Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Anestesi blok rahang bawah biasanya dilakukan apabila kita memerlukan daerah yang
teranestesi luas misalnya pada waktu pencabutan gigi posterior rahang bawah atau
pencabutan beberapa gigi pada satu quadran. Saraf yang dituju pada anestesi blok teknik
Gow-Gates adalah N. Mandibularis sedangkan pada Teknik Akinosi dan Teknik Fisher saraf
yang dituju adalah :N. Alveolaris inferior dan N. Lingualis Dengan teknik Gow- Gates daerah
yang teranestesi adalah : Gigi mandibula setengah quadran, mukoperiosteum bukal dan
membrane mukosa pada daerah penyuntikan , dua pertiga anterior lidah dan dasar mulut,
jaringan lunak lingual dan periosteum, korpus mandibula dan bagian bawah ramus serta kulit
diatas zigoma , bagian posterior pipi dan region temporal..
Sedangkan daerah yang teranestesi pada teknik Akinosi dan Teknik Fisher adalah : gigi gigi
mandibula setengah quadran, badan mandibula dan ramus bagian bawah, mukoperiosteum
bukal dan membrane mukosa didepan foramen mentalis, dasar mulut dan dua pertiga anterior
lidah, jaringan lunak dan periosteum bagian lingual mandibula. Karena N. Bukalis tidak
teranestesi maka apabila diperlukan , harus dilakukan penyuntikan tambahan sehingga pasen
menerima beban rasa sakit.
Pada Teknik modifikasi Fisher kita menambahkan satu posisi lagi sebelum jarum dicabut
sehingga tidak diperlukan penusukan ulang yang menambah beban sakit pada pasen.
Prosedur :
a. Untuk mandibula sebelah kanan, operator berdiri pada posisi jam 8 menghadap
pasien.
b. Untuk mandibula sebelah kiri , operator berdiri pada posisi jam 10 menghadap dalam arah
yang sama dengan pasien.
10. Jarum diluruskan kebidang perpanjangan garis melalui sudut mulut ke intertragic
notch pada sisi penyuntikan kemudian disejajarkan dengan sudut telinga kewajah
sehingga arah spuit bergeser ke gigi P pada sisi yang berlawanan, posisi tersebut
dapat berubah dari M sampai I bergantung pada derajat divergensi ramus mandibula
dari telingan ke sisi wajah.
11. Jarum ditusukkan perlahan-lahan sampai berkontak dengan tulang leher kondilus,
sampai kedalamam kira-kira 25 mm. Jika jarum belum berkontak dengan tulang,
maka jarum ditarik kembali per-lahan2 dan arahnya diulangi sampai berkontak
dengan tulang. Anestetikum tidak boleh dikeluarkan jika jarum tidak kontak dengan
tulang.
12. Jarum ditarik 1 mm , kemudian aspirasi, jika negatif depositkan anestetikum sebanyak
1,8 2 ml perlahan-lahan.
13. Spuit ditarik dan pasien tetap membuka mulut selama 1 2 menit .
14. Setelah 3 5 menit pasen akan merasa baal dan perawatan boleh dilakukan.
Teknik ini dilakukan dengan mulut pasien tertutup sehingga baik digunakan pada pasen yang
sulit atau sakit pada waktu membuka mulut.
Prosedur :
jaringan pada bagian medial dari pinggiran ramus. Hal ini membantu
menunjukkan sisi injeksi dan mengurangi trauma selama injeksi jarum. 4. Gambaran anatomi
:
- Mucogingival junction dari molar kedua dan molar ketiga maksila - Tuberositas maksila
5. Daerah insersi jarum diberi antiseptic kalau perlu beri topikal anestesi.
6. Pasien diminta mengoklusikan rahang, otot pipi dan pengunyahan rileks.
7. Jarum suntik diletakkan sejajar dengan bidang oklusal maksila, jarum
diinsersikan posterior dan sedikit lateral dari mucogingival junction molar kedua
Kelumpuhan saraf motoris akan terjadi lebih cepat daripada saraf sensoris. Pasien dengan
trismus mulai meningkat kemampuannya untuk membuka mulut.
Teknik Fisher :
Prosedur :
Posisi pasien duduk dengan setengah terlentang. Aplikasikan antiseptic didaerah trigonum
retromolar.
Jari telunjuk diletakkan dibelakang gigi terakhir mandibula, geser kelateral untuk meraba
linea oblique eksterna., . Kemudian telunjuk digeser kemedian untuk mencari linea oblique
interna, ujung lengkung kuku berada di linea oblique interna dan permukaan samping jari
berada dibidang oklusal gigi rahang bawah.
Posisi I : Jarum diinsersikan dipertengahan lengkung kuku , dari sisi rahang yang tidak
dianestesi yaitu regio premolar.
Posisi II : Spuit digeser kesisi yang akan dianestesi, sejajar dengan bidang oklusal dan jarum
ditusukkan sedalam 5 mm, lakukan aspirasi bila negatif keluarkan anestetikum sebanyak 0,5
ml untuk menganestesi N. Lingualis.
Posisi III : Spuit digeser kearah posisi I tapi tidak penuh lalu jarum ditusukkan sambil
menyelusuri tulang sedalam kira-kira 10-15 mm. Aspirasi dan bila negative keluarkan
anestetikum sebanyak 1 ml untuk menganestesi N. Alveolaris inferior.
