OLEH :
KELOMPOK II
Chatrin Simbolon (2014-57-007)
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2017
I.PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Pisang Tongka Langit (Musa fehi) termasuk dalam seksi Australimusa dengan jumlah
kromosom x=10. Asal mula pisang ini sangat kompleks dapat berasal dari 3 jenis pisang
M. lolodensis, M. maclayi dan M. peekelii. Tanaman dalam seksi Australimusa ini
bisanya tinggi, buahnya berbiji. Struktur bijinya sering digunakan sebagai dasar klasifikasi
yaitu sedikit bulat atau kempis, halus, dan sudutnya tidak beraturan. Dinamakan pisang
Tongka Langit karena mempunyai bentuk yang khas dengan tandan buah menuju ke atas,
bukan ke bawah seperti kebanyakan pisang pada umumnya (Ploetz, et al., 2007).
Pisang Tongka langit spesifik pada kepulauan Maluku sampai Polinesia. Secara
khusus ada hubungan dengan suku Marquesa masyarakat pulau Polinesia Perancis. Pisang
ini merupakan makanan pokok serta sering digunakan dalam upacara-upacara adat karena
suku inilah yang pertama mendiami daerah Samoa-Tonga 250 SM dan Tahiti sekitar tahun
700-800 Masehi. Namun demikian keberadaan tanaman ini makin menurun secara drastis
dalam beberapa dekade belakangan ini. Pisang Tongka Langit selain memiliki
karakteristik tandan buah yang menuju ke atas, juga memiliki getah yang berwarna
magenta cerah sampai ungu tua.
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari pembuatan makalah ini sebagai berikut :
Untuk mengetahui Produk Olahan Buah Pisang Tongka Langit di Provinsi Maluku
(Ambon)
II PEMBAHASAN
Pisang merupakan buah yang banyak dikonsumsi, baik sebagai buah meja maupun
sebagai makanan yang harus diolah lebih dahulu. Dalam pemanfaatannya, buah pisang dapat
dijadikan bahan makanan, ramuan obat dan bahan baku industri. Dari segi kesehatan, pisang
mengandung unsur-unsur yang bermanfaat bagi tubuh, meliputi vitamin, mineral,
karbohidrat, lemak, dan serat (Jumari, dkk., 2002). Terdapat berbagai jenis pisang di
Indonesia, antara lain pisang raja, pisang batu, pisang ambon, pisang kepok dan pisang
lainnya dengan berbagai rasa, fungsi, serta ukuran yang berbeda-beda, mulai dari yang
berukuran kecil sampai yang berukuran besar.
Di Maluku khususnya, terdapat satu jenis pisang yang dikenal dengan nama pisang tongka
langit (Musa troglodytarum), oleh karena tandannya yang tegak menengadah ke langit Ini
merupakan salah satu ciri yang membedakan pisang tersebut dengan jenis pisang lainnya.
Getah batang pohonnya yakni berwarna merah muda sampai ungu tua, (Ploetz, dkk., 2007).
Pisang ini termasuk sangat tahan terhadap hama dan penyakit. Buah pisang tongka langit ada
yang berukuran panjang dan ada yang pendek (Heyne, 1988;Valmayor dkk., 2000; INIBAP,
2002). Kulit buahnya semu-semu merah dengan bintik-bintik hitam, daging buahnya
berwarna kuning-oranye (lihat gambar 2 dan 3), agak masam rasanya, tetapi agak manis bila
buahnya benar (Heyne, 1988). Buahnya ada yang panjang dan ada yang pendek.Warna kulit
buah pisang tongka langit yakni semu-semu merah dengan bintik berwarna kuning
oranye.Buah pisang tongka langit tidak bisa dimakan mentah, oleh karena menimbulkan rasa
gatal di tenggorokan.Untuk itu, biasanya pisang tersebut diolah sebelum dimakan (Heyne,
1988). Cara pengolahannya yaitu dengan dibakar, dikukus atau dibuat menjadi kue dan
keripik.
Teknologi diversifikasi pengolahan buah gandaria dalam hal ini pemanfaatan produk
buah buah gandaria segar maupun limbah buah gandaria untuk diolah menjadi berbagai
macam produk olahan pangan diantaranya keripik buah gandaria, dodol buah gandaria,
selai buah gandaria, jeli buah gandaria dan nata depina. Berikut ini beberapa alternatif
produk olahan buah gandaria beserta proses pembuatannya.
Selai Buah gandaria
Buah gandaria yang digunakan untuk pembuatan selai dipilih buah gandaria yang
masak optimal dan tidak luka atau busuk
- Buah gandaria yang sehat dan masak optimal dikupas kulitnya dan dihilangkan
matanya sampai bersih
- Buah gandaria kupasan kemudian dicuci dengan air hingga bersih
- Buah gandaria yang sudah bersih dihancurkan sampai bentuk bubur dengan
menggunakan Blender atau alat pemarut kelapa 2
- Bubur buah gandaria dimasak sampai mendidih kemudian ditambah gula pasir
sebanyak 55 %, asam sitrat sebanyak 5 gram per satu liter bubur buah gandaria.
- Dalam keadaan masih panas selai dimasukkan ke dalam botol kemasan.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Semoga makalah Pemanfaatan buah gandaria di Maluku ini dapat menambah literatur
tentang pemanfaatan buah gandaria.
DAFTAR PUSTAKA
Alamendah, 2010, Pohon Gandaria Flora Identitas Provinsi Jawa Barat, diakses dari
http://www.tnol.co.id/id/my-blog/4908-pohon-gandaria-flora-identitas-provinsi-jawa-
barat.html, pada tanggal 27 Oktober 2011.
Aziz, S.S.S.A., Mukhtar, M.R., Hadi, A.H.A., Abdullah, N.R., dan Awang, K., 2009, Isoquinoline
Alkaloids and Antimalarial Properties of Popowia Perakensis Extract, Jurnal Sains dan
Matematik, Vol.1 No.2 (2009), Kuala Lumpur, 80-86.
Bhattacharyya, S.S., Mandal, S.K., 2008, In Vitro Studies Demonstrate Anti-cancer Activity of an
Alkaloid of a Plant (Gelsemiun sempervirens), Experimental Biology and Medicine, West
Bengal, 1591-601.