Tentang
GAS ALAM
Oleh
Kelompok 2:
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kenaikan harga minyak mentah, net oil importer, kenaikan harga BBM
dan pembengkakan subsidi merupakan pemberitaan yang hangat dibahas di media
massa kita akhir-akhir ini. Pembahasan ini menunjukkan bahwa minyak bumi
memang masih menjadi idola sebagai sumber penyedia energi terbesar di negeri
ini. Tingginya konsumsi masyarakat akan BBM, tidak mampu diimbangi oleh
produksi dan ketersediaan cadangan minyak bumi yang ada di perut bumi negara
kita. Sebagai dampak dari konsumsi BBM tersebut adalah tingginya tingkat
pencemaran lingkungan melalui emisi yang dihasilkan, seperti CO2, NOx, SOx,
dll. Hal ini terkait langsung dengan isu dunia mengenai pemanasan global sebagai
akibat dari efek rumah kaca. Sebagai bangsa yang dianugerahi oleh beragam
sumber daya alam (SDA), sudah saatnya bagi bangsa ini untuk mulai melirik
SDA lain, seperti gas alam, untuk diolah sehingga dapat mengurangi porsi
minyak bumi, baik sebagai sumber energi maupun bahan baku industri lainnya.
Untuk itu, diversifikasi dan penguasaan teknologi merupakan yang faktor penting
disamping kesadaran akan kelestarian lingkungan.
Dalam beberapa tahun terakhir, kebutuhan gas alam atau gas bumi
semakin meningkat seiring semakin luasnya penggunaan gas alam sumber energi
ini baik untuk industri maupun untuk rumah tangga dan sebagai bahan baku
industri terutama untuk industri pupuk. Konsumsi gas alam sebagai energi final
adalah ketiga terbesar setelah BBM dan batubara, lebih tinggi dari listrik dan
LPG. Prosentasi (share) konsumsi gas alam mencapai 13,7 persen pada tahun
2008. (Sumber : Statistika BPMigas,2008)
Beberapa masalah terkait industri gas alam selain produksi adalah pasokan
untuk kebutuhan dalam negeri yang terbatas. Akibat terbatasnya pasokan gas
maka kelangsungan pengembangan industri pupuk sempat terganggu karena
belum adanya jaminan pasokan gas. Pembentukan harga yang tidak sepenuhnya
memakai prinsip pasar di dalam negeri membuat sebagian produksi dijual ke pasar
2
luar negeri. Kondisi ini membuat kepastian pasokan untuk industri kebutuhan
dalam negeri belum stabil.
Pemerintah mencoba mengatasi hal ini dengan kebijakan Domestic Market
Obligation (DMO) dan memprioritaskan alokasi gas dari lapangan baru yakni
Lapangan Donggi Senoro untuk kebutuhan domestik.
Dengan semakin besarnya desakan di dalam negeri untuk bisa
memanfaakan semaksimal mungkin gas alam untuk kebutuhan dalam negeri maka
berbagai kebijakan baru telah dikeluarkan mengenai pemanfaatan gas alam.
Beberapa regulasi baru pada sektor ini yang diperkirakan akan mempengaruhi
bisnis gas alam di Indonesia khususnya menyangkut transmisi gas alam
diantaranya pemindahan titik serah gas alam ke Singapura dari plant gate di
Singapura ke well head di Indonesia yang mempengaruhi proses perhitungan
biaya dan harga jual gas alam tersebut.
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang dibahas dalam makalah ini yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan gas alam atau gas bumi?
2. Bagaimana proses terbentuknya gas bumi?
3. Komponen apa saja yang menyusun gas bumi tersebut?
4. Bagaimana proses penyimpanan dan transportasi gas bumi?
5. Apa manfaat gas bumi?
6. Teknologi apa sajakah yang telah dikembangkan terhadap potensi dari gas
bumi?
7. Bagaimana perkembangan pemanfaatan gas bumi di Indonesia?
C. Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari gas bumi atau gas alam itu
sendiri.
2. Untuk mengetahui komponen-komponen yang menyusun gas bumi.
3. Untuk mengetahui proses terbentuknya gas bumi tersebut.
4. Untuk mengetahui proses penyimpanan dan transportasi gas bumi.
3
5. Untuk mengetahui manfat dari gas bumi.
6. Untuk mengetahui dan memahami teknologi dan inovasi yang telah
dikembangkan terhadap potensi dari gas bumi.