Setelah selesai spuit ditarik kembali.
Setelah kita melakukan posisi III, pada waktu menarik kembali spuit sebelum jarum lepas
dari mukosa tepat setelah melewati linea oblique interna ,jarum digeser kelateral ( kedaerah
trigonum retromolar ), aspirasi dan keluarkan anestetikum sebanyak 0,5 ml untuk
menganestesi N. Bukalis. Kemudian Spuit ditarik keluar.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/40839/Chapter%20II.pdf?sequence=4
&isAllowed=y
Syaraf mandibularis terdiri dari serat sensorik dan motorik. Syaraf mandibularis
terbagi menjadi dua cabang utama, yaitu bagian anterior dan posterior. Pada cabang bagian
anterior terdapat beberapa syaraf motorik yang berhubungan dengan otot-otot seperti
masseter, deep temporal, dan lateral pterygoid. Selain itu, pada bagian anterior juga terdapat
buccal nerve yang meninervasi kulit dan mukosa bagian dagu serta bagian bukal gingiva dari
prosesus alveolar mandibula di bagian molar dan premolar. Pada bagian posterior terdapat
syaraf auriculotemporal, syaraf alveolaris inferior, dan syaraf lingualis. Syaraf
auriculotemporal merupakan salah syaraf yang jarang berhubungan dalam bidang kedokteran
gigi. Syaraf lingualis merupakan syaraf sensorik yang menginervasi bagian 2/3 anterior lidah,
termasuk persepsi terhadap sensasi maupun sensasi terhadap pengecapan. Syaraf alveolaris
inferior merupakan cabang terbesar dari divisi syaraf mandibula. Syaraf ini mempunyai
cabang-cabang kecil seperti nervus mylohyoid, dental branches, serta pada bagian ujungnya
adalah nervus inscisive dan nervus mental.
Berdasarkan basis anatominya, anestesi lokal dapat dibedakan menjadi tiga yaitu
anestesi topikal, anestesi infiltrasi, dan anestesi regional atau sering disebut dengan anestesi
blok.Anestesi blok juga dapat dibedakan menjadi anestesi blok pada maksila dan anestesi
blok mandibula.
Secara garis besar, terdapat beberapa jenis anestesi lokal yang sering digunakan di
mandibula, yaitu lingual nerve block, incisive nerve block, mental nerve block, long buccal
nerve block, dan inferior alveolar nerve block. Nervus lingualis biasanya diblokade di ruang
pterygomandibular yang terletak pada anteromedial syaraf alveolaris inferior mandibula,
sekitar 1 cm dari permukaan mukosa. Oleh karena itu, anestesi blok syaraf lingualis bisa
dilakukan sebelum atau sesudah anestesi blok alveolaris inferior mandibula dilakukan.
Incisive nerve block merupakan salah satu pilihan pada anestesi lokal mandibula yang
terbatas pada gigi anterior. Anestesi blok syaraf insisivus memberikan anestesi pulpa pada
sekitar gigi anterior seperti insisivus dan kaninus sampai foramen mental. Mental nerve block
bertujuan untuk menganestesi syaraf mental dan ujung dari cabang syaraf inferior alveolar
mandibula. Syaraf mental terletak pada foramen mental yang berada di antara apikal
premolar satu dan premolar dua. Daerah yang dianestesi oleh teknik ini adalah mukosa bukal
bagian anterior, daerah foramen mental sekitar gigi premolar dua, midline dan kulit dari bibir
bawah.
Long buccal nerve block atau sering disebut buccal nerve block dan buccinators nerve
block menganestesi nervus buccal yang merupakan cabang dari syaraf mandibula bagian
anterior. Daerah yang dianestesi adalah jaringan lunak dan periosteum bagian bukal sampai
gigi molar mandibula. Anestesi ini sering digunakan pada perawatan yang melibatkan daerah
gigi molar. Keuntungan dari teknik long buccal nerve block adalah mudah dilakukan dan
tingkat keberhasilannya tinggi.
Pada anestesi blok syaraf alveolaris inferior, terdapat tiga metode yang sering
digunakan, yaitu Inferior Alveolar Nervus Block (IANB), Gow-Gates Technique, dan Akinosi
Closed-Mouth Mandibular Block. Inferior Alveolar Nervus Block (IANB) terdiri dari dua
metode, yaitu direct dan indirect. Metode indirect IANB sering disebut dengan metode
Fischer.
Menurut hasil penelitian Neeta Mohanty dan Susant Mohanty, tingkat keberhasilan
anestesi blok mandibula paling tinggi yang dilakukan kepada 120 orang berusia 16-50 tahun
adalah Gow-Gates Technique sebesar 92,5%. Sedangkan tingkat keberhasilan Akinosi
Closed-Mouth Mandibular Block dan Classical IANB atau metode Fischer adalah 90% dan
72,5%. Dari hasil penelitian ini juga didapatkan bahwa metode Classical IANB paling banyak
menimbulkan rasa sakit selama penyuntikan sebesar 60%. Sedangkan Akinosi Closed-Mouth
Mandibular Block paling sedikit sebesar 25%. Onset of action yang paling singkat adalah
Classical IANB metode Fischer yaitu 2,15 menit, sedangkan untuk duration of action yang
paling lama adalah Gow-Gates Technique selama 69,3 menit.