JUDUL PERCOBAAN :
ADISI / ALKALIMETRI
Disusun oleh :
Yessica Febrilia 24030116130091
Lutfi Maulana 24030116130092
Ayu Sri Wahyuni 24030116130093
Wardah Nabilah 24030116140094
Alifa Husnun Kholieqoh 24030116130095
Wardah Nabilah 24030116140094
Asisten :
Padila Riyanati 24030114120039
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
ABSTRAK
I. TUJUAN PERCOBAAN
1.1. Membuat larutan standar HCl dari HCl pekat dan larutan standar NaOH
serta pengenceran larutan dan menerapkan larutan standar dalam analisis
kuantitatif
1.2. Melakukan prosedur standarisasi larutan-larutan standar sekunder sebelum
analisis
1.3. Menentukan kadar natrium karbonat dalam sampel-sampel asetat glasial
maupun sampel cuka perdagangan
1.4. Menentukan kadar asam asetat dalam sampel asam asetat glasial maupun
sampel cuka perdagangan
1.5. Menentukaaan komposisi produk pangan atau sampel buatan yang
mengandung campuran karbonat dalam natrium hidroksida
1.6. Menentukan pilihan indikator dalam analisis campuran
(Daintith,1994)
2.6 Indikator Asam- Basa
Asam atau basa organik yang mempunyai satu waktu jika
konsentrasi hidrogen lebih tinggi dari pada suatu harga tertentu oleh
suatu warna lain jika konsentrasi itu lebih rendah. Akan digunakan
rumus umum HIn untuk indikator asam lemah untuk menggambarkan
tipe reaksi yang terlibat. Kesetimbangan untuk pengionnya
dinyatakan sebagai :
HIn H+ + In-
(Keenan,1990)
2.7 Jenis-Jenis Indikator
a. Phenolphtalein (PP)
Phenolphtalein adalah indikator dari golongan ftalein yang
banyak di gunakan dalam pelaksanaan pemeriksaan kimia.
Phenolphtalein adalah senyawa hablur putih yang mempunyai
kerangka. Indikator ini sukar larut dalam air tapi dapat bereaksi
dengan air sehingga cincinya terbuka dan membentuk asam yang
berwarna. Trayek pH 8,0 9,6. Struktur phenolphtalein adalah :
HO
OH
O
phenolphtalein
(Mulyono,1997)
b.Metil Orange
Adalah indikator asam basa dari golongan zat warna diazo,
indikator ini merupakan asam berbasa satu, netral secara kelistrikan
tetapi mempunyai mutan positif dan negatif karena itu jingga metil
adalah zwitter ion. Trayek pH 3,1 4,4.
(Mulyono, 1997)
2.8.Klasifikasi Indikator Asam-Basa
2.10.1 HCl
Sifat Fisik : Bersifat korosif, titik leleh :-14 dan titik didih : -
850C.
Sifat Kimia : Senyawa hidrogen dan khlorin, dapat mengiritasi
kulit, reaktif, dan merupakan asam kuat.
(Daintih,
1994)
2.10.2 NaOH
Sifat Fisik : Kristal berwarna putih, titik didih: 19390C dan
titik leleh:3180C.
Sifat Kimia : Menyerap air dan CO2 dari udara, larut dalam air,
alkohol.
(Daintith,1994)
2.10.3 Na2CO3
Sifat Fisik : agak higrokopis.
Sifat Kimia : Digunakan untuk standar primer, dapat dititrasi
dengan indikator PP, merupakan soda
pembersih, larut dalam air dan berbentuk bubuk
putih.
(Underwood,1986)
2.10.4 Boraks
Sifat Fisik : Natrium tetraborat dekahidrat, NaBaO7.10H2O
(BM=381,4)
Sifat Kimia : untuk pekerjaan yang sangat teliti, kristalnya
dikristal ulang, dua kali dari larutan air kemudian
dikeringkan dalam desikator dengan dengan
kelembaban relatif 70% atau diatas larutan
jenuh. Untuk titik akhir yang baik dapat di pakai
larutan asam borat di tambah NaCl sebagai
pembanding warna dengan volume, konsentrasi
serta jumlah indikator seperti yang di peroleh
dalam standarisasi.
