Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan hal mutlak yang harus diperhatikan untuk kemajuan suatu bangsa.
Penyakit campak merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan
di Indonesia, Karena sering dilaporkan di beberapa daerah. Campak dan polio adalah penyakit
yang sangat potensial untuk menimbulkan wabah (Depkes RI, 2011). Campak merupakan
penyakit serius yang mudah ditularkan melalui udara. Tingkat penularan infeksi campak sangat
tinggi sehingga sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa). Pada tahun 2011 Indonesia
belum bisa terlepas dari penyakit campak, data terakhir menunjukkan penyakit campak sebanyak
11.704 kasus pada tahun 2011 (Dirjen P2PL, 2012). Penyakit campak termasuk penyakit yang
sering menyerang anak-anak, karena itu penyakit akibat virus ini sering disepelekan dan
masyarakat kita masih berpikiran kalau anak kena campak adalah hal yang biasa dan wajar
(Soedjatmiko, 2011).
Indonesia berada pada tahap reduksi dengan pengendalian dan pencegahan kejadian luar
biasa (KLB). Tingkat penularan infeksi campak sangat tinggi sehingga sering menimbulkan
KLB. Jumlah kasus campak menurun pada semua golongan umur di Indonesia terutama anak-
anak di bawah lima tahun pada tahun 1999 s/d 2001, namun setelah itu insidence rate tetap,
dengan kejadian pada kelompok umur < 1 tahun dan 1-4 tahun selalu tinggi daripada kelompok
umur lainnya. Pada umumnya- KLB yang terjadi di beberapa provinsi menunjukkan kasus
tertinggi selalu pada golongan umur 1-4 tahun (Depkes, 2006).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi campak?
2. Bagaimana cara Metodologi penyelidikan penyakit campak?
3. Bagaimana langkah-langkah surveilans penyakit campak ?
4. Bagaimana penanggulangan penyakit campak?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi campak.
2. Agar mengetahui cara Metodologi penyelidikan penyakit campak.
3. Agar mengetahui langkah-langkah surveilans penyakit campak.
4. Agar kita mengetahui penanggulangan serta pengobatan penyakit campak.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Campak


Penyakit campak dikenal juga dengan istilah morbili dalam bahasa latin
dan measles dalam bahasa inggris atau dikenal dengan sebutan gabagen (dalam bahasa Jawa)
atau kerumut (dalam bahasa Banjar) atau disebut juga rubeola (nama ilmiah).
Penyakit campak ialah penyakit berjangkit yang disebarkan oleh virus,
khususnya Paramiksovirus dari genus Morbillivirus, menyerang sistem pernafasan melalui
titisan lembapan bersin atau batuk.
Menurut Soegijanto (2008) penyakit campak adalah penyakit akut yang disebabkan oleh
virus penyakit campak yang sangat menular pada anak-anak. Penyakit ini disebabkan karena
infeksi virus campak golongan Paramyxovirus, genus Morbili. Penyakit ini cukup berbahaya
karena dapat menyebabkan komplikasi serius bahkan kematian. Kejadian mengenai penyakit
ini sangat berkaitan dengan keberhasilan program imunisasi campak.
Campak merupakan penyakit serius yang mudah ditularkan melalui udara. Tingkat
penularan infeksi campak sangat tinggi sehingga sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar
Biasa). Penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian imunisasi campak.
Penyakit ini biasanya akan sembuh dengan sendirinya dan diketahui bahwa seseorang
hanya akan terkena penyakit ini sekali seumur hidup. Sesuai dengan sifat alami penyakit
campak yang monotipik, yaitu hanya terdiri dari satu tipe saja, setelah pemberian imunisasi
campak seharusnya seorang anak akan kebal seumur hidup. Namun ada beberapa kasus
mengenai anak yang dinyatakan terkena penyakit campak oleh dokter, padahal orang tuanya
telah melakukan imunisasi campak pada anak tersebut.

2.2 Metodologi Penyelidikan Penyakit Campak


Penyelidikan KLB campak bertujuan untuk mengetahui gambaran epidemiologi KLB
berdasarkan waktu kejadian, umur dan status imunisasi penderita, sehingga dapat diketahui luas
wilayah yang terjangkit dan kelompok yang berisiko. Disamping itu juga untuk mendapatkan
faktor risiko terjadinya KLB sehingga dapat dilakukan tindak lanjut.Jika ada 1 kasus suspek
campak, yang dilaporkan dari rumah sakit, puskesmas maupun laporan masyarakat, harus
dilakukan pelacakan untuk memastikan apakah di tempat tinggal kasus, di sekolah, dan lain-
lain, ada kasus serupa.
Dalam melakukan penyelidikan epidemiologi, digunakan kuesioner pelacakan KLB campak
disertai data pendukung seperti C1 Puskesmas, data cakupan imunisasi 3 tahun terakhir, jumlah
penduduk, dan peta wilayah kerja Puskesmas Bantimurung.
Setiap penderita yang ditemukan, dilakukan teknik wawancara menggunakan format
kuesioner KLB campak. Kuesioner tersebut mencakup nama penderita, umur, jenis kelamin,
tanggal mulai sakit, tanggal mulai timbul rash, status imunisasi, dan pemberian vitamin A.
Setiap penderita yang masih mengalami rash diambil sample darahnya untuk dikirim dan
diperiksa oleh BBLK.
Cara penyelidikan yaitu dengan pengumpulan data, pengambilan sample /spesimen, analisis
data.
Kegiatan penyelidikan wabah meliputi :
1. Menetapkan Terjangkitnya Keadaan Wabah
2. Melakukan Investigasi Wabah
3. Melaksanakan Penanganan Wabah
4. Menetapkan Berakhirnya Wabah
5. Pelaporan Wabah

