c). Aman, makanan yang diberikan bebas dari kontaminasi mikroorgnisme baik pada saat
disiapkan, disimpan maupun saat diberikan pada anak.
3. PEMBERIAN ASI
Dalam deklarasi Innoceti tentang perlindungan, promosi dan dukungan pada pemberian ASI
antara perwakilan WHO dan UNICEF pada tahun 1991, pemberian makanan bayi yang optimal
adalah pemberian ASI eksklusif mulai dari saat lahir hingga usia 4-6 bulan dan terus berlanjut
hingga tahun kedua kehidupannya. Makanan tambahan yang sesuai baru diberikan ketika bayi
berusia sekitar 6 bulan. Selanjutnya WHO menyelenggarakan konvensi Expert Panel Meeting
yang meninjau lebih dari 3000 makalah riset dan menyimpulkan bahwa periode 6 bulan
merupakan usia bayi yang optimal untuk pemberian ASI eksklusif (Gibney, 2008).Pemberian
makan setelah bayi berusia 6 bulan memberikan perlindungan besar dari berbagai penyakit. Hal
ini disebabkan imunitas bayi > 6 bulan sudah lebih sempurna dibandingkan dengan umur bayi <
6 bulan. Pemberian MP-ASI dini sama saja dengan mebuka gerbang masuknya berbagai jenis
kuman penyakit. Hasil riset menunjukan bahwa bayi yang mendapatkan MP-ASI sebelum
berumur 6 bulan lebih banyak terserang diare, sembelit, batuk pilek dan panas dibandingkan bayi
yang mendapatkan ASI eksklusif. Saat bayi berusia 6 bulan atau lebih, sistem pencernaannya
sudah relatif sempurna dan siap menerima MP-ASI. Beberapa enzim pemecah protein seperti
asam lambung, pepsin, lipase, amilase baru akan diproduksi sempurna. Saat bayi berusia
kurang dari 6 bulan, sel-sel disekitar usus belum siap menerima kandungan dalam makanan,
sehingga makanan yang masuk dapat menyebabkan reaksi imun dan terjadi alergi. Menunda
pemberian MP-ASI hingga 6 bulan melindungi bayi dari obesitas di kemudian hari. Bahkan pada
kasus ekstrim pemberian MP-ASI dini dapat menyebabkan penyumbatan saluran cerna dan harus
dilakukan pembedahan (Gibney, 2009). Selain itu pada tahun 2002, Morten El et Jama
melakukan penelitian pada 3.253 orang di Denmark. Mereka yang disusui kurang dari 1 bulan IQ
-nya lebih rendah dari yang disusui setidaknya 7 hingga 9 bulan. Ini menunjukkan terdapat
korelasi antara lamanya pemberian ASI dan tingkat IQ ( Anonim, 2009).

4.PEMERIKSAAN FISIK TANDA BALITA SEHAT

Nurul Chomaria, S.Psi, dalam buku yang ditulisnya berjudul Panduan Terlengkap Tumbuh
Kembang Anak Usia 0-5 Tahun mencirikan 10 tanda balita sehat, yakni:

1. Tambah umur, tambah berat & tambah tinggi.

Anak yang sehat bisa dilihat dari tinggi dan berat badan yang tumbuh secara seimbang sesuai
umurnya. Tidak terlalu gemuk, tidak terlalu kurus, dan tinggi badan terus bertambah. Kondisi ini
ditentukan oleh: kecukupan nutrisi makro (Gizi seimbang/karbohidrat, lemak, protein) dan
nutrisi mikro (kalsium, seng, yodium, fosfor, vitamin D, dan magnesium).

2. Postur tubuh tegap dan otot padat.


Jika anak tidak memiliki postur tubuh tegap dengan otot padat, bisa jadi dia kekurangan vitamin
D dan kalsium. Nutrisi ini bisa didapat dari ikan, brokoli, dan susu sapi murni.

3. Rambut berkilau dan sehat.

Kekurangan mineral zinc, protein, juga vitamin C dan D bisa mengakibatkan rambut anak
kemerahan, mudah rontok, kusam, dan tipis. Nutrisi makro yang bisa diberikan setiap hari adalah
daging sapi, telur, kacang-kacangan, dan produk kedelai.

4. Kuku dan kulit bersih, tidak pucat, tidak bersisik, dan tidak kering.
Jika ada tanda gangguan pada kulit, besar kemungkinan si kecil kekurangan vitamin A, C, dan E.
Vitamin-vitamin ini ada pada ikan, kuning telur, sayuran, dan buah-buahan berwarna kuning dan
jingga. Di dalamnya juga terdapat betakaroten sebagai antioksidan.

5. Wajah ceria, mata bening, dan bibir segar.


Anak bergizi baik selalu ceria, tidak mudah marah, dan dapat beradaptasi dengan orang lain,
mudah berkomunikasi, tidak pemalu, suka berteman, dan kulit wajah lembut.

Wajah ceria dan kulit wajah lembut berkaitan dengan kecukupan vitamin C dan E. Mata jernih
dan bersinar berkaitan dengan asupan vitamin A dan C. Bibir lembap berkaitan dengan asupan
vitamin E dan mineral seng.

6. Gigi bersih dan gusi merah muda.


Gigi kuat, utuh, dan bersih adalah ciri anak bergizi baik. Gusinya juga berwarna merah muda
berkilat tidak berselubung warna putih, tidak pucat, apalagi berdarah. Lidahnya juga bersih dan
segar. Ini terkait kecukupan asupan niasin, asam folat, riboflavin, dan vitamin B12.
7. Nafsu makan baik dan BAB teratur.

Nafsu makan dan buang air besar (BAB) teratur berkaitan dengan kecukupan mineral zinc dan
kalsium. Selain untuk pertumbuhan tulang dan gigi, kalsium juga berperan penting untuk
menjaga kesehatan pencernaan, yaitu menjaga kehidupan bakteri positif di usus dan tetap
menjaga otot-otot usus tetap aktif bergerak mengolah makanan dan mengeluarkan kotoran sisa
metabolisme.

8. Bergerak aktif dan berbicara lancar sesuai umur.


Bergerak lincah dan bermain, berbicara lancar sesuai umur adalah ciri anak sehat. Untuk
mendapatkan kondisi sehat seperti ini anak harus cukup asupan nutrisi makro, zat besi, seng,
vitamin B, yodium, dan mineral.

Kalsium berperan penting untuk elastisitas dan kekuatan otot polos dan otot rangka, saraf otak,
dan sinyal saraf, menghaluskan gerakan motorik, dan banyak lainnya. Badan sakit dan pegal
adalah salah satu tanda akan kekurangan kalsium.

