Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

KANDUNGAN HEMATOKRIT

Untuk memenuhi tugas:


Fisiologi Hewan Air

Disusun Oleh:
Cholifah 230110060150
Niken Astriani 230110060151
M. Reza Garnida 230110060155
Riono R 230110060164
Sandy Baytu T 230110060180
Septi Oktriani 230211070001

Kelompok 10
Kelas: B

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2007
Kata Pengantar

Assalamualaikum WR.WB,
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan
rahmat dan karunia Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan laporan hasil
praktikum tentang Kandungan Hematokrit.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran demi
memperbaiki dan menyempurnakan laporan praktikum ini.
Dengan telah selesainya laporan ini, kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada orang-orang yang ikut serta dalam memberikan masukan-masukan
dan membimbing kami selama praktikum.
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas kebaikan yang telah diberikan
dan semoga laporan ini bermanfaat.

Bandung, 10 Desember 2007

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................3
1.1 Latar Belakang ..............................................................................3
1.2 Tujuan Praktikum...........................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................5
BAB III BAHAN dan METODE.......................................................................10
2.1 Waktu dan Tempat.........................................................................10
2.2 Alat dan Bahan ..............................................................................10
2.2 Prosedur Kerja................................................................................11
BAB IV HASIL PENGAMATAN.....................................................................13
BAB V KESIMPULAN ..................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................16

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam proses kehidupan organisme, diperlukan makanan dan oksigen untuk
melakukan metabolisme di seluruh tubuhnya. Berbagai proses metabolisme
menghasilkan sisa (sampah) yang harus dikeluarkan tubuh. Peredaran materi, baik
berupa bahan bahan yang diperlukan tubuh seperti oksigen maupun hasil
metabolisme dan sisa sisanya dilakukan oleh sistem peredaran darah.
Sistem peredaran darah semua hewan vertebrata mempunyai pola umum
yang sama, namun tiap tiap kelompok mempeunyai peredaran darah tertentu yang
mempunyai anotomi organ peredaran darah. Darah pada ikan mempunyai dua
komponen utama yaitu sel sel darah dan plasma darah. Darah dalam tubuh
memiliki fungsi sebagai pengangkut bagi berbagai macam senyawa dan zat zat
yang diperlukan tubuh, mengatur jaringan tubuh, alat pertahanan tubuh terhadam
ancaman dari luar dan menjaga kestabilan suhu.
Eritrosit merupakan salah satu sel darah yang sangat berperan dalam proses
pengangkutan materi materi di dalam tubuh. Eritrosit mengandung hemoglobin
yang memungkinkannya mampu mengangkut oksigen lebih banyak dari pada
oksigen tersebut bergerak sendiri dalam plasma darah. Hemoglobin juga
menyebabkan warna merah pada darah, sehingga eritrosit disebut dengan sel darah
merah.
Melalui sel darah, suatu organisme dapat pula diketahui sampai mana
organisme tersebut mengalami pencemaran, baik itu dari media hidupnya dimana
kualitas air tidak memenuhi syarat. Untuk mengetahui lebih lanjut dapat kita lihat
dari presentase hematokrit yang terkandung dalam darah.

3
1.2 Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui nilai hematokrit pada ikan atau
persentase sel darah merah pada ikan, yaitu ikan yang tidak memiliki alat bantu
pernafasan (ikan mas, Ciprinus carpio L.)dan ikan dengan alata bantu pernafasan
(ikan Lele, Clarias gariepenus).

4
BABII
TINJAUAN PUSTAKA

Darah adalah suatu fluida (yang dinamakan plasma) tempat beberapa bahan
terlarut dan tempat erythrocyte, leucocyte dan beberapa bahan lain yang
tersuspensi. Sistem peredaran darah terdiri dari jantung (yang merupakan pusat
pemompaan darah), arteri (pembuluh darah dari jantung), kapiler (yang
menghubungkan arteri dengan vena) dan vena (pembuluh darah yang menuju
jantung). Sistem peredaran darah pada ikan disebut sistem peredaran darah tunggal.
Yang dimaksud dengan peredaran darah tunggal adalah dimana darah hanya satu
kali saja melewati jantung. Darah yang terkumpul dari seluruh tubuh masuk ke
atrium. Pada saat jantung mengendur, darah mengalir pada sebuah katup kedalam
ventrikel yang berdinding tebal. Kontraksi dari ventrikel ini sangat kuat sehingga
menyebabkan darah keluar menuju jaringan kapiler insang lalu dari insang darah
mengalir ke jaringan kapiler lain dalam tubuh. Pertukaran zat-zat pun terjadi pada
saat pengaliran darah ini.
Darah berfungsi mengedarkan suplai makanan kepada sel-sel tubuh,
membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh, membawa hormon dan enzim ke
organ yang memerlukan. Pertukaran oksigen terjadi dari air dengan karbondioksida
terjadi pada bagian semipermeabel yaitu pembuluh darah yang terdapat di daerah
insang. Selain itu di daerah insang terjadi pengeluaran kotoran yang bernitrogen.
Melalui sel darah, suatu organisme dapat pula diketahui sampai mana
organisme tersebut mengalami pencemaran, baik itu dari media hidupnya dimana
kualitas air tidak memenuhi syarat. Untuk mengetahui lebih lanjut dapat kita lihat
dari presentase hematokrit yang terkandung dalam darah.