2.3 Surveilans Penyakit Campak


Surveilans kesehatan masyarakat adalah pengumpulan, analisis, dan analisis data secara
terus-menerus dan sistematis yang kemudian didiseminasikan (disebarluaskan) kepada pihak-
pihak yang bertanggungjawab dalam pencegahan penyakit dan masalah kesehatan lainnya
(DCP2, 2008). Surveilans memantau terus-menerus kejadian dan kecenderungan penyakit,
mendeteksi dan memprediksi outbreak pada populasi, mengamati faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian penyakit, seperti perubahan-perubahan biologis pada agen, vektor,
dan reservoir. Selanjutnya surveilans menghubungkan informasi tersebut kepada pembuat
keputusan agar dapat dilakukan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian penyakit
(Last, 2001).
A. Strategi surveilans campak meliputi :
a. Surveilans Rutin
Surveilans rutin merupakan Pengamatan Epidemiologi kasus campak yang telah
dilakukan secara rutin selama ini berdasarkan sumber data rutin yang telah ada
serta sumber data lain yang mungkin dapat dijangkau pengumpulannnya.
b. SKD dan Respon KLB Campak
Pelaksanaan SKD dan Respon KLB campak dilakukan setelah diketahui atau
adanya laporan 1 kasus pada suatu daerah serta pada daerah yang memiliki
polulas rentan lebih 5%.
c. Penyelidikan dan Penanggulangan Setiap KLB Campak
Setiap KLB harus diselidiki dan dilakukan penanggulangan secepatnya yang
meliputi pengobatan simtomatis pada kasus, pengobatan dengan antibiotika bila
terjadi komplikasi, pemberian vitamin A dosis tinggi, perbaikan gizi dan
meningkatkan cakupan imunisasi campak/ring vaksinasi (program cepat,
sweeping) pada desa-desa risiko tinggi.
B. Pemeriksaan Laboratorium pada Kondisi Tertentu
a. Pada tahap reduksi campak dengan pencegahan KLB
Pemeriksaan laboratorium dilakukan terhadap 10 -15 kasus baru pada setiap
KLB.
b. Pada tahap eliminasi/eradikasi, setiap kasus campak dilakukan pemeriksaan
laboratorium.
C. Studi Epidemiologi
Melakukan survei cepat, penelitian operasional atau operational research
(OR) sebagai tindak lanjut hasil analisis surveilans untuk melengkapi data/informasi
surveilans yang diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam perbaikan
program (corrective action).

2.4 Penanggulangan Penyakit Campak


Pada sidang WHO, tahun 1996 menyimpulkan bahwa penyakit Campak dapat
dieradikasi, karena satu-satunya pejamu/ reservoir campak hanya pada manusia serta
tersedia vaksin dengan potensi yang cukup tinggi yaitu effikasi vaksin 85% dan
diperkirakan eradikasi dapat dicapai 10 15 tahun setelah eliminasi.
World Health Organisation (WHO) mencanangkan beberapa tahapan dalam upaya
eradikasi (pemberantasan) penyakit Campak dengan tekanan strategi yang berbeda-beda
pada setiap tahap yaitu :
A. Tahap Reduksi
Tahap ini dibagi dalam 2 tahap :
a. Tahap Pengendalian Campak
Pada tahap ini ditandai dengan upaya peningkatan cakupan imunisasi
campak rutin dan upaya imunisasi tambahan di daerah dengan morbitas
campak yang tinggi. Daerah ini masih merupakan daerah endemis
campak, tetapi telah terjadi penurunan insiden dan kematian, dengan pola
epidemiologi kasus Campak menunjukkan 2 puncak setiap tahun.
b. Tahap Pencegahan KLB
Cakupan imunisasi dapat dipertahankan tinggi 80% dan merata,terjadi
penurunan tajam kasus dan kematian, insidens campak telah bergeser kepada
umur yang lebih tua, dengan interval KLB antara 4-8 tahun.
B. Tahap Eliminasi
Cakupan imunisasi sangat tinggi 95% dan daerah-daerah dengan cakupan
imunisasi rendah sudah sangat kecil jumlahnya, kasus campak sudah sangat
jarang dan KLB hampir tidak pernah terjadi. Anak-anak yang dicurigai rentan
(tidak terlindung) harus diselidiki dan diberikan imunisasi campak.
C. Tahap Eradikasi
Cakupan imunisasi sangat tinggi dan merata, serta kasus Campak sudah tidak
ditemukan.