9. Penuh perhatian dan bereaksi aktif.


Anak cerdas punya sikap penuh perhatian, rasa ingin tahu, berinteraksi baik dengan sekitar,
bereaksi aktif, dan berprestasi. Kondisi ini dapat dicapai jika dia mendapatkan kecukupan asupan
nutrisi makro dan mikro, terutama yodium, zat besi, seng, asam lemak omega-3 dan omega-6.

10. Tidur nyenyak.


Kecukupan nutrisi mikro dan makro menjamin sel-sel tubuh tumbuh dengan baik, otak dan saraf
tumbuh sehat, dan metabolisme tubuh dapat berjalan dengan baik. Kondisi ideal ini berpengaruh
langsung terhadap tidur yang berkualitas. Tidur merupakan waktu ideal bertumbuhnya tubuh dan
sel-sel otak.
5.PERKEMBANGAN ANAK
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian
(Depkes, 2006). Menurut Soetjiningsih (1995) perkembangan (development) adalah
bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang komplek dalam pola
teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Proses tersebut menyangkut
adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan, organ-organ dan sistem organ yang
berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Hal tersebut
termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungan.

Tahapan Perkembangan Anak Menurut Umur


Tahapan Perkembangan Anak Menurut Umur
Umur 0-3 bulan
- Mengangkat kepala setinggi 45 derajat
- Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah
- Melihat dan menatap wajah anda
- Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
- Suka tertawa keras
- Bereaksi terkejut terhadap suara keras
- Membalas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyum
- Mengenal ibu dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, kontak

Umur 3-6 bulan


- Berbalik dari telungkup ke telentang
- Mengangkat kepala setinggi 90 derajat
- Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil
- Menggenggam pensil
- Meraih benda yang ada dalam jangkauannya
- Memegang tangannya sendiri
- Berusaha memperluas pandangan
- Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil
- Mengeluarkan suara gembira benada tinggi atau memekik
- Tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang menarik saat bermain sendiri

Umur 6-9 bulan:


- Duduk (sikap tripoid-sendiri)
- Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan
- Merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang
- Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya
- Memungut 2 benda, masing-masing tangan pegang 1 benda pada saat yang bersamaan
- Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup
- Bersuara tanpa arti, seperti mamama, babababa, dadadada, tatatata
- Mencari mainan/benda yang dijatuhkan
- Bermain tepuk tangan/ciluk ba
- Bergembira dengan melempar bola
- Makan kue sendiri

Umur 9-12 bulan:


- Mengangkat badannya ke posisi tegak
- Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan dengan kursi
- Dapat berjalan dengan dituntun
- Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang diinginkan
- Menggenggam erat pensil
- Memasukkan benda ke mulut
- Mengulang menirukan bunyi yang didengar
- Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti
- Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja
- Bereaksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan
- Senang diajak bermain "CILUK BA"
- Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenal
Umur 12-18 bulan:
- Berdiri sendiri tanpa berpegangan
- Membungkuk memungut mainan kemudian berdiri kembali
- Berjalan mundur 5 langkah
- Memanggil ayah dengan kata "papa", memanggil ibu dengan kata "mama"
- Menumpuk 2 kubus
- Memasukkan kubus ke kotak
- Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis/merengek, anak bisa mengeluarkan suara yang
menyenangkan atau menarik tangan ibu
- Memperhatikan rasa cemburu atau bersaing

Umur 18-24 bulan:


- Berdiri sendiri tanpa berpegangan 30 detik
- Berjalan tanpa terhuyung-huyung
- Bertepuk tangan , melambai-lambai
- Menumpuk 4 buah kubus
- Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
- Menggelindingakan bola ke arah sasaran
- Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti
- Membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga
- Memegang cangkir sendiri, belajar makan-minum sendiri

Umur 24-36 bulan:


- Jalan naik tangga sendiri
- Dapat bermain dengan menendang bola kecil
- Mencoret-coret pensil pada kertas
- Bicara dengan baik menggunakan dua kata
- Dapat menunjuk 1 atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta
- Membantu memungut mainannya sendiri atau membantu
- Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2 benda atau lebih
- Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah
- Melepas pakaiannya sendiri

Umur 36-48 bulan:


- Berdiri 1 kaki selama 2 detik
- Melompat kedua kaki diangkat
- Mengayuh sepeda roda tiga
- Menggambar garis lurus
- Menumpuk 8 buah kubus
- Mengenal 2-4 warna
- Menyebut nama, umur dan tempat
- Mengerti arti kata di atas, di bawah, di depan
- Mendengarkan cerita
- Bermain bersama teman, mengikuti aturan permainan
- Mengenakan sepatu sendiri
- Mengenakan pakaian sendiri

Umur 48-60 bulan:


- Berdiri 1 kaki 6 detik
- Melompat-lompat dengan kaki satu
- Menari
- Menggambar tanda silang
- Menggambar lingkaran
- Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh
- Mengancing baju atau pakaian boneka
- Menyebut nama lengkap tanpa di bantu
- Senang menyebut kata-kata baru
- Senang bertanya tentang sesuatu
- Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar
- Bicaranya mudah dimengerti
- Bisa membandingkan/membedakan sesuatu dari ukuran dan bentuknya
- Menyebut angka, menghitung jari
- Menyebut nama-nama hari
- Berpakaian sendiri tanpa dibantu
- Menggosok gigi tanpa dibantu
- Bereaksi tenang dan tidak rewel ketika ditinggal ibu

Umur 60-72 bulan:


- Berjalan lurus
- Berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik
- Menggambar dengan enam bagian, menggambar orang lengkap
- Menangkap bola kecil dengan kedua tangan
- Menggambar segi empat
- Mengerti arti lawan kata
- Menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan kegunaannya
- Mengenal angka, bisa menghitung angka 5-10
- Mengenal warna-warni
- Mengikuti aturan permainan
- Berpakaian sendiri tanpa dibantu