KOMPISISI DARAH
Darah mempunyai suatu komposisi yang terdiri dari dua komponen utama,
yaitu sel darah dan plasma darah yang mengandung bahan-bahan penyusunnya.

5
Komposisi terbesar yang terkandung dalam darah adalah air sebagai media
yang memfasilitasi sejumlah factor yang tak terdispensasi dalam pembentukan
darah. Satu millimeter kubik darah ikan mengandung sekitar 5 juta corpuscle
berwarna merah yang disebut leukosit dan 200.000 hingga 300.000 platelet yang
disebut trombosit. Komponen lain adalah garam mineral dan substansi organic
terlarut.
Sel darah merah berbentuk seperti piringan membulat, cekung pada dua
sisinya dan diameternya mendekati sekitar 1 per 7.500 milimeter. Komponen
terpenting dalam sel darah merah kebiruan dan memiliki kemampuan unuk
mengikat oksigen dan mengangkut oksigen tersebut mulai dari insang keseluruh
jaringan tubuh dan melepaskan oksigen dalam jaringan pembuluh kapiler.
Hemoglobin yang mengikat oksigen atau oksihemoglobin inilah yang
menyebabkan eritrosit berwarna merah cerah.
Sel darah putih memiliki dua tipe yaitu granular yang memiliki inti
berkeping banyak dan nogranular yang memiliki inti membulat. Leukosit granular
terdiri atas netrofil merupakan sel yang bersifat menyerang dan menghancurkan
bakteri eosnofil yang merupakan sel yang mampu meningkatkan ketanggapan
terhadap timbulnya infeksi dan alergi, dan basofil yang menghasilkan antikoagulan
heparin dan substansi histamine.Netrofil merupakan sel darah putih yang relative
banyak jumlahnya dibandingkan dengan sel lainnya dan bertambah bila terjadi
infeksi.
Leukosit nongranular terdiri atas monosit dan limfosit. Limfosit merupakan
sel darah yang memiliki inti relative besar dan sitoplasma kecil. Limfosit jumlahnya
terbesar kedua setelah netrofil dan ukurannya kurang lebih sebesar sel darah merah.
Bagian sel darah putih yang berhubungan dengan respon kekebalan dan
menghasilkan antibody adalah limfosit. Fungsi limfosit dalam system pertahanan
tubuh yaitu membentuk anibodi apabila ada protein lain yang masuk kedalam
tubuh.
Leukosit mengandung enzim yang dapat merombak protein bakteri dan sisa-
sisa sel yang mati. Jika pembentukannya terhambat maka daya tahan tubuh ikan

6
akan menurun. Hambatan ini akan dapat terjadi karena adanya factor lingkungan
yang tidak sesuai misalnya suhu, salinitas, kadar oksigen dan sebagainya.
Trombosit merupakan platelet darah yang sangat kecil ukurannya (kira-kira
berdiameter sepertiga diameter sel darah merah), tidak memiliki inti dan bentuknya
bulat. Trombosit melekat pada dinding pembuluh darah yang terluka dan kemudian
menutup daerah yang rusak di dinding vaskuler. Ketika trombosit pecah, agn
pengkoagulasi membentuk tromboplastin yang membantu membentuk jarring-
jaring sel sebagai upaya pertama dalam proses penyembuhan.
Satu dari sekian kemampuan darah adalah kemampuan untuk menggumpal
(terkoagulasi) ketika dikeluarkan dari tubuh. Dalam tubuh, gumpalan terjadi
merespon jaringan yang terluka seperti otot teriris, atau terluka. Dalam pembuluh
darah, darah tetap dalam kondisi cair, sesaat setelah keluar, darah menjadi kental
dan berglatin serta berubah menjadi rekatan seperti agar-agar.
Plasma darah merupakan cairan darah yang umumnya terdiri dari :
Air mencakup 91-92%.
Protein, sekitar 8-9% yang terdiri dari serum albumin, serum
globulin, dan fribinogen.
Garam anorganik dalam bentuk ion sekitar 0,9% seperti :
Anion : Cl- , CO32- , HCO3- , SO42- , PO4- , I- .
Kation : Na+ , K+ , Ca2+ , Mg2+ , Fe3+ .
Substansi organik bukan protein, terdiri dari : Non protein Nitrogen,
misalnya lipid, karbohidrat, glukosa, garam ammonium, urea, asam
urat, dan lain-lain.
Gas terlarut dalam plasma.
Berbagai substansi lain seperti hormon, enzim, dan anti toksin. Sel
darah ikan memiliki inti yang menonjol dengan jumlah 2 juta mm3
dan memiliki ukuran yang cukup konsisten yaitu umumnya sekitar
12 x 3 mikron dan memiliki sitoplasma yang kecil.
STRUKTUR DARAH
Menurut strukturnya, sel darah terdiri dari :
Membran sel yang merupakan dinding sel.