7. Untuk mengetahui perkembangan gas bumi di Indonesia.
D. Manfaat
Manfaat disusunnya makalah ini adalah
1. Dapat memberikan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama
di bidang pengembangan potensi dari gas bumi.
2. Diharapkan gas bumi dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Saat gas dicairkan, hasilnya dikenal dengan LNG (gas alam cair). Pencairan gas
(gas liquefaction) hanya mengubah bentuk fisik gas bumi dari gas menjadi cairan,
kandungan utamanya tetap metana. Itulah salah satu alasan mengapa gas tersebut
harus tercakup dalam Kuesioner Gas Bumi.
Pasokan dan permintaan terhadap gas bumi terusmenerus meningkat. Saat
ini pangsa gas bumi lebih besar dari 21% total pasokan energi primer global,
sedangkan pada tahun 1973, pangsanya hanya 16,2%.
Gas bumi dapat diukur dalam beberapa satuan yang berbeda: menurut
kandungan energi (kalor) atau menurut volume. Di dalam setiap ukuran berikut
ini, beberapa satuan digunakan dalam industri gas bumi:
1. Untuk mengukur energi, satuan yang dapat digunakan adalah joule, kalori
kWh, Btu (satuan panas Inggris), atau therms (panas).
2. Untuk mengukur volume, satuan yang paling sering digunakan adalah meter
kubik (m3) atau kaki kubik (cubic feet).
Apabila pengukuran gas bumi menggunakan satuan volume, penting
diketahui pada temperatur dan tekanan berapakah gas tersebut diukur. Hal tersebut
diperlukan, karena sifat gas sangat compressible (termampatkan), sehingga
volume gas hanya akan ada artinya pada temperatur dan tekanan tertentu yang
telah disepakati. Ada dua macam kondisi dimana gas dapat diukur:
1. Kondisi normal: diukur pada temperatur 0 derajat Celcius dan tekanan 760
mmHg.
2. Kondisi standar: diukur pada temperatur 15 derajat Celcius dan tekanan 760
mmHg.
Metode yang paling umum digunakan dalam mengukur dan menghitung gas
adalahdengan satuan volume (Mm3). Akan tetapi, harga gas bumi seringkali
ditentukan atas dasar nilai kalor per volume, karena gas dibeli berdasarkan
kandungan panasnya.
Nilai kalor dari gas bumi adalah jumlah panas yang dilepaskan pada saat gas
bumi mengalami pembakaran sempurna pada kondisi tertentu, misalnya kcal/m3,
atau megajoule (MJ/m3). Nilai yang dihasilkan dapat dinyatakan sebagai nilai
kalor brutoataupun neto. Perbedaan antara nilai kalor bruto dengan neto
merupakan panas laten (tidak terlihat) dari penguapan uap air yang dihasilkan
6
pada saat pembakaran bahan bakar. Untuk gas bumi, nilai kalor neto rata-rata 10%
lebih rendah dari nilai brutonya.
Dari uraian yang telah di jelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa gas alam
atau gas bumi merupakan bahan bakar fosil yang tidak dapat diperbaharui, seperti
minyak dan batubara, yang terbentuk dari tumbuhan, binatang, dan
mikroorganisme yang hidup jutaan tahun silam, yang tertimbun di lapisan tanah di
bawah laut.
7
1. Biogenic Gas
Pada tempat yang sangat dangkal gas dapat terbentuk karena proses
biologi, aktifitas bakteri. Proses awal pembentukan gas biogenic ini sering
terjadi di rawa, namun juga terbentuk secara massal sehingga membentuk
konsentrasi biogas alam yang cukup besar. Gas ini dapat ditambang seperti
mengambil gas alam biasa. Namun komponen utamanya methana. Sering
disebut Gas Metan.Intinya, gas biogenik ini merupakan hasil metabolisme
dari bakteri. Sehingga tidak akan terbentuk pada suhu tinggi.
8
C. Jenis-Jenis terdapatnya Gas Alam
Gambar dibawah ini merupakan sketsa ringkas bagaimana gas-gas itu
berada.
10
Gas alam merupakan suatu campuran yang mudah terbakar yang tersusun
atas gas-gas hidrokarbon, yang terutama terdiri dari metana. Gas alam juga dapat
mengandung etana, propana, butana, pentana, dan juga gas-gas yang mengandung
sulfur. Komposisi pada gas alam dapat bervariasi. Pada tabel di bawah ini
digambarkan secara umum komposisi pada gas alam murni sebelum dilakukan
pengolahan.
