Anda di halaman 1dari 12

Perancangan Kamar Mesin II

BAB II
PERHITUNGAN TAHANAN, DAYA, DAN
PEMILIHAN MOTOR INDUK PADA
KM. BUCHO SAMUDERA

I. PERHITUNGAN TAHANAN KAPAL (Metode Guldhamer-Harvarld)


1. DATA KAPAL:
1. Nama : BUCHO SAMUDERA
2. Tipe : General Cargo
3. Dimensi Utama :
LOA : 123,101 meter
LWL : 117,209 meter
LPP : 112,701 meter
B : 16,789 meter
H : 10,035 meter
T : 7,860 meter
CB : 0,722
VS : 13 knot

4. Rute Pelayaran : Jakarta Singapura Port of Kaohsiung (Taiwan)


5. Radius Pelayaran : 772 + 1125 = 1897 mil laut
6. Lama Pelayaran : 2 hari 14 jam + 3 hari 20 jam = 6 hari 10 jam

2. Menentukan CB dan Menghitung Volume Displacement


Dari data ukuran utama dan harga Cm yang telah diketahui, maka dapat
ditentukan volume displacement sebagai berikut :
= Lwl x B x T x Cb
= 117,209 x 16,789 x 7,860 x 0,722
= 11.167,23 m3
- Displacement kapal :
= . = 10,737 x 1,025 = 11.005,4 ton

KM. Bucho Samudera II - 1


Perancangan Kamar Mesin II
3. Length Displacement Ratio
L/1/3 = 117,209 / (11.005,4)1/3
= 3,55
4. Menentukan Harga Bilangan Froude (Fn) dan Angka Reynolds (Rn)
Dari data ukuran utama kapal dan besarnya g atau percepatan gravitasi
standar maka dapat ditentukan besarnya harga bilangan Froude
Vs = 13 knot
= 6,68778 m / detik
(1 mill = 1,852 meter)
(1 knot = 0.51444 m/s)
g = Percepatan gravitasi standar = 9,81 m / detik2
Fn = Vs / ( g x Lwl )
= 6,68778 / ( 9,8 x 117,209 )
= 0.19733
5. Menentukan Harga Bilangan Reynold
Untuk viskositas kinematik () air laut pada temperatur 20oC = 0,919 x 10-6
m2/s
Sehingga bilangan Reynolds :
= 1,8831 x 10-5 m2/ s
Rn = (Vs x Lwl)/
= (6,68778 x 117,209) / 1,18831 x 10-6
= 6,59 x 108
6. Breadth Draught Ratio
B / T = 16,789 / 7,860 = 2.136 m
7. Menghitung Luas Permukaan Basah Badan Kapal (S) :
Luas Permukaan Basah atau S dapat dihitung dari rumus seperti pada
berikut ini :
S = 1,025 x LWL x [(Cb x B) + (1,7 x T)]
= 1,025 x 117,209 x [ ( 0,722 x 16,789) + (1,7 x 7,860) ]
= 3061,587 m2
Luas Lambung total = 1,025 x LOA x [(Cb x B) + (1,7 x H)]
= 1,025 x 123,101 x [(0,722 x 16,789) + (1,7 x 10,035)]
= 3682,035 m2
KM. Bucho Samudera II - 2
Perancangan Kamar Mesin II
Luas Lambung yang tidak tercelup air = Lambung Total Permukaan Basah
= 3682,035 3061,589
= 620,446 m2
Luas Bangunan Atas = Luas Poop Deck + Luas Boat Deck + Luas
Navigation Deck
= 253,4 + 120.65 + 101 + 7,5
= 482.55 m2
Luas Badan Kapal diatas Permukaan sarat = 620,446 + 482,55
= 1102.996 m2

