Eko Andriani 4386 2010-1
Eko Andriani 4386 2010-1
Oleh:
Eko Andriani
NIM. R0007039
dengan peneliti :
Eko Andriani
NIM. R0007039
Pembimbing I Pembimbing II
Ketua Program
Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja FK UNS
LAPORAN KHUSUS
Disusun oleh :
Menyetujui,
iii
ABSTRAK
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
berhasil tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
1. Bapak Prof. Dr. H. A.A. Subijanto, dr, MS, selaku Dekan Fakultas
2. Bapak Putu Suriyasa, dr, MS, PKK, Sp.Ok selaku Ketua Program Diploma III
Maret Surakarta.
v
5. Bapak Ir. Slamet Supriyanto, selaku Kepala Biro Diklat PT. Petrokimia
Gresik serta bapak Parmiadi Utomo dan Eko Subagiyo yang telah
Petrokimia Gresik.
Gresik.
8. Bapak Firman dan Bapak Bowo selaku pembimbing lapangan di pabrik III
Petrokimia Gresik.
10. Teman-teman praktek kerja lapangan dari UNAIR, ITS, UNDIP, UPN dan
UNHAS di PT. Petrokimia Gresik serta temen kos di Gresik yang telah
11. Keluarga yang selalu memberikan dukungan baik secara moril dan doa
kepada penulis.
12. Moko yang selalu memberikan semangat dan doa kepada penulis.
13. Teman-teman kos selama melakukan magang yang telah membantu dan
memberi semangat.
14. Semua teman baikku yang dari UNDIP Moly dan Restu yang selalu memberi
vi
15. Semua teman-teman angkatan 06, 07 dan 08 yang sealu ada untuk membantu
sempurna. Oleh karena itu, penulis berharap dapat memperoleh kritik dan saran
yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan laporan ini.
Penulis,
Eko Andriani
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL............................................................................................ x
1. Tempat Kerja......................................................................... 5
2. Bahaya................................................................................... 5
viii
5. Identifikasi Bahaya................................................................ 19
7. Pengendalian Risiko 26
B. Kerangka Pemikiran.................................................................... 31
A. Jenis Penelitian............................................................................ 32
B. Persiapan ..................................................................................... 32
C. Lokasi Penelitian......................................................................... 33
D. Sumber Data................................................................................ 33
2. Identifikasi Bahaya................................................................ 40
B. Pembahasan ................................................................................ 42
A. Kesimpulan ................................................................................. 48
B. Saran ........................................................................................... 49
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
memberikan dampak negatif terhadap kondisi tempat kerja. Untuk itu kita perlu
menekan serendah mungkin terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang
yang bila tidak mendapat perhatian secara khusus akan dapat menimbulkan
kecelakaan kerja. Potensi bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja dapat
berasal dari berbagai kegiatan atau aktivitas dalam pelaksanaan operasi atau juga
tingkat risiko sumber bahaya terhadap tenaga kerja. Dari kegiatan tersebut maka
xiii
diusahakan suatu pengendalian sampai tingkat yang aman untuk tenaga kerja
peralatan dan lingkungan yang tentu dapat menimbulkan potensi bahaya yang
dapat menyebabkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja didalam proses
produksinya.
akibat kerja PT. Petrokimia Gresik khususnya di unit ZA II, menyediakan sarana
pemasangan tanda keselamatan (safety sign) selain itu upaya sanitasi, pengaturan
jam kerja, safety permit, sikap kerja, letak mesin dan mensertifikasi semua
potensi bahaya dan upaya pengendalian yang akan digunakan untuk membuat
laporan dengan judul Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko Sebagai Upaya
xiv
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut :
2. Bahaya apa saja yang termasuk dalam kategori tinggi, sedang dan rendah di
Unit ZA II?
3. Apakah upaya identifiksi bahaya dan penilaian risiko yang ada di unit ZA II
serta sesuai dengan Pedoman OHSAS 18001:2007 Elemen No. 4.3.1 tentang
C. Tujuan Penelitian
Gresik.
2. Untuk mengeahui bahaya apa saja yang termasuk dalam kategori tinggi,
4. Untuk mengetahui apakah upaya identifikasi bahaya dan penilaian risiko yang
ada di unit ZA II PT. Petrokimia Gresik telah sesuai dengan Permenaker No.
