BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbasis Potensi Lokal, maka salah satu strategi untuk mencapai misi tersebut
Rakyat, Sapi, Jagung dan Rumput Laut (TERPIJAR). Kegiatan ini dilaksanakan
Komoditas Unggulan Sapi, Jagung, dan Rumput Laut (PIJAR) pada program
kegiatan Kelautan Perikanan tahun 2015-2016 yang dalam hal ini dilaksanakan
Usaha Pembudidaya Rumput Laut. Kelompok ini adalah badan usaha non badan
hukum ataupun yang sudah berbadan hukum yang berupa kelompok yang
2
anggota yang dilandasi oleh keinginan bersama untuk berusaha bersama dan
sosial tersebut sangat berarti dan strategis bagi rumah tangga (Kusnadi,2010)
tujuan dari adanya program ini. Kelompok seperti inipun sudah ada sejak adanya
luhur bangsa Indonesia dan mewujudkan masyarakat yang adil dan merata,
ekspor, komuditas tersebut adalah udang, rumput laut, ikan lele dumbo, ikan
kerapu, nila, gurami, bandeng patin, abolone, dan ikan hias (Mahyuddin, 2011).
3
Desa Kwangko merupakan salah satu Desa yang mempunyai potensi yang
untuk budidaya rumput laut, sehingga sangat cocok untuk pelaksanaan program
TERPIJAR.
Tabel 1. Data Kelompok Permata Bahari penerima bantuan PIJAR tahun 2015 Desa
Kwangko Kecamatan Manggelewa Kabupaten Dompu
LUAS LAHAN
NO NAMA JABATAN ALAMAT
Tali Ris Induk/Petakan
atas, peneliti menganggap perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan judul:
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
C. Tujuan Penelitian
Sesuai rumusan masalah di atas , maka tujuan penelitian ini adalah untuk
Rakyat, Sapi, Jagung, Rumput Laut (TERPIJAR) khususnya Rumput Laut dalam
Dompu
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Dompu dan Instansi terkait lain
BAB II
Tinjauan Pustaka
Perikanan, 2011).
7
(a) Tercapainya target produksi rumput laut 25 ribu ton (basah) pada akhir
2021.
tahun 2021..
(a) Perencanaan
rumput laut.
8
rumput laut.
TERPIJAR
e) Pendampingan
Penumbuhan kelompok
Bimbingan teknis
a. Teori Pendapatan
diperoleh dari suatu kegiatan usahatani tergantung dari beberapa faktor yang
harga dan produksi berubah maka pendapatan yang diterima petani juga
biaya produksi (input) yang dihitung dalam per bulan, per tahun, per musim
a) Pendapatan Usahatani
menjadi dua pengertian, yaitu (1) pendapatan kotor, yaitu seluruh pendapatan
yang diperoleh petani dalam usahatani selama satu tahun yang dapat
diperhitungkan dari hasil penjualan atau pertukaran hasil produksi yang dinilai
dalam rupiah berdasarkan harga per satuan berat pada saat pemungutan hasil,
(2) pendapatan bersih, yaitu seluruh pendapatan yang diperoleh petani dalam
satu tahun dikurangi dengan biaya produksi selama proses produksi. Biaya
produksi meliputi biaya riil tenaga kerja dan biaya riil sarana produksi.
Dalam pendapatan usahatani ada dua unsur yang digunakan yaitu unsur
perkalian jumlah produk total dengan satuan harga jual, sedangkan pengeluaran
atau biaya yang dimaksudkan sebagai nilai penggunaan sarana produksi dan
diterima petani karena masih harus dikurangi dengan biaya produksi yaitu
2009:43).