7
Bahan yang menyerupai spong yang disebut stroma.
Hemoglobin yang menempati ruang kosong pada stroma.

HEMATOKRIT
Hematokrit menunjukkan persen sel darah merah dari sejumlah darah. Bila
dikatak
an hematokrit 40 (40%) berarti darah terdiri dari 40% sel darah merah dan 60%
plasma dan sel darah putih. Nilai normal hematokrit tergantung pada jenis kelamin.
Ada 3 metode untuk menentukan nilai hematokrit, yaitu :
a. Darah dimasukkan ke dalam tabung Winstrobe yang mempunyai skala,
kemudian diputar dengan kecepatan 3000 putaran per menit selama
setengah jam (sebelum dimasukkan ke dalam tabung darah diberi
antikoagulan terlebih dahulu.
b. Mikrohematokrit, pada metode ini digunakan tabung kapiler khusus, alat
pemutar dan papan skala untuk menentukan % volume sel darah merah.
Kecepatan pemutaran adalah 11000 rpm selama 4 menit.
c. Hematokrit dapat dilakukan secara elektronik. Pada metode ini
menggunakan alat darah yang mampu meneruskan aliran, sedangkan sel
darah merah bersifat menghambat aliran listrik darah yang telah dicampur
dengan antikoagulan dihisap pada tabung khusus dan diselipkan pada alat
baca. Dengan hanya menekan tombol, nilai hematokrit dapat dibaca pada
galvanometer.

IKAN MAS (Cyprinus carpio)


Ikan Mas (Cyprinus carpio) merupakan salah satu jenis ikan air tawar.
Menurut sejarahnya ikan mas berasal dari daratan Cina dan Rusia. Adapun
klasifikasi ikan mas menurut Lagler (1997) dalam Ichtyologi adalah :
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Sub Kelas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi

8
Sub Ordo : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Species : Cyprinus carpio
Ikan mempunyai bentuk badan yang compressed atau bentuk badan agak
memanjang pipih ke samping, mulut (bibir) berada di ujung tengah (terminal), dapat
disembulkan, dan lunak (elastis). Mempunyai dua pasang kumis (barbel).
Penyebaran ikan mas terutama di daerah tropis dengan ketinggian 150 600 m di
atas permukaan laut.

IKAN LELE (Clarias gariepinus)


Klasifikasi ikan lele (Catfish) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Sub phylum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Sub Kelas : Telestoi
Ordo : Ostariophysi
Family : Clariidae
Genus : Clarias
Species : Clarias gariepinus

BAB III

9
BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat


Waktu kegiatan praktikum fisiologi penentuan nilai hematokrit pada ikan
dilakukan dalam dua tahap :
o Tanggal 27 November 2007, penentuan nilai hematokrit ikan mas (Cyprinus
Carpio)
o Tanggal 4 Desember 2007, penentuan nilai hematokrit ikan lele (Clarias
gariepenus)
Tempat pelaksanaan praktikum adalah di Laboratorium Kering lantai tiga
gedung LAb. Perikanan dan Teknik Pertanian.

3.2 Alat dan Bahan


Alat alat yang digunakan dalam praktikum fisiologi penentuan nilai
hematokrit adalah sebagai berikut :
a. Centrifuge hematoksit, untuk mensentrifugasi pipa kapiler heparin,
b. Diseleting kit, untuk membuat ikan tidak sadar
c. Neraca, untuk menghitung bobot ikan
d. Pipa kapiler Heparine, untuk menampung darah ikan
e. Hemaktocrit Reading Charc, untuk menentukan persentase
hematokrit ikan
f. Penjepit Arteri, untuk menjepit pembuluh darah ikan
g. Gunting atau pisau, untuk (memotong / membuka otot ikan)
membedah ikan.