STATUS IMUNISASI

1. Pengertian
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Jadi imunisasi adalah suatu upaya untuk
menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga
bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit
ringan.
Imunisasi adalah tindakan untuk memberikan kekebalan terhadap suatu penyakit atas tubuh
manusia (Kamisa, 1998 : 241). Dalam ilmu kedokteran, imunisasi adalah suatu peristiwa
mekanisme pertahanan tubuh terhadap invasi benda asing hingga terjadi interaksi antara tubuh
dengan benda asing tersebut (T.R. Browry 1984 dalam Wardhana, 2001).
Imunisasi lengkap yaitu 1 (satu) dosis vaksin BCG, 3 (tiga) dosis vaksin DPT, 4 (empat)
dosis vaksin Polio dan 1 (satu) vaksin Campak serta ditambah 3 (dosis) vaksin Hepatitis B
diberikan sebelum anak berumur satu tahun (9-11 bulan) (Depkes RI, 2000).
2. Tujuan
Tujuan imunisasi untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, dan
menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan
menghilangkan penyakit tertentu dari dunia seperti pada imunisasi cacar variola.
(Ranuh,2008,p.10).
Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan kepada bayi agar dapat
mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering
berjangkit. Secara umum tujuan imunisasi, antara lain:
a) Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang penyakit menular.
b) Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular.
c) Imunisasi menurunkan angka morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian)
pada balita.
Menurunkan kesakitan & kematian akibat Penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi (PD3I).
Menurut Depkes RI (2001), tujuan pemberian imunisasi adalah untuk mencegah penyakit
dan kematian bayi dan anak-anak yang disebabkan oleh wabah yang sering muncul. Pemerintah
Indonesia sangat mendorong pelaksanaan program imunisasi sebagai cara untuk menurunkan
angka kesakitan, kematian pada bayi, balita atau anak-anak pra sekolah.
Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, dan
menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan
menghilangkan penyakit tertentu dari dunia, seperti cacar (Matondang, Siregar S., 2005).
Menurut Ali Musa (1988) dalam Wardhana (2001) tujuan dari imunisasi adalah memberikan
suatu antigen untuk merangsang sistem imunologik tubuh untuk membentuk antibodi spesifik
sehingga dapat melindungi tubuh dari serangan penyakit.
3. Manfaat IMUNISASI
a) Untuk anak: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan cacat
atau kematian.
b) Untuk keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit.
Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya menjalani masa
kanak-kanak yang nyaman.
c) Untuk Negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal
untuk melanjutkan pembangunan negara (Atikah,2010,pp.5-6).
4. Jenis Imnunisasi dan Waktu Pemberian
Imunisasi wajib terdiri atas:
a. Imunisasi rutin;
b. Imunisasi tambahan; dan
c. Imunisasi khusus.
Imunisasi Rutin
A. Imunisasi Dasar
Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal untuk mencapai kadar kekebalan diatas
ambang perlindungan.
a) Bacillus Calmette Guerin (BCG);
b) Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B (DPT-HB) atau Diphtheria Pertusis Tetanus-
Hepatitis B-Hemophilus Influenza type B (DPT-HB-Hib);
c) Hepatitis B pada bayi baru lahir;
d) Polio
e) Campak.
Tabel 1. Jadwal pemberian imunisasi dasar
Umur Jenis
0 bulan Hepatitis B0
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT-HB-Hib 1, Polio 2
3 bulan DPT-HB-Hib 2, Polio 3
4 bulan DPT-HB-Hib 3, Polio 4
9 bulan Campak
B. Imunisasi Lanjutan
Imunisasi lanjutan merupakan imunisasi ulangan untuk mempertahankan tingkat kekebalan atau
untuk memperpanjang masa perlindungan.
Imunisasi lanjutan diberikan pada :
1) anak usia bawah tiga tahun (Batita);
2) anak usia sekolah dasar;
3) wanita usia subur.
Jenis imunisasi lanjutan yang diberikan pada anak usia bawah tiga tahun (Batita) terdiri atas:
a) Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B (DPT-HB) atau Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis
B-Hemophilus Influenza type B (DPT-HB-Hib)
b) Campak.

Buku Pedoman Pelaksanaan, Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Tumbuh Kembang Anak di Tingkat
Pelayanan Kesehatan Dasar, hal. 10-13. Penerbit, Kementerian Kesehatan RI
Permenkes No. 42 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi

2. Kepmenkes No.1611 tahun 2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi

3. lib.ui.ac.id. Dari: http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/124645-T%2026122-


Faktor%20yang%20berhubungan-Literatur.pdf. Diakses pada tanggal 3 Novermber 2015 pukul 21.00
WIB.
LANDASAN TEORI BALITA SEHAT
Definisi
Balita adalah anak berusia 12 59 bulan. Masa yang paling menentukan dalam proses tumbuh
kembang seorang anak ialah masa didalam kandungan ibunya dan kira-kira satu tahun
sesudahnya, pada saat dimana sel otak sedang tumbuh dan menyempurnakan diri secara pesat
sekali. Untuk kemudian bertambah lambat sedikit demi sedikit sampai anak berumur lima tahun
ini yang disebut juga dengan tumbuh kembang balita.

Anak menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan usianya ini
merupakan suatu ciri khas yang membedakan antara anak dan dewasa, anak selalu tumbuh dan
berkembang sejak konsepsi sampai berakhirnya masa remaja.

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluler, berarti
bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur
dengan satuan panjang dan berat.

Pertumbuhan terjadi secara simultan denngan perkembangan. Bebeda dengan pertumbuhan,


perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang
dipengaruhinya, misalnya kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi.

Perkembangan yang dialami anak merupakan rangkaian perubahan yang teratur dari satu tahap
perkembangan ke tahap perkembangan berikutnya yang berlaku secara umum, jadi
perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.
Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang

Masa lima tahun pertama merupakan masa terbentuknya dasar-dasar kepribadian manusia,
kemampuan penginderaan, berfikir, keterampilan berbahasa dan berbicara, bertingkah laku sosial
dan lain-lainnya.

Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang merupakan
hasil interaksi banyak factor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun
factor-faktor tersebut antara lain :
1. Faktor dalam ( internal ) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak
a) Ras / etnik atau bangsa
Anak yang dilahirkan dari ras/ bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki factor herediter ras/
bangsa Indonesia
b) Keluarga
Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek, gemuk atau kurus.
c) Umur
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama kehidupan dan
masa remaja
d) Jenis kelamin
Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada laki-laki. Tetapi
setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.
e) Genetik
Genetik ( heredokonstitusional ) adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi cirri
khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti
kerdil.
f) Kelainan kromosom
Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan seperti pada sindroma
Down dan sindroma Turner.
2. Faktor luar ( eksternal )
a) Faktor Prenatal
Gizi ibu pada waktu hamil
Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan mempengaruhi pertumbuhan
janin.
Mekanis
Truma yang dialami, posisi janin pada uterus dan ketuban.
Toksin / zat kimia
Beberapa obat-obatan seperti Aminopterin, Thalidomid dapat menyebabkan kelainan kongenital
seperti palatoskisis.
Endokrin
Radiasi
Paparan Radium dan sinar rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti mikrosefali,
spina bifida, retradasi mental dan deformitas anggota gerak, kelainan kongenital mata, kelainan
jantung.
Infeksi
Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH ( Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo
virus, Herpes Simpleks ) dapat menyebabkan kelainan pada janin : katarak, bisu, tuli,
mikrosefali, retradasi mental dan kelainan jantung congenital.
Kelainan imunologi
Eritroblastosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara janin dan ibu sehingga
ibu membentuk antibody terhadap sel
darah merah janin, kemudian melaluiu plasenta masuk dalam peredaran darah janin dan akan
menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan kern icterus
yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak.
Anoksia embrio
Anoreksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta menyebabkan pertumbuhan
terganggu dan BBLR
Psikologi ibu
Kehamilan yang tidak diidnginkan, perlakuan salah / kekerasan mental pada ibu hamil dan lain-
lain.
b) Faktor Persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan
pertumbuhan terganggu.

