Disusun Oleh :
Mitha Yulinda
(3115030027)
Dosen Asistensi :
Ir. Sulchan Arifin, M.Eng
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah dan rahmat-Nya,
sehingga tugas besar Perancangan Geometrik Jalan ini dapat terselesaikan. Tugas besar
Perancangan Geometrik Jalan ini merupakan suatu bagian dari pendalaman disiplin ilmu
Teknik Sipil, khususnya yang berkaitan dengan masalah transportasi darat, dimana dalam hal
ini mengenai jalan raya. Selain itu, tugas ini juga merupakan syarat untuk mengikuti ujian pada
mata kuliah Perancangan Geometrik Jalan pada Program Studi Diploma Teknik Sipil, Jurusan
Teknik Sipil, di Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Sebagai wujud syukur, ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada dosen pembimbing
yang telah memberikan bimbingan baik pada waktu perkuliahan, maupun pada waktu asistensi
yang semuanya itu memberi andil yang cukup besar dalam penyelesaian tugas besar ini. Akhir
kata, kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT. Karena itu, penyusun sangat menyadari tugas
besar ini masih jauh dari sempurna. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan
sebagai masukan yang berguna dalam penyusunan tugas besar selanjutnya. Semoga tugas besar
ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan bagi yang membaca dan mempelajarinya.
Penyusun
MITHA YULINDA
3115030027
i
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
DAFTAR ISI
ii
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.2. Tujuan
Tujuan dari Tugas Besar Perancangan Geometrik Jalan adalah :
1. Dapat mendesain geometrik jalan sesuai dengan aturan standar yang berlaku di
Indonesia.
2. Dapat merencanakan jalan yang didasarkan kepada kebutuhan dan analisa pengaruh
jalan terhadap perkembangan wilayah sekitar.
3. Dapat merencanakan jalan yang berorientasi pada efisiensi tingkat pelayanan jalan
dengan mengutamakan faktor kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan.
4. Dapat menghasilkan desain geometrik jalan yang memaksimalkan rasio tingkat
penggunaan biaya pelaksanaan.
1
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Teori Pendukung
2.1.1. Bagian-bagian Jalan Menurut Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang
Jalan, bagianbagian jalan terdiri atas :
1. Ruang Manfaat Jalan (Rumaja)
Ruang manfaat jalan merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasai oleh lebar,
tinggi, dan kedalaman tertentu. Ruang manfaat jalan meliputi badan jalan, median, jalur
pemisah, bahu jalan, saluran tepi jalan, trotoar, lereng, ambang pengaman, gorong-
gorong, dan bangunan pelengkap lainnya. Dalam rangka menunjang pelayanan lalu
lintas dan angkutan jalan serta pengamanan konstruksi jalan, badan jalan dilengkapi
dengan ruang bebas. Lebar ruang bebas yang dimaksud sesuai dengan lebar badan jalan.
Tinggi ruang bebas bagi jalan arteri dan jalan kolektor paling rendah 5 meter.
Sedangkan kedalaman ruang bebas paling rendah 1,5 meter dari permukaan jalan.
Saluran tepi jalan adalah saluran yang diperuntukkan bagi penampungan dan
penyaluran air agar badan jalan bebas dari pengaruh air. Ukuran saluran tepi jalan
ditetapkan sesuai dengan lebar permukaan jalan dan keadaaan lingkungan. Saluran tepi
jalan juga dapat diperuntukkan sebagai saluran lingkungan.
Ambang pengaman jalan dapat berupa bidang tanah dan/atau konstruksi
bangunan pengaman yang berada di antara tepi badan jalan dan batas ruang manfaat
jalan yang hanya diperuntukkan bagi pengamanan konstruksi jalan.
3. Ruang Milik Jalan (Rumija)
Ruang milik jalan terdiri dari ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu di luar
ruang manfaat jalan. Ruang milik jalan merupakan ruang sepanjang jalan yang
diperuntukkan bagi ruang manfaat jalan, pelebaran jalan, dan penambahan jalur lalu
lintas di masa akan datang serta kebutuhan ruangan untuk pengamanan jalan. Adapun
sejalur tanah tertentu yang dimaksud dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau
yang berfungsi sebagai lansekap jalan. Ruang milik jalan paling sedikit
memiliki lebar sebagai berikut :
a) jalan bebas hambatan 30 m; c) jalan sedang 15 m;
b) jalan raya 25 m; d) jalan kecil 11 m.
