Anda di halaman 1dari 8

Sel adalah suatu unit struktural dan fungsional terkecil penyusun Makhluk Hidup.

Sel berasal dari kata cella yang berarti ruangan


berukuran kecil.Maka sel merupakan unit terkecil organisasi yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologi. Semua fungsi kehidupan
diatur dan berlangsung di dalam sel, karena itulah sel dapat berfungsi secara autonomy asalkan kebutuhan hidupnya terpenuhi. ( A
neil.Campbell.dkk.2010). Pada tahun 1665, Robert Hooke mengamati sayatan gabus dari batang Quercus suber menggunakan
mikroskop. Dalam pengamatannya, ia menemukan adanya ruang-ruang kosong yang dibatasi dinding tebal. Robert Hooke
menyebut ruang-ruang kosong tersebut dengan istilah Cellulae artinya sel. Sel yang ditemukan Robert hooke merupakan sel-sel
gabus yang telah mati. Sejak penemuan itu, beberapa ilmuan semakin berlomba untuk mengetahui lebih banyak sel.
Seorang ahli mikroskop Belanda bernama Antonie Van Leeuwenhoek (1632-1723) merancang sebuah mikroskop kecil
berlenda tunggal. Mikroskop itu digunakan untuk mengamati air rendaman jerami.
Sel hewan dan sel tumbuhan merupakan sel eukariotik. Namun, terdapat perbedaan di antara kedua sel tersebut. Kegiatan
ini bertujuan untuk menjelaskan perbedaan sel tumbuhan dengan sel hewan.
Salah satu perbedaan dari sel hewan dan tumbuhan adalah adanya dinding sel dan sel tumbuhan yang di dalamnya
mengandung selulosa. Dinding sel ini berfungsi untuk melindungi isi yang ada di dalam sel dan memberikan bentuk pada sel
tersebut. Misalnya jika dibandingkan antara sel pada bawang merah dan sel gabus pada batang umbi kayu, maka dinding sel dari
bawang merah ternyata lebih tipis dibandingkan dengan dinding sel yang ada pada batang umbi kayu.
Apabila dalam ruang sel/lumer terdapat protoplasma sel tumbuhan di dalamnya terdapat plasma sel, inti sel, butir-butir
plastida dan mitokondria. Sel gabus tumbuhan wercus suber termasuk sel yang mati karena sudah tidak memiliki inti sel dan
sitoplasma, sehingga ruang selnya tampak kosong. Bentuk sel gabus adalah heksagonal yang tersusun rapat antara satu dengan
yang lainnya. Pada umumnya setiap sel mempunyai sitoplasma yang merupakan sayuran yang terdapat di dalam sel dan di luar
sel. Penelitian Robert Brown membuktikan bahwa sitoplasma dapat bergerak secara acak, rotasi, dan sirkulasi. Hal ini
membuktikan bahwa sel melakukan aktivitas kehidupan.
Dalam sel terdapat organel-organel yaitu; Lisosom, Organel yang berperan dalam pencernaan sel. Organel ini mengandung
enzim lisozim yang akan melisis bagain sel yang telah mati, rusak atau sudah tua. Mitokondria, Organel yang berperan dalam
respirasi sel. Respirasi sel bertujuan untuk mengahasilkan energi yang akan digunakan dalam aktivitas sel. Aparatus Golgi,
Oraganel yang berperan dalam sekresi produk, baik protein, polisakarida maupun lemak. Retikulum Endoplasma (RE), organel
yang berperan dalam sintesis produk. Ada dua jenis RE, yaitu RE kasar (RE yang di bagian permukaannya terdapat butiran
ribosom) dan RE halus (RE yang tidak memiliki ribosom). RE kasar berfungsi untuk mensintesis protein, sedangkan RE halus
berfungsi dalam sintesis lemak dan sterol. Plastida, organel yang mengandung pigmen (warna). Vakuola, organel yang berfungsi
dalam penyimpanan cadangan makanan, minyak atsiri dan sisa metabolisme sel. Mikrotubulus, organel yang memiliki struktur
tabung. contohnya flagela (untuk pergerakan sel), silia (alat pelekatan sel) dan spindel (untuk pembelahan sel). Mikrofilamen,
oragnel yang memiliki struktur filamen (benang). berfungsi dalam pergerakan sitoplasma dan kontraksi otot. Badan Mikro, ada
dua macam badan mikro, yaitu Peroksisom (mengandung enzim katalase) dan Glioksisom (mengandung enzim katalase dan
oksidase) Dinding Sel, struktur selulolitik dan kitin yang berfungsi memberi bentuk sel dan sebagai pelindung sel. Sentriol,
organel yang berperan dalam pembelahan sel. Sentriol berfungsi menarik kromosom ke arah kutub yang berlawanan.