c) Faktor Pascapersalinan
1. Lingkungan Biologis
Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi diperlukan zat makanan yang adekuat
Penyakit kronis / kelainan congenital
Tuberculosis, anemia, kelainan jantung bawaan, mengakibatkan retradasi pertumbuhan janin
Lingkungan fisis dan kimia
Lingkungan sering disebut Melieu adalah tempat anak tersebut hidup yang berfungsi sebagai
penyedia kebutuhan dasar anak ( provider ). Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya
sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu ( Pb, Mercuri, rokok, dll ) mempunyai
dampak yang negative terhadap pertumbuhan anak.
Psikologis
Hubungan anak dengan orangtua, orang sekitar. Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh
orangtuanya atau anak yang selalu merasa tertekan,akam mengalami hambatan di dalam
pertumbuhan dan perkembangannya.
Endokrin
Gangguan hormone, misalnya pada penyakit hipertiroid akan menyebabkan anak mengalami
hambatan pertumbuhan
Sosio-ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang jelek dan
ketidaktahan, akan menghambat pertumbuhan anak.
Lingkungan pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan / stimulasi khususnya dalam keluarga misalnya
penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap
kegiatan anak.
Obat-obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan, demikian halnya dengan
pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf pusat yang menyebabkan terhambatnya
produksi hormone pertumbuhan.

2. Faktor Fisik
Cuaca, musim, keadaan geografi suatu daerah
Sanitasi
Keadaan rumah, struktur bangunan, ventilasi, cahaya
Kepadatan hunian
3. Faktor Psikososial
Stimulasi
Motivasi belajar
Stress
Cinta dan kasih sayang
Kualitas interaksi anak-anak tua.

4. Faktor Keluarga dan Adat istiadat


Pekerjaan / pendapatan keluarga
Pendidikan ayah, ibu
Jumlah saudara
Jenis kelainan dalam keluarga
Stabilitas rumah tangga
Kepribadian ayah, ibu
Agama

Secara garis besar dibedakan 3 jenis tumbuh kembang yaitu:

1. Tumbuh kembang fisis meliputi perubahan dalam ukuran besar fungsi organisme.
2. Tumbuh kembang intelektual : berkaitan dengan kepandaian berkomunikasi dan kemampuan
menangani materi yang bersifat abstrak dan simbolik seperti bicara, main, berhitung, membaca.
3. Tumbuh kembang emosional, sehingga mampu melakukan pengelolaan dan pencegahan secara
konsep perlindungan dan disektor kesehatan ( preventive, promotive, curative dan rehabilitative).
Bergantung kepada kemampuan bayi untuk membentuk ikatan batin, kemampuan untuk bercinta
dan berkasih sayang.

Ciri-ciri dan Prinsip Tumbuh Kembang Anak

a) Perkembangan Menimbulkan Perubahan


Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan, setiap pertumbuhan disertai dengan
perubahan fungsi. Misalnya perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai
pertumbuhan otak dan syaraf.

b) Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Tahap Awal menentukan Perkembangan Selanjutnya


Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan
sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri.
Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait
dengan fungsi berdiri anak terhambat. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa kritis
karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.

c) Pertumbuhan dan Perkembangan Mempunyai Kecepatan yang Berbeda


Sebagaimana pertumbuhan, perkembagan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda, baik dalam
pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing
anak.
d) Perkembangan Berkolerasi dangan Pertumbuhan
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan
mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat bertambah umur, bertambah berat
dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.

e) Perkembangan Mempunyai Pola yang Tetap


Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu :

Perkembangan terjadi lebih dahulu di dearah kepala, kemudian menuju ke arah / anggota tubuh (
pola sefalokaudal )
Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal ( gerak kasar ) lalu berkembang ke bagian
distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus ( pola proksimodistal )

f) Perkembangan Memiliki Tahap yang Berurutan


Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-tahap
tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran
sebelum mampu membuat gambar kotak, anak mampu berdiri sebelum bisa duduk.

Proses tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip-prinsip yang saling berkaitan. Prinsip-
prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar
Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya sesuai dengan potensi
yang ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha.
Melalui belajar, anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dan
potensi yang dimiliki anak.
Pola perkembangan dapat diramalkan
Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan demikian perkembangan
seorang anak dapat diramalkan. Perkembangan berlangsung dari tahapan umum ke tahapan
spesifik dan terjadilah berkesinambungan.

Aspek-aspek Perkembangan yang Dipantau

a) Gerak Kasar atau Motorik Kasar


Adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan perkembangan dan sikap
tubuh yang melibatkan otot-otot besar sepeti duduk, berdiri dan sebagainya.

b) Gerak Halus atau Motorik Halus


Adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi
yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis dan sebagainya.

c) Kemampuan Bicara dan Bahasa


Adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara,
berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.
d) Sosialisasi dan kemandirian
Adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak ( makan sendiri,
membereskan mainan setelah bermain ), berpisah dengan ibu / penngasuh anak, bersosialisasi
dan berinteraksi dengan lingkungannya dan sebagainya.

Periode Tumbuh Kembang Anak


Tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan berkesinambungan yang
dimulai sejak konsepsi sampai dewasa. Tumbuh kembang anak terbagi dalam beberapa periode.

Berdasarkan beberapa kepustakaan, maka periode tumbuh kembang anak adalah sebagai berikut

a) Masa prenatal atau masa intrauerin ( masa janin dalam kandungan )


Periode yang paling penting dalam masa prenatal adalah trimester pertama kehamilan. Pada
periode ini pertumbuhan otak janin sangat peka terhadap pengaruh lingkungan janin. Gizi kurang
pada ibu hamil, infeksi, merokok dan asap rokok, minuman beralkohol, obat-obatan, bahan-
bahan tosik, pola asuh, depresi berat, faktor psikologis seperti kekerasan terhadap ibu hamil
dapat menimbulkan pengaruh buruk bagi pertumbuhan janin dan kehamilan. Pada setiap ibu
hamil, dianjurkan untuk selalu memperhatian gerakkan janin.

b) Masa bayi ( infancy ) umur 0 sampai 11 bulan


Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan berlangsung secara terus
menerus terutama meningkatnya fungsi system saraf. Seorang bayi sangat bergantung pada orang
tua dan keluarga sebagi unit pertama yang dikenalnya.

c) Masa anak dibawah lima tahun ( anak balita, umur 12- 59 bulan )
Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam
perkembangan motorik ( gerak kasar dan gerak halus ) serta fungsi ekskresi.

Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah pada masa balita. Pertumbuhan dasar yang
berlangsung pada masa balita akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak
selanjutnya.

d) Masa anak prasekolah ( anak umur 60-72 bulan )


Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung dengan stabil. Terjadi perkembangan denngan aktivitas
jasmani yang bertambah dan meninngkatnya keterampilan dan proses berfikir. Memasuki masa
prasekolah, anak mulai menunjukkan keinginannya, seiring dengan pertumbuhan dan
perkembangannya.

Pada masa ini, selain lingkungan di dalam rumah maka lingkungan di luar rumah mulai
diperkenalkan. Anak mulai senang bermain di luar rumah.
Pemeriksaan
Pemeriksaan anak merupakan kunci untuk menentukan status kesehatan anak. Pemeriksaan fisik
meliputi, pemeriksaan BB, TB, keadaan kulit maupun lingkar kepala.
Usia Berat Badan Tinggi Badan
- Bayi Lahir 6 Bertambah 140 220 gr / mg (2 x Bertambah 2,5 cm / bulan
Bulan BBL) 1,25 cm / lebih
- Usia 6 12 Bulan 85 140 gr / mg 2 tahun dewasa
- Balita 2 3 kg / tahun 4 tahun : 2 : PBL
- Pra Sekolah 2 3 kg / tahun Sesudah 7 tahun : 5 cm /
- Usia Sekolah 2 3 kg / tahun tahun
- Pubertas Wanita : 7 25 kg (17,5) 5 25 cm / tahun
Pria : 7 30 kg (23,7) 10 30 cm / tahun

Lingkar kepala bayi yang baru lahir di Indonesia rata-rata 33 cm dan di negara maju sekitar 35
cm. Kemudian pada usia 6 bulan menjadi 40 cm (bertambah 1,5 cm setiap bulan). Pada umur
satu tahun LK mencapai 45 47 cm (bertambah 0,5 cm setiap bulan). Pada usia 3 tahun menjadi
50 cm dan pada usia 10 tahun menjadi 53 cm, sedangkan pada orang dewasa sekitar 55 58 cm.
Ukuran lingkar kepala sangatlah penting untuk mengetahui perubahan dalam pertumbuhan otak.

Pertumbuhan gigi pada anak, dimana jumlah gigi primer pada anak sebanyak 20 buah yang
lengkap tumbuh pada umur 2,5 tahun.

Pengukuran Fisiologis

1. Nadi dapat diukur pada arteri radialis dan femoralis pada anak umur lebih dari 1 tahun
Usia Waktu Bangun Tidur Demam
Bayi Baru Lahir 100 180 80 160 > 220
1 minggu 3 bulan 100 220 80 200 > 220
2 bulan 2 tahun 80 150 70 120 > 200
2 10 tahun 60 90 60 90 > 200
10 tahun - dewasa 55 90 50 90 > 200

2. Suhu badan dapat duikur melalui mulut, rektum dan aksila


Usia Nilai Suhu dan Derajat
3 bulan 37,5
6 bulan 37,5
1 tahun 37,7
3 tahun 37,2
5 tahun 37
7 tahun 36,8
9 tahun 36,7
11 tahun 36,7
13 tahun 36,6

3. Pernafasan Anak dihitung sama dengan orang dewasa kecuali pada bayi dihitung dari gerakan
diafragma atau gerakan abdominal

Umur Nilai Pernafasan


Bayi baru lahir 35
1 11 bulan 30
2 tahun 25
4 tahun 23
6 tahun 21
8 tahun 20
10 12 tahun 19
14 tahun 18
16 tahun 17
18 tahun 16 18

4. Tekanan darah merupakan pengukuran tanda vital yang biasa diukur pada anak 3 tahun keatas.

Penampilan Umum

Yang dilihat :
1. Penampilan fisik
Raut muka, kesan subjektif dan penampilan anak
2. Nutrisi
Pemberian nutrisi pada anak harus cukup baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya
3. Tingkah Laku
Tingkah laku anak termasuk penampilan tingkat aktivitas, reaksi terhadar stres atau frustasi,
interaksi dengan orang lain termasuk oarang tua, tingkat kesiapan, respon terhadap rangsangan
penting untuk dikaji dalam kesehatan keluarga.
4. Kulit
Yang dikaji pada kulit adalah warna, struktur, suhu, kelembapan, turgor
5. Leher
Pada leher dilihat adanya pembengkakan pada kelenjar dibawah rahang seperti pada keadaan
campak, infeksi mulut dan saluran pernafasan.
6. Mata
Pemeriksaan pada mata termasuk pemeriksaan apakah ada infeksi, bagaimana struktur, ukuran
simetris/tidak, kornea dan keadaan retina.
7. Telinga
Pemeriksaan pada telinga apakah simetris letaknya atau tidak, adanya infeksi atau tidak.

8. Hidung
Diperiksa apakah membengkak, ada cairan, warna, kemungkinan infeksi pada jalan nafas.
9. Mulut dan Tenggorokan
Apakah tonsil, tekak, oropharing, dengan menyuruh anak mengucapkan kata-kata.
10. Perut
Apakah ada hernia femoralis, apakah buncit, bagaimana kebersihannya.
11. Anus
Keadaan lubang anus, apakah ada haemorrhoid
12. Ekstremitas
Apakah simestris, lengkap atau tidak terutama jumlah jari, kebersihan kuku, kaki dan ketiak
13. Genitalia
Pada laki-laki dilihat :
- Apakah ada gland penisnya
- Bagaimana testis, apakah sudah turun benar
- Keadaan Skruktum apakh simetris
Pada wanita dilihat : Keadaan vulva, labia, vagina, kelenjar, uretra, apakah ada tanda-tanda
infeksi

Perkembangan Psikologis

Perkembangan psikologis muncul dan menjadi sensitif ketika lingkungan telah mulai
mempengaruhi perkembangan pribadi secara maksimal. Antara usia 1 dan 5 tahun anak mulai
berdiri dan berjalan serta mengenali lingkungan di sekitarnya. Begitu pula ia akan mulai berfikir,
berbicara dan mengekspresikan dirinya

