3. Melatih dan Memotivasi Para Manajer Organisasi selalu membutuhkan manajer yang
terlatih untuk menggantikan posisi manajer jenjang lebih tinggi yang keluar untuk mengambil
keuntungan dari peluang yang lain.peluang seperti itu juga memungkinkanmanajer puncak
mengevaluasi kemampuan para manajer lokalnya. Manajer-manajer yang menghasilkan
keputusan terbaik adalah manajer yang bisa dipromosikan.
4. Meningkatkan daya saing Pada perusahaan yang sangat tersentralisasi, margin laba
secara keseluruhan mampu menutupi ketidakefisienan yang terjadi diberbagai divisinya.
Perusahaan-perusahaan besar sekarang menemukan bahwa mereka tidak mampu
mempertahankan suatu divisi yang tidak berdaya saing. Salah satu cara terbaik untuk
meningkatkan inerja suatu divisi atau pabrik adalah memperkenalkannya lebih jauh pada
kekuatan-keukatan pasar
1. Pusat Biaya Pusat biaya, Manajer pada pusat biaya memiliki kendali atas biaya-biaya
tetapi bukan atas penerimaan atau dana investasi. Departemen jasa seperti akuntansi,
keuangan, administrasi umum, hukum, dan personalia biasanya dianggap sebagai pusat biaya.
Manajer pusat biaya diharapkan meminimalkan biaya dan menyediakan jasa atau produk
yang diminta oleh bagian lain dari organisasi.
2. Pusat Laba Pusat Laba, Manajer sebagai pusat laba memiliki kendali atas biaya maupun
pendapatan. Seperti halnya manajer pusat biaya, manajer suatu pusat laba tidak memiliki
kendali atas dana-dana investasi. Manajer pusat laba sering kali dievaluasi dengan
membandingkan laba aktual dengan laba yang ditargetkan atau dianggarkan.
3. Pusat Investasi Pusat Investasi, Manajer sebuah pusat investasi memiliki kendali atas
biaya, pendapatan, dan investasi di aktiva operasi. Manajer pusat investasi biasanya
dievaluasi dengan menggunakan ukuran imbal hasil atas investasi (ROI) atau laba residu.
Desentralisasi yang efektif memerlukan adanya pelaporan tersegmen. Selain laporan laba rugi
perusahaan secara keseluruhan, juga diperlukan laporan untuk masing-masing segmen
organisasi. Segmen (segment) merupakan bagian atau aktivitas organisasi yang memuat data
biaya, penjualan atau laba yang diperlukan oleh manajer. Contoh segmen adalah divisi
sebuah perusahaan, wilayah penjualan, unit-unit toko, pusat layanan, pabrik, departemen
pemasaran, pelanggan individu, dan lini produk. Operasi perusahaan dapat tersegmentasi
dengan banyak cara. Laporan laba rugi tersegmen ini bermanfaat untuk menganalisis
profibilitas usaha dan mengukur kinerja manajer. Laporan Segmen adalah laporan rugi laba
yang menyajikan informasi tentang laporan rugi laba untuk setiap segmen usaha. Dengan
adanya laporan segmen maka akan diketahui bagaimana kinerja dari masing-masing segmen
usaha tersebut. Output dari metode absorption berupa laporan rugi laba konvensional
memberikan informasi untuk penyusunan laporan segmen, maksudnya laporan rugi laba
konventional kita olah lagi dengan menggunakan analisa perilaku biaya yang menghasilkan
laporan segmen. Selanjutnya kita akan mempelajari bagaimana menyusun laporan laba rugi
untuk segmen usaha. Laporan laba rugi tersegmen ini bermanfaat untuk menganalisis
profitabilitas segmen dan mengukur kinerja manajer segmen.
Margin Segmen
Digunakan laporan laba rugi dengan format kontribusi, yang membedakan biaya menjadi
komponen biaya variabel dan biaya tetap.
Adalah suatu biaya tetap yang terjadi dikarenakan keberadaan segmen tersebut
jika segmen tersebut tidak pernah ada, biaya tetap tersebut tidak akan pernah terjadi; dan jika
segmen tersebut dihilangkan, biaya tetap tersebut akan menghilang. Contoh-contoh biaya
tetap yang dapat ditelusuri:
o Gaji manajer produk Indomie di Indofood adalah biaya tetapyang dapat ditelusuri dari
segmen usaha Indomie di PT Indofood Sukses Makmur
Adalah biaya tetap yang mendukung operasi lebih dari satu segmen, tetapi btidak
dapat ditelusuri seluruhnya atau sebagian ke segmen manapun. Meskipun suatu segmen
dihilangkan, tidak akan ada perubahan biaya tetap umum yang sesungguhnya. Contoh:
o Gaji direktur PT Indofood adalah biaya tetap umum dari berbagai Divisi PT Indofood.
o Biaya gaji resepsionis kantor yang dibagi bersama dengan sejumlah dokter merupakan
suatu biaya tetap umum dari dokter-dokter tersebut. Biaya tersebut dapat ditelusuri pada suatu
kantor, tetapi tidak pada dokter-dokter secara individu.
