Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG
Hasil Survei Penduduk Antar Sensus 2015 menunjukkan bahwa penduduk usia
15-24 tahun mencapai 42.061,2 juta atau sebesar 16,5 persen dari total penduduk
Indonesia. ( brief notes lembaga demografi FEB UI,2017). Dengan jumlah remaja yang
sangat besar, maka remaja sebagai generasi penerus bangsa perlu dipersiapkan menjadi
manusia yang sehat jasmani, rohani dan mental spiritual.
Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang
pesat baik secara fisik, psikologis maupun intelektual. Sifat khas remaja mempunyai rasa
keingintahuan yang besar, menyukai petualangan dan tantangan serta cenderung berani
menanggung resiko atas perbuatnya tanpa di dahului oleh pertimbangan yang matang.(
infodatin, 2016). Perubahan fisik yang pesat dan perubahan hormonal merupakan pemicu
masalah kesehatan remaja serius karena timbulnya dorongan motivasi seksual yang
menjadikan remaja rawan terhadap penyakit dan masalah kesehatan reproduksi (kespro),
kehamilan remaja dengan segala konsekuensinya yaitu hubungan seks pranikah, aborsi,
Penyakit Menular Seksual (PMS), HIV-AIDS serta narkotika (Margaretha, 2012)
Hasil SDKI 2012 KRR menunjukan bahwa pengetahuan remaja tentang kesehatan
reproduksi belum memadai yaitu hanya 35,3 % remaja perempuan dan 31,2 % pada
remaja laki- laki usia 15-19. (InfoDatin,2016). Hanya 16 % remaja wanita dan 9 %
remaja pria yang mengetahui masa subur, Persentase remaja wanita dan pria umur 15-24
tahun yang telah berpacaran lebih tinggi di SDKI tahun 2012 komponen Kesehatan
Reproduksi Remaja (KRR) dibandingkan tahun 2007 (85 persen dan 72 persen remaja
pria, 85 persen dan 77 persen remaja wanita), Hampir separuh remaja wanita dan pria
berumur 15-24 tahun yang belum kawin mulai berpacaran pertama kali pada umur 15-17
tahun,
Menurut artikel hasil sementara survey RPJMN indeks pengetahuan remaja tentang
KRR yang tertinggi di Provinsi Yogyakarta, Sumatera Barat dan Bali. Sementara nilai
indeks yang rendah di Maluku Utara, Papua Barat, dan Sulawesi Tengah. Pengetahuan
remaja tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR), khususnya tentang arti masa subur,
sekali berhubungan seksual remaja dapat hamil, pengetahuan bahaya HIV/AIDS,
mendengar Infeksi Menular Seksual (IMS) lainnya masih terbatas.
Remaja seringkali merasa tidak nyaman atau tabu untuk membicarakan masalah
seksualitas dan kesehatan reproduksinya. Akan tetapi karena faktor keingintahuannya
mereka akan berusaha untuk mendapatkan informasi ini. Seringkali remaja merasa bahwa
orang tuanya menolak membicarakan masalah seks sehingga mereka kemudian mencari
alternatif sumber informasi lain seperti teman atau media massa. (Artikel Kesehatan
Dinkes Bandung Barat,2017)

Anda mungkin juga menyukai