2
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
3
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sistem jaringan terdiri atas sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan
skunder :
Sistem jaringan jalan primer merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan
pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di
tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang
terwujud pusat-pusat kegiatan.
Sistem jaringan jalan skunder merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan
pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan
4
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
5
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
b) Klasifikasi menurut medan jalan untuk perencanaan geometrik dapat dilihat dalam
Tabel 1.1
Tabel 1.1 Klasifikasi Menurut Medan Jalan
6
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
7
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
8
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Untuk kondisi medan yang sulit, VR suatu segmen jalan dapat diturunkan dengan syarat
bahwa penurunan tersebut tidak lebih dari 20 km/jam.
di mana:
K (disebut faktor K) : faktor volume lalu lintas jam sibuk, dan
F (disebut faktor F) : faktor variasi tingkat lalu lintas perseperempat jam (jam)
VJR digunakan untuk menghitung jumlah lajur jalan dan fasilitas lalu lintas lainnya yang
diperlukan.
Tabel 1.4 berikut ini menyajikan faktor K dan faktor F yang sesuai dengan
VLHR-nya.
Tabel 1.4 Penentuan faktor K dan faktor F berdasarkan VLHR
VLHR Faktor K (%) Faktor F (%)
> 50.000 46 0,9 1
30.000 50.000 68 0,8 1
10.000 30.000 68 0,8 1
5.000 10.000 8 10 0,6 0,8
1.000 10.000 10 12 0,6 0,8
< 1.000 12 16 < 0,6
Sumber : TPGJAK No.083/TBM/1997
dimana :
2
= 0,694 + 0,004 ...................(1.3)
10
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
(m)
Sumber : TPGJAK No.083/TBM/1997
II. Tikungan
Alinyemen horizontal terdiri atas bagian lurus dan bagian lengkung (yang disebut juga
tikungan) yang dapat berupa :
11
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Keterangan :
= sudut tikungan
O = titik pusat lingkaran
Tc = panjang tangen jarak dari TC ke PI atau PI ke CT
Rc= jari-jari lingkaran
Lc = panjang busur lingkaran
Ec = jarak luar dari PI ke busur lingkaran
Rumus yang digunakan :
= tan 12 ............................................... (1.5)
12
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Keterangan :
Xs= absis titik SC pada garis tangen, jarak dari titik TS ke SC (jarak lurus lengkung
peralihan)
Ys= ordinat titik SC pada garis tegak lurus garis tangen, jarak tegak lurus ke titik SC pada
lengkung
Ls = panjang lengkung peralihan (panjang dari titik TS ke SC atau CS ke ST)
Lc = panjang busur lingkaran (panjang dari titik SC ke CS)
Ts = panjang tangen dari titik P1 ke titik TS atau ke titik ST
TS= titik dari tangen ke spiral
SC= titik dari spiral ke lingkaran
Es = jarak dari P1 ke busur lingkaran
s = sudut lengkung spiral
13
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
= + 2 ............................................ (1.16)
14
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
= 2 ...........................(1.19)
= ...........................(1.20)
90
15
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
16
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
17
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Jarak pandang pengemudi pada lengkung horizontal (di tikungan), adalah pandangan
bebas pengemudi dari halangan benda-benda di sisi jalan.