11
umumnya tidak mengkhawatirkan karena sifatnya yang lebih ringan, dan
konsentrasi yang di luar rentang 5 - 15% yang dapat menimbulkan ledakan.
12
Tipe salt caverns terbentuk akibat adanya deposit garam di bawah tanah.
Ada dua bentuk deposit garam di bawah tanah, yaitu salt domes dan salt beds.
Walaupun biaya pengembangan untuk tipe ini cukup mahal, tapi tipe ini
merupakan tipe yang memiliki tingkat deliverability paling tinggi dan juga dapat
diisi kembali lebih cepat dibanding tipe yang yang lain.
Di Indonesia, Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Hilir Migas) telah
menyusun Master Plan Sistem Jaringan Induk Transmisi Gas Nasional Terpadu.
Dalam waktu yang tidak lama lagi sistem jaringan pipa gas alam akan
membentang sambung menyambung dari Nang roe Aceh Darussalam-Sumatera
Utara-Sumatera Tengah-Sumatera Selatan-Jawa-Sulawesi dan Kalimantan. Saat
ini jaringan pipa gas di Indonesia dimiliki oleh PERTAMINA dan PGN dan masih
terlokalisir terpisah-pisah pada daerah-daerah tertentu, misalnya di Sumatera
Utara, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur dan
Kalimantan Timur.
Carrier LNG dapat digunakan untuk mentransportasi gas alam cair
(liquefied natural gas, LNG) menyebrangi samudra, sedangkan truk tangki dapat
membawa gasa alam cair atau gas alam terkompresi (compressed natural gas,
CNG) dalam jarak dekat. Mereka dapat mentransportasi gas alam secara langsung
ke pengguna-akhir atau ke titik distribusi, seperti jalur pipa untuk transportasi
lebih lanjut. Hal ini masih membutuhkan biaya yang besar untuk fasilitas
tambahan untuk pencairan gas atau kompresi di titik produksi, dan penggasan atau
dekompresi di titik pengguna-akhir atau ke jalur pipa.
13
Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa gas alam dapat
dimanfaatkan di berbagai sektor. Selain berdasarkan sektor-sektor seperti
dijelaskan di atas, secara garis besar pemanfaatan gas alam dibagi atas 3
kelompok, yaitu:
1. Gas alam sebagai bahan bakar, antara lain sebagai bahan bakar pembangkit
listrik, bahan bakar industri, bahan bakar kendaraan bermotor, dsb.
2. Gas alam sebagai bahan baku, antara lain bahan baku plastik, bahan baku
pabrik pupuk, petrokimia, metanol, dsb.
3. Gas alam sebagai komoditas energi untuk ekspor, yakni LNG.
Khusus untuk pembangkitan energi listrik, penggunaan gas alam makin
populer, karena mampu menghasilkan pembakaran yang bersih dan juga harganya
tidak terlalu mahal. Berbeda dengan batubara yang merupakan bahan bakar yang
paling murah, namun juga merupakan yang paling kotor dan menghasilkan level
polusi yang tinggi terhadap lingkungan di sekitarnya. Di bawah ini terdapat grafik
yang menggambarkan peningkatan yang diharapkan dari penggunaan gas alam di
sektor pembangkit listrik.
1. Metana
Metana adalah hidrokarbon paling sederhana yang berbentuk gas
dengan rumus kimia CH4. Metana murni tidak berbau, tapi jika digunakan
untuk keperluan komersial, biasanya ditambahkan sedikit bau belerang untuk
mendeteksi kebocoran yang mungkin terjadi. Komponen utama gas alam
adalah metana yang merupakan sumber utama bahan bakar utama.
Pembakaran satu molekul metana dengan oksigen akan melepaskan satu
14
molekul CO2 (karbondioksida) dan dua molekul H2O (air), sebagaimana
ditunjukkan pada persamaan reaksi berikut :
CH4 + 2O2 CO2 + 2H2O
2. Propana
Propana adalah senyawa alkana dengan tiga atom karbon (C3H8) yang
berwujud gas dalam keadaan normal, tapi dapat dikompresi menjadi cairan
yang mudah dipindahkan dalam senyawa yang tidak mahal. Senyawa ini
diturunkan dari produk petroleum lain pada minyak bumi dan gas alam.
