Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

Acara VI
Gerak Refleks

Oleh :

Kelas :A
Kelompok :V
Anggota Kel. :
1. Angela Maria R. Poe (1506050027)
2. Eustakius Meo Sugu (1506050022)
3. Hermina Rosana Dhane (1506050025)
4. Mario F. S. Feka (1506050018)
5. Melodi E. Koelima (1506050023)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Dasar Teori
Kemampuan suatu organisme untuk bereaksi terhadap perubahan di dalam
lingkungannya memerlukan adanya tiga komponen yang berlainan. Yang pertama adalah
harus ada reseptor rangsangan, kedua adanya respon saraf atau koordinasi saraf yang terdiri
dari penghantar impuls, yaitu saraf yang terdiri atas efektor.
Dilihat dari sudut fungsional, maka terdapat beberapa jenis reseptor, yaitu reseptor
kutaneus yang berhubungan dengan sentuhan, reseptor proprioseptif yang memberi informasi
tentang keadaan kontraksi otot dan gerakan sendi serta posisi, reseptor interoseptif yang
terdapat di vicera toraks dan abdomen, serta pada pembuluh darah, reseptor sensoris khusus
untuk penglihatan, pendengaran, penghirupan, dan pengecapan. Perlu diingat bahwa
reseptor-reseptor bekerja sama dan tidak sendiri-sendiri serta pola impuls keseluruhan yang
diterima susunan saraf itulah yang menentukan sifat sensasi yang diperoleh. Sebuah
rangsangan (impuls) dapat direspon oleh sistem saraf pusat lalu diteruskan ke otot sehingga
terciptalah sebuah gerakan. Sistem saraf mengkoordinasi gerakan yang dilakukan oleh otot
agar menjadi suatu gerakan yang terkoordinasi Gerak juga merupakan pola koordinasi yang
sangat sederhana untuk menjelaskan penghantar impuls oleh saraf. Gerak pada umumnya
terjadi secara sadar, namun ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks.
Jaringan saraf merupakan jaringan komunikasi yang terdiri dari jaringan sel-sel
khusus dan dibedakan menjadi dua,Sel neuron dan sel Neoroglia. Sel neuron adalah sel saraf
yang merupakan suatu unit dasar dari sistem saraf. Sel ini bertugas melanjutkan informasi
dari organ penerima rangsangan kepusat susunan saraf dan sebaliknya.Sel nouron terdiri atas
tiga bagian 1) Badan sel yang mengandung nukleus dan nukleolus serta berwarna kelabu, 2)
Dendrit merupakan lanjutan plasma yang berfungsi menyampaikan impuls saraf (informasi)
menuju ke badan sel dan 2) akson, berfungsi meneruskan informasi dari badan sel ke sel lain.

Berdasarkan fungsinya, sel neuron dapat dibedakan menjadi 4 Bagian:

1. Neuron sensorik (nouron aferen) yaitu sel saraf yang bertugas menyampaikan
rangsangan dari reseptor ke pusat susunan saraf. Neuron memiliki dendrit yang
berhubungan dengan reseptor (penerima rangsangan) dan neurit yang berhubungan
dengan sel saraf lainnya.
2. Neuron Motorik (nouronaferen), yaitu sel saraf yang berfungsi untuk menyampaikan
impuls motorik dari susunan saraf pusat ke saraf efektor. Dendrit menerima impuls
dari akson neoron lain sedangkan aksonnya berhubungan dengan efektor.
3. Neuron konektor adalah sel saraf yang bertugas menghubungkan antara neuron yang
satu dengan yang lainnya.
4. Neuron ajustor, yaitu sel saraf yang bertugas menghubungkan neuron sensorik dan
neuron motorik yang terdapat di dalam sumsum tulang belakang atau di otak.