Penghilangan Biaya
Biaya yang dibebankan ke segmen seharusnya mencakup seluruh biaya yang dapat dilekatkan
pada segmen dari seluruh rantai nilai perusahaan tersebut. Hanya biaya produksi yang
dimasukkan dalam biaya produk menurut sistem penentuan biaya penyerapan, yang memang
disyaratkan untuk pelaporan keuangan eksternal. Untuk menghindari penggunaan dua sistem
penentuan biaya dan untuk memberikan konsistensi antara laporan internal dan eksternalm
banyak perusahaan juga menggunakan sistem penentuan biaya serapan untuk laporan internal
mereka seperti laporan laba rugi tersegmen. Akibatnya, perusahaan seperti ini menghilangkan
dari analisi profitabilitas mereka sabian atau seluruh biaya "hulu" dalam rantai nilai, yang
terdidi atas penelitian dan pengembangan serta desain produk, biay-biaya "hilir", yang tersidi
atas pemasaran, distribusi, dan pelayanan pelanggan.
Metode yang Kurang Tepat dalam Membebankan Biaya Yang Dapat Ditelusuri di
antara Segmen-Segmen
Perusahaan membebankan secara tidak tepat biaya-biaya tetap yang dapat ditelusuri ke pusat-
pusat pertanggungjawaban dengan dua cara. Pertama, mereka mungkin gagal menelusuri
biaya ke pusat-pusat pertanggungjawaban meskipun hal ini masih dapat dilakukan. Kedua,
mereka bergantung pada dasar alokasi yang tidak tepat untuk membebankan biaya tetap yang
dapat ditelusuri.
Praktik bisnis ketiga yang mengakibatkan biaya segmen terdistorsi adalah praktik
membebankan biaya yang tidak dapat ditelusuri ke segmen. Tidak ada hubungan sebab akibat
antara biaya bangunan kantor pusat dengan keberadaan suatu produk apapun.
Konsekuensinya, setiap alokasi biaya bangunan kantor pusat ke produk pasti bersifat acak.
Imbal hasil atas investasi didefinisikan sebagai laba operasi bersih dibagi dengan rata-rata
aktiva operasi :
Laba operasi bersih adalah laba sebelum bunga dan pajak dan kadang-kadang disebut sebagai
laba sebelum bunga dan pajak. Laba operasi bersih digunakan dalam rumus tersebut karena
dasar perhitungan terdiri atas aktiva operasi.
Aktiva operasi mencakup kas, piutang, persediaan, pabrik dan perlatan, dan aktiva-aktiva lain
yang dipertahankan untuk penggunaan produktif di dalam organisasi. Aktiva-aktiva ini tidak
dimiliki untuk keperluan operasional, sehingga dikeluarkan dari kelompok aktiva operasi.
Dasar aktiva operasi yang digunakan dalam rumus pada umumnya diperhitungkan sebagai
rata-rata aktiva operasi antara awal dan akhir tahun.
Persamaan ROI, yaitu laba opersi bersih dibagi dengan rata-rata aktiva opersi, tidak banyak
membantu manajer yang bermaksud untuk mengambil tindakan untuk memperbaiki ROI
perusahaan. Persamaan itu hanya menawarkan dua variabel untuk memperbaiki kinerja- laba
operaasi bersih dan rata-rata aktiva operasi.
Karena alasan itu, saat manajer dievaluasi berdasarkan ROI, pendekatan balanced scorecard
digunakan. Singkatnya, balanced scorecard yang disusun dengan baik dapat memberikan peta
yang menunjukkan bagaimana perusahaan meningkatkan ROI. Bila peta yang menunjukkan
strategi perusahaan tersebut tidak ada, manajer mungkin mengalami kesulitan memahami apa
yang seharusnya mereka lakukan untuk meningkatkan ROI dan mereka mungkin bekerja
dengan tujuan yang berlawanan dengan keselarasan strategi perusahaan secara keseluruhan.
1. Hanya memberi tahu manajer bahwa meningkatkan ROI mungkin tidak cukup.
2. Seorang manajer yang mengambil alih suatu segmen usaha biasanya mewarisi banyak
biaya yang telah ditentukan yang tidak dikendalikan oleh manajer.
3. Seperti yang akan dibahas di bagian selanjutnya, seornag manajer yang dievaluasi
berdasarkan pada ROI mungkin menolak atau tidak memanfaatkan peluang investasi yang
menguntungkan.