Metodologi penelitian

1. METODOLOGI PENELITIAN
o ALAT DAN BAHAN
ALAT

Mikroskop
Gelas obyek dan gelas penutup
Pipet tetes
Skalpel
Silet tajam
BAHAN
Potongan kertas yang bertuliskan huruf d atau b
Air
Epitel rongga mulut
Bawang merah
Methilen blue
Alkohol 70 %
BAHAN DAN METODE

Alat dan Bahan

Alat

Alat alat yang digunakan pada praktikum pengenalan mikroskop klai ini adalah mikroskop cahaya monokuler, kaca

benda, kaca penutup, pinset, pipet tetes, dll.

Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air dan preparat. Preparat digunakan sebagai bahan yang akan diamati

pada mikroskop. Air digunakan untuk membasahi preparat yang diletakkan pada kaca benda.

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat

Banjarbaru, pada hari Jumat tanggal 21 September 2012 pada pukul 14.00-16.00 WITA.

Prosedur Kerja

1. Memelihara Mikroskop

a. Mikroskop harus selalu dibongkar dan dibawa dalam posisi tegak.

b. Aturlah kedudukan tabung sedemikian rupa sehingga ujung lensa objektif lemah berjarak 1 cm dari atas meja benda.

c. Aturlah penjepit sediaan dengan rapi dan cermin pada posisi tegak agar debu tidak banyak menempel.
d. Setiap akan menggunakan mikroskop, bersihkan lensa atau bagian lainnya dengan kain lap bersih dari bahan yang

halus (flannel).

2. Mencari Bidang Penglihatan

a. Tabung dinaikkan menggunakan makrometer (pemutar kasar), sehingga lensa objektif tidak membentur meja atau

panggung bila revolver diputar-putar.

b. Tempatkan lensa objektif pembesaran lemah (4x atau 10x) dengan memutar revolver sampai berbunyi klik (posisinya

satu poros dengan lensa okuler).

c. Bukalah diafragma sebesar-besarnya dengan menarik tangkainya ke belakang.

d. Mengatur letak cermin sedemikian rupa ke arah cahaya, sehingga terlihat lingkaran (lapangan pandang) yang sangat

terang di dalam lensa okuler. Mikroskop siap digunakan.

3. Mencari Bayangan Sediaan

a. Naikkan tabung mikroskop menggunakan makrometer, sehingga jarak antara lensa objektif dengan permukaan meja

3 cm.

b. Letakkan sediaan yang akan diamati di tengan-tengah lubang meja benda, menggunakan penjepit sediaan agar tidak

tergeser.

c. Putar makrometer ke belakang sampai penuh (hati-hati), sambil menempatkan roda sediaan tepat di bawah lensa

objektif, hingga jarak antara ujung lensa objektif dengan permukaan atas kaca penutup hanya 1 mm.

d. Membidik mata ke lensa okuler.

e. Untuk mendapatkan pembesaran yang kuat, putar revoler dan lensa objektif yang sesuai.

4. Pengukuran Mikrometer

Untuk mengetahui ukuran objek yang diamati dengan mikroskop dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu yang

disebut mikrometer objektif dan mikrometer okuler.

5. Menggambar Hasil

Hasil pengamatan dengan mikroskop dapat dituangkan dalam bentuk gambar, yang dilakukan dengan alat fotografi atau

dengan tangan (manual) diserati dengan judul dan keterangan.