(Mulyono,1997)
2.10.5 Indikator Metil Merah
Sifat Fisik : (CH3)2 NC6 H$NN C6H4COOH, asam para-
dimetilaminoazbenzena karbooksilat,
Sifat Kimia : Larutan 0,02% dalam etanol 60%, digunakan
sebagai indikator dengan selang pH 4,4 (Merah)
hingga 6,0 (kuning).
(Mulyono,1997)
2.10.6 Indikator Phenolftalein
Sifat Fisik : Senyawa hablur putih, titik leleh :2610C
Sifat Kimia : sukar larut dalam air, tetapi dapat berinteraksi
dengan air, larut dalam alkohol, , trayek pH:8,0-
9,8, perubahan warna dari tak berwarna menjadi
merah muda.
(Mulyono,1997)
2.10.7 Asam oksalat kristal
Sifat Fisik : (COOH)2.2H2O (BM= 126). Sangat stabil dalam
keadaan atmosfer biasa,
Sifat Kimia : harus dititrasi sebagai asam berbasa dua dengan
indikator Fenolftalein atau biru timol berdasar
reaksi :
2NaOH(aq)+(COOH)2(aq)
(COONa)2(aq)+2H2O(aq)
(Basri,1996)
2.10.8 NaHCO3
Sifat Fisik : Padatan kristal putih,
Sifat Kimia : Larut dalam air dan sedikit larut dalam etanol,
serbuk kuning pemadam api dikenal sebagai soda
kue
(Daintith,1994)
2.10.9 Aquades
Sifat Fisik : Senyawa dengan formula H2O, berbentuk cair,
tidak berwarna, tidak berbau, tidak berbasa, titik
leleh:00C, titik didih: 100oC, densitas:1 g/ml,
Sifat Kimia : Bersifat polar, dan merupakan pelarut universal.
(Basri,1996)
2.10.10 H2C2O4
Sifat Fisik : BM 90,03 g/mol, berbentuk kristal putih,
Sifat Kimia : Asam organik yang relative kuat, sebagai agen
pereduktor.
(Basri,1996)
III. METODE PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1. Neraca listrik 6. Pipet ukur
2. Labu takar 250 ml 7. Gelas arloji
3. Buret 8. Gelas beker
4. Erlenmeyer 9. Gelas ukur
5. Pipet tetes
3.1.2 Bahan
1. Na2B4O7 murni 6. Indikator metil orange
2. HCl pekat 7. Sampel garam amonium
3. Kristal H2C2O4 8. Sampel soda
4. Akuades 9. Sampel asam cuka
5. Na2CO3
0,25 g H2C2O4
Erlenmeyer
Penambahan 50 ml aquadest lalu dibagi 2
(25 mL dan 25 mL)
Penambahan 2 tetes PP
Larutan berwarna bening
Erlenmeyer
Penitrasian dengan NaOH
Pencatatan volume NaOH
Pengulangan 2 x
Hasil
3,5 g soda
Labu ukur 250 ml
Penambahan aquadest sampai tanda batas
Pengocokan hingga homogen
10 ml larutan soda
Erlenmeyer
Penambahan 2 tetes M.O
Penitrasian dengan HCl 0,1 N
Pencatatan volume HCl 0,1 N
Pengulangan 2 x
Hasil
3.1.1 Menentukan Asam Asetat Glasial
25 ml NaOH + 25 mL Na2CO3
Erlenmeyer
Pembagian larutan menjadi 2
Penambahan 2 tetes PP pada larutan
Pengenceran dengan aquadest pada larutan
Larutan berwarna merah muda
Erlenmeyer
Penitrasian dengan HCl
Pencatatan volume HCl
Hasil
3.2.6 Menentukan campuran Na2CO3 dan Na2CO3
25 ml larutan campuran
Erlenmeyer
Penetesan dengan indicator PP 2 tetes
Larutan berwarna merah muda
Erlenmeyer
Penitrasian dengan HCl
Pencatatan volume HCl
Hasil
IV. HIPOTESA
Reaksi :
Na2B4O7(aq) + 10H2O(l) + 2HCl(aq) 2NaCl(s) + 4H3BO3(aq) +
5H2O(l)
( Svehla, 1990
)
Dari percobaan ini volume HCl yang didapatkan untuk standarisasi dengan
boraks yang pertama sebanyak 14 ml sedangkan yang kedua sebanyak 14,3
ml. Hasil perhitungan diperoleh, konsentrasi HCl yang digunakan pada
titrasi yang pertama sebesar 0,187 N dan yang kedua sebesar 0,18 N. Karena
hasilnya antara titrasi yang pertama dan kedua hampir sama, maka
pengenceran HCl tidak menyimpang jauh karena kekurangtelitian
pengenceran.