11
pendapatan usahatani:
(a) Luas usaha, meliputi areal pertanaman, luas tanaman, luas tanaman
rata-rata,
pertanaman,
menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap adalah biaya
yang besarnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksi yang akan
dihasilkan, sedangkan biaya tidak tetap adalah biaya yang besar kecilnya
pendapatan petani itu sendiri akan mempengaruhi kebutuhan dasar yang harus
2010:137). Keluarga pada umumnya terdiri dari seorang kepala keluarga dan
beberapa orang anggotanya. Kepala rumah tangga adalah orang yang paling
atau rumah tangga adalah mereka yang hidup dalam satu atap dan menjadi
tangga di pedesaan tidak berasal dari satu sumber, tetapi berasal dari dua atau
air, iklim, tingkat teknologi, manajemen, tenaga kerja, modal, dan jumlah
tenaga kerja. Selain faktor internal juga terdapat faktor eksternal, yaitu
untuk bekerja atau berusaha lebih giat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
tersedianya dana yang cukup untuk usahatani selanjutnya dan pendapatan yang
Pendapatan yang diperoleh dari balas jasa dan kerja serta pengelolaan
d. Pendapatan Keluarga
sektor pertanian dan non pertanian. Sumber pendapatan dari sektor pertanian
dapat dirincikan lagi menjadi pendapatan dari usahatani, ternak, buruh petani,
menyewakan lahan dan bagi hasil. Sumber pendapatan dari sektor non
dari bekerja. Tiap anggota keluarga berusia kerja dirumah tangga akan terdorong
bahwa anggota keluarga seperti istri dan anak-anak adalah penyumbang dalam
berbagai kegiatan baik dalam pekerjaan rumah tangga maupun mencari nafkah.
b. Pendapatan
barang dan jasa yang dijual, dan merupakan unsur yang paling penting dalam
Pendapatan pada dasarnya diperoleh dari hasil penjualan produk atau jasa
yang diberikan.
c. Jenis-jenis Pendapatan
a) Pendapatan operasi.
Pendapatan Operasi
penjualan.
kotor dan penjualan bersih, pendapatan non operasi diperoleh dari pendapatan
d. Konsep Pendapatan
pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan (revenue) yaitu
dan transfer dari barang dan jasa kepada konsumen atau produsen lain.
ditimbulkan, dan harus dipusatkan kepada pencapaian barang dan jasa oleh
perusahaan.
e. Pengukuran Pendapatan
a) Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau
pendapatan harus diukur dengan nilai wajar yang diterima, jumlah pendapatan
yang diperoleh dari suatu transaksi ditentukan oleh persetujuan antara kedua
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
yang menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Sehingga data yang dikumpulkan
adalah data yang berupa kata/ kalimat maupun gambar (bukan angka-angka).
Data-data ini bisa berupa naskah wawancara, catatan lapangan, foto, video,
salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan-
B. Kehadiran Peneliti
kehadiran peneliti dalam penelitian ini berperan sebagai instrument kunci yang
20
langsung melibatkan diri dalam kehidupan subyek dalam waktu penelitian yang
C. Lokasi Penelitian
D. Sumber Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
penyebaran kuesioner dan observasi lapangan. Sumber data primer berasal dari
tidak langsung, yaitu KUB, UPR, Kelompok Budidaya Rumput Laut dan Dinas
badan, kantor dalam lingkup pemerintah daerah Dompu), laporan hasil penelitian
yang pernah dilakukan sebelumnya, dan berbagai informasi lainnya yang relevan
a. Wawancara
informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan informan atau
wawancara bisa saja dilakukan tanpa tatap muka, yakni melalui media
memperoleh informasi secara mendalam tentang sebuah isu atau tema yang
informasi atau keterangan yang telah diperoleh lewat teknik yang lain
b. Observasi
pertanyaan penelitian.
