B. Bahan:
1. Kancing genetika berwarna merah, hijau, putih, dan kuning.
V. ANALISIS DATA
1. Persilangan Monohibrid
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan diperoleh data
dari hasil persilangan monohibrid, yaitu rasio Fenotip dan genotip. Rasio
genotip yaitu Merah : putih = 41 : 9 dan rasio genotip MM : Mm : mm =
21 : 61 : 18.
Pada hukum Mendel I mengatakan bahwa suatu persilangan
monohibrid akan menghasilkan rasio fenotip 3 : 1. Perbandingan ini tentu
sangat berbeda dengan data yang didapat pada saat percobaan dengan
menggunakan kancing. Kemudian pada rasio genotipnya diperoleh
perbandingan 21 : 61 : 18 yang mana pada perbandingan ini juga tidak
sesuai dengan perbandingan genotip yang ada di hukum Mendel I yang
menghasilkan rasio genotip 1 : 2 : 1. Ini bisa terjadi karena pada saat
percobaan kurang teliti.
2. Persilangan Dihibrid
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diperoleh
data dari hasil persilagan dihibrid, yaitu rasio fenotip dan genotip. Rasio
fenotip 30 : 9 : 10 : 1. Dan rasio genotip 2 : 6 : 6 : 16 : 4 : 5 : 3 : 7 : 1.
Menurut hukum Mendel II, suatu persilangan dihibrid akan menghasilkan
ratio fenotifnya 9 : 3 : 3 : 1.
Hukum Mendel II menyatakan bahwa gen-gen dari sepasang alel
memisah secara bebas ketika berlangsung pembelahan reduksi (meiosis)
pada waktu pembentukan gamet- gamet. Kesalahan ini dapat terjadi karena
mungkin disebabkan pada percobaan persilangan dihibrid jumlah kancing
yang dipasangkan tidak banyak atau kesalahan dalam persilangan
menggunkan kancing sehingga diduga terjadi penyimpangan peluang
semakin besar dan untuk mendapatkan hasil yang sama makin menjauhi
dari prediksi teoritis yang dikemukakan Mendel.
Pada tabel pengamatan di dapat bahwa terdapat rasio yang
diinginkan yang sesuai dengan hukum Mendel II. Rasio yang diinginkan
yaitu 9 : 1 : 2 : 1 : 2 : 1. Namun ternyata yang dihasilkan ialah jauh dari
yang diinginkan yang sesuai dengan hukum Mendel II.
VI. KESIMPULAN
1. Pada persilangan monohybrid memiliki rasio fenotif merah : putih yaitu
41 : 9 dan rasio genotif MM : Mm : mm yaitu 21 : 61 : 18
2. Pada persilangan dihybrid memiliki rasio fenotif bulat kuning : bulat hijau
: keriput kuning : keriput hijau yaitu 30 : 9 : 10 : 1 dan rasio genotif BBKK
: BbKK : BBKk : BbKk : Bbkk : bbKK : bbKk : bbkk yaitu 2 : 6 : 6 : 16 :
4:5:3:7:1
Samsuri, Itstamar. 2007. Biologi untuk SMA kelas 12. Erlangga. Jakarta
Disusun Oleh:
Alfin Zidniyatur Rochman Banjari
(A1C215002)
Kelompok IV A
Asisten Dosen:
Antung Fitriani
Rahmi Pratiwi
Dosen Pengasuh:
Drs. Bunda Halang, M.T
Drs. H. M. Zaini, M.Pd
Riya Irianti,S.Pd.,M.Pd