Pneumonia adalah peradangan parenkim paru ( Whaley and Wong 1987, Ahmad
Rahmadi 1987)
Bayi dan anak-anak lebih rentan terhadap penyakit ini karena respon imunitas
mereka masih belum berkembang dengan baik.
1. Pneumonia primer
2. Pneumonia Sekunder
Tanda : demam sianosis, perkusi pekak pada basal paru, krepitasi basal paru
bilateral, tanda-tanda konsolidasi sering kali tidak ada.
1
B. Berdasarkan Etiologi
1. Pneumonia Virus
Manifestasi klinik
Pneumonia virus diawali oleh gejala gangguan saluran nafas seperti rhinitis dan
batuk Gejala : batuk, sakit kepla, sakit pada otot-otot, demam (relative tidak tinggi
dibandingkan dengan infeksi bakteri ), ronchi, retraksi dada dan pernafasan
cuping hidung (pada anak dan bayi),
Pemeriksaan diagnosis
Hasil ronthen ditandai adanya infiltrasi difus terutama pada daerah perihipus,
pada beberapa penderita dapat ditemukan infiltrasi lobus bersifat sememtara dan
dapat terjadi efusi. Leukodsitosis (dibawah 20.000 / m3, trombosit kadang-kadang
menurun.
2. Mikoplasma Pneumania
3. Pneumonia Bakteri
a. Pneumonia Pneumococccus
Epidemiologi
Lebih banyak menyebabkan pneumonia lobaris, kejadiannnya lebih sering pada
akhir musim dingin dan awal musim semi,
Pathologi
Biasanya lobar dan dapat menjadi lobular. Kasus-kasus yang tidak mendapatkan
pengobatan akan melewati tahap yaitu :
2
- Resolution ((7 sampai 11 hari)
Eksudat mengalami lisis dan diabsorbsi oleh makrofag sehingga jaringan
kembali pada struktur semula.
Manifestasi klinik
Nafsu makan berkurang dan rewel (pada bayi), demam tinggi, menggigil,nyeri
dada, tachipnea, sputum berwarna seperti karat, sakit karena adanya pleuritis,
konvulsi gelisah, kadang-kadang disertai delirium.
b. Pneumonia Staphilococcus
Patologi
Terjadi abses terlokalisasi pada anak yang lebih tua dan difus pada bayi.
Eksotoksin menyebabkan nekrosis dan pengelupasn mukosa bronchial.
Pembentukan peri bronchial abses.
Pembentukan pneumotocele.
Manifestasi Klinik
Demam, tidak bergairah, anoreksia,batuk, , retraksi subcostal dan sternal ( pada
bayi dan anak ),. Dapat terjadi komplikasi seperti pneumothorax, empyema,
septicemia, dll.
c. Pneumonia Streptococcus.
Epidemiologi
Kejadian lebih sedikit dibandingkan dengan infeksi bakteri lainnya.
Biasanya terjadi akibat komplikasi influenza atau measles.
Patologi
Interstitial bronchopneumonia
Perjalan melalui limpatic meskipun biasanya menyerang lobular, area konsolidasi
dapat bersatu dalam satu lobus
Manifestasi klinik
Gejala hamper sama dengan pneumonia pneumococcus, menggigil,jadi respirasi
syndrome distress. Kadang kadang hanya timbul gejala yang ringan.
3
5. Pneumonia Aspirasi
Sumber buku :
4
PNEUMONIA
DISUSUN OLEH :
1. M. FARHAN
2. DWI. H
3. NUNG. R