5.2 Standarisasi NaOH dengan H2C2O2
Pada percobaan ini, NaOH di standarisasi dengan H2C2O2 yang
merupakan asam lemah bertujuan untuk memastikan keakuratan
konsentrasi NaOH yang nantinya akan digunakan sebagai larutan standar
yaitu larutan yang konsentrasinya sudah diketahui dan untuk menunjukkan
apakah larutan NaOH ini dapat bereaksi sempurna dengan asam lemah.
Langkah pertama pada percobaan ini adalah melarutkan 0,25 gram
asam oksalat di dalam 50 ml aquadest. Kemudian ditambahkan indikator pp
karena larutan NaOH yang akan distandarisasi bersifat basa sehingga
indikator yang digunakan adalah indikator pp, sebab range pH indikator ini
8,2 - 10,5.(Brady, 1999 ). Selanjutnya dilakukan titrasi dengan NaOH
sebagai titran dan asam oksalat sebagai titrat sampai berubah dari tidak
berwarna menjadi tepat merah muda bertujuan untuk mendapatkan larutan
yang homogen dan menghasilkan garam yang bersifat basa.
Reaksi :
2NaOH(aq) + H2C2O2(aq) Na2C2O4(aq) + 2H2O(l)
(Svehla, 1990 )
Dari titrasi pertama diperoleh volume NaOH 19,9 ml dan pada titrasi
kedua volume NaOH 20,2 ml. Kemudian dari perhitungan diperoleh
Normalitas NaOH sebesar 0,0495 N.
5.3 Menentukan Na2CO3 dalam Soda
Garam Na2CO3 yang digunakan berupa bubuk (padatan halus)
berwarna putih yang kemudian dilarutkan dengan akuades. Tujuan
dilarutkan adalah supaya larutan homogen. Setelah terlarut semua, 25 ml
larutan tersebut di titrasi dengan HCl. Reaksi :
CO3 2-(aq) + H3O +(aq) HCO3 (aq) + H2O(l)
HCO3 (aq) + H3O +(aq) H2CO3(aq) + H2O(l)
(Underwood, 1990)
Indikator yang digunakan pada percobaan ini adalah metil orange
karena produk yang terbentuk adalah asam lemah, sehingga kesetimbangan
tercapai pada pH < 7. Terjadinya titik akhir titrasi ditandai dengan terjadinya
perubahan warna dari orange ke orange pekat. Titrasi dilakukan sebanyak
dua kali yang bertujuan agar diperoleh data yang valid. Dari titrasi pertama
diperoleh data volume HCl sebesar 17,6 ml dan dari titrasi kedua diperoleh
data volume HCl sebesar 18,9 ml. Kemudian, dari data tersebut dimasukkan
ke dalam perhitungan dan diperoleh kemurnian Na2CO3 sebesar 1,22 %.