Keterangan:
E = panjang objek penghalang yang harus dihilangkan (m)
R = jari-jari sumbu lajur dalam (m)
Jh = jarak pandang henti (m)
Lt = panjang tikungan (m)
18
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
b) Jika Jh > Lt :
28,65 28,65
= [1 ( )] + [( ) ( )] .....................(1.22)
2
dimana :
E = panjang objek penghalang yang harus dihilangkan (m)
R = jari-jari sumbu lajur dalam (m)
Jh = jarak pandang henti (m)
Lt = panjang tikungan (m)
Nilai nilai E untuk Jh<Lt dan Jh>Lt dapat dilihat pada Tata Cara
Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota (TPGJAK No.038/TBM/1997) hal. 24-26,
tabel 11.12 11.14. Tabel tersebut berisi nilai pembulatan E yang dihitung dengan
persamaan (1.21) untuk kondisi Jh<Lt dan persamaan (1.22) untuk kondisi Jh>Lt yang
dapat di pakai dalam perencanaan geometrik jalan di tikungan.
c) Jari jari tikungan Jari - jari tikungan
Jari jari tikungan minimum (Rmin) ditetapkan sebagai berikut:
2
= ...............................................(1.23)
127( + )
di mana :
Rmin = Jari jari tikungan minimum (m),
VR = Kecepatan Rencana (km/j),
emax = Superelevasi maximum (%),
fmaks = Koefisien gesek, untuk perkerasan aspal f=0,14-0,24
19
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
1 2
>3 ................................................(1.24)
2
apabila R1 > 1,5 R2 tikungan gabungan harus dihindarkan, namun jika terpaksa, dibuat
tikungan gabungan dari dua busur lingkaran (FC), disarankan seperti gambar dibawah ini :
* tikungan gabungan harus dilengkapi bagian lurus atau clothoide sepanjang paling tidak 20
meter, jika
1 2
< ....................................(1.25)
2 3
20
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
* Setiap tikungan gabungan berbalik harus dilengkapi dengan bagian lurus di antara kedua
tikungan tersebut sepanjang paling tidak 30 m
21
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
e) Superelevasi
Superelevasi adalah suatu kemiringan melintang di tikungan yang berfungsi
mengimbangi gaya sentrifugal yang diterima kendaraan pada saat berjalan melalui
tikungan pada kecepatan VR.Nilai superelevasi maksimum ditetapkan 10%.
22
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
23
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
24
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2. Alinyemen Vertikal
Alinyemen vertikal terdiri atas bagian lurus dan bagian lengkung.Ditinjau dari
titik awal perencanaan, bagian lurus dapat berupa landai positif (tanjakan), atau landai
negatif (turunan), atau landai nol (datar).Bagian lengkung vertikal dapat berupa
lengkung cekung atau lengkung cembung.Kemungkinan pelaksanaan pembangunan
secara bertahap harus dipertimbangkan, misalnya peningkatan perkerasan,
penambahan lajur, dan dapat dilaksanakan dengan biaya yang efisien. Sekalipun
demikian, perubahan alinyemen vertikal dimasa yang akan datang sebaiknya
dihindarkan.
25
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Titik A, titik peralihan dari bagian tangent ke bagian lengkung vertical. Biasa
diberi symbol PLV (Peralihan lengkung vertical)l Titik B, titik peralihan dari
bagian lengkung vertikal ke bagian tangen (peralihan tangent vertical = PTV). Titik
perpotongan kedua bagian tangent diberi nama titik PPV (pusat perpotongan
vertical). Letak titik pada lengkung vertical dinyatakan dengan ordinat Y dan X
terhadap sumbu koordinat yang melalui titik A. Pada penurunan rumus lengkung
vertical terdapat beberapa asumsi yang dilakukan, yaitu :
*Panjang lengkung vertical sama dengan panjang proyeksi lengkung pada bidang
horizontal = L
*Perubahan garis singgung tetap (d2Y/dx2 = r)
*Besarnya kelandaian bagian tangent dinyatakan dengan g1% dan g2%. Kelandaian
diberi tanda positif jika pendakian, dan diberi tanda negatif jika penurunan, yang
ditinjau dari kiri.
= 1 1
Ev = Pergeseran vertical dari titik PPV ke bagian lengkung Rumus umum parabola dy2/dx2
= r (konstanta)
dy/dx = rx +C
= 0 = 1 = 1 ..............(1.26)
= = 2 = 2 ...................(1.27)
21
= ...................(1.28)
12
= = + 1 ...................(1.29)
= 0 = 0, = 0
26
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
21 2
= + 1. + .................(1.30)
2
21 2
= + 1. .................(1.31)
2
+ = 1.