Waktu dan tempat penelitian


Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini :

1. Waktu praktikum

Hari/tanggal : Kamis, 2 Oktober 2014

Waktu : Pukul 08.00 sampai dengan 08.30 WIT

2. Tempat : Laboratorium Biologi SMA Negeri 11 Grandeng

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah yaitu :

Alat yang disediakan oleh laboratorium

a. Mikroskop biologi

b. Kotak peralatan, berisi :

1. Kaca benda

2. Kaca penutup

3. Cawan petri

4. Pinset

5. Pipet tangan

Alat yang disediakan oleh siswa

a. Pisau silet baru

b. Kain planel baru

c. Lap katun

d. Buku gambar dan pensil

e. Tusuk gigi

2. Bahan

Adapun bahan dari percobaan ini yaitu :


Bahan yang disediakan oleh laboratorium

a. Air suling

b. Kertas saring atau kertas hisap

c. Kapas atau kapuk

Bahan yang disediakan oleh siswa

a. Kentang

b. Bawang merah

c. Batang bayam

d. Daging sapi

C. Prosedur dan Cara Kerja

1. Menyiapkan Mikroskop

1.1. Meletakkan mikroskop di atas meja kerja tepat dihapan.

Membersihkan badan mikroskop dengan kain panel. Jangan sekali-kali menggosok lensa dengan kain.

1.2. Membuka kotak peralatan, keluarkan cawan petri yang berisi kaca benda dan kaca penutup.

1.3. Membersihkan kain benda dengan kain katun atau kertas saring.

1.4. Di atas meja kerja hanya ada mikroskop, kotak peralatan dengan isinya, buku penuntun dan catatan,

bahan-bahan untuk praktikum. Menyingkirkan yang lainnya pada tempat lain yang sudah disediakan.

2. Mengatur Masuknya Cahaya ke Dalam Tubus

2.1. Memperhatikan keadaan ruang praktikum, darimana arah datangnya cahaya yang lebih terang (dari

depan, kiri, atau kanan) kemudian mengarahkan cermin mikroskop ke sumber cahaya tersebut dan membuka

diafragma atau memutar lempeng pada posisi lubang sedang. Mengatur posisi mikroskop yang memiliki

kondensor mendekati meja sediaan dan menggunakan cermin datar. Untuk mikroskop tanpa kondensor

menggunakan cermin cekung.

2.2. Mengatur posisi revolver sehingga objektif paling pendek menghadap ke meja sediaan sampai bunyi klik.
2.3. Menurunkan tubus sampai jarak ujung objektif dengan meja sediaan 5-10 mm atau tubus turun maksimal.

2.4. Meneropong lewat okuler dengan mata kiri tanpa memicingkan mata kanan (perlu latihan) akan nampak

medan bundar putih (medan pandang). Jika terangnya tidak merata, maka kita menggerakkan sedikit cermin

sampai terangnya rata. Kalau terlalu silau, kita mempersempit diafragma atau lubang pada lempeng. Jika

medan pandang masih kabur berarti kurang cahaya yang masuk, maka kita membuka diafragma, pasang

lubang lebih besar pada lempeng.

2.5. Mikroskop siap dipakai mengamati sediaan.

3. Cara Mengatur Jarak Lensa dengan Sediaan

3.1 Memutar pengatur kasar atu makrometer ke arah empu jari, tubus turun, jarak objektif dengan meja

sediaan mengecil, kemudian sebaliknya. Apa yang terjadi? Mikroskop model lain yang tubusnya miring atau

tidak bisa naik turun, maka meja sediaan bergerak naik turun apabila memutar makrometer dan mikrometer.

3.2 Memasang kaca benda yang berisi sediaan awetan di atas meja sediaan sedemikian rupa sehingga bahan

yang diamati berada di tengah lubang meja, menjepit kaca benda dengan sengkeling sehingga tidak goyang.

3.3 Jarak objektif dengan kaca benda tidak lebih dari 10 mm. Jika jarak itu longgar, maka kita memutar

makrometer untuk menurunkan tubus sambil melihat dari samping ujung objektif mendekati kaca benda

sampai maksimum 5-10 mm.