Kerja, serta sesuai dengan Pedoman OHSAS 18001:2007 Elemen No. 4.3.1
xv
D. Manfaat Penelitian
1. Penulis
2. Perusahaan
a. Memberikan gambaran tentang bahaya yang ada di tempat kerja secara lebih
kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang disebabkan karena faktor bahaya
di unit tersebut.
xvi
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tempat Kerja
Kerja dalam pasal 1 tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau
terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja atau yang sering
dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dimana terdapat sumber atau
2. Bahaya
a. Pengertian Bahaya
kematian yang berhubungan dengan proses dan sistem kerja (Tarwaka, 2008).
b. Sumber-sumber Bahaya
Sumber bahaya merupakan sesuatu yang merupakan inti atau pusat dari
xvii
proses kegiatan yang mengakibatkan timbulnya risiko, bisa berupa equipment,
lokasi/area, sistem, peraturan, produk, unit kegiatan, Sumber Daya Manusia dan
1) Manusia
itu sendiri, mereka kurang terampil, kurang tepat, kurang mentaati tata tertib
2) Peralatan
jika tidak digunakan sesuai fungsinya, tidak dilengkapi dengan pelindung saat
memasuki area.
3) Bahan
a) Mudah terbakar, oleh Natrium gas di B-5601 di unit drying dan cooling yang
seksi Carbonation.
c) Menimbulkan alergi atau iritasi, apabila terpercik oleh asam sulfat, amoniak,
xviii
f) Menimbulkan kerusakan pada kulit dan jaringan tubuh, apabila terpercik
asam sulfat, amoniak dan kristal ammonium sulfat pada seksi neutralisasi.
4) Proses
Dalam proses kadang menimbulkan asap, debu, panas, bising dan bahaya
mekanis seperti terjepit, terbentur atau terjatuh, hal ini dapat mengakibatkan
g) Sikap kerja yang salah, yaitu pada saat pengepakan pekerja berdiri, duduk
6) Lingkungan Kerja
xix
Centrifuge, bising yang melebihi Nilai Ambang Batas di Pump House dan
Centrifuge.
digunakan maupun bahan yang dihasilkan selama proses produksi. Bahan ini
instalasi yang digunakan dalam proses serta bau dari bahan-bahan kimia yang
sangat menyengat. Paparan dari gas amoniak di Pump House dan seksi filtrasi
Bahaya biologi disebabkan oleh jasad renik, gangguan dari bakteri, virus
Gangguan yang bersifat faal karena beban kerja yang terlalu berat,
e) Faktor psikologis
yang tidak serasi, hal ini dapat menimbulkan ketegangan jiwa pada karyawan.
c. Pengertian bahaya
kerugian kepada :
xx
1) Manusia baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung terhadap
pekerjaan.
perusahaan.
untuk menghasilkan suatu produk, selalu mengandung bahaya tertentu yang bila
kerja. Potensi bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja dapat berasal
dari berbagai kegiatan atau aktivitas dalam pelaksanaan operasi atau juga berasal
jalannya akan selalu terbuka untuk kontak dengan sumber bahaya. Kecelakaan
3. Kecelakaan Kerja
xxi
a. Pengertian Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang jelas tidak dikehendaki dan
sering kali tidak terduga semula yang dapat menimbulkan kerugian baik waktu,
harta benda atau properti maupun korban jiwa yang terjadi di dalam suatu proses
kerja industri atau yang berkaitan dengannya. Dengan demikian kecelakaan kerja
terduga dan tidak diharapkan. Tidak terduga oleh karena di belakang peristiwa itu
hubungan kerja pada perusahaan. Hubungan kerja disini dapat berarti bahwa
pekerjaan.
b. Klasifikasi Kecelakaan
xxii
Internasional tahun 1962 (Tarwaka, 2008) adalah sebagai berikut :
c. Pencegahan Kecelakaan
mencari penyebab dari suatu kecelakaan dan bukan mencari siapa yang salah
(Tarwaka, 2008).
yang digunakan pada cara berpikir modern dalam prinsip pencegahan kecelakaan.
