Anda di halaman 1dari 18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis
1. Kontrasepsi
a. Pengertian
1) Kontrasepsi adalah salah satu cara untuk mencegah terjadinya

kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur dan sel

sperma (Depkes RI, 2003).


2) Kontrasepsi adalah suatu alat, obat atau cara yang digunakan

untuk mencegah terjadinya konsepsi atau pertemuan antara sel

telur dengan sel jantan (sperma) di dalam kandungan atau rahim

(BKKBN, 2003).
3) Akseptor KB adalah peserta keluarga berencana pasangan usia

subur dimana salah seorang menggunakan salah satu cara alat

kontrasepsi untuk tujuan pencegahan kehamilan (Dinkes, 2008).


b. Tujuan Pelayanan Kontrasepsi
1) Tujuan Umum
Menyelenggarakan pelayanan kontrasepsi yang berkualitas dan

menuju tercapainya keluarga sejahtera dan produktif

(Hartanto, 2004).

2) Tujuan Pokok
Menurut Hartanto (2004), Penurunan angka kematian yang

bermakna guna mencapai tujuan umum tersebut, maka ditempuh

kebijaksanaan mengkatagorikan tiga fase untuk mencapai sasaran

yaitu:
a) Fase Menunda atau Mencegah Kehamilan.
Fase menunda kehamilan bagi PUS dengan usia istri kurang

dari 20 tahun dianjurkan untuk menunda kehamilannya.

9
10

b) Fase Menjarangkan Kehamilan.


Periode usia istri antara 20-30 tahun merupakan periode usia

paling baik untuk melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang

dan jarak antara kelahiran adalah 2-4 tahun.


c) Fase Menghentikan atau Mengakhiri Kehamilan atau

Kesuburan.
Periode usia isteri di atas 30 tahun, terutama di atas 35 tahun,

sebaiknya mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2 orang

anak.
c. Jenis Kontrasepsi
Menurut BKKBN (2004) pada umumnya cara atau metode

kontrasepsi dapat dibagi menjadi :


1) Metode sederhana.
a) Tanpa alat atau obat: senggama terputus, pantang berkala.
b) Dengan alat atau obat: kondom, diafragma atau kap, kream,

jelli dan cairan berbusa (spermisida), tablet berbusa (vaginal

tablet), intravagina tissue.


2) Metode kontrasepsi efektif.
a) Pil.
b) AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim).
c) Suntikan.
d) Implant (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit).
3) Metode mantap dengan cara operasi (Kontrasepsi Mantap).
a) Pada wanita, misalnya : metode operasi wanita (MOW) atau

tubektomi.
b) Pada pria : metode operasi pria (MOP)/vasektomi
d. Jenis Kontrasepsi Suntik
Menurut Hartanto (2003) dua kontrasepsi suntikan berdaya kerja

lama yang sekarang banyak dipakai adalah:


1) KB suntik tribulanan/ DMPA (Depot medroxy progesterone

acetate) atau Depoprover.


2) KB suntik bulanan/ Cyclofem.
2. Kontrasepsi Cyclofem
a. Pengertian
11

Kontrasepsi cyclofem dengan kemasan 0,5 ml suspense

aqueous steril yang berisi kombinasi 25 mg DMPA (Depo Medroksil

Progesteron Asetat) dan 5 mg Estradio cypionate yang diberikan

setiap sebulan sekali dengan cara disuntikan intra muskuler (pada

daerah bokong) (Hartanto, 2004).

Mekanisme kerja
1) Menipiskan endometrium, sehingga tidak siap untuk dibuahi.
2) Mencegah lepasnya sel telur dari indung telur wanita.
3) Mengentalkan lender mulut rahim, sehingga menghambat

spermatozoa (sel mani) masuk dalam rahim (Suratun, 2003).


b. Efektifitas
Kontrasepsi suntik memiliki efektifitas yang tinggi dengan 0,3

kehamilan per 100 perempuan per tahun, asal penyuntikannya

dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan

(Affandi, 2003).
c. Efek Samping
1) Nausea, sakit kepala, sakit pada dada, peningkatan berat badan 3

kilogram selama tahun pertama dan bertambah secara progesif

selama tahun kedua.


2) Perdarahan setelah penyuntikan pertama dapat terjadi kira-kira

selama 30 hari. Lebih dari 60% wanita mendapatkan kembali

siklus yang normal setelah 1 tahun. Sejumlah wanita yang

menggunakan cyclofem mengalami perdarahan lebih awal atau

lebih lambat dari biasanya, dan sejumlah wanita yang lain

mengalami amenorhoe, spoting atau masa perdarahan yang lebih

lama dan lebih berat.


12

3) Tidak ada atau sedikit efek yang berpengaruh pada kolesterol,

koagulasi, fibrinolisis, fungsi platelet, tekanan darah sistolik atau

diastolic, lemak atau apolipoprotein.


d. Keuntungan
Menurut Hartanto (2004) kelebihan kontrasepsi suntikan sekali

sebulan yaitu:
1) Menimbulkan perdarahan teratur setiap bulan.

2) Kurang menimbulkan perdarahan bercak atau perdarahan

irregular lainnya.

3) Kurang menimbulkan amenorhoe.

4) Efek samping lebih cepat menghilang setelah suntikan

dihentikan.

e. Kerugian
Sedangkan kerugian dari kontrasepsi suntikan sekali sebulan menurut

Hartanto (2003) yaitu:


1) Penyuntikan lebih sering.

2) Biaya keseluruhan lebih tinggi.

3) Kemungkinan efek samping karena estrogennya.

f. Indikasi
Indikasi pemakaian KB suntik Cyclofem menurut Affandi (2003)

adalah:
1) Usia reproduktif
2) Multipara dan yang telah memiliki anak
3) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
4) Setelah melahirkan dan tidak menyusui
5) Setelah abortus atau keguguran
6) Telah banyak anak, tetapi balum menghendaki tubektomi
7) Tekanan darah < 180/110 mmHg
8) Sering lupa menggunakan pil
g. Kontraindikasi
13

Kontraindikasi pemakaian KB suntik Cyclofem menurut Hartanto

(2003) adalah:
1) Kehamilan atau dugaan hamil.
2) Kanker payudara
3) Kanker saluran genital.
4) Menderita atau pernah mempunyai gangguan tromboembolik.
5) Penyakit pembuluh darah otak atau pembuluh jantung.
6) Perdarahan abnormal yang tidak diketahui penyebabnya.
7) Focal migraine.
8) Penyakit hati akut.
h. Teknik Penyuntikan
Cyclofem dalam kemasan 0,5 ml suspense aqueous steril harus

dikocok terlebih dahulu dengan baik dan penyuntikan dilakukan

dalam otot secara IM atau di daerah pantat diberikan setiap sebulan

sekali (Hartanto, 2002).


i. Waktu penyuntikan
Menurut Hartanto (2002), Kontrasepsi KB suntik Cyclofem

diberikan pada saat siklus haid. Disarankan untuk mulai

menggunakan kontrasepsi suntik selama 5-7 hari pertama dari siklus

haid.
3. Peningkatan Berat Badan
a. Pengertian
1) Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting

yang digunakan sebagai ukuran laju pertumbuhan fisik,

disamping itu berat badan digunakan sebagai ukuran perhitungan

dosis obat dan makanan. Berat badan menggambarkan jumlah

dari protein, lemak, air, dan mineral (Suparyanto, 2003).


2) Berat badan merupakan parameter yang baik, mudah terlihat

perubahan dalam waktu singkat karena perubahan-perubahan

konsumsi makanan dan kesehatan (Supariasa, 2003).


b. Pengaruh KB suntik terhadap peningkatan berat badan
14

Pemakaian kontrasepsi suntik baik kontrasepsi suntik bulanan

maupun tribulanan mempunyai efek samping utama yaitu perubahan

berat badan. Faktor yang mempengaruhi perubahan berat badan

akseptor KB suntik adalah adanya hormon progesteron yang kuat

sehingga merangsang hormon nafsu makan yang ada di hipotalamus.

Dengan adanya nafsu makan yang lebih banyak dari biasanya tubuh

akan kelebihan zat-zat gizi. Kelebihan zat-zat gizi oleh hormon

progesteron dirubah menjadi lemak dan disimpan di bawah kulit.

Perubahan berat badan ini akibat adanya penumpukan lemak yang

berlebih hasil sintesa dari karbohidrat menjadi lemak

(Mansjoer, 2003).

c. Cara menghitung berat badan normal


Berat badan normal: 0,9 X (tinggi badan 100)
Jika wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30% dari berat badan

normal dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dari berat badan

normal dianggap mengalami obesitas. Obesitas adalah kelebihan

berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang

berlebihan (Supariasa, 2000).


d. Menu Diet Rendah Kalori

Pagi: nasi berat 100 g (3/4 gelas), telur 50 g (1 butir), sayuran 100 g

(1 mangkuk), buah 100 g (1 potong), minyak 5 g (1/2 sendok).

Pukul 10:00: buah 100 g (1 buah/potong).

Siang: nasi 140 g (1 gelas), daging 75 g (1 potong besar), tempe 50

g (2 potong), sayuran 100 g (1 mangkuk), minyak 5g.

Pukul 16:00: buah 100 g.


15

Malam: nasi 100 g, daging 75 g, tempe 50 g, sayuran 100 g, buah

100 g (1 buah/potong), minyak 5 g. (Mansjoer, 2000).


e. Senam Aerobik
Senam aerobik adalah senam yang dilakukan dengan menggunakan

musik. Senam aerobik memiliki irama-irama tertentu dan hampir

mirip dengan menari. Bedanya, gerakan senam aerobik lebih kepada

tujuan kesehatan yang juga untuk melangsingkan tubuh dan bukan

pada tujuan keindahan, seperti pada kegiatan menari

(Anneahira, 2010).
1) Gerakan Senam Aerobik
Gerakan senam aerobik bisa dibagi menjadi tiga bagian utama,

yaitu pemanasan, inti, dan pendinginan. Ketiga gerakan tersebut

harus ada dalam senam aerobik. Ketiga gerakan senam aerobik

tersebut memiliki tujuannya masing-masing.


a) Pemanasan
Pemanasan adalah gerakan awal yang wajib dilakukan sebelum

melakukan gerakan senam aerobik yang lainnya. Tujuan secara

umum adalah untuk melemaskan otot-otot yang kaku,

mengurangi cidera, meningkatkan suhu tubuh untuk persiapan

gerakan berikutnya. Biasanya, dilakukan selama 10-15 menit.

Pemanasan juga dibagi menjadi 3 bagian, yaitu menggerakkan

sebagaan tubuh tanpa berpindah, menggerakkan seluruh tubuh

secara berpindah, dan peregangan. Menggerakkan tubuh tanpa

berpindah bisa dilakukan dengan menggerakkan kepala, jalan

di tempat, mengayunkan tangan ke kanan dan ke kiri, serta

meletakkan tangan di pinggang. Irama musik dalam

pemanasan masih wajar dan tidak terlalu cepat.


b) Inti
16

Gerakan awal, disebut juga low impact, gerakan puncak atau

inti, gerakan akhir sebelum pendinginan. Waktu yang

digunakan biasanya antara 40 sampai 55 menit. Tujuan dari

gerakan inti adalah untuk membentuk tubuh menjadi lebih

indah. Gerakan inti lebih keras dan disiplin dibandingkan

dengan gerakan pemanasan. Pada gerakan inti, keringat yang

dihasilkan lebih banyak dibandingkan gerakan pemanasan.

Dalam gerakan inti ini, denyut nadi jadi lebih cepat

dibandingkan dengan sebelumnya. Irama musik dalam gerakan

inti sangat cepat dibandingkan gerakan senam aerobik yang

lainnya.
c) Pendinginan
Gerakan pendinginan adalah gerakan yang bertujuan untuk

kembali menormalkan denyut nadi yang berdetak kencang


Gerakan yang dilakukan tidak seperti gerakan inti. Digunakan

untuk mengatur pernapasan. Merupakan fase-fase sebelum

mengakhiri senam aerobik. Musik yang diperdengarkan dalam

proses pendinginan ini lebih slow dibandingkan pada bagian

pemanasan dan inti.


Ketiga gerakan senam aerobik tersebut adalah gerakan yang

wajib ada dalam senam aerobik. Kegiatan senam tidak bisa

disebut sebagai senam aerobik bila tidak ada ketiga unsur

gerakan tersebut dan juga musik pengiring (Anneahira, 2010).


f. Penatalaksanaan peningkatan berat badan pada akseptor KB suntik

Cyclofem :
1) Memberi KIE pada ibu penyebab kenaikan berat badan setelah

pemakaian KB suntik Cyclofem kemungkinan disebabkan karena


17

hormone progesterone yang merangsang pusat pengendalian nafsu

makan di hipotalamus, yang menyebabkan makan lebih banyak

dari pada biasanya (Hartanto, 2004).


2) Memberikan informasi bahwa kenaikan berat badan sebanyak 2-3

kg dapat saja terjadi pada pemakaian KB suntik Cyclofem dalam 1

tahun pertama(Varney, 2007).


3) Menganjurkan ibu untuk olah raga yang teratur dan diet rendah

kalori (Mansjoer, 2000).


4) Memberikan informasi ibu bila berat badan berlebih sangat

mengganggu agar menghentikan suntik dan anjurkan

menggunakan metode kontrasepsi lain (Saifuddin, 2003).

B. Teori Manajemen Kebidanan


Manajemen kebidanan adalah suatu metode proses berfikir logis

sistematis. Oleh karena itu manajemen kebidanan merupakan alur bagi

seorang bidan dalam memberikan arah kerangka dalam menangani kasus yang

menjadi tanggung jawabnya (Varney, 2004).


Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan,

dimulai dari pengumpulan data dasar dan berakhir evaluasi, langkah-langkah

tersebut membentuk kerangka yang lengkap sehingga dapat diaplikasikan

dalam semua situasi, akan tetapi setiap langkah dipecah-pecah sehingga sesuai

dengan kondisi pasien (Varney, 2008).


1. Pengkajian Data
Dalam langkah pertama ini harus mencari dan menggali data ataupun fakta

yang berasal dari pasien, keluarga maupun anggota tim kesehatan lainnya,

ditambahkan dengan hasil yang dilakukan oleh bidan itu sendiri.


a. Data Subyektif
18

Adalah data yang didapatkan untuk mengetahui keluhan atau masalah

yang dirasakan ( Priharjo, 2006).


1) Biodata
Biodata menurut Nursalam (2001) terdiri dari:
a) Nama : Untuk mengetahui dan mengenal pasien.
b) Umur : Untuk mengenal faktor resiko dilihat dari umur

pasien.
c) Agama : Berguna untuk memberikan dorongan sesuai

kepercayaannya.
d) Suku bangsa : Untuk mengetahui adat kebiasaan pasien.
e) Pendidikan : Untuk mengetahui pengetahuan ibu dalam

bidang kesehatan.
f) Pekerjaan : Untuk mengetahui sosial ekonomi dan aktivitas

ibu sehari-hari.
g) Alamat : Untuk mendapatkan gambaran lingkungan

tempat tinggal.
2) Alasan datang atau keluhan utama
Adalah mengetahui keluhan yang dirasakan saat pemeriksaan.

Keluhan akseptor KB suntik ini merasa terganggu aktivitasnya

karena badan yang gemuk dan terasa berat (Nursalam, 2001).


3) Riwayat Menstruasi
Untuk mengetahui menarche, lama menstruasi, banyak darah

menstruasi, keluhan-keluhan yang dirasakan pada saat menstruasi.

Hal ini dinyatakan dengan maksud untuk memperoleh gambaran

mengenai fungsi alat reproduksi (Nursalam, 2001).


4) Riwayat Perkawinan
Status perkawinan, jika menikah, apakah ini pernikahan yang

pertama, apakah pernikahannya bahagia, jika belum menikah

apakah terdapat hubungan yang bersifat mendukung (Farrer, 2001).


5) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Untuk mengetahui jumlah kehamilan sebelumnya dan hasil

akhirnya (abortus, lahir hidup, apakah anaknya masih hidup dan


19

apakah dalam kesehatannya baik), apakah terdapat komplikasi atau

interveral pada kehamilan, persalinan ataupun masa nifas

sebelumnya dan apakah ibu tersebut mengetahui penyebabnya

(Ferrer, 2001).
6) Riwayat Keluarga Berencana
Jenis dan lama berlangsungnya tiap metode kontrasepsi bersama

dengan komplikasi yang menyertai. Komplikasi ini dapat

mencakup amenorhoe atau penyakit tromboembolik dengan

kontrasepsi oral, dismenorhoe, perdarahan yang hebat (menoragia),

infeksi pelvis akibat kontrasepsi dalam rahim atau kegagalan

kontrasepsi (Hacker, 2001).


7) Riwayat psikologis
Data psikososial ini untuk memperkuat data dari pasien terutama

secara psikologis. Data ini meliputi dukungan suami dan keluarga

kepada ibu mengenai pemakaian kontrasepsi (Hartanto, 2004).

Pada kasus asuhan kebidanan KB suntik cyclofem dengan kenaikan

berat badan psikologinya yaitu akseptor merasa tidak cantik karena

badannya gemuk (Suparto, 2000).


b. Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang dapat dilihat dan diobservasikan

tenaga kesehatan (Prihardjo, 2006).


1) Pemeriksaan fisik
a) Keadaan Umum
Untuk mengetahui keadaan umum ibu dan tingkat kesadaran

(Nursalam, 2001).
b) Kesadaran
Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu, contoh

composmentis (Saifuddin, 2002).


c) Tanda-tanda vital
20

(1) Tensi : Untuk mengetahui faktor hipertensi, tekanan

darah normal 120/80 mmHg (Saifuddin, 2002)


(2) Suhu : Suhu tubuh adalah keseimbangan antara panas

yang diperoleh dengan panas yang hilang,

suhu normal berkisar 35,8 - 37,3 C

(Johnson, 2004).
(3) Respirasi : Untuk mengetahui frekuensi pernafasan pasien

dalam 1 menit (Saifuddin, 2003). Batas

nominalnya 12-20 x/menit (Johnson, 2004).


(4) Nadi : Wanita dewasa memiliki frekuensi jantung

yang teratur dengan jumlah denyutan 70

x/menit (Johnson, 2004).


d) Tinggi badan
Untuk mengetahui tinggi badan pasien kurang dari 145 cm

atau tidak, termasuk resti atau tidak (Nursalam, 2001).


e) Berat badan
(1) Berat badan sebelum KB
Untuk mengetahui berat badan pasien sebelum KB

Cyclofem.
(2) Berat badan sekarang atau sesudah KB
Untuk mengetahui apakah ada peningkatan berat badan

atau tidak setelah menggunakan KB Cyclofem

(Varney, 2007)
2) Pemeriksaan sistematis
a) Kepala
(1) Rambut : Bersih atau kotor, berketombe atau tidak,

warna rambut, mudah rontok atau tidak

(Nursalam, 2001).
21

(2) Muka : Keadaan muka pucat atau tidak, adakah

kelaian, adakah oedema

(Nursalam, 2001).
(3) Mata : Conjungtiva anemis atau tidak, sclera

ikterik atau tidak (Alimut, 2006).


(4) Hidung : Untuk menilai adanya kelaianan, adakah

polip, apakah hidung tersumbat

(Nursalam, 2001).
(5) Telinga :Apakah ada serumen atau tidak.

(Nursalam, 2001).
(6) Mulut/gigi/gusi : Bersih atau kotor, ada stomatitis atau

tidak, tidak ada caries gigi/tidak

(Nursalam, 2001).
b) Leher
Ada pembesaran kelenjar thyroid/kelenjar getah bening atau

tidak (Nursalam, 2001).


c) Dada dan axilla
(1) Dada
Apakah keadaan dada ada retraksi (ada benjolan/tidak, ada

rasa nyeri atau tidak) (Nursalam, 2001).


(2) Mammae
Payudara kanan dan kiri simetris atau tidak, apakah ada

pembesaran atau benjolan tidak (Nursalam, 2001).


(3) Axilla
Adakah tumor, adakah nyeri tekan (Nursalam, 2001).

d) Abdomen
Apakah ada pembesaran uterus dan pembesaran hati atau

tidak, apakah ada benjolan/tumor tidak, apakah ada nyeri

tekan atau tidak, apakah ada luka bekas operasi atau tidak

(Nursalam, 2001).
e) Anogenital
22

(1) Vulva vagina


Ada luka, varices, oedema, kondiloma atau kelainan

yang lain juga perineum elastis atau tidak.


(Nursalam, 2001).
(2) Perinium
Adakah bekas luka atau tidak (Nursalam, 2001).
(3) Pemeriksaan dalam
Untuk mengetahui keadaan vagina, portio.
(Nursalam, 2001).
(4) Anus
Adakah haemoroid atau tidak (Nursalam, 2001).
f) Ekstremitas
Apakah ada varises atau oedema pada ekstremitas dan reflek

patella (Nursalam, 2001).


3) Pemeriksaan penunjang
Hasil pemeriksaan laboratorium berupa: pemeriksaan golongan

darah, darah dan leukosit pada pasien, agar dapat mengetahui

golongan darah pasien dan untuk menentukan transfusi darah

yang tepat bila terjadi perdarahan, pemeriksaan Hb digunakan

untuk mengetahui apakah pasien mengalami anemia atau tidak

(Wiknjosastro, 2006).
2. Interpretasi Data
Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat

merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Rumusan dan diagnosa

tujuannya digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti

diagnosa tetapi membutuhkan penanganan (Varney, 2008).


a. Diagnosa kebidanan
Adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek

kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan

(Varney, 2008).
Diagnosa Kebidanan: Ny PA umur akseptor KB suntik

Cyclofem dengan kenaikan berat badan.


Data Subyektif:
23

1) Ibu mengatakan mempunyai anak


2) Ibu mengatakan pernah atau tidak pernah keguguran
3) Ibu mengatakan umurnya
4) Ibu mengatakan telah menggunakan kontrasepsi suntik 1 bulanan
5) Ibu mengatakan berat badannya bertambah setelah menggunakan

KB suntik Cyclofemkg.
(Notodiharjo, 2002).
Data Obyektif:
1) KU : Baik/tidak
2) Kesadaran : Composmentis/tidak
3) TTV
a) TD : mmHg
b) R : x/mnt
c) S : C
d) N : x/mnt
4) TB : cm
5) BB sebelum KB : kg
6) BB sekarang : kg
7) Ada/tidak pembesaran perut (Prihardjo, 2002).
b. Masalah
Adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang

ditemukan dari hasil pada pengkajian atau yang menyertai diagnosa

(Nursalam, 2001). Masalah pada kasus ini adalah adanya peningkatan

berat badan setelah memakai kontrasepsi KB suntik cyclofem dan

menyebabkan akseptor merasa tidak cantik karena berat badannya

(Suparto, 2000).
c. Kebutuhan
Adalah hal yang dibutuhkan klien dan belum teridentifikasi dalam

diagnosa dan masalah (Nursalam, 2001). Kebutuhan ibu dalam

peningkatan berat badan setelah menggunakan KB suntik cyclofem

adalah memberitahu kepada ibu bahwa peningkatan berat badannya itu

merupakan efek samping dari KB suntik tersebut (Masjoer, 2000).


3. Diagnosa Potensial
Diagnosa potensial adalah mengidentifikasi dengan hati-hati tanda dan

gejala yang memerlukan tindakan kebidanan untuk membantu pasien

mengatasi atau mencegah masalah-masalah yang spesifik (Varney, 2008).


24

Diagnosa potensial pada akseptor KB suntik cyclofem dengan kenaikan

berat badan dapat terjadi obesitas (Hartanto, 2003).


4. Antisipasi
Antisipasi adalah mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan

atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan

anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien

(Varney, 2008). Pada kasus peningkatan berat badan tindakan segera yang

harus diambil adalah pemantauan berat badan, KIE diet rendah kalori dan

olahraga teratur (Suratun dkk, 2008).


5. Perencanaan
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh

langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan

manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau

diantisipasi (Varney, 2008).


Perencanan akseptor KB Cyclofem dengan kenaikan berat badan adalah:
a. Beri KIE tentang penyebab peningkatan berat badan (Hartanto, 2004).
b. Anjurkan klien diet rendah kalori (Mansjoer, 2000).
c. Anjurkan klien olahraga secara teratur (Depkes RI, 2008).
d. Beri informasi apabila berat badan berlebih, anjurkan untuk

menggunakan metode lain (Saifuddin, 2003).

6. Pelaksanaan
Merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan menyeluruh dari

perencanaan. Pelaksanaan asuhan ini biasa dilakukan untuk bidan atau

tenaga kesehatan lainnya. Jika bidan melakukan sendiri ia tetap memikul

tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaan (Varney, 2008).


Pelaksanaan asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik Cyclofem sesuai

dengan perencanaan yang dibuat, yaitu:


a. Memberi KIE tentang penyebab peningkatan berat badan.
(Hartanto, 2004).
b. Menganjurkan klien diet rendah kalori (Mansjoer, 2000).
c. Menganjurkan klien olahraga secara teratur (Depkes RI, 2008).
25

d. Memberi informasi apabila berat badan berlebih, anjurkan untuk

menggunakan metode lain (saifuddin, 2003).


7. Evaluasi
Langkah ini merupakan langkah terakhir untuk menilai keefektifan dari

rencana asuhan yang telah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan

bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan

dalam masalah dan diagnosa (Varney, 2008). Evaluasi yang diharapkan

dalam penggunaan KB suntik Cyclofem dengan kenaikan berat badan

adalah berat badan ibu menurun, berat badan ibu terkontrol, ibu dapat

melakukan pola makan dengan benar dan bersedia kembali untuk suntik

sesuai jadwal.

DATA PERKEMBANGAN
Data Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan data perkembangan yang berupa

SOAP menurut Varney (2004), yaitu:


S : Subyektif
Menggambarkan hasil pendokumentasian dari pengumpulan data

klien melalui anamnesa.


O : Obyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien,

hasil dirumuskan dalam data focus untuk mendukung assessment.


A : Assesment
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi

data subyektif dan obyektif dalam suatu identifikasi.


P : Planning
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan

evaluasi berdasarkan asessment sebagai langkah rencana

tindakan, implementasi dan evaluasi.

C. Landasan Hukum
26

Bidan memiliki kemandirian untuk melakukan asuhan dalam

Kepmenkes RI/No.900/Menkes/SK/VII/2002 BAB V tentang Registrasi dan

Praktik Bidan. Pasal 14 yang isinya Bidan dalam menjalankan prakteknya

berwenang untuk memberikan pelayanan kebidanan, pelayanan keluarga

berencana, pelayanan kesehatan masyarakat.


D. Kerangka Konsep
Input Proses Output

Akseptor KB
Manajemen Asuhan Hasil:
suntik Cyclofem
Kebidanan menurut 1. Berat badan menurun
dengan kenaikan 2. Berat badan
Varney:
berat badan terkontrol
1. Pengkajian 3. Ibu dapat melakukan
pola makan dengan
2. Interpretasi data
benar
4. Ibu bersedia kembali
3. Diagnosa potensial
untuk suntik sesuai
4. Intervensi jadwal
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
5. Perencanaan

Anda mungkin juga menyukai