Gerak refleks ialah gerakan pintas ke sumsum tulang belakang. Ciri refleks adalah
respon yang terjadi berlangsung dengan cepat dan tidak disadari. Sedangkan lengkung refleks
adalah lintasan terpendek gerak refleks.
Neuron konektor merupakan penghubung antara neuron sensorik dan neuron motorik.
Jika neuron konektor berada di otak,maka refleksnya disebut refleks otak. Jika terletak di
susmsum tulang belakang, maka refleksnya disebut refleks tulang belakang.
Gerakan pupil mata yang menyempit dan melebar karena terkena rangsangan cahaya
merupakan contoh refleks otak. Sedangkan gerak lutut yang tidak disengaja merupakan gerak
sumsum tulang belakang. Jaringan saraf terdiri dari 3 komponen yang mempunyai struktur
dan fungsi yang berbeda, yaitu sel saraf (neuron) yang mampu menghantarkan impuls, sel
schwann yang merupakan pembungkus kebanyakan akson dari sistem saraf perifir dan
selpenyokong (neuroglia) yang merupakan sel yang terdapat diantaraneuron dari sistem safaf
pusat. Oleh karena itu saraf dari sistem saraf perifiritu di bangun oleh neuron dan sel
schwann, sedangkan traktus yang terdapat diotak dan susmsum tulang belakang dibentuk oleh
neuron dan neuroglia.
Berbagai bangunan yang dapat ditemukan dalam sistem saraf hewan yaitu otak,
serabut saraf,plektus, dan ganglia. Serabut saraf yaitu kumpulan akson dari sejumlah sel saraf
baik sejenis maupun tidak sejenis. Contoh serabut yang sejenis adalah serabut eferen, serabut
campuran contohnya adalah campuran antara sejumlah akson dari sel saraf motorik dan
sensorik.
Apabila rangsangan dengan kekuatan tertentu diberikan kepada membran sel saraf,
membran akan mengalami perubahan elektrokimia dan perubahan fisiologis. Perubahan
tersebut berkaitan dengan adanya perubahan permeabilitas membran yang menyebabkan
terjadinya permiabel tehadap Na+ dan sangat kurang permiabel terhadap K+.
Depolarisasi yang timbul hanya paba bagian yang dirangsang dinamakan depolarisasi
lokal. Pada bagian tersebut terbentuk arus lokal. Apabila rangsangan yang diberi cukup kuat,
arus lokal yang timbul pada membran yang terdepolarisasi akan merangsang membran
disebelahnya yang masih dalam keadaan istirahat, sehingga sebagian membran tersebut akan
ikut terdepolarisasi. Peristiwa ini menunjukkan penjalaran impuls.Depolarisasi adalah nilai
potensial aksi yang terjadi akibat adanya rangsangan.
Refleks adalah respons otomatis terhadap stimulus tertentu yang menjalar pada rute
lengkung refleks. Sebagian besar proses tubuh involunter misalnya denyut jantung,
pernapasan, aktivitas pencernaan, dan pengaturan suhu, serta respon otomatis misalnya
sentakan akibat suatu stimuli nyeri atau sentakan pada lutut merupakan kerja refleks.
Suatu refleks adalah setiap respon yang terjadi secara otomatis tanpa disadari.
Terdapat dua macam refleks:

1. Refleks sederhana atau refleks dasar, yang menyatu tanpa dipelajari, misalnya
refleks menutup mata bila ada benda yang menuju ke mata.

2.Refleks yang dipelajari, atau refleks kondisiskan yang dihasilakan dengan belajar.

Rangkaian jalus saraf yang terlibat dalam aktifitas refleks disebut lengkung refleks,
yang terdiri atas lima komponen dasar: (1) reseptor (2)saraf eferen (3) pusat pengintegrasi (4)
saraf eferen (5) efektor.
Proses yang terjadi pada refleks melalui jalan tertentu disebut lengkung refleks.
Komponen-komponen yang dilalui refleks adalah sebagai berikut :

1. Reseptor rangsangan sensoris


Ujung distal dendrit yang menerima stimulus peka terhadap suatu rangsangan misalnya
kulit.
2. Neuron aferen (sensoris)
Melintas sepanjang neuron sensorik sampai ke medula spinalis yang dapat menghantarkan
impuls menuju ke susunan saraf pusat.
3. Neuron eferen (motorik)
Melintas sepanjang akson neuron motorik sampai ke efektor yang akan merespon impuls
eferen menghantarkan impuls ke perifer sehingga menghasilkan aksi yang khas.
4. Alat efektor
Dapat berupa otot rangka, otot jantung, atau otot polos kelenjar yang merespon
Sifat umum refleks yaitu :
a) Rangsangan Adekuat
Rangsangan yang memicu terjadinya refleks umumnya sangat tepat (presisi). Rangsangan
ini dinamakan rangsangan adekuat untuk refleks tersebut. Suatu contoh yang jelas adalah
refleks menggaruk pada anjing. Refleks spinal ini timbul akibat rangsangan yang adekuat
melalui rangsangan raba linier multipel, yang misalnya karena terdapat serangga yang
merayap di kulit. Respons yang timbul adalah garukan hebat pada daerah yang terangsang.