Teori ini menyatakan bahwa kecelakaan tidak datang dengan sendirinya, akan
kecelakaan tersebut.
1) Kurangnya Pengawasan
hal ini ialah salah satu dari empat fungsi manajemen yaitu perencanaan
pengendalian (controlling).
Teori Domino yang pertama akan jatuh karena kelemahan pengawas dan
melaksanakan pekerjaannya.
2) Penyebab Dasar
langsung yang mendasari terjadinya kecelakaan, terdiri dari dua unsur yaitu:
standar kerja yang tidak cukup, alat dan peralatan kurang memadai,
pemeliharaan yang tidak memakai standar pembelian yang kurang dan lain-
lain.
xxiv
3) Penyebab Langsung
Adalah tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman yang secara
a) Unsafe action (tindakan tidak aman) yaitu merupakan tindakan berbahaya dari
para tenaga kerja yang mungkin dilatar belakangi oleh berbagai sebab antara
lain:
(3) Ketidak fungsian tubuh karena cacat yang tidak nampak (bodilly defect).
(5) Sikap dan tingkah laku yang tidak aman (unsafe altitude and habits).
(6) Kebingungan dan stres (Confuse and Stress) karena prosedur kerja yang
(lack of skill).
melakukan pekerjaan.
(10) Kurang adanya motivasi kerja (Improrer Motivation) dari tenaga kerja.
b) Unsafe condition (kondisi tidak aman) yaitu kondisi tidak aman dari:
xxv
(1) Mesin, peralatan serta pesawat yang sudah tua atau sudah rusak.
(3) Lingkungan serta tempat kerja yang terlalu panas, bising, berdebu serta
4) Insiden
Insiden yang mengakibatkan cidera fisik atau kerusakan harta benda, tipe
kecelakaan kerja antara lain ; terbentur, terjatuh ke bawah atau pada permukaan
5) Kerugian
manusia itu sendiri, harta benda atau properti. Kerugian-kerugian yang penting
menurunnya produktifitas.
(K) yaitu :
a) Kerusakan.
b) Kekacauan organisasi.
xxvi
d) Kelainan dan cacat.
e) Kematian.
Bagian mesin, pesawat, alat kerja, bahan, proses, tempat dan lingkungan
kerja mungkin rusak oleh kecelakaan. Akibat dari itu, terjadilah kekacauan
organisasi dalam proses produksi. Orang yang ditimpa kecelakaan mengeluh dan
Kecelakaan tidak jarang berakibat luka-luka, terjadinya kelainan tubuh dan cacat.
Pada umumnya kerugian akibat kecelakaan kerja cukup besar dan dapat
2008).
menjadi:
Suatu kerugian yang dapat dihitung secara langsung dari mulai terjadinya
xxvii
Kerugian/biaya Tidak Langsung (indirect costs)
Kerugian berupa biaya yang dikeluarkan dan meliputi suatu yang tidak
terlihat pada waktu atau beberapa waktu setelah terjadinya kecelakaan, biaya tidak
b) Hilangnya waktu kerja dari tenaga kerja lain, seperti rasa ingin tahu dan rasa
simpati serta setia kawan untuk membantu dan memberikan pertolongan pada
kehilangan bonus.
(3) Mengatur dan menunjuk tenaga kerja lain untuk meneruskan pekerjaan
(5) Timbulnya ketegangan dan stres serta menurunnya moral dan mental
tenaga kerja.
Pada umumnya kita terfokus pada kerugian atau biaya langsung, padahal
terselubung jauh lebih besar dan mempunyai dampak yang lebih luas. Hal ini
xxviii
nampak hanya sebagian kecil dibandingkan dengan bagian gunung es yang
terpendam di dalamnya dan belum kelihatan pada saat kejadian. Dengan demikian
yang tidak langsung harus mendapatkan perhatian yang serius karena sangat
Keterangan:
A : Biaya langsung
A
(PAK) adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan
kerja. Faktor penyebab penyakit akibat kerja (Sumamur, 2009) antara lain :
a. Faktor Fisik
xxix
2) Radiasi elektromagnetis, yaitu : gelombang-gelombang mikro, radiasi laser,
b. Faktor Kimia
c. Faktor Biologi
d. Faktor Fisiologi
1) Disebabkan oleh cara kerja yang kurang baik, posisi kerja yang salah, desain
alat kerja yang tidak sesuai, lingkungan kerja yang kurang memadai dan
sebagainya.