1). Observasi partisipasi, 2). observasi tidak terstruktur, dan 3). observasi
keseharian informan.
c. Dokumen
Selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa diperoleh lewat
fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat,
cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini
bisa dipakai untuk menggali infromasi yang terjadi di masa silam. Peneliti perlu
pendapatan atas biaya total dimana semua input milik keluarga juga
Y Tunai = TR - Bt
TR = PxQ
24
Keterangan :
Bt = Biaya tunai
berikut:
Y Total = TR - TC
TC = Bt+Bd
Keterangan:
(Nb Ns)
Biaya Penyusutan =
N
Keterangan
Nb = Nilai pembelian
Ns = Nilai sisa
N = Umur ekonomis
Analisis Rasio (R/C Ratio) Analisis R/C rasio merupakan perbandingan antar
penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan. R/C rasio terbagi menjadi dua,
R/C rasio atas biaya tunai dan R/C rasio atas biaya total. Analisis R/C rasio
R TR
Rasio atas biaya tunai =
C Bt
R TR
Rasio atas biaya total =
C ( Bt Bd )
Keterangan:
Bt = Biaya tunai
26
Terdapat beberapa kriteria yang dapat ditunjukan dari hasil analisis R/C rasio,
dilakukan, diantaranya:
satu rupiah.
satu rupiah.
BAB IV
Desa Bara memiliki luas wilayah sebesar 52,05 Km2. Secara geografis
meliputi areal daratan seluas 48,25 Km2, terletak pada bagian barat
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Mumbu dan Desa Baka Jaya.
Secara administratif Desa Bara terdiri dari tujuh dusun, yaitu: Dusun
Bara, Dusun Langan, Dusun Mekar Baru, Dusun Kabuntu, Dusun Sipon dan
Jumlah penduduk Desa Bara tahun 2013 berjumlah 7.125 Jiwa. Jumlah
penggarap dan buruh harian, namun karena masih adanya lahan yang
potensial yang belum tergarap dan atas arahan dari Dinas Kelautan,
budidaya ikan dengan kegiatan pembesaran lele dalam kolam tanah dan
kolam terpal. Hal tersebut selain untuk memanfaatkan lahan juga untuk
b) Tujuan Kelompok
Kecamatan Woja
29
c) Aktifitas Kelompok
dalam 1 bulan dengan tujuan untuk membahas berbagai aspek yaitu aspek
hamparan kolam tanah dan kolam terpal dengan luas lahan 144 m2 dengan
jumlah kolam 24 unit. Selain itu Kelompok juga memiliki sarana berupa
menyisihkan hasil dari panen sebesar 1,5 % dari hasil usaha. Selain itu
e) Pendampingan
serta demonstrasi contoh, seperti cara menentukan berat pakan ikan dan
Secara umum input yang digunakan dalam budidaya ikan lele di Desa Bara
Tabel II. Rata-rata Penggunaan Input Produksi Per Siklus Usaha Tani Budidaya
Ikan Lele Di Desa Bara Kecamatan Woja Tahun 2013.
Harga Rata-rata
Input Produksi Jumlah Satuan Satuan
Kolam Tanah 2 Unit 1.150.000
Pakan Hiprovit
M4 2 Botol 20.000
Bara Kecamatan Woja dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu input variabel
(a) Kolam Tanah, jumlah kolam tanah yang digunakan rata-rata berjumlah 2
unit dengan ukuran 3 x 4 M2, harga rata-rata untuk setiap kolam tanah
(b) Tarpal, jumlah tarpal yang digunakan rata-rata berjumlah 24 buah dengan
pemeliharaan dan pembesaran ikan lele. Ikan lele berada di dalam kolam
(c) Kayu Laut, jumlah kayu laut yang digunakan rata-rata berjumlah 5
(e) Ember Bak, jumlah ember bak yang digunakan rata-rata berjumlah 2
buah, harga rata-rata ember bak Rp. 50.000. Sehingga untuk investasi
ember bak diperlukan uang sebesar Rp. 1.200.000. alat ini berfungsi
pasarkan.