Propana umumnya digunakan sebagai bahan bakar mesin, pemanggang dan
lain sebagainya. Dijual sebagai bahan bakar, propana dikenal juga sebagai
LPG (Liquified Petrolium gas) yang dapat berupa campuran dengan sejumlah
kecil propana. (Wikipedia, Propana).
3. Etana
Etana merupakan sebuah senyawa dengan rumus kimia C2H6. Senyawa
ini merupakan alkana dengan dua atom karbon, dan merupakan hidrokarbon
alifatik. Dalam tempratur dan tekanan standar, etana merupakan gas yang
tidak berwarna dan tidak berbau. Dalam industri etana dihasilkan dengan cara
mengisolasi gas alam, dan sebagai hasil samping dari penyulingan minyak.
Etana dengan nama lain yaitu etilhidrida yang memiliki rumus molekul C2H6
dan mempunyai titik didih -88.6 C.
4. Karbondioksida (CO2)
Senyawa karbondioksida, atau CO2, adalah gas atmosfir yang terdiri
dari satu atom karbon dan dua atom oksigen. Karbondioksida adalah hasil
dari pembakaran senyawa organik dengan jumlah oksigen yang cukup. Juga
dihasilkan oleh berbagai mikroorganisme dalam fermentasi dan dihembuskan
oleh hewan. Tumbuhan menyerap karbondioksida selama fotosintesis,
memakai baik karbon maupun oksigen untuk membuat karbohidrat. Hadir di
Atmosfer Bumi dengan konsentrasi rendah dan bertindak sebagai gas rumah
kaca, yang merupakan bagian utama dari siklus karbon. (Wikipedia,
Karbondioksida).
15
5. Hidrokarbon
Komponen utama gas alam, yaitu sumber daya yang sekarang memasok
sebagian besar energi untuk kebutuhan kita yang merupakan hidrokarbon,
yang hanya mengandung karbon dan hidrogen. Ada tiga golongan
hidrokarbon berdasarkan jenis ikatan karbon-karbonnya. Hidrokarbon jenuh
hanya mengandung ikatan tunggal karbon-karbon dan hidrokarbon tak jenuh
yang mengandung ikatan majemuk karbon-karbon, baik ikatan rangkap,
ikatan rangkap tiga, atau keduanya. Sedangkan hidrokarbon aromatik ialah
golongan khusus senyawa siklik yang stukturnya terkait dengan benzene.
Pada gas alam hidrokarbon dipisahkan berdasarkan titik didihnya, dan
kemudian berdasarkan massa molekulnya. Campuran gas dapat dipisahkan
lebih lanjut dengan pelarutnya kembali etana, propana, dan butana dalam
pelarut seperti heksana. Campuran yang kaya metana yang tersisa kemudian
digunakan untuk sintesis kimia.
G. Teknologi dan Inovasi yang diterapkan terhadap Potensi dari Gas Alam
Selama 30 tahun terakhir ini, industri minyak dan gas alam telah menjadi
salah satu dari industri yang menerapkan teknologi canggih. Hal ini diawali
dengan keinginan dari industri untuk meningkatkan produksinya, sehingga
menghasilkan inovasi-inovasi teknologi. Diantara inovasi-inovasi tersebut, yaitu:
Kemajuan teknologi di sektor eksplorasi dan produksi. Teknologi ini
membuat proses eksplorasi dan produksi dari gas alam menjadi lebih efisien,
aman, dan ramah lingkungan. Inovasi teknologi tersebut antara lain:
1. Liquefied Natural Gas (LNG)
LNG ini didapatkan dengan cara mendinginkan gas alam pada
temperatur -260oF, tekanan normal. Pada temperatur tersebut, gas alam akan
berubah menjadi cair dan volumenya berkurang sampai 600 kali. LNG ini
lebih mudah disimpan dan lebih mudah pula untuk ditransportasikan,
sehingga biayanya pun menjadi lebih ekonomis. Selain itu, dengan proses
liquifikasi ini LNG dapat menghilangkan O2, CO2, S, dan H2O sehingga LNG
yang dihasilkan hampir pure metana.
16
2. Natural Gas Fuel Cell
Fuel cells biasanya menggunakan hidrogen sebagai bahan bakarnya.
Namun, hidrogen tidak terdapat di alam, sehingga harus dibuat. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara mereaksikan antara steam (H2O) dan gas alam (CH4),
seperti terlihat di bawah ini.