5.4 Menentukan Asam Asetat Glasial
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui kadar asam cuka
dalam cuka perdagangan. Langkah pertama adalah mengencerkan asam
cuka dengan aquadest yang bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi yang
lebih rendah. Setelah diencerkan, larutan dibagi dua untuk dilakukan titrasi
secara duplo. Titrasi dilakukan duplo untuk memperoleh data yang valid.
Titran yang digunakan adalah NaOH dan titrannya adalah larutan asam
cuka. Larutan asam cuka diberi indikator PP. Penambahan indikator PP
bertujuan untuk menentukan titik akhir titrasi yang ditandai dengan
perubahan warna larutan dari tidak berwarna menjadi merah muda.
Indikator PP tidak berwarna pada suasan asam dan berwarna merah muda
pada suasana basa. Trayek pH indikator PP adalah 8.3-10.00. (Svehla, 1990)
Perubahan struktur PP :
(Salirawati, 2007)
(Salirawati, 2007)
Pada erlenmeyer I, volume HCl yang diperoleh saat titrasi dengan indikator
PP adalah sebesar 15.5 mL. Selanjutnya, larutan hasil titrasi pertama
ditambah indikator MO. Indikator MO digunakan untuk mengindikasi titik
ekivalen pada suasana asam karena indikator MO akan memberikan
perubahan warna dari kuning menjadi merah pada suasana asam. Indikator
MO memiliki trayek pH 3.1-4.4. (Svehla, 1990)
Perubahan struktur MO :
(Salirawati, 2007)
Volume HCl yang diperoleh saat titrasi dengan indikator MO adalah sebesar
19 mL.
Selanjutnya untuk erlenmeyer kedua dilakukan titrasi dengan langkah yang
sama. Volume HCl yang diperoleh dengan indikator PP adalah 14.6 mL dan
volume HCl dengan indikator MO adalah 20.5 mL.
VII. PENUTUP
7.1 KESIMPULAN
7.1.1 Normalitas HCl hasil standarisasi dengan boraks (0,1 N) adalah 0,0452 N
7.1.2 Normalitas NaOH hasil standarisasi dengan H2C2O4 adalah 0,0495 N
7.1.3 Kadar asam asetat dalam cuka perdagangan adalah 19,23%
7.1.4 Kadar Na2CO3 dalam soda sebesar 1,22%
7.1.5 Kadar NaOH dan Na2CO3 masing-masing dalam campurannya sebesar
27,17 mg dan 189,25 mg dalam 10 mL larutan
7.2 Saran
7.2.1 Praktikan harus bisa melakukan titrasi dengan baik dan benar
7.2.2 Praktikan lebih teliti dalam mengamati terjadinya titik akhir titrasi
7.2.3 Praktikan lebih teliti dalam membaca volume titran yang habis terpakai
untuk titrasi
DAFTAR PUSTAKA
= 0,0524 N
0,0794 N
43,72mg
x 100 %
3600 mg
1,22%
Vratarata 0,1xBM
Kemurnian asam asetat x 100 %
200
= 19,23%
5. Menentukan Campuran NaOH + Na2CO3
Diketahui :
BM NaOH : 40 g mol-1
M HCl : 0,0452 N
BM Na2CO3 : 106 g mol-1
Vrata-rata HCl pada indikator PP : 15,03 mL
Vrata-rata HCl pada indikator MO : 19,75 mL
Ditanya : NaOH dan Na2CO3 ...?
Jawab :