b) Jalur Bersama Akhir


Neuron motorik yang mempersarafi serabut ekstrafusal otot rangka merupakan bagian
eferen dari lengkung refleks. Seluruh pengaruh persarafan yang memengaruhi kontraksi
otot pada akhirnya akan tersalur melalui lengkung refleks ke otot tersebut dan karena itu
dinamakan jalur bersama akhir (final common path).

c) Berbagai Keadaan Eksitasi dan Inhibisi Sentral


Penyebaran keatasdan kebawah di sepanjang medula spinalis karena pengaruh
penggabungan daerah bawah ambang yang ditimbulkan oleh rangsangan eksitasi. Efek
inhibitorik langsung dan prasinaps juga dapat menyebar. Efek ini umumnya bersifat
sementara. Istilah keadaan eksitasi sentral dan keadaan inhibisi sentral digunakan untuk
menggambarkan keadaan berkepanjangan yang memperlihatkan pengaruh inhibisi atau
sebaliknya.

d) Habituasi dan Sensitisasi Respons Refleks


Keadaan bahwa respons refleks bersifat stereotipik tidak menghilangkan
kemungkinan bahwa respons tersebut dapat berubah melalui pengalaman

Reseptor merupakan impuls yang merupakan perubahan fisik atau kimia di


lingkungan reseptor. Dalam merespon stimulus, reseptor menghasilkan potensial aksi yang
akan diteruskan oleh saraf eferen ke pusat pengintegrasi refleks dasar, sedangkan otak lebih
tinggi memproses semua informasi dan meneruskannya melalui saraf eferen ke efektor (otot
atau kelenjar) yang melaksanakan respon yang diinginkan.
Proprioseptor terdapat pada sendi-sendi yang memberikan informasi akan tempat-
tempat tertentu pada tubuh kita tanpa harus menggunakan indera penglihatan berupa mata
sebagai input (masukan) yang dilanjutkan ke sistem saraf. Beberapa posisi tubuh dapat dijaga
secara spontan dengan menyertakan otot-otot antagonis dan proprioseptornya. Untuk dapat
menguji efektivitas proprioseptornya dapat saja kita lakukan dengan menutup mata.

Ada dua macam reseptor dalam, yaitu :


a.Proprioseptor, yaitu kesadaran akan kedudukan tangan, kesetimbangan tubuh terhadap
gravitasi.
b.Interoseptor adalah reseptor yang menyampaikan informasi tentang keadaan alat-alat dalam
dan informasi tentang lingkungan dalam.

Umumnya reseptor kita dengan cepat mampu beradaptasi artinya berhenti berespon
sampai pada suatu tingkatan masukan yang tetap. Akan tetapi, reseptor pada indera tertentu
tidak bekerja demikian seperti pada proprioseptor. Proprioseptor adalah reseptor indera yang
didistribusikan di seluruh otot ke impuls saraf. Selanjutnya memungkinkan otak untuk
menentukan keadaan kontraksi otot tersebut. Jika seseorang mulai kehilangan keseimbangan
proprioseptor dari kaki memberi tahu otak dengan serentak melakukan aksi untuk
memperbaikinya. Gerak otot kompleks seperti saat kita mengetik, menangkap bola, atau pada
saat sedang kesemutan semuanya menggunakan proprioseptor. Aksi berbagai otot yang
terkoordinasi dan waktu yang sesuai memerlukan otak harus terus-menerus diberi informasi
mengenai masing-masing otot.

B. Tujuan
Untuk membuktikan proses terjadinya gerak refleks
BAB II
METODE PRAKTIKUM

A. Alat Dan Bahan


Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini, yaitu:
Pestle atau palu kayu
Bulpen
Orang contoh
Air Minum

B. Cara Kerja

1. Uji 1 : Refleks Patela


a. Orang contoh duduk secara rileks di atas meja dengan kaki menggantung
b. Dirabah bagian tendon atau urat yang berada di bawah empurung lutut (ospatela)
untuk memastikan letaknya
c. Diketuk pestle tepat mengenai tendon
d. Diamati apa yang terjadi. Apakah hal itu disengaja?
e. Ditutup mata dan diketukkan pestle sekali lagi pada tendon. Diamati apa yang terjadi,
apakah gerakannya tetap sama?
Apakah ada kesamaan gerakan kaki antara mata terbuka dan tertutup?
Bagaimana kesimpulannya/

2. Uji 2 : Refleks Cahaya


a. Ditutup kedua mata selama 2 menit. Dibuka cepat-cepat dan perhatikan perubahan
pupil

3. Uji 3 : Refleks Akomodasi


a. Dipandang berturut-turut benda dekat dan jauh . perhatikan perubahan pupil.