Laba Residu
Pendekatan lain pengukuran kinerja pusat investasi terfokus pada suatu konsep yang dikenal
sebagai laba residu. Laba residu adalah laba operasi bersih yang diperoleh pusat investasi di
atas imbal hasil minimum yang diminta atas aktiva operasi yang digunakan. Dalam bentuk
persamaan, laba residu dihitung sebagai berikut :
Laba Residu = laba operasi bersih - [rata-rata aktiva operasi x tingkat imbal hasil minimum
yang diminta]
Umumnya, seorang manajer yang dievaluasi berdasarkan pada ROI akan menolak setiap
proyek yang tingkat imbal hasilnya di bawah ROI divisi saat ini meskipun tingkat imbal hasil
proyek baru tersebut di atas tingkat imbal hasil minimum yaang diminta untuk seluruh
perusahaan. Sebaliknya, setiap proyek yang tingkat imbal hasilnya di atas tingkat imbal hasil
minimum yang diminta untuk perusahaan tersebut akan mengakibatkan meningkatnya laba
residu. Karena ini merupakan kepentingan terbaik perusahaan sebagai suatu keseluruhan
untuk menerima setiap proyek yang tingkat imbal hasilnya di atas tingkat imbal hasil
minimum yang diminta, manajer yang dievaluasi berdasarkan pada laba residu akan
cenderung membuat keputusan yang lebih baik berkenaan dengan proyek-proyek investasi
daripada manajer yang dievaluasi berdasarkan pada ROI.
Laba residu memiliki satu kelemahan. Laba residu tidak dapat digunakan untuk
membandingkan kinerja divisi dengan ukuran yang berbeda. Anda seharusnya
mempertimbangkan bahwa divisi yang lebih besar akan memiliki lebih banyak laba residu
daripada divisi yang lebih kecil bukan karena mereka dikelola dengan lebih baik tetapi hanya
karena ukurannya lebih besar.
Perusahaan menggunakan metode penetapan harga transfer atas dasar biaya yang ditimbulkan
oleh divisi penjual dalam memproduksi barang atau jasa, penetapan harga transfer metode ini
relatif mudah diterapkan namun memiliki beberapa kekurangan. Pertama, penggunaan biaya
sebagai harga transfer dapat mengarah pada keputusan yang buruk, jika seandainya unit
penjual tidak dapat memproduksi dengan optimal sehingga menghasilkan biaya yang lebih
tinggi daripada harga pasar, maka dapat terjadi kecenderungan pembelian barang dari luar.
Kedua, jika biaya digunakan sebagai harga transfer, divisi penjual tidak akan pernah
menghasilkan laba dari setiap transaksi internal. Ketiga, penentuan harga transfer yang
berdasarkan biaya berarti tidak ada insentif bagi orang yang bertanggung jawab
mengendalikan biaya.
Umumnya perusahaan menetapkan harga transfer atas biaya berdasarkan biaya variabel dan
atau biaya tetap dalam bentuk: biaya penuh (full cost), biaya penuh ditambah mark-up (full
cost plus markup) dan gabungan antara biaya variabel dan tetap (variable cost plus fixed fee).
Walaupun pendekatan biaya untuk penentuan harga transfer relatif sederhana untuk
diterapkan, tetapi memiliki beberapa kekurangan. Pertama, penggunaan biaya-terutama biaya
penuh-sebagai harga transfer dapat mengarah pada keputusan buruk dan oleh karenanya pada
suboptimisasi. Kedua, jika biaya digunakan sebagai harga transfer, divisi penjual tidak akan
pernah menghasilkan laba dari setiap transfer internal. Persoalan ketiga bahwa mereka tidak
menyediakan insentif untuk mengendalikan biaya. Persoalan ini dapat diatasi sampai pada
lingkup tertentu dengan menggunakan biaya standar dan bukan biaya aktual untuk harga
transfer.
Harga transfer berdasarkan harga pasar dipandang sebagai penentuan harga transfer yang
paling independen. Barang-barang yang diproduksi unit penjual dihargai sama dengan harga
yang berlaku di pasar, pada sisi divisi penjual ada kemungkinan untuk memperoleh profit,
pada sisi pembeli harga yang dibayarkan adalah harga yang sewajarnya.
Pendekatan harga pasar dirancang apabila ada pasar penghubung untuk produk atau jasa yang
ditransfer. Pasar penghubung adalah pasar untuk produk atau jasa perusahaan pada saat ini.
Jika divisi penjual tidak memiliki kapasitas menganggur, harga pasar dalam pasar
penghubung adalah pilihan sempurna untuk harga transfer.
Namun yang menjadi kelemahan utama dari sistem ini adalah jika harga suatu produk
ternyata tidak tersedia di pasar. Tidak semua barang-barang yang diperjual-belikan antar
divisi tersedia di pasar, misalnya pada suatu industri yang terdeferensiasi dan terintegrasi
seperti industri kertas, jika divisi penjual harus mengirim kertas yang setengah jadi ke divisi
lain, pasar tidak menyediakan harga kertas mentah atau setengah jadi.
Namun, jika harga pasar tersedia atau dapat diperkirakan maka ada baiknya menggunakan
harga pasar. Meskipun demikian, jika tidak ada cara untuk memperkirakan harga kompetitif,
pilihan lainnya adalah mengembangkan harga transfer berdasarkan biaya (cost-based transfer
price).