3.4 Meneropong lewat okuler sambil tangan memutar makrometer menaikkan tubus perlahan-lahan.

Mengamati medan pandang sampai muncul bayangan, kalau tubus telah terangkat setengah putaran

makrometer belum juga muncul bayangan, berarti terlewatkan, maka kita mengulangi langkah 3.3 kembali,

kalau sudah ada bayangan tapi masih kabur, maka kita meneropong terus sambil memutar mikrometer naik

atau turun sampai bayangan jelas garis atau batasan-batasannya.

3.5 Memeriksa perbesaran lansa okuler dan objektif dan perbesaran bayangan tersebut.

3.6 Mengeluarkan preparat yang telah diamati.

4. Membuat Preparat Sederhana

4.1. Mengambil kaca benda yang sudah dibersihkan kemudian dipegang serata mungkin.
4.2. Menetesi air jernih atau air suling satu tetes di tengah-tengah.

4.3. Mencabut satu serat kapas atau kapuk dengan pinset dan meletakkannya di tengah tetesan air. Untuk

bahan daun waru, daun labu, dan daun kembang sepatu menggunakan silet untuk mengambil bagian

epidermisnya, dan mengirisnya setipis mungkin. Sedangkan untuk bawang merah, kita mengirisnya setipis

mungkin setelah itu meletakkannya di preparat.

4.4. Tangan yang sebelah memegang kaca penutup antara antara empu jari dengan telunjuk dengan sisi atau

pinggir yang berlawanan.

4.5. Menyentuhkan sisi dengan kaca penutup pada kaca benda dekat tetesan air dengan kemiringan 450

kemudian dilepaskan sehingga tepat menutupi tetesan air. Menyerap kelebihan air yang merembes di tepi

kaca dengan kertas saring.

4.6. Memasang preparat buatan pada meja sediaan dan mengamati seperti langkah 3.2, 3.3, 3.4, dan 3.5.

5. Mengganti Perbesaran

5.1. Apabila pengamatan sudah berhasil, 3.4 dan 3.5, bayangan yang nampak akan dibesarkan lagi dan

jangan menyentuh posisi preparat atau tubus.

5.2. Memutar sedemikian rupa sampai lensa objektif yang lebih panjang (kuat) tegak lurus pada meja sediaan

dan bunyi klik (periksa perbesaran)

5.3. Meneropong sambil memutar mikrometer sampai muncul bayangan yang lebih besar dari bayangan yang

diamati.

5.4. Jika gagal menemukan bayangan yang lebih besar, kita menaikkan tubus dengan memutar makrometer

berlawanan arah empu jari, memutar revolver kembali untuk menempatkan posisi lensa objektif lemah

(pendek) pada posisi semula tanpa mengubah posisi preparat kemudian mengulang lagi langkah 3.3, 3.4, 3.5

lanjut ke 5.1, 5.2, 5.3, sampai berhasil.

5.5. Menaikkan tubus apabila akan mengamati bahan lain dan mengeluarkan preparat yang sudah diamati

kemudian membersihkan kaca benda dan kaca penutup.

5.6. Membuat sediaan baru sesuai langkah baru 4.1 sampai 4.6.
5.7. Pada akhir kegiatan yang menggunakan mikroskop, perhatikan hal-hal berikut :

Preparat tidak boleh tersimpan di atas meja sediaan tetapi kita harus mengeluarkannya.

Membersihkan preparat basah dengan kertas saring atau lap katun (kaca benda + kaca penutup)

kemudian menyimpannya dalam cawan petri dan memasukkannya ke dalam kotak perlengkapan.

Membersihkan badan mikroskop dengan kain panel, menurunkan tubus serendah mungkin.

Menyimpan mikroskop ke dalam kotak mikroskop.

Membersihkan semua peralatan yang telah dipakai dengan lap katun dan disimpan dalam kotaknya.

Menyimpan sendiri peralatan yang telah dibawa untuk kegiatan berikutnya.

Membuang sisa bahan yang tidak digunakan lagi di tempat sampah yang tersedia.

Anda mungkin juga menyukai