8. Koreksi CR Karena Adanya Penyimpangan LCB dari Standar


Diambil dari ref. Resistance and Propulsion of Ship, Harvalds :
1. Menentukan LCB Dari tabel Perhitungan :
LCB menurut tabel perhitungan adalah harga LCB yang didasarkan pada
tabel perhitungan antara luas penampang dengan lengan momen terhadap
bagian midship kapal dengan metode perhitungan simpson.
LCB = 1,087 m ( dari perhitungan lines plan )
2. Menentukan LCB dari diagram NSP :
Dari perpotongan antara garis horizontal yang dibentuk dari harga Vs / V .
Ld dengan kurva b pada diagram NSP. Selanjutnya titik perpotongan ini
diproyeksikan kelajur persentase letak LCB dari L displ :
Dari diagram NSP diperoleh Persentase LCB = 1,0 %
LCB dari midship = 1,115 maka kearah haluan atau depan kapal.
Koreksi % selisih LCB dan selisih antara LCB yang diperoleh dari tabel
perhitungan dengan LCB yang diperoleh dari pembacan pada diagram
NSP :
% dLCB = [ (LCB tabel LCB NSP ) / LCB NSP ] x 100 %
= [ (1,087 1,115 ) / 1,115 ] x 100 %
= 0,025 %
Ternyata Persentase hasil koreksi memenuhi syarat , yaitu < 0,1 %
sehingga selisih LCB = 0,025 % x 112,701
= 0,0282 m

KM. Bucho Samudera II - 3


Perancangan Kamar Mesin II
Dalam hal ini LCB berada didepan LCB standart sehingga koreksi
menggunakan rumus berikut :
103CR = 103CRstandart + [ d (103CR) / d (LCB) x d(LCB)
Dengan Interpolasi diagram grafik 5.5.16. Tahanan dan Propulsi (Harvald)
diperoleh :
D(103CR) / d (LCB) = 0,046
Sehingga :
103CR = 1,00 + 0,046 x 0,0282
= 1,0013

Pada perhitungan untuk mencari tahanan kapal dipakai data-data ukuran


utama kapal, rumus rumus perhitungan tabel dan diagram metode yang
digunakan adalah metode Guldhammer Harvald.

9. Mencari Koefesien Tahanan Gesek (CF) :


Koefesien tahanan gesek dedapat dengan rumus ITTC 1957 :
CF = 0,075/(log Rn - 2)2
= 0,075/(log 6,69 x 108 - 2)2
= 1,61 x 10-3

10. Menentukan Tahanan Sisa


Dari buku SV Aa. Harvald (Gb 5.5.8) untuk Fn = 0,2 ; C b = 0,722 dan
untuk L/1/3 = 5,269 interpolasi dari :
-
Gb 5.5.7. untuk L/1/3 = 5,0 CR = 0,82 . 10-3
-
Gb 5.5.8. untuk L/1/3 = 5,5 CR = 0,0851 . 10-3
Interpolasi untuk L/1/3 5,269
CR = 0,082.10-3 = [ (5,269 5) / (5,5 5)] x [ 0,0851.10-3 0,0851 . 10-3]
= 8,367 . 10 3

11. Koreksi CR Karena Adanya Anggota Badan Kapal


Dalam hal ini, yang perlu dikoreksi adalah karena adanya boss baling -
baling, sehingga CR dinaikkan 3 - 5%, diambil 4% saja.
CR = (1 + 4%) x 1,013 x 10-3

KM. Bucho Samudera II - 4


Perancangan Kamar Mesin II
= 1,1054 x 10-3

KM. Bucho Samudera II - 5


Perancangan Kamar Mesin II
12. Mencari CF dari Diagram
Dari gambar 5.5.14. buku Tahanan dan Propulsi Kapal, S.a. Harvald
halaman 119 untuk kecepatan kapal 6,78 m/dt didapat :
103CF = 1,620
CF = 1,620 .10 3 (pada suhu air laut 15 C)
Un1tuk perairan didaerah Asia Tenggara maka besarnya suhu air laut adalah
20C sehingga :
CF = CF[1 + 0,0043 ( 15 T )]
= 1,620.10-3 x [1 + 0,043 x (15- 20 ]
= 1,5851 . 10-3

13. Koefisien Tahanan Tambahan


Karena adanya tahanan tambahan untuk korelasi model kapal, sehingga
koefisien penambahan tahanan atau CA untuk L = 112,701 m ini
menggunakan 102CA = 0,368 yaitu dari interpolasi dari tabel berikut :
LWL CA
100 m 0,4 x 10-3
150 m 0,2 x 10-3
200 m 0
250 m -0,2 x 10-3
maka diperoleh harga CA = 0,368 x 10-3