(f) Hapa, jumlah hapa yang digunakan rata-rata berjumlah dua buah, Harga
pembelian hapa adalah Rp 2.400.000. alat ini befungsi sebagai alat untuk
(g) Seser, jumlah seser yang digunakan rata-rata berjumlah 2 buah, Harga
total investasi untuk pembelian serokan adalah Rp. 1.200.000 Alat ini
duduk adalah Rp. 2.400.000 Alat ini berfungsi sebagai alat timbangan
Bibit Ikan Lele yang digunakan rata-rata 2.000 ekor dengan ukran
5-8 Cm. Harga rata-rata untuk bibit ikan lele yaitu Rp. 1.000 / ekor.
pemilihan bibit ikan lele yang ditebar pada kolam pembesaran harus
sehat dan lincah, sehingga benih ikan lele dapat hidup dalam kondisi
sehat.
pemberian pakan PS-C pada ikan lele yang masih berumur 4-6 minggu,
rata-rata jumlah ikan lele yang dimiliki oleh pembudidaya adalah 2.000
pakan diberikan kepada ikan lele dengan cara ditabur, dan ditinggal.
Pakan yang dihabiskan pembudidaya dalam tiga bulan atau satu siklus
satu siklus diperlukan uang sebesar Rp. 1.200.000 untuk pembelian pakan
35
PS-C.
pemberian pakan Hiprovit 999 pada ikan lele yang sudah berumur 6-8
minggu, rata-rata jumlah ikan lele yang dimiliki oleh pembudidaya adalah
2.000 ekor. Pakan yang dihabiskan pembudidaya dalam tiga bulan atau
Sehingga dalam satu siklus diperlukan uang sebesar Rp. 4.800.000 untuk
tenggelam, pemberian pakan Bintang 888 pada ikan lele yang sudah
berumur 8-12 minggu, rata-rata jumlah ikan lele yang dimiliki oleh
dalam tiga bulan atau satu siklus adalah 100 kg dengan harga per
dipasarkan.
(g) M4
C. Penerimaan Usahatani
diterima oleh petani dalam bentuk uang tunai dari hasil penjualan ikan lele.
tidak dalam bentuk uang tunai melainkan dalam bentuk seperti konsumsi atau
stock ikan lele, namun dalam usahatani ini penerimaan tidak tunai hanya
bersumber dari stock ikan lele. Penerimaan usahatani didapatkan dari hasil
37
penjualan jumlah ikan lele yang dihasilkan dikalikan dengan harga ikan lele.
dengan harga ikan lele per kilogramnya Rp. 27.000, sehingga penerimaan rata-
rata per siklus panen ikan lele adalah Rp. 81.000.000. Sehingga apabila dalam
satu tahun terdapat 3 kali siklus panen, maka penerimaan pembudidaya ikan lele
D. Pengeluaran Usahatani
usahatani dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu pengeluaran atas biaya tunai
dan dan biaya diperhitungkan. Pengeluaran atas biaya tunai adalah biaya yang
dikeluarkan petani secara tunai dari kegiatan usahatani sampai penjualan produk
usahatani dalam hal ini adalah ikan lele berukuran 7 9 ekor/Kg. Sedangkan
biaya diperhitungkan adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani secara tidak
tunai, misalnya tenaga kerja dalam keluarga, biaya sewa lahan, dan penyusutan
membayar Bibit ikan lelel, pakan PS-C, pakan hiprovit 999, pakan bintang 888,
Kantong plasyik, karet gelang, M4. Besar biaya tunai yang dibutuhkan oleh
pembudidaya ikan lele di Desa Bara Kecamatan Woja adalah Rp. 42.840.000.
38
Sedangkan biaya yang diperhitungkan yaitu Rp. 11.000.000 terdiri dari biaya
penyusutan, biaya tenaga kerja dalam keluarga, dan biaya sewa lahan. Sehingga
total biaya yang dikeluarkan pembudidaya dalam satu siklus adalah jumlah biaya
tunai ditambah dengan biaya yang diperhitungkan yaitu Rp. 53.840.000. Berikut
ini Tabel mengenai pengeluaran usahatani budidaya ikan lele di Desa Bara
Kecamatan Woja.