4. Uji 4 : Refleks Menelan


a. Ditelan ludah dan coba telan lagi dengan segera. Dicoba sementara minum air.
5. Uji 5 : Refleks Telapak Tangan
a. Diletakkan benda kecil berbentuk silinder (bulpen) pada telapak tangan. Perhatikan
bahwa tanagn mengepal memegang benda ini.

6. Uji 6 : Refleks Telapak Kaki


a. Digelitik telapak kaki.
b. Diperhatikan efeknya pada jari kaki.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Tabel Hasil Pengamatan

No. Uji Refleks Rangsangan Keterangan


(Ada/Tidak)

1 Refleks Patela Ada Kaki bergerak, namun gerakannya


(Mata terbuka) agak lambat

2 Refleks Patela Ada Kaki bergerak, gerkannya cepat dan


(Mata Tertutup) tiba-tiba

3 Refleks Cahaya Ada Pupil membesar dan kelopak mata


mengedip

4 Refleks Akomodasi Ada Pada benda yang jauh, pupil


membesar. Sedangkan pada benda
yang dekat pupil mengecil

5 Refleks Menelan Ada Lebih cepat menelan air ludah


sambil minum air, dibandingkan
menelan air ludah saja.

6 Refleks Telapak Tangan Ada Tangan mengepal memegang benda


(bulpen)

7 Refleks Telapak Kaki Ada Jari kak bergerak

B. Pembahasan
Reseptor merupakan impuls yang merupakan perubahan fisik atau kimia di lingkungan
reseptor. Dalam merespon stimulus, reseptor menghasilkan potensial aksi yang akan
diteruskan oleh saraf eferen ke pusat pengintegrasi refleks dasar, sedangkan otak lebih tinggi
memproses semua informasi dan meneruskannya melalui saraf eferen ke efektor (otot atau
kelenjar) yang melaksanakan respon yang diinginkan.
Reseptor merupakan impuls yang merupakan perubahan fisik atau kimia di lingkungan
reseptor. Dalam merespon stimulus, reseptor menghasilkan potensial aksi yang akan
diteruskan oleh saraf eferen ke pusat pengintegrasi refleks dasar, sedangkan otak lebih tinggi
memproses semua informasi dan meneruskannya melalui saraf eferen ke efektor (otot atau
kelenjar) yang melaksanakan respon yang diinginkan.
Adapun mekanisme gerak refleks, yaitu refleks dimulai dengan diterimanya
rangsangan oleh reseptor dan diteruskan ke serabut saraf sensorik. Serabut saraf sensorik ini
kemudian akan memasuki sumsum tulang belakang melalui saraf spinal yang memiliki badan
sel pada akar dorsal. Pada bagian akar dorsal dari sumsum tulang belakang ini, kemudian
akan dihubungkan dengan sel interneuron yang terdapat pada matriks kelabu dari sumsum
tulang belakang ke serabut saraf motorik yang memiliki badan sel pada akar ventral.
Selanjutnya dari serabut saraf motorik ini akan menuju efektor (sel-sel otot) untuk
memberikan respon. Secara singkat mekanisme refleks dapat dituliskan sebagai berikut, yaitu
rangsang neuron sensorik sumsum tulang belakang neuron motorik efektor.
Pada praktikum mengenai gerak refleks, dilakukan beberapa uji, yaitu uji refleks
patela, refleks akomodasi, refleks menelan, refleks telapak tangan, dan refleks telapak kaki.
Pada uji 1 yaitu refleks patela, orang contoh duduk di atas meja dengan kaki menggantung
dan kemudian dipukul dengan pestle. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, dilihat
bahwa ketika dipukul, kaki memberikan respon dengan adanya gerakan yaitu menggerakkan
kaki ke depan seolah-olah menendang. Pada saat mata terbuka, gerakan kakinya tidak terlalu
cepat, hal ini dikarenakan mata dalam keadaan terbuka, sehingga praktikan dapat melihat
langsung perlakuan yang diberikan dan dapat menahan gerakan kaki tersebut. Sedangkan
pada saat mata tertutup, gerakan kakinya sangat cepat, kuat dan tiba-tiba. Refleks pada lutut
ini disebut refleks sumsum tulang belakang, karena saraf penghubungnya terletak di dalam
sumsum tulang belakang.
Gerak refleks pada lutut merupakan contoh respon sederhana, adapun mekanisme
refleks pada lutut yaitu :