14. Koreksi CF untuk Anggota Badan Kapal


Koefisien Tahanan Kemudi
Besarnya koefisien tahanan kemudi menurut (Harvald. 5.5.27 hal 132) adalah
sebagai berikut :
103 CAS = 0,04
CAS = 0,04 x 10-3
Tahanan Udara
Untuk kapal barang umum, besarnya tahanan udara adalah sebagai berikut
103 CAA = 0,07 x 10-3
CAA = 0,07 .10-3
Koefisien Tahanan Total Kapal Dalam Air
KM. Bucho Samudera II - 6
Perancangan Kamar Mesin II
Koefisien tahanan total kapal atau CT dapat ditentukan dengan menjumlahkan
seluruh koefisien - koefisien tahanan kapal yang ada
CT = CR + CF + CA + CAA + CAS
= [(1,1054 x 10-3 + 1,5851 . 10-3 + 0,368 x10-3 + 0,07 .10-3 + 0,04 .10-3)]
= 3.169 x 10-3

15. TAHANAN TOTAL KAPAL


Dari data diperoleh
a. Massa jenis air laut
air laut : 1025 kg/m3
udara : 1.025 kg/m3
b. Luas permukaan basah kapal {S}
S = 3061,587 m2
c. Kecepatan dinas Kapal :
Vs = 13 knot = 6,6872 m/detik
(1 knot = 0.51444 m/s)

a) Tahanan Kapal Pada Bagian Kapal Yang Tercelup Didalam Air


(Carena)

RT = CT x 1/2 x air laut x Vs2 x S


= 3.169 x 10-3 x 1/2 x 1025 x (6,68778)2 x 3061,587
= 222,395.85 N
b) Tahanan Udara

RT = CAA x 1/2 x udara x Vs2 x S


= 0,1 .10-3 x 1/2 x 1,025 x (6,68778)2 x 1102.996
= 2528.318 N
c) Tahanan Total
RT = RT + RT
= 222,395.85 + 2528.318
= 224.924,2 N

KM. Bucho Samudera II - 7


Perancangan Kamar Mesin II
16. Kondisi Pelayaran Dinas
Karena dari perencanaan telah ditentukan bahwa rute pelayaran adala
Surabaya Singapura Kaohsiung (Taiwan) sejauh 1897 mil laut. Dari
kondisi jalur pelayaran Asia Timur yaitu sebesar 15 20 % dalam
perencanaan ini sehingga :
RT (dinas) = RT + 20% RT
= 224.924,2 + ( 20% x 224.924,2)
= 269,909.04 N
17. Perhitungan Daya Efektif Kapal
EHP = (RTdinas / 1000) x Vs
= (269,909.04 / 1000 ) x 6,68778
= 1805,092 KW (1 KW = 1.3410 HP)
= 2420,629 HP

II. PERHITUNGAN DAYA MOTOR PENGGERAK UTAMA


1. Perhitungan Efisiensi Propulsif
1. Efisiensi Relatif Rotatif
Harga hrr atau efisiensi relatif rotatif untuk kapal dengan propeler tipe
single crew adalah berkisar antara 1,02 sampai 1,05. Pada perencanaan propeler
dan tabung poros propeler ini diambil harga hrr sebesar 1,04.
Sehingga
hrr = 1,04
2. Efisiensi Propeler
Efisiensi propeler atau hP di sini merupakan harga efisiensi propeler yang
terpasang di bagian buritan kapal. Melalui perencanaan propeler dan tabung poros
propeler ini di asumsikan sebesar hP = 0,65 sehingga didapat perhitungan =0,65.
Efesiensi Lambung (hH)
3. Perhitungan Wake Friction :
(Ir. Suryo.W.Adji M.Sc, Engine Propeller Machine hal 9)
w = 0,5 x Cb - 0,005
= 0,5 x 0,722 - 0,005
= 0,311
KM. Bucho Samudera II - 8
Perancangan Kamar Mesin II
4. Perhitungan Speed Advance.
Va = (1 w) x Vs
= (1 0,311) x 6,68778
= 4.60788 m/s
5. Perhitungan Deduction Factor
t =kxw
(k = 0,7 sampai 0,9 ) diambil k = 0,8
t = 0,8 x 0,311
= 0,2488
6. Efisiensi Lambung
hH = (1-t)/(1-w)
= (1 - 0,2488) / (1 - 0,311)
= 1,0903
7. Koefisien propulsif
Koefisien Propulsif atau PC merupakan harga koefisien yang
diperoleh dari perkalian antara efisiensi lambung, efisiensi relatif
rotatif, dan efisiensi propeler.
PC = hH.hrr.hP
= 1,0903 x 1,04 x 0,65
= 0,7461