Tabel III. Pengeluaran Usaha Tani Budidaya Ikan Lele di Desa Bara Kecamatan
Woja Tahun 2013
No Input Produksi Jumlah Biaya
A Biaya Tunai
1 Bibit Lele 24.000.000
7 M4 480.000
C Biaya Diperhitungkan
1 Penyusutan Alat 4.500.000
E. Pendapatan Usahatani
yaitu pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. Pendapatan
atas biaya tunai yang diperoleh oleh pembudidaya ikan lele setiap siklusnya
Tabel IV. Rata-rata Penerimaan, Biaya Dan Pendapatan Usahatani Budidaya Ikan
lele di Desa Bara Kecamatan Woja Tahun 2013
No Komponen Nilai (Rp)
A Penerimaan 81.000.000
usahatani. R/C rasio dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu R/C rasio
atas biaya tunai dan R/C rasio atas biaya total. Dalam usahatani budidaya ikan
Tabel V. Rata-rata Penerimaan, Biaya Dan R/C Rasio Usahatani Budidaya Ikan
lele Di Desa Bara Kecamatan Woja Tahun 2013
No Komponen Nilai
E
R/C Atas Biaya Tunai 2
F
R/C Atas Biaya Total 3
Sumber: Data Primer (2014)
Berdasarkan Tabel di atas, nilai R/C rasio atas biaya tunai dari usahatani
budidaya ikan lele adalah 2, artinya setiap satu rupiah pengeluaran atas biaya tunai
akan memberikan penerimaan sebesar Rp. 2. Sedangkan nilai R/C rasio atas biaya
total adalah 3, artinya setiap satu rupiah pengeluaran atas biaya total akan
Nilai R/C rasio yang dihasilkan atas biaya tunai dan biaya total adalah 2 dan
3 hal ini menunjukan bahwa usahatani budidaya ikan lele ini menguntungkan untuk
diusahakan karena memiliki R/C rasio yang bernilai lebih dari satu.
42
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Masih rendahnya produksi ikan lele di Kabupaten Dompu dikaji dari sudut
budidaya ikan lele di Kabupaten Dompu sebesar 79,00 persen. Artinya usahatani
budidaya ikan lele di Kabupaten Dompu sudah cukup efisien secara teknis, dan
dalam jangka pendek produksi ikan lele di Kabupaten Dompu masih dapat
Dilihat dari tingkat pendapatan, usahatani budidaya ikan lele ini dapat
dikatakan menguntungkan, hal ini dapat dilihat dari pendapatan pembudidaya atas
biaya tunai dan biaya diperhitngkan dari usahatani budidaya ikan lele untuk setiap
siklusnya adalah Rp 38.160.000 dan Rp 27.160.000. Nilai R/C rasio atas biaya
tunai dan biaya diperhitungkan adalah 2 dan 3, hal ini menunjukan bahwa
usahatani budidaya ikan lele di Desa Bara Kecamatan Woja menguntungkan bagi
para pembudidaya.
B. Saran
budidaya ikan lele dalam penerapan teknologi baru dalam budidaya ikan lele,
dan merangsang munculnya pembudidaya ikan lele yang handal di Desa Bara
Kecamatan Woja agar produksi ikan lele di Desa Bara Kecamatan Woja dapat
bertambah.
44
DAFTAR PUSTAKA
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Bogdan, R.C dan Taylor. 2011. Pengantar Metode Penelitian Kuantitatif Suatu
Nasional.
Jakarta.
Rosdakarya.
45
Sadono Sukirno. 2010. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta:
Rajagrafindo Persada
Soekartawi. 2010. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Teori dan Aplikasi. Jakarta :
Pustaka Pelajar.