NaOH = V PP x 0,0452 x BM NaOH
= 15,03 x 0,0452 N x 40
= 27,17 mg dalam 10 mL campuran
Praktikan 1 Praktikan 2
Praktikan 3 Praktikan 4
Praktikan 5
Mengetahui,
Asisten
Padila Riyanati
24030114120039
PRETEST
Nama : Ayu Sri Wahyuni
NIM : 24030116130093
1. Sebutkan judul, tujuan, prinsip, metode percobaan ini!
2. Apa yang dimaksud dengan titrasi?
3. Apa fungsi indikator PP dan MO?
4. Apa itu titik akhir dan titik ekuivalen?
Jawab
1. Judul: Asidi-Alkalimetri
Tujuan:
- Membuat larutan standar HCl dari HCl pekat dan larutan standar NaOH
serta pengenceran larutan dan menerapkan larutan standar dalam
analisis kuantitatif
- Melakukan prosedur standarisasi larutan-larutan standar sekunder
sebelum analisis
- Menentukan kadar natrium karbonat dalam sampel-sampel asetat glasial
maupun sampel cuka perdagangan
- Menentukan kadar asam asetat dalam sampel asam asetat glasial
maupun sampel cuka perdagangan
- Menentukaaan komposisi produk pangan atau sampel buatan yang
mengandung campuran karbonat dalam natrium hidroksida
- Menentukan pilihan indikator dalam analisis campuran
Prinsip: Reaksi netralisasi dan standarisasi larutan-larutan standar sekunder
dengan menggunakan beberapa indikator
Metode: Titrasi asam basa
2. Titrasi merupakan analisis kuantitatif yang didasarkan pada pengukuran
volume dari larutan yang telah diketahui konsentrasinya secara pasti
(larutan standart) yang berperan sebagai titran untuk mengetahui
konsentrasi dari suatu larutan yang berisi sampel sebagai titrat.
3. Indikator PP berfungsi sebagai indikator untuk mendeteksi perubahan pH
yang terjadi pada rentang 8,2 10,0 dengan memberikan perubahan warna,
dalam kondisi asam tidak berwarna dan dalam kondisi basa berwarna merah
muda.
Indikator MO berfungsi sebagai indikator untuk mendeteksi perubahan pH
yang terjadi pada rentang 3,1 4,4 dengan memberikan perubahan warna,
dalam kondisi asam berwarna merah dan dalam kondisi basa berwarna
jingga.
4. Titik akhir titrasi merupakan titik dimana terjadi perubahan warna dan titrasi
dihentikan.
Titik ekuivalen merupakan titik dimana secara stoikiometri jumlah mol titrat
sama dengan jumlah mol titran.
PRETEST P3 PRAKTIKUM ANALITIK
YESSICA FEBRILIA/2430116130091
1. Judul: asidi-alkalimetri
Tujuan:
Membuat larutan standar HCl dari HCl pekat dan larutan standar NaOH serta
pengenceran larutan dan menerapkan larutan standar dalam analisis
kuantitatif
Melakukan prosedur standarisasi larutan-larutan standar sekunder sebelum
analisis
Menentukan kadar natrium karbonat dalam sampel-sampel asetat glasial
maupun sampel cuka perdagangan
Menentukan kadar asam asetat dalam sampel asam asetat glasial maupun
sampel cuka perdagangan
Menentukaaan komposisi produk pangan atau sampel buatan yang
mengandung campuran karbonat dalam natrium hidroksida
Menentukan pilihan indikator dalam analisis campuran
Prinsip: netralisasi dan standarisasi larutan-larutan standar sekunder dengan
menggunakan beberapa indikator
Metode: metode titrasi asam basa
2. Titrasi merupakan salah satu cara untuk menentukan konsentrasi larutan suatu
zat dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan zat lain yang diketahui
konsentrasinya.
4. Titik akhir titrasi adalah titik pada saat indikator berubah warna. Perubahan
warna akan terjadi apabila zat yang dititrasi sudah mencapai PH yang sesuai atau
tertentu. Sedangkan titik ekivalen titrasi adalah titik pada saat terjadi reaksi
sempurna atau titik pada saat ditambahkan kuantitas asam atau basa yang
ekivalen.