Bahan - bahan yang digunakan dalam praktikum fisiologi penentuan nilai


hematokrit adalah sebagai berikut :
a. Ikan Mas, objek penelitian
b. Ikan Lele, objek penelitian
c. Wax (malam), untuk menutup salah satu bagian pipa kapiler
3.3 Prosedur Kerja

10
Penentuan nilai hematokrit pada ikan mas :
1. Membuat ikan dalam keadaan tidak sadar dengan cara menusukan disleting
kit pada bagian kepala sebalah atas secara horizontal.

2. Menimbang berat ikan dengan


menggunakan neraca yang telah
disediakan.
3. Membedah ikan sampai jantungnya terlihat.

4. Menjepit Aorta ventralis dengan penjepit arteri, biarkan selama 2-3menit


agar sinus venasus terisi darah.
5. Melepaskan penjepit arteri, kemudian menampung darah yang keluar dari
sinus venasus dengan pipa kapiler sampai pipa terisi, diusahakan jangan
sampai ada gelembung gas pada pipa kapiler.
6. Memutarkan pipa kapiler yang berisi darah berulang-ulang.
7. Menutup salah satu bagian pipa kapiler dengan wax.
8. Mensentrifugasi pipa kapiler tersebut selama 4-5 menit.
9. Mensesuaikan tinggi sel darah merah pada pipa kapiler dengan Hematocrit
reading charc.
10. Mencatat hasil pengamatan.

Penentuan nilai hematokrit pada ikan Lele :


Praktikum pada ikan lele berbeda di bandingkan ikan mas, pada ikan lele
ikan tidak perlu di buat tidak sadar, dan tidak perlu dibedah sampai terlihat
jantungnya. Langkah langkah pengambilan sempel darah untuk ikan lele adalah
sebagai berikut :

11
1. Menimbang berat ikan dengan menggunakan neraca yang telah disediakan.
2. Memotong bagian ekor ikan lele dengan arah yang miring, hingga darah
mengalir.
3. Menampung darah dengan pipa kapiler sebanyak bagian pipa.
4. Jika darah membeku sebelum pipa kapiler terisi bagian, kemudian
memotong kembali bagian ikan lele sampai keluar kembali darah dan
seterusnya. (bagian yang dipotong adalah bagian ekor atau bagian dari ekor
sampai bagian sebelum jantung)
5. Memutarkan pipa kapiler yang berisi darah berulang-ulang.
6. Menutup salah satu bagian pipa kapiler dengan wax.
7. Mensentrifugasi pipa kapiler tersebut selama 4-5 menit.
8. Mensesuaikan tinggi sel darah merah pada pipa kapiler dengan Hematocrit
reading charc.
9. Mencatat hasil pengamatan.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN

12
Untuk mengetahui nilai hematokrit dalam percobaan ini digunakan dengan
menggunakan Sentrifugasi Hematokrit, yang kemudian hasil dari sentrifugasi
tersebut dibandingkan dengan nilai pada Hematokrit Reading Chart. Hasil dari
sentrifugasi akan tampak susunan pada pipa kapiler sebagai berikut :

Plasma darah

Sel darah putih

Sel darah merah

pipa kapiler setelah dilakukan sentrifugasi selama 4 menit

Hematokrit Reading Chart

Hasil pengamatan nilai hematokrit ikan mas

Bobot ikan Nilai Hematokrit


60 gr 55%

Hasil pengamatan nilai hematokrit ikan Lele

Bobot ikan Nilai Hematokrit

13
78,6 gr 40%

Pembahasan
Bervariasinya nilai hematokrit pada setiat ikan tersebut bisa disebabkan oleh
beberapa faktor :
Laju metabolisme mempengaruhi nilai hematokrit dari suatu individu yang
bervariasi dengan cara hidup ikan dan spesies ikan.
Keterbatasan dari sentrifugasi dengan menggunakan Sentrifugasi
MikroHematokrit baik itu karena kesalahan manusia ataupun karena
keterbatasan alat.
Tidak sempurnanya penutupan ujung pipa kapiler dengan malam/wax
sehingga terjadi hilangnya darah dari pipa kapiler setelah dilakukan
sentrifugasi.

KESIMPULAN

14
Nilai hematokrit pada ikan menunjukkan persen sel darah merah dari
sejumlah darah. Pada ikan yang memiliki nilai hematokrit tinggi berarti memiliki
banyak sel darah merah, atau ikan yang memiliki laju metabolisme yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

15
Rahayu, Rani Dewi. 1996. Penentuan Nilai Hematokrit pada Ikan Mas dengan
Metode Mikrohematokrit. Bandung : Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian
Universitas Padjadjaran.
Tim Ikhtiologi. 1989. Ikhtiologi. Bogor : Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan
Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor.
www.google.com
www.wikipedia.com

16

Anda mungkin juga menyukai