1) Akibat dari suasana kerja yang monoton dan tidak nyaman, hubungan kerja
kurang baik, upah kerja yang kurang, tidak sesuai dengan bakat.
xxx
2) Manifestasinya berupa stress.
Sedangkan untuk tata cara pelaporan penyakit akibat kerja sesuai dengan
a. Pasal 2 (a) : pengurus dan badan yang ditunjuk wajib melaporkan secara
b. Pasal 3 (a) : Laporan dilakukan dalam waktu paling lama 2 kali 24 jam setelah
5. Identifikasi Bahaya
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin timbul di tempat
kerja. Suatu bahaya di tempat kerja mungkin nampak jelas dan kelihatan, seperti:
sebuah tangki berisi bahan kimia, atau mungkin juga tidak nampak dengan jelas
atau tidak kelihatan, seperti: radiasi, gas pencemar di udara (Tarwaka, 2008).
manajemen pengendalian risiko yang merupakan suatu cara untuk mencari dan
mengenali terhadap semua jenis kegiatan, alat, produk dan jasa yang dapat
menimbulkan potensi cidera atau sakit yang bertujuan dalam upaya mengurangi
dampak negatif risiko yang dapat mengakibatkan kerugian aset perusahaan, baik
berupa manusia, material, mesin, hasil produksi maupun finansial (Slamet ichsan,
2004).
xxxi
terjadinya kecelakaan kerja antara lain disebabkan oleh berbagai faktor (Biro
1) Kesalahan operator.
4) Kesalahan komunikasi.
d. Pengaruh kecelakaan dari luar, yaitu terjadinya kecelakaan dalam suatu industri
xxxii
akibat kecelakaan lain yang terjadi di luar pabrik, seperti :
e. Kecelakaan akibat adanya sabotase, yang bisa dilakukan oleh orang luar
ataupun dari dalam pabrik, biasanya hal ini akan sulit diatasi atau dicegah,
namun faktor ini frekuensinya sangat kecil dibanding dengan faktor penyebab
lainnya.
6. Penilaian Risiko
Risiko adalah potensi terjadinya suatu peristiwa atau kejadian yang dapat
perusahaan.
masing unit kerja terkait sesuai dengan proses bisnis yang ada, kemudian
dilakukan evaluasi terhadap sumber risiko dan penyebab risiko tersebut, untuk
pencapaian kinerja perusahaan. Proses penilaian risiko ini akan digunakan sebagai
dasar untuk memetakan dan menetapkan prioritas risiko yang harus dikendalikan
xxxiii
Penilaian risiko pada hakikatnya merupakan proses untuk menentukan
pengaruh atau akibat pemaparan bahaya yang dilaksanakan melalui tahap atau
a. Analisis Risiko
kerugian/hal yang negaif bagi perusahaan atau sering disebut downside risk, tetapi
juga dapat berupa peluang (opportunity) yang akan hilang apabila tidak dikelola
sering disebut upside risk. Dalam kegiatan ini, semua jenis bahaya, sumber
bahaya, penyebab bahaya, kontrol atau proteksi yang sudah ada, peluang
terjadinya risiko, akibat yang mungkin timbul, dibahas secara rinci dan dicatat
Dalam kegiatan ini dilakukan prediksi tingkat risiko melalui evaluasi dan
xxxiv
Skala Kriteria Dampak
Tidak significant terhadap tenaga
1 Insignificant
kerja/manusia (tidak ada cidera)
Kecil terhadap tenaga
kerja/manusia (cidera dan masih
2 Minor bisa bekerja)
Sedang terhadap tenaga
kerja/manusia (cidera dan tidak
3 Moderate bisa bekerja)
Besar terhadap tenaga
Sambungan. kerja/manusia (cacat tubuh)
4 Major
Skala
Kriteria DampakBersambung...