Pada Technical Consultative Groups (TGC) Meeting di Dakka Bangladesh tahun 1999,
menetapkan bahwa reduksi campak di Indonesia berada pada tahap reduksi dengan
pencegahan Kejadian Luar Biasa (KLB). Penanggulangan KLB campak didasarkan pada
analisis dan rekomendasi hasil penyelidikan KLB campak, dilakukan sesegera mungkin agar
transmisi virus dapat dihentikan dan KLB tidak meluas serta dibatasi jumlah kasus dan
kematian.

Langkah penanggulangan meliputi :

Tata laksana kasus


Imunisasi
Imunisasi yang dilakukan pada saat KLB, yaitu:
o Imunisasi selektif, bila cakupan tinggi
Meningkatkan cakupan imunisasi rutin (upayakan 100 %) setiap balita
(Usia 6 bl 5 th) yang tidak mempunyai riwayat imunisasi campak,
diberikan imunisasi campak (di puskesmas atau posyandu hingga 1
bulan dari kasus terakhir).
o Imunisasi campak masal
Memberikan imunisasi campak secara masal kepada seluruh anak pada
golongan umur tertentu tanpa melihat status imunisasi anak tersebut. Hal
yang menjadi pertimbangan adalah cakupan imunisasinya rendah,
mobilitas tinggi, rawan gizi dan pengungi, daerah padat dan kumuh.
Penyuluhan
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Penyakit campak atau lebih dikenali sebagai demam campak ialah penyakit berjangkit yang
disebarkan oleh virus, khususnya Paramiksovirus dari genus Morbillivirus.
2. Penyakit campak ini sering menyerang anak-anak dan daerah risiko tinggi campak yaitu
daerah yang berpotensi terjadinya KLB campak, adalah daerah dengan cakupan imunisasi
rendah (< 80%), lokasi yang padat dan kumuh antara lain pengungsian, daerah rawan gizi,
daerah sulit dijangkau atau jauh dari pelayanan kesehatan, dan daerah dimana budaya
masyarakatnya tidak menerima imunisasi.Adapun cara penularan penyakit campak adalah
melalui percikan ludah (droplet) dari mulut selama masa prodormal (stadium kataral).
3. Langkah-langkah pelaksanaan surveilans campak adalah sebagai berikut:
Surveilans Rutin
Sistem Kewaspadaan Dini KLB Campak
Penyelidikan dan Penanggulangan KLB
Upaya Memperkuat Surveilans
4. Langkah penanggulangan campak meliputi :
Tata laksana kasus
Imunisasi
Penyuluhan

3.2 Saran

Kita harus menerapkan pola hidup sehat, utamanya untuk anak dan balita perlu
mendapatkan asupan gizi yang cukup sehingga status gizi anak pun menjadi lebih baik. Selalu
menjaga kebersihan dengan selalu mencuci tangan anak sebelum makan.

Jika anak belum waktunya menerima imunisasi campak, atau karena hal tertentu dokter
menunda pemberian imunisasi campak (MMR), sebaiknya anak tidak berdekatan dengan anak
lain atau orang lain yang sedang demam dan jika sudah terkena penyakit ini sebaiknya
secepatnya berobat dan jika dalam kondisi yang lebih akut sebaiknya perlu dirujuk ke rumah
sakit. Untuk para orangtua jangan mengabaikan vaksinasi untuk anak karena anak atau balita
yang tidak mendapat imunisasi campak memiliki resiko 5 kali lebih besar untuk terkena penyakit
campak dibanding dengan anak atau balita yang mendapat imunisasi.

Petugas Kesehatan dan pemerintah desa beserta tokoh masyarakat terus melakukan
pengamatan perkembangan kasus dan memberikan laporan perkembangan secara rutin ke tingkat
lebih atas sampai periode KLB berhenti. Petugas imunisasi puskesmas harus melakukan sweping
imunisasi campak tiap bulannya agar semua anak mendapatkan kekebalan terhadap virus
campak.Melakukan koordinasi lintas program terkait Khususnya program promkes dan Kesga.
Koordinasi lintas sector terutama mengenai penggalakan posyandu.
Daftar pustaka

1. http://www.sumbarsehat.com/2014/04/penyelidikan-epidemiologi-
penyakit.html (Diposkan 2nd April 2014 oleh sumbarsehat)
2. https://burangasitamaymo.wordpress.com/2015/06/25/makalah-penyakit-campak/
(Posted on 25 Juni 2015)
3. http://condetfalss.blogspot.co.id/2015/04/tugas-penyelidikan-epidemiologi-
kasus.html (Diposkan oleh inche nahak di 04.17 Senin, 06 April 2015)
4. http://rizaldinkesbuol.blogspot.co.id/2011/07/laporan-hasil-penyidikan-klb-campak-
di.html (Diposkan Rabu, 20 Juli 2011 di 18.04.00)
5. https://andryjufri.wordpress.com/2014/02/06/campak/ ( Diposkan oleh aalmunawy, 02
Juni 2016)

Anda mungkin juga menyukai