Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM I

Topik : Persilangan Monohibrid dan Dihibrid


Tujuan : Untuk membuktikan Hukum Mendel (rasio fenotip,
genotip yang dihasilkan)
Hari/tanggal : Senin/27 Februari 2017
Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP ULM Banjarmasin

I. ALAT DAN BAHAN


A. Alat:
1. Baki/nampan
2. Alat Tulis
3. Kotak tempat kancing genetika (gelas)

B. Bahan:
1. Kancing genetika berwarna merah, hijau, putih, dan kuning.

II. CARA KERJA


A. Persilangan Monohibrid
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Menyiapkan kancing merah dan kancing putih ke dalam gelas
3. Menyiapkan 50 kancing merah dan 50 kancing putih kedalam gelas
untuk bertanda bertombol (jantan)
4. Mengocok dan mencampurkan kedua macam gamet tadi (merah dan
putih) jantan mapun betina pada masing-masing gelas
5. Mengaduk sampai seluruh kancing benar-benar tercampur pada
masing-masing gelas.
6. Mengambil kancing pada masing-masing gelas tersebut tanpa melihat
dengan mata (secara acak), kemudian memasangkan satu persatu
7. Mencatat hasil pengmatan dan membandingkan rasio fenotif dan
genotif hasil persilangan.
B. Persilangan Dihibrid
1. Menyiapkan kancing sebanyak 200 biji
a. 25 biji merah jantan dan 25 biji putih jantan (gelas kecil 1)
b. 25 biji kuning jantan dan 25 biji hijau jantan (gelas kecil 2)
c. 25 biji merah betina dan 25 biji putih betina (gelas kecil 3)
d. 25 biji kuning betina dan 25 biji hijau betina (gelas kecil 4)
keterangan: Merah=bulat, putih=keriput
2. Memasangkan masing-masing kancing sesuai ketentuan: B= bulat,
b=keriput, K=kuning, k=hijau
3. Memasukkan masing-masing ke dalam gelas dan mengaduk-aduknya
4. Mengambil secara acak sepasang-sepasang dari gelas I dan gelas II
dipasangkan dari gelas III dan IV.
5. Meletakkan 2 pasang kancing yang didapat dan diberi nama sesuai
ketentuan
6. Mencatat hasil pengamatan
7. Menghitung perbanndingan fenotif dan genotifnya.

III. TEORI DASAR


I. Persilangan Monohibrid
Dalam membicarakan satu sifat tertentu, kita hanya menggambarkan
pasangan kromosom dengan gen yang bersangkutan saja, tetapi bukan
berarti bahwa kromosom-kromosom dan gen-gen yang lain tidak ada
dalam sel itu. Ada sifat yang disebut dominan, yaitu apabila kehadiran gen
yang mengawasi sifat ini menutupi ekspresi gen yang lainnya yaitu resesif,
sehingga sifat yang terakhi tidak tampak.
Penelitian mengenai pola-pola penurunan sifat baru diketahui pada
abad ke-19 oleh mendel Hukum mendel disebut juga hukum segregasi atau
pemisahan gen-gen yang sealel. Menurut hukum mendel I, tiap organisme
memiliki dua alel untuk setiap sifat. Selama pembentukan gamet, dua alel
terseut terpisah sehingga masing-masing gamet hanya mengandung satu
alel untuk satu sifat. Jika dua gamet bertemu pada saat fertilisasi,
keturunan yang terbentuk mengandung dua alel yang mengendalikan sati
sifat. Hukum mendel I tersebut sesuai dengan teori pewarisan sifat karena
alel-alel individu diturunkan dari generasi ke generasi (Campbell, 2008 :
38).
Dalam percobaannya, Mendel menggunakan tanaman ercis untuk
melihat adanya perbedaan dalam ukuran pohon, misalnya adanya variasi
tinggi yang 0,45 m sampai 1,00 m. Sifat-sifat tersebut memperlihatkan
perbedaan yang kontras sehingga memudahkan untuk me ngamati.
Pada waktu Mendel mengadaka persilangan antara varietas tersebut
dimana yang satu tinggi dan yang lain pendek, maka Mendel mendapat
hasil sebagai berikut:
Persilangan antara jantan dan betina pada ercis bersegresi sehingga
rasio fenotifnya adalah tinggi, sedangkan keturunan F2 akan memisah
dengan perbandingan fenotip yaitu tinggi : pendek = 3 : 1. Sedangkan ratio
genotipnya adalah TT : Tt : tt = 1 : 2 : 1. Satu tumbuhan ercis homozigot,
dan dua tumbuhan ercis heterozigot dan satu tumbuhan ercis pendek.

II. Persilangan Dihibrid


Persilangan dihibrid adalah persilangan dua individu dengan dua
sifat beda.
Dua pasang yang diwarisi oleh pasangan gen yang terletak pada
kromosom yang berlainan. Sebagai contoh Mendel melakukan percobaan
dengan menanam kacanh ercis yang memiliki dua sifat beda. Mula-mula
tanaman galur murni yang memiliki biji bulat berwarna kuning disilangkan
dengan tanaman galur murni yang memiliki biji keriput berwarna hijau,
maka F1 seluruhnya berupa tanaman yang berbiji bulat berwarna kuning.
Biji-biji dari tanaman F1 ini kemudian ditanam lagi dan tanaman yang
tumbuh dibiarkan mengadakan penyerbukan sesamanya untuk
memperoleh keturunan F2 dengan 16 kombinasi yang memperlihatkan
perbandingan 9 : 16 tanaman berbiji bulat berwarna kuning 3 : 16 berbiji
bulat berwarna hijau 3 : 16 berbiji keriput berwarna kuning 1 : 16 berbiji
keriput berwarna hijau atau dikatakan perbandingannya adalah 3 : 3 : 1.
IV. HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Persilangan Monohibrid
Fenotip Genotip Tabulasi Jumlah
MM IIIII IIIII IIIII IIIII I 21
Merah Mm IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII 61
IIIII IIIII IIIII IIIII I
Putih Mm IIIII IIIII IIIII III 18
Jumlah 100