17
dimanfaatkan sebagai sumber energi dalam merancang kilang GTL
terintegrasi (lihat Gambar 1).
Dengan teknologi GTL, cadangan gas sebesar 1 TCF (Trillion Cubic
Feet) dapat menghasilkan produk GTL berupa bahan bakar sintetis (diesel
dan naphtha) sebesar 10,000 barrel/hari selama 30 tahun, dengan asumsi laju
alir umpan gas alam sebesar 100 MMSCFD (Million Standard Cubic Feet per
Day). Data terakhir BP Statistics mencatat jumlah cadangan gas Indonesia
tahun 2002 sebesar 92.5 TCF; dengan demikian kita dapat menghitung sendiri
berapa barrel/hari diesel dan naphtha yang dapat diproduksi guna mengurangi
impor BBM (solar) yang selama ini dilakukan.
19
H. Proses Produksi Gas Bumi
22
3. Adanya gap antara daya beli pasar dalam negeri dengan harga gas.
4. Adanya peningkatan permintaan gas bumi dalam negeri yang cukup
signifikan.
Untuk gas bumi ini memang sebagian besar diproduksi untuk keperntingan
ekspor, seperti PT Badak di Bontang yang memproduksi LNG untuk diekspor ke
Jepang. Selain itu juga untuk pembangkit listrik, bahan baku petrokimia, dan
untuk kebutuhan konsumen lain seperti industri dan rumah tangga. Nah,
perusahaan yang melayani distribusi gas alam untuk kepentingan komersial,
industri dan rumah tangga adalah PT Perusahaan Gas Negara (PGN) yang kini
sudah beroperasi di tiga SBU, yaitu Sumatera bagian Utara (Medan), Jawa Bagian
Barat (Jakarta) dan Jawa Bagian Timur (Surabaya). PGN juga telah membangun
jalur transmisi gas dari Sumatera Selatan ke Jawa Barat (SSWJ).
Salah satu daerah penghasil gas alam terbesar di Indonesia adalah Nanggre
Aceh Darussalam. Sumber gas alam yang terdapat di daerah Kota Lhokseumawe
dikelola oleh PT Arun NGL Company. Gas alam telah diproduksikan sejak tahun
1979 dan diekspor ke Jepang dan Korea Selatan. Selain itu di Krueng Geukuh,
Nanggre Aceh Barh (kabupaten Aceh Utara) juga terdapat PT Pupuk Iskandar
Muda pabrik pupuk urea, dengan bahan baku dari gas alam.
24
BAB III
KESIMPULAN
1. Gas alam sering juga disebut sebagai gas Bumi atau gas rawa, adalah bahan
bakar fosil berbentuk gas. Ia dapat ditemukan di ladang minyak, ladang gas
Bumi dan juga tambang batu bara.
2. Komponen utama dalam gas alam adalah metana (CH4), yang merupakan
molekul hidrokarbon rantai terpendek dan teringan. Gas alam juga
mengandung molekul-molekul hidrokarbon yang lebih berat seperti etana
(C2H6), propana (C3H8) dan butana (C4H10), selain juga gas-gas yang
mengandung sulfur (belerang). Nitrogen, helium, karbon dioksida (CO2),
hidrogen sulfida (H2S), dan air dapat juga terkandung di dalam gas alam.
Merkuri dapat juga terkandung dalam jumlah kecil. Komposisi gas alam
bervariasi sesuai dengan sumber ladang gasnya.
3. Pembakaran satu meter kubik gas alam komersial menghasilkan 38 MJ (10.6
kWh).
4. Secara garis besar pemanfaatan gas alam dibagi atas 3 kelompok yaitu :
a. Gas alam sebagai bahan bakar, antara lain sebagai bahan bakar
Pembangkit Listrik Tenaga Gas/Uap, bahan bakar industri ringan,
menengah dan berat, bahan bakar kendaraan bermotor (BBG/NGV), dan
sebagainya.
b. Gas alam sebagai bahan baku, antara lain bahan baku pabrik pupuk,
petrokimia, metanol, bahan baku plastik, pengawet makanan, hujan
buatan, industri besi tuang, pengelasan dan bahan pemadam api ringan.
c. Gas alam sebagai komoditas energi untuk ekspor, yakni Liquefied Natural
Gas (LNG).
25
DAFTAR PUSTAKA
26