Signifikan/sangat besar terhadap
5 Catastrophic tenaga kerja/manusia
(meninggal dunia)
(Sumber : Biro Lingkungan dan K3, 2007)
berikut :
xxxv
Kemungkinan cenderung pasti/sering
terjadinya
4 Likely
>4-6 kali terjadi setiap tahun (>60%-
80%)
Kemungkinannya hampir selalu
terjadi/pasti terjadi
5 Certain
>6 kali terjadi setiap tahun
(>80%-100%)
(Sumber : Biro Lingkungan dan K3, 2007)
dahulu harus ditetapkan dan disepakati oleh masing-masing Unit Kerja dan
ditetapkan sebagai standar baku oleh Unit Kerja yang bersangkutan dan
Tingkat atau besarnya risiko diperoleh dari hasil perkalian dampak dan
maka terlebih dahulu harus dilakukan pemetaan risiko untuk kemudian ditetapkan
menganalsis hasil akhir dari proses pengukuran risiko, yaitu dengan berdasarkan
hasil ranking.
xxxvi
Risiko tinggi : nilai > 12 -25
7. Pengendalian Risiko
agar seluruh kegiatan yang terintegrasi dalam proses bisnis dapat dilaksanakan
xxxvii
secara efektif dengan tingkat risiko sekecil/seminimal mungkin, sehingga
diharapkan dapat diperoleh hasil yang optimal. Pengendalian risiko terdiri dari
kegiatan berikut:
kecelakaan/transaksi tertentu.
b. Retain, yaitu menahan suatu kegiatan agar tidak memperbesar biaya atau
kerugian.
karena risiko akan menjadi ancaman atau peluang sangat tergantung pada cara
pengendaliannya.
Risiko, 2008).
Apabila suatu risiko terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja telah
xxxviii
pengendalian risiko adalah suatu urutan-urutan dalam pencegahan dan
pengendalian risiko yang mungkin timbul yang terdiri dari beberapa tingkatan
a. Eliminasi (elimination)
objek kerja atau sistem kerja yang berhubungan dengan tempat kerja yang
kehadirannya pada batas yang tidak dapat diterima oleh ketentuan, peraturan atau
b. Substitusi (substitution)
perlatan yang lebih berbahaya dengan yang kurang berbahaya atau yang lebih
aman, sehingga pemaparannya selalu dalam batas yang masih diterima. Misalnya:
xxxix
mesin dengan cor beton, pemberian alat bantu mekanik, pemberian absorben
d. Isolasi (isolation)
seseorang dari objek kerja, seperti menjalankan mesin-mesin produksi dari tempat
administrasi ini. Metode ini meliputi; rekruitmen tenaga kerja baru sesuai jenis
pekerjaan yang akan ditangani, pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat, rotasi
digunakan untuk jangka pendek dan bersifat sementara jika sistem pengendalian
terakhir dari suatu sistem pengendalian risiko di tempat kerja. Selain itu APD juga
1) APD tidak menghilangkan risiko bahaya yang ada, tetapi hanya membatasi
xl
penggunaan APD gagal, maka secara otomatis bahaya yang ada akan
pada waktu kerja dan dirasakan adanya beban tambahan karena harus dipakai
selama bekerja.
Alat pelindung diri yang tersedia di PT. Petrokimia Gresik antara lain :
chemical respirator.
f) Alat pelindung telinga (ear protection) seperti ear plug dan ear muff.
harus mengerti bahwa penggunaan APD tidak menghilangkan bahaya yang akan
xli
B. Kerangka Pemikiran
Tempat kerja
(Area Unit ZA II)
Penilaian Risiko
Upaya Pengendalian
AMAN
xlii
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penyusunan laporan ini adalah
penelitian deskriptif yaitu metode penelitian untuk meneliti suatu kondisi atau peristiwa
dengan cara memberikan gambaran secara jelas dan terbatas guna mengungkapkan suatu
masalah, dan data yang diperoleh digunakan sebagai bahan penulisan laporan.
B. Persiapan
2. Penerimaan surat balasan dari PT. Petrokimia Gresik pada bulan November
2009.