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak :


1. Faktor Herediter
2. Faktor Lingkungan
- Kebudayaan
- Nutrisi
- Penyimpangan dan keadaan sehat
- Olah raga
- Urutan posisi anak pada keluarga
- Lingkungan internal (intelegensi, hormon, emosi)
.
Tahapan Perkembangan Balita ( umur 12 60 bulan )
Umur 12 18 bulan

Berdiri sendiri tanpa berpegangan


Membungkuk memungut mainan kemudian bediri kembali
Berjalan mundur lima langkah
Memanggil ayah dengan kata papa, memamnggil ibu dengan kata mama
Menumpuk 2 kubus
Memasukan kubus dikotak
Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis/merengek, anak bisa mengeluarkan suara
yang menyenangkan atau menarik tangan ibu
Memperlihatkan rasa cemburu/bersaing

Umur 18 24 bulan

Berdiri sendiri tanpa berpeganan 30 detik


Berjalan tanpa terhuyung-huyung
Bertepuk tangan melambai-lambai
Menumpuk 4 buah kubus
Memungut benda kecil dengan ibu ajri dan jari telunjuk
Menggelindingkan bola kearah sasaran
Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti
Membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga

memegang cangkir sendiri, belajar makan-minum sendiri

Umur 24 36 bulan

jalan naik tangga sendiri


dapat bermain dan menendang bola kecil
mencoret-coret pensil pada kertas
Bicara dengan baik, mengunakan 2 kata
Dapat menunjuk 1 atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta
Melihat gambar dan dapat menyebut dngan benar nama 2 benda atau lebih
Membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring jika diminta
Maan nasi sendiri tanpa banyak tumpah
Melepas pakaiannya sendiri

Umur 36 48 bulan

Berdiri 1 kaki 2 detik


Melompat 2 kaki diangkat
Mengayuh sepeda roda tiga
Menggambar garis lurus
Menumpuk 8 buah kubus
Mengenal 2-4 warna
Menyebut nama, umur dan tempat
Mengerti arti kata di atas, di bawah, di depan
Mendengarkan cerita
Mencui dan mengeringkan tangan sendiri
Bermain bersama teman, mengikuti aturan permainan
Mengenakan sepatu sendiri
Mengenakan celana panjang, kemeja, baju

Umur 48 60 bulan

Berdiri 1 kaki 6 detik


Melompat-lompat 1 kaki
Menari
Menggambar tanda silang
Menggambar lingkaran
Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh
Mengancing baju atau pakaian boneka
Menyebut nama lengkap tanpa dibantu
Senang menyebut kata-kata baru
Senang bertanya bertanya tentang sesuatu
Menjawab pertanyaan dengan pertanyaan dengan kata-kata yang benar
Bicaranya mudah dimengerti
Bisa membandingkan/membedakan sesuatu dari ukuran dan bentuknya
Menyebut angka, menghitung jari
Menyebut nama-nama hari
Berpakaian seniri tanpa dibantu
Menggosok gigi tanpa dibantu
Bereaksi tenang dan tidak rewwel ketia ditinggal ibu

KEGIATAN MEMBINA KEMAMPUAN DASAR ANAK MENURUT MASA ANAK


BALITA 12 60 BULAN

Kurangnya rangsangan lingkungan pada usia balita telah diketahui dapat menyebabkan
kelambatan dan gangguan perkembangan anak. Karena itu, balita perlu mendapatkan rangsangan
sejak awal untuk perkembangannya. Kegiatan membina kemampuan dasar anak merupakan
upaya untuk mencegah kelambatan dan meningkatkan perkembangan anak.
Kegiatan-kegiatan tersebut dikelompokan ke dalam 4 jenis, yaitu :

1. Pembinanan kemampuan gerak kasar


2. Pembinaan kemampuan gerak halus
3. Pembinaank kemampuan berbicara, bahasa dan kecerdasan
4. Pembinaan kemampuan bergaul dan mandiri

Usia 12 15 bulan
Kemampuan bergaul dan mandiri

Menirukan pekerjaan rumah tangga


Melepas pakaian
Makan sendiri
Merawat boneka
Pergi ke tempat-tempat umum
Kemampuan gerak halus dan kecerdasan

Permainan balok
Memasukan dan mengeluarkan benda
Memasukan benda yang satu ke benda lainnya
Kemampuan gerak kasar

Menarik mainan
Berjalan mundur
Berjalan naik dan turun tangga
Berjalan sambil berjinnjit
Menangkap dan melempar
Kemampuan berbicara dan bahasa

Membuat suara
Bicara
Menyebut bagian tubuh
Pembicaraan

Usia 15 18 bulan
Kemampuan bergaul dan mandiri

Memeluk dan mencium


Memunguti mainan/membantu kegiatan dirumah
Permainan petak umpet
Kemampuan gerak halus dan kecerdasan

Meniup
Membuat untaian ( manik-manik besar)
Kemampuan gerak kasar

Kegiatan di luar rumah ( bermain ayunan, memanjat, dll )


Bermain air
Menendang bola
Kemampuan berbicara dan bahasa
Menyebutkan nama
Bercerita tentang gambar di buku/majalah
Telepn-teleponan

Usia 18 24 bulan
Kemampuan gerak halus dan kecerdasan
Menentukan ukuran dan bentuk
Permainan puzzle
Menggambar wajah atau bentuk
Membentuk adonan ( adonan kue atau lilin )
Kemampuan gerak kasar

Melompat
Keseimbangan tubuh
Menjalankan mainan
Kemampuan bergaul dan madiri

Mengancing
Rumah buatan
Berpakaian
Memisahkan diri
Kemampuan berbicara dan bahasa

Menonton televise
Menceritakan isi dari buku bergambar
Usia 2 3 tahun
Kemampuan gerak halus adn kecerdasan

Gambar tempelan
Memilih dan mengelompokan benda-benda menurut jenisnya
Mencocokan gambar dan benda
Mengelompokan benda
Bermain dengan balok mainan anak
Kemampuan berbicara dan bahasa

Menyebutkan nama
Menceritakan kejadian-kejadian yang pernah dialami anak
Menyebut nama benda-benda
Menyatakan keadaan suatu benda
Kemampuan bergaul dan mandiri

Berdandan
Berpakaian
Kemampuan gerak kasar

Latihan menghadapi rintangan ( ajak anak untuk bermain ular naga, berjinjit,
melompat, mengelilingi kursi-kursi, dll )
Lompat jauh
Melempar dan menangkap