1. refleks sentakan lutut disebaban oleh ketukan pada tendon yang berhubungan dengan
otot kuadrisep.
2. reseptor sensoris mendeteksi peregangan mendadak pada otot kuadriseps (paha).
3. neuron sensoris mengirimkan informasi ke sinapsis dengan neuron motoris pada
sumsum tulang belakang.
4. neuron motoris mengirimkan sinyal ke otot kuadrisep yang menyertakan kaki bagian
bawah kearah bagian depan.
5. neuron sensoris dari kuadrisep juga berkomunikasi dengan interneuron di sumsum
tulang belakang yang selanjutnya menghambat neuron motoris yang mengirimkan
sinyal ke otot kaki yang berbeda (fleksor) yang kerjanya berlawanan dengan otot
kuadriseps. Inhibisi ini menghambat fleksor sehingga tidak berkontraksi yang akan
menahan kerja kuadriseps.

Gambar Lengkung refleks yang menggambarkan mekanisme


jalannya impuls pada lutut yang dipukul

Perbedaan antara gerak refleks dan gerak yang terjadi secara sengaja atau sadar yaitu
apabila gerak yang terjadi secara sadar rangsangan yang masuk akan melewati otak sebagai
sistem saraf pusat kemudian diteruskan ke saraf motorik dan akhirnya ke efektor tetapi pada
gerak refleks rangsangan yang masuk melewati sumsum tulang belakang sebagai sistem saraf
pusatnya bukan otak.
Pada uji refleks cahaya, mata ditutup selama 2 menit dan kemudian dibuka cepat-
cepat. Dari hasil pengamatan, terlihat bahwa pupil mata akan membesar apabila mata dibuka
secara tiba-tiba setelah penutupan mata selama 2 menit dan kemudian kelopak mata akan
mengedip. Hal ini dikarenakan oleh mata berusaha untuk mengumpulkan cahaya kembali
setelah lamanya penutupan mata, dan mata kehilangan cahaya. Cahaya yang dapat masuk
hanya cahaya yang masuk kedalam omatidium yang paralel (atau hampir) dengan sumbu
panjang yang mundur yang diserap oleh pigmen-pegmen penyaring. Sifat faset dalam mata
bertindak sebagai lensa yang menghimpun khas cahaya dari seluruh bagian objek yang
dipandang dan meneruskannya kembali.
Pada uji refleks akomodasi, praktikan disuruh memandang benda jauh dan dekat
berturut-turut. Dari hasil pengamatan, dilihat bahwa pupil akan lebih besar pada saat melihat
benda yang jauh, dan akan mengecil bila melihat benda dalam jarak dekat. Hal ini juga
berpengaruh terhadap jumlah pengumpulan cahaya oleh daya akomodasi mata yang telah
dijelaskan diatas. Gerakan pupil mata yang menyempit dan melebar karena terkena
rangsangan cahaya merupakan contoh refleks otak.
Pada uji menelan, didapatkan hasil bahwa menelan air ludah sambil meminum air
lebih mudah bila dibandingkan dengan menelan air ludah. Hal ini dapat dikarenakan oleh
kekentalan air ludah yang menyebabkan kesulitan atau hambatan dalam penelanannya. Selain
itu juga pada saat menelan air ludah, kita harus terlebih dahulu mengumpulkan air ludah
didalam mulut, hal ini juga menyebabkan mengapa menelan air ludah lebih lama bila
dibandingkan dengan menenlan air liur.
Pada uji telapak tangan, diberikan bullpen pada telapak tangan dari arah belakang.
Dari apa yang telah dilakukan, dilihat bahwa tangan langsung menegpal memegang bullpen
tersebut. Hal ini dikarenakan manusia memiliki sistem saraf yang mana saraf-saraf tersebut
dapat menghantarkan stimulus keotak hingga menimbulkan respon. Respon akan ditanggapi
oleh neuron dengan mengubah potensial yang ada antara permukaan luar dan dalam dari
membran. Sel-sel dengan sifat ini disebut dapat dirangsang (excitable) dan dapat diganggu
(Irritable). Neuron ini segera bereaksi tehadap stimulus , dan dimodifikasi potensial listrk
dapat terbatas pada tempat yang menerima stimulus atau dapat disebarkan ke seluruh bagian