C. Lokasi Penelitian
xliii
D. Sumber Data
diperoleh dari :
1. Data primer
2. Data sekunder
1. Observasi Lapangan
2. Wawancara
3. Kepustakaan
4. Dokumentasi
F. Analisa Data
Petrokimia Gresik. Kemudian data yang diperoleh dianalisa apakah telah sesuai
OHSAS Elemen No. 4.3.1 tentang Prosedur Identikasi Bahaya dan Penilaian
Risiko (HIRA).
xlv
BAB IV
A. Hasil Penelitian
1. Proses Produksi
sampel data yang di observasi langsung yaitu di pabrik III unit ZA II PT.
dapat membantu tanaman dalam memenuhi kebutuhan nitrogen. Pupuk ini dapat
(Ammonium Sulfat) berupa suatu padatan yang berbentuk kristal berwarna putih,
20,80 % berat (minimum), Asam bebas (H2SO4) 0,10 % berat (maksimum) serta
H2O 0,15 % berat (maksimum). Proses yang digunakan dalam pembuatan pupuk
ini adalah ici (chemico) untuk reaksinya dan ssic untuk evaporatornya. Target
a) Amoniak Cair
Rumus kimia sering disebut NH3 yang mempunyai kadar 99,00 - 99,50 %,
xlvi
b) CO2 Gas
NH3
H2SO4
CO2 CARBO- REACTION &
NATION GAS SCRUB FILTRATION NEUTRALISASI
CaCO3
H2 O
ANTI CACKING
yaitu:
1) Carbonasi
xlvii
Gas CO2 suhunya diturunkan sampai 27C didalam Chiller sisi tube
sedangkan amoniak cair dengan suhu -30C masuk sisi shell CO2 Chiller dan
sedangkan CO2 ditekan dengan Compressor sampai 1,2 kg/cm2 suhu +80C
masuk Tower. Produk larutan (Carbonat Liquor) dari dasar tower dialirkan ke
Storage Tank sedangkan gas yang lolos di bagian atas diserap oleh Scrubber
Liquor dan yang tak terserap dialirkan ke Reaksi dan Penyerapan Gas.
suhu operasi 70-73C dan dari bawah Reaktor slurry dikirim ke Filtrasi. Gas-gas
yang mengandung NH3 dan CO2 masuk bawah Scrubber dikontakkan CO2
Carbonation Tower sedangkan sisa gas yang terserap dibuang ke atmosfer melalui
Stack.
3) Filtrasi
xlviii
Dalam tahapan ini tidak ada reaksi yang ada pemisahan larutan ZA
dengan padatan kapur dan kapur yang masih terikut larutan akan diendapkan di
bejana pengendap kapur (Chalk Settler). Pada Primary Filter larutan ZA dari
Reaktor terakhir dipisahkan filtrat (strong liquor) sebagai produk filter dan cake
yang akan dilarutkan dengan weak liquor untuk diumpankan ke Secondary Filter.
Sedangkan pada Secondary Filter terjadi proses pemisahan cake (kapur) dengan
filtratnya berupa weak liquor yang dipakai sebagai pelarut cake filtrat pertama dan
untuk pencuci cake serta pencuci kain pada filter pertama. Strong liquor dari
Primary Filter masih mengandung solid maka diendapkan dulu dalam Settler
sampai terjadi pengendapan pada dasar Settler sebagai sludge dan over flownya
4) Netralisasi
yang selanjutnya dengan pompa dikirim ke Evaporator dan gas CO2 yang lepas
xlix
Pada tahapan ini adalah menguapkan H2O dari larutan ZA supaya larutan
kg/cm2.A) sisi tube untuk memekatkan sampai mendekati jenuh pada suhu 98C
pada suhu 85,5C selanjutnya masuk Evaporator III (P = 0,14 kg/cm2. A vakum)
hingga suhu +60C. Slurry dari Evaporator III selanjutnya dikirim ke Centrifuge
untuk memisahkan kristal dari larutannya. Kristal basah dikirim ke unit Dryer
pengeringan dengan panas yang berasal dari pembakaran LSFO. Kristal basah
dikeringkan dengan hembusan udara panas dari Furnace suhu 162C pada bagian
Drying sedangkan dibagian Cooler kristal didinginkan dengan udara dari Cooler
Air Feed Fan. Produk kristal selanjutnya dikirim ke pengantongan atau Bulk
Storage dengan spesifikasi : bentuk kristal, ukuran 70% tertahan tyler mesh 30,
kadar nitrogen 21% berat, asam bebas 0,1% berat dan H2O 0,15% berat
maksimum.