Rasio fenotip = merah : putih


82 : 18
41 : 9
Rasio genotif = MM : Mm : mm
21 : 61 : 18

B. Tabel Persilangan Dihibrid


Fenotip Genotip Tabulasi Jumlah Rasio
yang
diinginkan
Bulat BBKK II 2
kuning BbKK IIIII I 6
9
BBKk IIIII I 6
BbKk IIIII IIIII IIIII I 16
Bulat BBkk IIII 4 1
hijau Bbkk IIIII 5 2
Keriput bbKK III 3 1
kuning bbKk IIIII II 7 2
Keriput bbkk I 1 1
hijau
Jumlah 50 16
Rasio Fenotip =
Bulat kuning : Bulat hijau : keriput kuning : keriput hijau
30 : 9 : 10 :1
Rasio genotip =
BBKK : BbKK : BBKk : BbKk : BBkk : Bbkk : bbKK : bbKk : bbkk
2 : 6 : 6 : 16 : 4 : 5 : 3 : 7 : 1

V. ANALISIS DATA
1. Persilangan Monohibrid
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan diperoleh data
dari hasil persilangan monohibrid, yaitu rasio Fenotip dan genotip. Rasio
genotip yaitu Merah : putih = 41 : 9 dan rasio genotip MM : Mm : mm =
21 : 61 : 18.
Pada hukum Mendel I mengatakan bahwa suatu persilangan
monohibrid akan menghasilkan rasio fenotip 3 : 1. Perbandingan ini tentu
sangat berbeda dengan data yang didapat pada saat percobaan dengan
menggunakan kancing. Kemudian pada rasio genotipnya diperoleh
perbandingan 21 : 61 : 18 yang mana pada perbandingan ini juga tidak
sesuai dengan perbandingan genotip yang ada di hukum Mendel I yang
menghasilkan rasio genotip 1 : 2 : 1. Ini bisa terjadi karena pada saat
percobaan kurang teliti.

2. Persilangan Dihibrid
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diperoleh
data dari hasil persilagan dihibrid, yaitu rasio fenotip dan genotip. Rasio
fenotip 30 : 9 : 10 : 1. Dan rasio genotip 2 : 6 : 6 : 16 : 4 : 5 : 3 : 7 : 1.
Menurut hukum Mendel II, suatu persilangan dihibrid akan menghasilkan
ratio fenotifnya 9 : 3 : 3 : 1.
Hukum Mendel II menyatakan bahwa gen-gen dari sepasang alel
memisah secara bebas ketika berlangsung pembelahan reduksi (meiosis)
pada waktu pembentukan gamet- gamet. Kesalahan ini dapat terjadi karena
mungkin disebabkan pada percobaan persilangan dihibrid jumlah kancing
yang dipasangkan tidak banyak atau kesalahan dalam persilangan
menggunkan kancing sehingga diduga terjadi penyimpangan peluang
semakin besar dan untuk mendapatkan hasil yang sama makin menjauhi
dari prediksi teoritis yang dikemukakan Mendel.
Pada tabel pengamatan di dapat bahwa terdapat rasio yang
diinginkan yang sesuai dengan hukum Mendel II. Rasio yang diinginkan
yaitu 9 : 1 : 2 : 1 : 2 : 1. Namun ternyata yang dihasilkan ialah jauh dari
yang diinginkan yang sesuai dengan hukum Mendel II.

VI. KESIMPULAN
1. Pada persilangan monohybrid memiliki rasio fenotif merah : putih yaitu
41 : 9 dan rasio genotif MM : Mm : mm yaitu 21 : 61 : 18
2. Pada persilangan dihybrid memiliki rasio fenotif bulat kuning : bulat hijau
: keriput kuning : keriput hijau yaitu 30 : 9 : 10 : 1 dan rasio genotif BBKK
: BbKK : BBKk : BbKk : Bbkk : bbKK : bbKk : bbkk yaitu 2 : 6 : 6 : 16 :
4:5:3:7:1

VII. DAFTAR PUSTAKA


Campbell. 2008. Biologi edisi kedelapan jilid 1. Jakarta: Erlangga

Halang, Bunda, dkk. 2016. Penuntun Praktikum Genetika. Banjarmasin :


PMIPA FKIP UNLAM

Samsuri, Itstamar. 2007. Biologi untuk SMA kelas 12. Erlangga. Jakarta

Suryo. 1994. Genetika Manusia. UGM Press. Yogyakarta


LAPORAN PRAKTIKUM I
GENETIKA
(ABKC 2403)

PERSILANGAN MONOHIBRID DAN PERSILANGAN DIHIBRID

Disusun Oleh:
Alfin Zidniyatur Rochman Banjari
(A1C215002)
Kelompok IV A

Asisten Dosen:
Antung Fitriani
Rahmi Pratiwi

Dosen Pengasuh:
Drs. Bunda Halang, M.T
Drs. H. M. Zaini, M.Pd
Riya Irianti,S.Pd.,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
MARET
2017

Anda mungkin juga menyukai