Alifa Husnun Kholieqoh
24030116130095
PRE-TEST
1. Sebutkan judul, tujuan, prinsip, metode percobaan ini
2. Apa yang dimaksud dengan titrasi
3. Apa fungsi indikator PP dan MO
4. Apa titik akhir dan titik ekuivalen
JAWAB
1. Judul : Asidi-alkalimetri
Tujuan :
Membuat larutan standar HCl dari HCl pekat dan larutan standar NaOH
serta pengenceran larutan dan menerapkan larutan standar dalam analisis
kuantitatif
Melakukan prosedur standarisasi larutan-larutan standar sekunder sebelum
analisis
Menentukan kadar Natrium karbonat dalam sampel-sampel produk pangan
Menentukan kadar asam asetat dalam sampel asam asetat glasial maupun
sampel cuka perdagangan
Menentukan komposisi produk pangan atau sampel buatan yang
mengandung campuran karbonat dalam natrium hidroksida
Menentukan pilihan indikator dalam analisis campuran
Prinsip : Netralisasi dan standarisasi larutan-larutan standar
sekunder dengan menggunakan beberapa indikator
Metode : Titrasi asam-basa
2. Titrasi adalah salah satu analisis kuantitatif yang didasarkan pada pengukuran
volume dari larutan yang telah diketahui konsentrasinya secara pasti (larutan
standar). Dalam proses ini, perlahan-lahan titran ditambahkan ke dalam larutan
sampai titran (larutan di buret) dan titrat (larutan di erlenmeyer) bereaksi secara
sempurna secara stoikiometri.
3. Fungsi MO : Indikator asam-basa yang dapat mendeteksi titik akhir titrasi pada
pH asam yaitu pada range 3,1-4,4 (di asam berwarna: merah, basa:
kuning)
Fungsi PP : Indikator asam-basa yang dapat mendeteksi titik akhir titrasi pada
pH basa yaitu pada range 9,8-10,8 (di asam berwarna: tidak
berwarna, basa: pink keunguan)
4. Titik akhir : Titik (volume titran) dimana telah terjadi perubahan warna
indikator pada titrat akibat perubahan pH sehingga titrasi harus
dihentikan
Titik ekuivalen : Titik dimana jumlah titran dan jumlah titrat telah setara secara
stoikiometri (reaksi sempurna)
PRETEST
Wardah Nabilah
24030116140094
JAWAB
1. Judul dari percobaan ini adalah asidi-alkalimetri dengan tujuan untuk
membuat larutan standar HCl dari HCl pekat dan larutan standar NaOH
serta pengenceran larutan dan menerapkan larutan standar dalam analisis
kuantitatif, melakukan prosedur standarisasi larutan-larutan standar
sekunder sebelum analisis, menentukan kadar natrium karbonat dalam
sampel-sampel asetat glasisal maupun sampel cuka perdagangan,
menentukan kadar asam asetat dalam sampel asam asetat glasial maupun
sampel cuka perdagangan, menentukan komposisi produk pangan atau
sampel buatan yang mengandung campuran karbonat dalam natrium
hidroksida dan menentukan pilihan indikator dalam analisis campuran.
Prinsip percobaan ini adalah netralisasi dan standarisasi larutan-larutan
standar sekunder dengan menggunakan beberapa indikator. Metode yang
digunakan yaitu metode titrasi asam-basa.
2. Titrasi adalah metode analisis kimia yang dipakai dalam analisis kimia
kuantitatif untuk menentukan konsentrasi suatu larutan yang belum
diketahui konsentrasinya dengan larutan yang sudah diketahui
konsentrasinya.
3. Fungsi indikator PP adalah untuk indikasi titik akhir titrasi dalam suasana
basa yang ditandai dengan perubahan warna dari tidak berwarna menjadi
merah muda dan memiliki trayek pH 8.3-10.00.
Fungsi indikator MO adalah untuk indikasi titik akhir titrasi dalam suasana
asam yang ditandai dengan perubahan warna dari kuning menjadi merah
dan memiliki trayek pH 3.1-4.4
4. Titik akhir adalah saat dimana indikator berubah warna setelah dilakukan
titrasi. Titik ekivalen adalah angka atau volume yang menjadi tujuan utama
dalam titrasi.
PRETEST
Lutfi Maulana
24030116130092