2. Identifikasi Bahaya
l
Pada proses produksi ZA II terdapat bahaya-bahaya yang dapat
menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja yaitu pada, peralatan, proses
kerja serta lingkungan kerja. Bahaya yang ada di unit ini teridentifikasi sebagai
berikut:
a) Bahaya getaran
lingkungan kerja.
c) Bahaya terbentur
Bersumber dari piping di area 5200 (unit reaksi), 5300 (unit filtrasi), 5500
(unit evaporasi dan kristalisasi), karena pemasangan pipa yang terlalu rendah.
d) Bahaya kebisingan
g) Bahaya terjepit
li
Saat pengoperasian peralatan yang berputar.
3. Penilaian Risiko
Dengan cara melakukan analisa dampak dan peluang dari risiko tersebut akan
dapat diketahui besarnya risiko yang akan menjadi hambatan dalam pencapaian
target kinerja, untuk memperoleh informasi dibantu oleh sebagian pekerja dan
lii
pekerja yang bertanggung jawab terhadap kelancaran di unit ZA II serta
B. Pembahasan
Sumber bahaya yang teridentifikasi harus dinilai untuk menentukan tingkat risiko
akibat kerja.
1. Bahaya getaran
Hal ini bersumber dari Centrifuge dan Dryer (pengering) yang pada saat
lingkungan kerja misalnya tremor, dengan nilai dampak risiko 1 dan nilai
peluang risiko 2, maka jumlah nilai tingkat risikonya 2. Berarti masih dalam
liii
yaitu perbaikan peralatan secara rutin, di beri pelumas pada peralatan dan
penggantian peralatan.
Hal ini bersumber pada saati proses filtrasi berlangsung, debu kapur
Dengan nilai dampak risiko 2 dan nilai peluang risiko 3, maka jumlah nilai
tingkat risikonya 6, masuk dalam kategori risiko sedang yaitu > 512. Upaya
pengendalian yang sudah ada yaitu menggunakan masker yang sesuai dan
3. Bahaya terbentur
Hal ini bersumber dari piping di area 5200 (unit reaksi), 5300 (unit filtrasi),
pipa yang terlalu rendah, dapat menyebabkan gegar otak dan bengkak pada
kepala nilai dampak risiko 2 dan nilai peluang risiko 3, jumlah nilai tingkat
risiko 6 termasuk dalam kategori risiko sedang yaitu > 512. Pengendalian
yang sudah ada yaitu modifikasi line/pipa yang menggantung terlalu rendah.
4. Bahaya kebisingan
liv
Hal ini bersumber dari C-5101 (seksi carbonasi), C-5302 AB (seksi filtrasi)
dalam kategori risiko rendah yaitu 15. Pengendalian yang sudah ada yaitu
Hal ini bersumber dari lampu penerangan sering mati pada waktu hujan,
lingkungan kerja gelap dan rawan terjadinya kecelakaan kerja, dengan nilai
dampak risiko 3 dan nilai peluang 4, jumlah nilai tingkat risiko 12, termasuk
dalam kategori risiko sedang yaitu > 5 12. Pengendalian yang sudah ada
Deck conveyor kropos atau korosif berakibat patah tulang serta dapat
kategori risiko rendah yaitu 15. Pengendalian yang sudah ada yaitu
7. Bahaya terjepit
lv
Pada saat melakukan pengoperasian peralatan yang berputar, pangoperasian
Pengendalian yang sudah ada yaitu pasang cover pengaman pada semua
dan nilai peluang risiko 1, jumlah nilai tingkat risikonya 2 dan termasuk
dalam kategori risiko rendah yaitu 5. Pengendalian yang telah ada adalah
menggunakan masker gas yang sesuai ketika akan memasuki area tersebut.
Pengendalian yang sudah ada yaitu menggunakan masker gas yang sesuai dan
Hal ini bersumber dari asam sulfat (H2SO4) yang berada di seksi 5400
dapat berakibat kebutaan, luka bakar, iritasi pada kulit dan infeksi, dengan
nilai dampak risiko 4 dan nilai peluang risiko 1, nilai tingkat risiko berjumlah
4, masuk dalam kategori risiko rendah yaitu 15. Pengendalian yang sudah
ada yaitu harus menggunakan alat pelindung diri yang sesuai dan cek kondisi
lvi
Hal ini bersumber pada centrifuge (M- 5501 ABCD) di unit evaporasi dan
kristalisasi, dapat menyebabkan iritasi pada mata atau infeksi pada mata, nilai
Pengendalian yang sudah ada yaitu harus memakai eye gougle pada waktu
washing.