Usia 3 4 tahun
Kemampuan gerak halus dan kecerdasan

Memotong
Buku cerita tempelan
Gambar tempelan
Menjahit
Mengenal angka
Menggambar/menulis
Menghitung
Menggambar dengan jari
Mencampur warna
Membuat gambar tempel
Kemampuan bicara dan bahasa

Berbica dengan anak anda


Bercerita
Mengenal huruf
Menyebutkan dan menjelaskan benda-benda
Melengkapi dengan kata-kata yang tepat
Definisi dan membuat kalimat
Lawan kata
Perbandingan
Kemampuan gerak kasar

Berjalan mengikuti garis


Melompat
Melempar benda benda kcil ke atas
Menirukan binatang berjalan
Lampu hijau dan lampu merah
Kemampuan bergaul dan mandiri

Mengancingkan
Makan
Memasak
Mencuci tangan dan kaki
Menentukan batasan

Usia 4 5 tahun
Kemampuan gerak halus dan kecerdasan

Menggambar
Mencocokan dan menghitung
Memotong
Membandingkan
Berkebun
Kemampuan gerak kasar

Bermain bola pimpong


Lomba karung
Bermain engklek
Melompat tali
Kemampuan bergaul dan mandiri

Membentuk kemandirian ( mengunjungi tetangga dekat, teman atau saudara )


Membuat boneka-bonekaan
Membuat album keluarga
Menggambar poster tubuh
Mengikuti petunjuk
Bermain kreatif dengan teman-teman
Bermainan pasaran
Kemampuan berbicara dan bahasa

Mengingat
Mengenal kata
Permainan angka
Majalah
Mengenal musim
Melengkapi kalimat
Buku kegiatan keluarga
Perpustakaan
Ketika saya masih kecil
Membuat kesalahan
Membantu di dapur

Pola Pemberian Makanan pada Anak

Keuntungan ASI dibandingkan dengan makanan yang lain :


1. ASI mengandung hampir semua zat gizi yang diperlukan oleh bayi dengan konsentrasi sesuai
dengan kebutuhan bayi
2. ASI mengandung kadar laktosa yang lebih tinggi, dimana laktosa ini didalam usus akan
mengalami peragian hingga membentuk asam laktatyang bermanfaat bagi usus bayi :
- Menghambat pertumbuhan bakteri yang patologis
- Merangsang pertumbuhan mikro organisnme yang dapat menghasilkan berbagai asam organik
dan mensistesa beberapa jenis vitamin dalam usus
- Memudahkan pengendapan kalsium casenat
- Memudahkan penyerapan berbagai jenis mineral
3. ASI mengandung berbagai zat penolak yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit
infeksi
4. ASI lebih aman dari kontaminasi karena diberikan langsung, maka kemungkinan tercemar zat
berbahaya kecil
5. Resiko alergi pada bayi kecil sekali karena tidak mengandung beta laktoglobulin
6. ASI dapat sebagai perantara untuk menjalin hubungan kasih syang antara ibu dan anak
7. Temperatur ASI sesuai dengan suhu bayi
8. ASI membantu pertumbuhan lebih baik
9. Kemungkinan bayi tersendak ASI kecil sekali karena payudara ibu sesuai telah diciptakan
sedemikian rupa
10. ASI mengandung laktoferin untuk mengikat zat besi
11. ASI ekonomis, praktis tersedia setiap waktu pada suhu yang idealdan dalam keadaan segar
12. Dengan memberikan ASI kepada bayi berfungsi menjarangkan kelahiran

Berikut ni adalah pola pemberian makanan untuk anak usia 0-2 bulan
Usia Macam Makanan Pemberian Dalam Sehari
02 ASI Sekehendak
24 ASI Sekehendak
46 Buah (diperkenalkan) 1 2 kali
ASI Sekendak
Bubur Susu 2 kali
68 ASI Sekehendak
Buah 1 kali
Bubur Susu 2 kali
8 10 ASI 3 4 kali
Buah 1 kali
Bubur Susu 1 kali
Nasi Tim halus 2 kali
10 12 ASI 3 4 kali
Buah 1 kali
Nasi Tim / Makanan Keluarga 3 kali
12 24 ASI 2 3 kali
Buah 1 kali
Nasi Tim / Makanan Kelurga 3 kali
Makanan Kecil 1 kali

Makanan Tambahan

Tujuan pemberian makanan tambahan :


1. Melengkapi zat gizi ASI yang sudah mulai berkurang
2. Melatih kemampuan bayi untuk menerima berbagai macam makanan dengan berbagai rasa dan
bentuk
3. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan.
4. Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi tinggi.

Jenis makanan pendamping ASI :


1. Buah-buahan (pisang, pepaya, jeruk, tomat)
2. Makanan lunak dan lembek (bubur susu, nasi tim)

Kesehatan Gigi

Masa tumbuhnya gigi tetap mempunyai waktu yaitu dalam periode 6 12 tahun. Gigi susu
adalah merupakan jalan gigi tetap untuk tumbuh sebagai gigi pengganti, sehingga bila gigi susu
sudah tanggal sebelum waktunya maka akan memperlambat tumbuhnya gigi tetap.

Gigi susu mulai tumbuh pada usia 6 bulan


Gigi Rahang Bawah Rahang Atas
Gigi Seri Tengah 6 bulan 7 bulan
Gigi Seri Taring 7 bulan 9 bulan
Gigi Taring 16 bulan 18 bulan
Gigi Geraham I 12 bulan 14 bulan
Gigi Geraham II 20 bulan 24 bulan

Faktor yang mempengaruhi kesehatan gigi :


1. Gizi makanan
2. macam makanan
3. Kebersihan gigi
4. Kepekaan air ludah

Pola Tidur
Anak yang mulai besar akan mulai berkurang waktu tidurnya karena kegiatan fisiknya
meningkat, terutama bermain pada anak umur 6 12 tahun.
Mengenai kapan akan tidur tergantung pada keadaan umur, kesehatan, kegiatan sehari-hari dan
bagaimana kegiatan anaknya.

Imunisasi

Imunisasi adalah suatu usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak terhadap penyakit
tertentu.
Ada 2 jenis imunisasi :
1. Kekebalan Aktif
Adalah : kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh untuk menolak terhadap suatu penyakit
tertentu dimana prosesnya lambat tetapi sdapat bertahan lama.

Ada 2 macam kekebalan aktif :


- Kekebalan aktif alamiah, dimana tubuh membuat kekebalan sendiri setelah sembuh dari
penyakit.
- Kekebalan buatan, yaitu kekebalan yang dibuat tubuh setelah mendapat vaksin.

2. Kekebalan Pasif
Yaitu : Tubuh anak tidak membuat zat anti bodi sendiri tetapi kekebalan tersebut diperolah dari
luar setelah memperoleh zat penolak.