2. Perhitungan Daya Dorong (THP) :


THP = EHP / hH
= 2420.629 / 1,0903
= 2220.15 HP

3. Perhitungan daya Pada Tabung Poros Buritan Baling Baling


Daya pada tabung poros baling baling PD dihitung dari perbandingan
antara daya efektif PE dengan koefisien propulsif PC
PD = PE / PC
= 2420,629 / 0,7461
= 3244,376 HP

KM. Bucho Samudera II - 9


Perancangan Kamar Mesin II
4. Perhitungan Daya pada Poros Baling - Baling (SHP) :
Di sini kapal memiliki kamar mesin di bagian belakang, dengan loss 2%1.
Sehingga harga efisiensi bantalan dan tabung baling - baling atau hShB = 0,98.
SHP = DHP / hShB
= 3244,376 / 0,98
= 3310,588 HP

5. Daya Penggerak Utama Yang Diperlukan Pada Kondisi Pelayaran Dinas.


Dari kondisi karakteristik daerah pelayaran dinas kapal ini maka diambil
harga tambahan untuk jalur pelayaran pasific yaitu sebesar 15 - 30% dalam
perencanaan ini diambil sebesar 20%. Sehingga :
BHP = DHP + Sea margin
= 3244,376 + 20% (3244,376)
= 3.893,2512 HP (Daya pada daerah pelayaran)
BHP (SCR) : Service Continuous Rating :
hG Single Reduction Gears = 0,98.
BHP(SCR) = PB / hG . PB
= 3.893,2512 / 0,98 . 0,99
= 4012.834 HP

6. Perhitungan Daya Penggerak Utama yang Diperlukan


Besarnya daya motor penggerak utama atau motor induk ini adalah daya
keluaran pada pelayaran normal atau SCR, dimana besarnya adalah 85 % dari
daya keluaran pada kondisi maksimum atau MCR. Sedangkan daya keluaran pada
kondisi maksimum atau MCR dari motor induk ini adalah :
BHP(MCR) = BHP(SCR) / 0,85
= 4012.834 / 0,85
= 4720.981 HP

1
PRINCIPLE OF NAVAL ARCHITECTURE
KM. Bucho Samudera II -10
Perancangan Kamar Mesin II
III. PEMILIHAN MOTOR PENGGERAK UTAMA
Dari data mengenai karakteristik putaran kerja dan daya pada kondisi
MCR dapat ditentukan spesifikasi motor penggerak utama atau main engine dari
kapal ini. Sehingga dari data ini, dapat ditentukan tipe - tipe motor penggerak
yang akan dipakai.
Setelah melihat salah satu spesifikasi dari salah satu merek motor yaitu
MAN B&W, maka dapat dipilih dan diambil salah satu tipe yang sesuai dengan
kondisi kerja pada daya tersebut.
Adapun data-data utama motor induk ini antara lain :

MARINE ENGINE :
Merek : MAN B&W
Model : L 32/42
Jenis : Motor Diesel 4 Langkah
Jumlah Silinder : 8 in Line
Max. Power Engine : 4800 HP / 3520 KW
Cyilinder B o r e : 320 mm
Piston Stroke : 400 mm
Putaran : 750 rpm (50 HZ)
Putaran Propeller :185 Rpm
Mean Efective
Presure : 21,1 bar
Mean Piston Speed : 10 m/s
Fuel Consumption : See Technical Data
Lube Oil Consumption : See Technical Data
Approx Overal Dimension
Length : 5413 mm
Width : 1590 mm
Height : 3886 mm
Weight : 31 Tons

KM. Bucho Samudera II - 11


Perancangan Kamar Mesin II
Gear Box
Ratio Gear Box : 1 : 4,054
Merek : MAN B&W
Model : 48KV8
Standart Gear Ratio : 2,85 ; 3,17 ; 3,55 ; 4,054
Panjang : 716 mm
Lebar : 680 mm
Tinggi : 822 mm
Putaran : Counter Clock Wise (ccw)

KM. Bucho Samudera II -12

Anda mungkin juga menyukai