Hal ini bersumber dari Natrium gas di B-5601 di unit drying dan cooling
luka bakar dan akhirnya sampai meninggal dunia, dengan nilai dampak risiko
3 dan nilai peluang risiko 1, jumlah nilai tingkat risiko 3 termasuk dalam
kategori risiko rendah yaitu 5. Pengendalian yang sudah ada yaitu cek
bocoran gas alam secara rutin dan memakai alat pelindung yang sesuai pada
Hal ini bersumber dari kapur di seksi 5300 (filtrasi) yang disebabkan oleh
proses filtrasi, dapat berakibat sesak napas dan batuk apabila terhirup, nilai
dampak risiko 2 dan nilai peluang risiko 3, jumlah nilai tingkat risikonya
adalah 6, bahaya limbah kapur ini masuk dalam kategori risiko sedang yaitu >
512. Pengendalian yang sudah ada yaitu menggunakan masker yang sesuai
lvii
Hal ini bersumber dari gas amoniak (NH3) di area 5300 (filtrasi) pada
dan nilai peluang risiko 5, jumlah nilai tingkat risikonya adalah 10, termasuk
dalam kategori risiko sedang yaitu > 5-12. Pengendalian yang sudah ada yaitu
dengan perbaikan system exhauser gas dan menggunakan alat pelindung yang
sesuai.
Hal ini bersumber dari tumpahan di area 5200, 5500 (reaksi dan evaporasi
kristalisasi) yang disebabkan karena kwalitas bahan baku jelek dan berakibat
lingkungan kerja menjadi tidak nyaman, dengan nilai dampak risiko 2 dan
nilai peluang risiko 4, jumlah nilai tingkat risikonya adalah 8, masuk dalam
kategori risiko sedang yaitu > 512. Pengendalian yang sudah ada yaitu
kerja di PT. Petrokimia Gresik agar tercipta tempat kerja yang aman.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Serta sesuai dengan Pedoman OHSAS Elemen
No. 4.3.1 tentang Prosedur Identikasi Bahaya dan Penilaian Risiko (HIRA).
lviii
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
banyak bahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat
1. Penilaian risiko yang dilakukan oleh PT. Petrokimia Gresik adalah dengan
tinggi. Hanya ada kategori risiko sedang dan risiko rendah yaitu pada bahaya
yang termasuk dalam kategori risiko sedang adalah bahaya debu, bahaya
kristal ZA, bahaya limbah padat, bahaya limbah gas dan bahaya limbah cair
lix
Identifikasi Bahaya, Penilaian, dan Pengendalian Risiko.
B. Saran
1. Perlu ditambah lagi system exhauser agar debu kapur yang berhamburan di
2. Perlu penggantian instalasi lampu penerangan yang sudah tua atau rusak.
korosif.
DAFTAR PUSTAKA
Bird, F.E Jr., dan Germain, G. L., 1990. Practical Loss Control Leadership.
Loganville : Institute Publishing (A Division of International Loss Control
Institute).
lx
Biro Lingkungan dan K3, 2007. Pedoman Penerapan Manajemen Risiko PT.
Petrokimia Gresik. PT. Petrokimia Gresik.
Biro Manajemen Risiko, 2008. Identifikasi Risiko Keselamatan dan Kesehatan
Kerja dan Penyakit Akibat Kerja. PT. Petrokimia Gresik.
Departemen Tenaga Kerja RI, 1997. Himpunan Peraturan Perundang-
undangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : Iqra Media.
Departemen Tenaga Kerja UNDP/ILO-PIACT Project, 1987. Keselamatan Kerja
Bidang Kimia. Jakarta : Iqra Media.
OHSAS 18001:2007 Elemen No. 4.3.1 tentang Prosedur Identifikasi Bahaya,
Penilaian dan Pengendalian Risiko.
lxi