Ada 2 macam kekebalan pasif :


- Kekebalan pasif alamiah, yaitu kekebalan yang diperoleh bayi sejak lahir dari ibunya.
- Kekebalan pasif buatan, dimana kekebalan ini diperoleh setelah mendapatkan suntikan zat
penolak.

Vaksin dibuat dari :


1. Vaksin dari kuman hidup yang dilemahkan, virus campak, virus polio jenis satin, kuman TBC
2. Vaksin dari kuman yang dimatikan, bakteri pertusis, vaksin polio jenis salk.
3. Vaksin dari racun, racun kuman seperti toxoid (TT)
4. vaksin yang terbuat dari protein khusus, seperti hepatitis B.

Tujuan pemberian imunisasi :


1. Untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi tertentu.
2. Apabila terjadi penyakit tidak akan terlalu parah dan dapat mencegah gejala yang dapat
menimbulkan cacat atau kematian.

Yang perlu diperhatikan dari vaksin :


1. Persyaratan pemberian vaksin :
- Pada bayi dan anak sehat.
- Pada bayi yang sedang sakit.
- Vaksin harus baik, disimpan dalam lemari es.
- Pemberian imunisasi dengan teknik yang baik.
- Mengetahui jumlah imunisasi yang telah diterima.
- Meneliti jenis vaksin yang akan diberikan.
2. Memperhatikan dosis yang akan diberikan.
3. Cara pemberian vaksin dan penyuntikan.
4. Proses terjadinya reaksi pada tubuh bayi dan anak setelah diimunisasi.
- Reaksi lokal, biasanya terlihat pada tempat penyuntikan.
- Reaksi umum, pada reaksi lokal ibu harus tidak panik, sebab panas akan sembuh dan tidak
berarti kekebalan sudah dimiliki oleh si bayi. Tetapi pada reaksi umum sebaiknya ibu konsultasi
ke dokter.

Macam-macam vaksin :
1. Vaksin BCG
Tujuannya untuk membuat kekebalan aktif terhadap penyakit TBC. Sebelum disuntikkan vaksin
ini harus dilarutkan dengan 4 cc pelarut / Na Cl 0,9 %. Jadwal pemberian imunisasi adalah bayi
umur 0 11 bulan, tetapi sebaiknya diberikan pada umur 0 2 bulan dengan dosis 0,05 cc dan
vaksinasi ulang umur 5 tahun. Efek samping adalah reaksi secara normal akan timbul selama 2
minggu, seperti pembengkakan kecil, merah pada tempat penyuntikan yang kemudian menjadi
ebses kecil. Kontra indikasi dari vaksin ini adalah anak sakit kulit, anak yang menunjukkan uji
Mountrox positif dan anak yang tidak terjangkit penyakit TBC. Tempat penyuntikan vaksin ini
adalah 1/3 bagian lengan atas.

2. Vaksin DPT
Tujuannya adalah untuk menberi kekebalan aktif bersamaan dengan difteri, pertusis, tetanus.

Ada 2 macam vaksin DPT, yaitu :


1. Vaksin yang digunakan untuk imunisasi aktif TT, DPT, DT.
2. Kuman yang telah dimatikan yang disunakan untuk imunisasi pasif, yaitu ATS.

Jadwal pemberiannya adalah :


2 11 bulan, 3 x suntukan dengan selang 4 minggu secara IM dan SC.
Imunisasi lain diberikan setelah 1,5 2 tahun.
Duilang kembali dengan vaksin DT 5 6 tahun.
Serta diulang kembali menjelang umur 10 tahun.

Anak yang telah mendapatkan DPT pada waktu bayi diberikan DT satu kali saja dengan dosis
0,5 cc dengan cara IM, dan tidak mendapatkan DPT pada waktu bayi diberikan DT sebanyak 2
kali dengan interval 4 minggu dengan dosis 0,5 cc secara IM.
Reaksi yang mungkin terjadi setelah pemeriksaan imunisasi adalah demam ringan,
pembengkakan dan rasa nyeri pada tempat penyuntikan selama 1 2 hari.
Kontra indikasi adalah pemberian DPT adalah bila anak sedang sakit parah, riwayat kejang jika
demam, panas tinggi yang lebih dari 38 derajat celcius, penyakit gangguan kekebalan.

3. Vaksin polio
Tujuan pemberian vaksin poloi adalah untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit
poliomelitis.
Vaksin polio terdapat 2 kemasan :
- Vaksin yang mengandung virus yang dimatikan, cara pemberiannya adalah dengan cara
disuntikkan.
- Vaksin yang mengandung virus polio yang masih hidup yang telah dilemahkan, cara
pemberiannya adalah melalui oral.

Jadwal pemberian vaksin :


- Bayi umur 2 11 bulan, sebanyak 2 kali pemberian dengan dosis 2 tetes dalam interval 4
minggu.
- Pemberian ulang pada umur 1,5 2 tahun
- Menjelang unur 5 tahun
- Pada umur 10 tahun

Biasanya pemberian vaksin polio diberikan bersamaan dengan vaksin DPT, tetapi pemberiannya
dengan interval 2 jam.

Efek samping dari pemberian vaksin polio hampir tidak ada, bila ada kemungkinan berupa
kelumpuhan anggota gerak.

Kontra indikasi adalah anak dengan diare berat, anak sakit parah dan anak penderita defisiensi
kekebalan.

4. Vaksin Campak
Tujuan pemberian vaksin campak adalah untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit
campak. Vaksin campak mengandung virus hidup yang sudah dilemahkan.

Jadwal pemberian vaksin campak adalah pada umur 9 11 bulan dengan satu kali pemberian
dengan dosis 0,5 cc dengan suntikan subkutan. Apabila pemberian vaksin campak kurang dari 9
bulan harus duilangi pada usia 15 bulan.
Reaksi yang ditimbulkan setelah penyuntikan vaksin campak adalah demam ringan dan tampak
sedikit bercak merah pada pipi, dibawah telinga pada hari ke 7 dan ke 8 setelah penyuntikan,
mungkin juga terjadi pembengkakan pada tempat penyuntikan.

Efek samping sangat jarang mungkin terjadi, kejang ringan danm tidak berbahaya pada hari ke
10 dan ke 11 setelah penyuntikan.

Kontra indikasi pada pemberian vaksin campak adalah anak sakit parah, menderita TBC,
defisiensi gizi, defisiensi kekebalan, demam yang lebih dari 38 derajat celcius.

Tempat penyuntikan 1/3 lengan atas.

Vaksin campak yang dimasukkan 0,5 cc.

Anda mungkin juga menyukai