neuron oleh membran. Penyebaran ini disebut potensial aksi atau impuls saraf, mampu
melintasi jarak yang jauh impuls saraf menerima informasi keneuron lain, baik otot maupun
kelenjar.
Dan pada refleks telapak kaki dimana telapak kaki digelitik, maka jari kaki akan
bergerak-gerak. Hal ini juga disebabkan oleh gerakan refleks yang berasal dari sumsum
tulang belakang. Apabila rangsangan dengan kekuatan tertentu diberikan kepada membran
sel saraf, membran akan mengalami perubahan elektrokimia dan perubahan fisiologis.
Perubahan tersebut berkaitan dengan adanya perubahan permeabilitas membran yang
menyebabkan terjadinya permiabel tehadap Na+ dan sangat kurang permiabel terhadap K+.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada saat lutut dipukul, kaki akan memberikan respon dengan menggerakan kaki ke
depan seolah-olah menendang. Saat mata terbuka, gerakannya kakinya sedikit lambat
karena praktikan melihat kejadian tersebut dan dapat menahan gerakan kakinya,
sedangkan pada mata tertutup, gerakan kakinya kuat dan tiba-tiba. Refleks pada lutut
ini disebut refleks sumsum tulang belakang, karena saraf penghubungnya terletak di
dalam sumsum tulang belakang.
2. Pada uji untuk menguji refleks cahaya, pupil mata akan membesar apabila mata
dibuka secara tiba-tiba setelah penutupan mata selama 2 menit. Hal ini dikarenakan
oleh mata berusaha untuk mengumpulkan cahaya kembali setelah lamanya penutupan
mata, dan mata kehilangan cahaya. Cahaya yang dapat masuk hanya cahaya yang
masuk kedalam omatidium yang paralel (atau hampir) dengan sumbu panjang yang
mundur yang diserap oleh pigmen-pegmen penyaring. Sifat faset dalam mata
bertindak sebagai lensa yang menghimpun khas cahaya dari seluruh bagian objek
yang dipandang dan meneruskannya kembali.
3. Pada uji akomodasi melihat benda jarak jauh dan dekat, pupil akan lebih besar pada
saat melihat benda yang jauh, dan akan mengecil bila melihat benda dalam jarak
dekat.Hal ini juga berpengaruh terhadap jumlah pengumpulan cahaya oleh daya
akomodasi mata yang telah dijelaskan diatas. Gerakan pupil mata yang menyempit
dan melebar karena terkena rangsangan cahaya merupakan contoh refleks otak.
4. Pada uji menelan, diketahui bahwa menelan air ludah sambil meminum air lebih cepat
dibandingkan menelan air ludah saja. Hal ini dapat dikarenakan oleh kekentalan air
ludah yang menyebabkan kesulitan atau hambatan dalam penelanannya. Selain itu
juga pada saat menelan air ludah, kita harus terlebih dahulu mengumpulkan air ludah
didalam mulut, hal ini juga menyebabkan mengapa menelan air ludah lebih lama bila
dibandingkan dengan menenlan air ludah sambil meminum air.
5. Sedangkan pada praktikum refleks pada telapak tangan, tangan berusaha menangkap
benda yang jatuh. Hal ini dikarenakan manusia memiliki sistem saraf yang mana
saraf-saraf tersebut dapat menghantarkan stimulus keotak hingga menimbulkan
respon. Sedangkan pada uji refleks telapak kaki, ketika kaki digelitik, maka jari-jari
kaki akan bergerak. Hal ini disebabkan oleh gerakan refleks yang berasal dari
sumsum tulang belakang.

B. Saran

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka kami menyarankan agar dalam
praktikum, sebaiknya praktikan lebih konsentrasi dalam mengamati perubahan gerak refleks
yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A., Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell. 2003. Biologi. Erlangga.
Jakarta.

Isnaeni,wiwi.2006.Fisiologi Hewan.Kanisius:Yogyakarta

Kimball, J. W. 2002. Biologi Jilid 2. Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai