Abstract
A study to improve the raw water quality at Taman Kota Drinking Water Company was
conducted by using pilot plant of biofiltration system. The pilot plant was run by pumping
the raw water from river to the reactor continuously with various Hydraulic Retention
Time. Samples of raw water and treated water were taken daily and analyzed for pH,
Total Suspended Solid (TSS), Organic matter, Ammonia nitrogen and Detergent (MBAS).
The results showed that performance of biofiltration system decreaed due to shortening
Hydraulic Retention Times (HRT). The longer HRT caused bigger volume of biofiltration
tank. Therefore, this study suggests that the optimum Hydraulics retention time is 1 hr.
In this HRT, the treated water quality were 7.2 for pH, 40 mg/l for TSS, 10,7 mg/l for
organic matter, 0.35 mg/l for ammonia nitrogen and 0.1 mg/l for MBAS. These results
comply with the Regulation No. 582 year 1995 for raw drinking water quality (class B).
1. PENDAHULUAN
Air merupakan kebutuhan yang yang dihadapi oleh PT. PAM LYONAISE
sangat pokok bagi manusia, terutama JAYA (PALYJA) adalah masalah kualitas
untuk memasak dan minum. Dengan air baku yang buruk akibat ari pencemaran
pesatnya perkembangan penduduk maka limbah domestik ke dalam sungai, terutama
kebutuhan air bersih untuk masyarakat untuk Instalasi Taman Kota Jakarta Barat.
juga semakin bertambah besar. Dampak Dari hasil pemantauan yang dilakukan
dari perkembangan penduduk yang pesat, terhadap air baku (intake water) di instalasi
membawa akibat pada buruknya kualitas Perusahaan Air Minum (PAM) Taman Kota
air sungai sebagai air baku air minum. tersebut pada bulan September 2007 oleh
Akibat pencemaran dari limbah domestik. Tody 1) menunjukkan bahwa konsentrasi
Dengan semakin buruknya kualitas air baku amonia nitrogen bervariasi antara 2,44
untuk air minum, maka disamping biaya mg/l hingga mencapai 5,24 mg/l, dimana
produksinya air di Instalasi Pengolahan Air nilai konsentrasi tersebut telah melampaui
(IPA) membesar, hasil olahannya pun sering ambang batas peruntukkan air baku air
kurang baik. minum yakni sebesar 1 mg/l menurut
Salah satu permasalahan yang Kep. Gub. DKI Jakarta No. 582 th 1995,2)
dihadapi oleh PAM di DKI Jakarta khususnya sehingga dengan IPA yang ada tidak mampu
Perbaikan Kualitas Air Baku,... J.Tek. Ling. 12 (2): 121 - 129 121
mengolah air tersebut menjadi air minum Saat ini IPA Taman Kota tidak
yang memenuhi standar. Dampaknya dioperasikan karena kualitas air baku yang
IPA Taman Kota dari tahun 2008 sampai diolah sangat buruk, karena tercemar limbah
sekarang tidak dioperasikan. domestik, sehingga tidak memungkinkan
Untuk mengatasi tingginya amonia untuk diolah menjadi air bersih dengan
nitrogen, PAM di Indonesia khususnya PAM fasilitas yang saat ini ada di Taman Kota.
di DKI Jakarta menggunakan senyawa khlor Untuk menambah peralatan pre-treatment
(gas khlor atau kalsium hipoklorit) untuk konvensional guna melengkapi fasilitas yang
proses desinfeksi dan untuk menghilangkan ada juga tidak mungkin, karena sempitnya
amonia nitrogen serta senyawa Besi dan lahan yang tersedia.
Mangan.. Dengan semakin besarnya Tujuan studi ini adalah untuk mengkaji
konsentrasi senyawa amoniak dalam perbaikan kualitas air baku dengan
air baku, maka amoniak akan bereaksi menggunakan proses biofiltrasi sebagai
dengan khlor menjadi khloramine yang daya pre-treatment sehingga kualitas air baku
desinfeksinya lebih lemah. Dengan demikian, PAM Taman Kota layak digunakan sebagai
tingginya amoniak ini akan mengakibatkan air baku air minum. Target kualitas air hasil
konsumsi khlor akan menjadi lebih besar olahan biofiltrasi ini adalah memenuhi
sehingga biaya operasi menjadi lebih tinggi. standar air baku golongan B pada SK Gub.
Selain itu dengan semakin besarnya DKI No 582 tahun 1995.
konsentrasi senyawa khlor yang digunakan,
maka hasil samping yang dihasilkan seperti 2. TINJAUAN TEORI
senyawa trihalometan dan khlorophenol juga
semakin besar. Senyawa-senyawa tersebut Salah satu problem atau masalah yang
dapat mengakibatkan penyakit kanker sering dijumpai pada air minum di dunia
(carcinogen). Oleh karena itu zat pencemar akhir-akhir ini yakni timbulnya senyawa yang
amoniak harus dihilangkan. dinamakan Trihalomethanes atau disingkat
Saat ini, untuk menghilangkan polutan THMs, sebagai akibat samping dari proses
organik, deterjen, bau dan polutan mikro desinfeksi dengan gas khlor atau senyawa
lainnya di dalam air minum, PAM biasanya hipokhlorit.
menggunakan proses pengolahan dengan Polutan yang ada di sungai oleh karena
proses adsorbsi Karbon Aktif Bubuk yang pencemaran limbah domestik diataranya
harganya cukup mahal, dilanjutkan dengan adalah deterjen, Amonia, Organik, Besi dan
pengolahan secara fisika yaitu dengan lain sebagainya. Menurut Garno3) seperti
proses koagulasi, flokulasi, sedimentasi serta yang dikutip dari Sawyer & Mc.Carty4) bahwa
desinfeksi dengan khlor. Bila konsentrasi deterjen atau surfaktan adalah senyawa
polutan tersebut di air baku tinggi, maka yang molekulnya mempunyai struktur gugus
pengolahan air di IPA dengan metode ini tertentu yang menyebabkan senyawa tersebut
akan tidak ekonomis. mempunyai sifat-sifat deterjen misalnya
Untuk mengurangi kadar senyawa sifat dapat menimbulkan busa. Deterjen
organik, deterjen dan amoniak di dalam air mempunyai kemampuan untuk menghilangkan
baku air minum maka air sungai harus diolah kotoran pada pakaian, sehingga banyak
terlebih dahulu melalui suatu pengolahan digunakan sebagai bahan pembersih. Untuk
pendahuluan sebelum masuk ke unit mengaktifkan sifat pembersihnya itu, deterjen
pengolahan. Salah satu alternatif yakni dilengkapi zat kimia yang mampu mengurangi
menggunakan proses biologis dengan sistem tegangan permukaan air, sehingga dapat
biofilter tercelup yang diisi dengan media menimbulkan busa.
penyangga dari bahan plastik tipe sarang Permasalahan yang timbul kemudian
tawon atau yang dinamakan biofiltrasi. adalah karena zat pengaktif tersebut yang
Perbaikan Kualitas Air Baku,... J.Tek. Ling. 12 (2): 121 - 129 123
Semakin lama, lapisan biofilm yang 3. METODOLOGI PENELITIAN
tumbuh pada media penyangga tersebut
semakin tebal sehingga oksigen tidak Penelitian dilakukan dalam bulan
dapat masuk ke dalam lapisan biofilm Desember 2009 sampai dengan bulan April
yang mengakibatkan terbentuknya zona 2010 di Intake air baku PAM Taman Kota
anaerobik. Pada zona anaerobik ini, senyawa Jakarta Barat dengan menggunakan reaktor
nitrat yang terbentuk diubah ke dalam bentuk biofiltrasi berskala pilot plant. Reaktor ini
nitrit yang kemudian dilepaskan menjadi mempunyai ukuran panjang 3,4 m, lebar
gas nitrogen (N2). Proses demikian tersebut 1,5 m, dan kedalaman air efektif 2,0 m. Total
dinamakan proses denitrifikasi. volume reaktor biofilter 10,2 m3, dibuat dari
Proses nitrifikasi menurut Gardy & Lim8) bahan fiber glass seperti yang ditunjukkan
didefinisikan sebagai konversi amonia nitrogen pada Gambar 2.
(NH4-N) menjadi nitrit (NO2-N) yang kemudian
menjadi nitrat (NO 3-N) yang dilakukan
oleh bakteri autotropik dan heterotropik.
Proses nitrifikasi ini berlangsung dalam dua
tahap yaitu tahap nitritasi yakni oksidasi ion
ammonium (NH4+) menjadi ion nitrit (NO2-) yang
dilaksanakan oleh bakteri nitrosomonas dan
tahap nitrasi yakni oksidasi ion nitrit menjadi
ion nitrat (NO3-) yang dilaksanakan oleh bakteri
nitrobacter.
Bakteri nitrosomonas dan nitrobacter
ini dikenal sebagai bakteri autotropik yaitu
bakteri yang dapat tumbuh dan berkembang Gambar 2. Pilot plant biofiltrasi di Intake
biak dengan karbon dan nitrogen dari Taman Kota
bahan-bahan anorganik dengan sendirinya.
Bakteri ini menggunakan energi dari proses Bahan yang digunakan adalah
nitrifikasi untuk membentuk sel sintesa yang bahan kimia analisa berupa reagent Hach
baru. Walaupun bakteri nitrifikasi autotropik Nitraver, Asam Sulfat, Chloroform, Kalium
keberadaannya di alam lebih banyak, Permanganat dan lain sebagainya.
proses nitrifikasi dapat juga dilakukan oleh Variable berubah dalam penelitian
bakteri jenis heterotropik (Arthobacter) dan yakni waktu tinggal hidrolis atau Hydraulic
jamur (Aspergillus) 9). Bakteri heterotropik Retention Time (HRT). Waktu tinggal hidrolis
merupakan bakteri yang membutuhkan (jam) dihitung dengan persamaan:
bahan-bahan organik untuk membangun
protoplasma. HRT= VolumeTangkiBiofiltrasi (m3)
Pada proses pengolahan senyawa
NH4-N secara biologis kebutuhan oksigen debit air ke tangki biofiltrasi (m3/jam)
(O 2) cukup besar, sehingga kebutuhan (2)
O 2 yang tinggi dapat dipenuhi dengan
cara memperbesar transfer O2 ke dalam Untuk menentukan HRT, yang perlu
bioreaktor instalasi pengolahan. Pada dilakukan adalah dengan mengatur debit
bioreaktor ini, transfer O2 yang besar dapat air yang masuk ke tangki. Caranya dengan
diperoleh dengan cara menginjeksikan udara mengatur bukaan valve yang ada di pipa aliran
ke dalamnya. Dengan adanya injeksi udara inlet. Target penelitian ini adalah dengan waktu
diharapkan kontak antara gelembung udara tinggal maksimal 1 jam dapat diperoleh kualitas
dan air dapat terjadi. air baku yang sudah memenuhi persyaratan.
Perbaikan Kualitas Air Baku,... J.Tek. Ling. 12 (2): 121 - 129 125
Gambar 6 menunjukkan konsentrasi 7. Dalam waktu 4 bulan pengamatan,
TSS beserta efisiensi penyisihannya. organik permanganat di air baku terendah
Konsentrasi TSS di air baku berkisar antara 8,45 mg/l dan tertinggi 25,5 mg/l. Pada
13,5 sampai 275 mg/l. Saat penelitian ini HRT 6 jam efisiensi berfluktuasi namun
berlangsung, sering terjadi hujan. Air hujan kecenderungannya naik yakni pada kisaran
akan membawa sedimen sehingga air sungai 13-48%.
keruh. Oleh karena itu berfluktuasinya Mekanisme penyisihan organik
TSS di air kemungkinan besar dipengaruhi ini terjadi dengan proses biologis pada
oleh curah hujan di hulu. Pada HRT 6 jam lapisan mikroorganisma (biofilm) yang
efisiensi pengolahan masih belum stabil melekat pada dinding media biofiltrasi
dan berfluktuasi, namun kecenderungannya 11)
. Saat awal biofiltrasi dioperasikan,
meningkat dari 13-100%. Pada HRT 4 jam mikroorganisme kemungkinan masih sedikit
sampai dengan 1 jam efisiensi menurun yang menyebabkan efisiensi penyisihan
yakni rata-rata 85% pada HRT 4 jam dan rendah. Sehingga pada HRT 6 jam terjadi
46% pada 1 jam. Hal ini disebabkan oleh kenaikan efisiensi bersamaan dengan
berkurangnya kemampuan biofilter untuk berjalannya waktu. Pada waktu tinggal 4 jam
menahan padatan pada waktu tinggal yang sampai dengan waktu tinggal 1 jam efisiensi
semakin pendek. penyisihan organik kecenderungannya
menurun. Dengan demikian semakin singkat
HRT, efisiensi semakin mengecil. Pada
pertengahan HRT 1 jam sampai 0,5 jam
terjadi kecenderungan kenaikan efisiensi.
Perbaikan Kualitas Air Baku,... J.Tek. Ling. 12 (2): 121 - 129 127
Pada akhir dari proses penelitian ini, air Tabel 1 menunjukkan rangkuman
yang ada di reaktor biofiltrasi di kosongkan kualitas air hasil olahan biofiltrasi pada
dan diamati kondisi media seperti terlihat HRT 1 jam. Pada Tabel 1 terlihat bahwa
pada Gambar 11. Dari gambar terlihat bahwa keseluruhan parameter yang diuji yakni pH,
media biofiltrasi banyak dipenuhi oleh lumpur TSS, Organik Permanganat, MBAS dan
TSS. Amonia di air hasil olahan biofiltrasi sudah
berada di bawah baku mutu air baku air
minum. Artinya, air olahan biofiltrasi dengan
HRT 1 jam dapat dimanfaatkan sebagai air
baku air minum, khususnya PAM Taman
Kota.
5. KESIMPULAN
Tabel 1. Rangkuman kualitas air hasil olahan biofiltrasi pada HRT 1 jam
BAKU MUTI
PARAMETER NILAI
(Pergub DKI No 582,1995)
pH 7,2 6,5 8,5
TSS (mg/l) 42,8 100
ORGANIK PERMANGANAT
10,7 15
(mg/l)
MBAS (mg/l) 0,1 1
AMONIA NITROGEN (mg/l) 0,34 1
Perbaikan Kualitas Air Baku,... J.Tek. Ling. 12 (2): 121 - 129 129