1. = +
(12) 2
= 2
++
(12)
= 2 .............................(1.32)
2
= 2 ..............................(1.33)
200
Jika A dinyatakan dalam persen
Untuk x=1/2 L dan y=Ev, diperoleh :
= ...............................(1.34)
800
Persamaan di atas berlaku baik untuk lengkung vertikal cembung maupun lengkung
vertical cekung. Hanya bedanya, jika Ev yang diperoleh positif, berarti lengkung vertical
cembung, jika negatif, berarti lengkung vertical cekung.
Jh < L :
. 2
= .............................(1.35)
399
Jh > L :
+
399
= 2. .............................(1.36)
Jd < L :
27
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
. 2
= ..............................(1.37)
840
Jd > L :
840
= 2. .............................(1.38)
28
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
29
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
< 40 1,5
40 60 3
> 60 8
Sumber:TPGJAK No.038/TBM/1997
30
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
31
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sebagai ilustrasi, Gambar 1.23 s.d. Gambar 1.25 menampilkan contoh contoh koordinasi
alinyemen yang ideal dan yang harus dihindarkan.
Gambar 1.29 Koordinasi yang ideal antara alinyemen horizontal dan vertical yang berimpit
Sumber : TPGJK No.038/TBM/1997
1.30 Koordinasi yang harus dihindarkan, dimana alinyemen vertical menghalangi pandangan
pengemudi pada saat mulai memasuki tikungan pertama.
Sumber : TPGJK No.038/TBM/1997
32
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Gambar 1.31 Koordinasi yang harus dihindarkan dimana pada bagian yang lurus pandangan
pengemudi terhalang oleh puncak aliyemen vertical sehingga pengemudi sulit memperkirakan arah
alinyemen dibalik puncak tersebut.
Sumber : TPGJK No.038/TBM/1997
33
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Volume galian/timbunan
1+2
(1 2) = (12) ......................(1.43)
2
34
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
BAB III
METODOLOGI
35
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
BAB IV
PENYELESAIAN TUGAS
1. KELAS JALAN :
a) MENURUT FUNGSINYA:
Menurut UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan
Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul
atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan
jumlah jalan masuk di batasi.
36
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2. KECEPATAN RENCANA
Tabel 2.3. Kecepatan Rancana, VR sesuai
klasifikasi fungsi dan medan jalan Berdasarkan :
Kecepatan Recana , VR (km/jam) Kelas fungsi jalan : Arteri
Fungsi
Datar Bukit Pegunungan
Kelas medan jalan : Bukit
Arteri 70 120 60 80 40 - 70
Kolektor 60 90 50 60 30 50 Maka saya memilih
Lokal 40 - 70 30 - 50 20 30 VR = 60 km/jam
Sumber: TPGJAK No.083/TBM/1997
3,5m 3,5m
1,5m 1,5m
7m
Gambar 2.1 Sketsa Lebar Jalur Lalu-Lintas dan Bahu Jalan
37
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
= 16,995
= 2
= 56 2(16,995)
= 22,011
= 360 2
22,011
= 2 (3,14) 118
360
= 45,308
3
= 6
703
= 6..118.70
= 6,921
5
= 40 2 2
70
= 70 40.1182 .702
38
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
= 69,648
= (1 )
= 6,921 118 ( 1 16,995)
= 1,768
= ( )
= 69,648 118 ( 16,995)
= 35,159
= ( + ) ( ) +
= ( 118 + 1,768 ) ( 56 ) + 35,159
= 98,841
= ( + ) ( )
= (118 + 1,28 )( 56) 118
= 3,529 m
= + 2
= 45,308 + 2 (70)
= 185,308
SYARAT :
> 20 .
70 > 20
2 <
2( 98,841) > 185,308
196,962 > 185,308
Maka tikungan yang saya buat sudah benar yaitu spiral circle spiral
2. PERHITUNGAN DIAGRAM SUPERELEVASI
Diketahui
= 7
= 0.1 ( 2.2)
= 2 % ( )
= 70
= 45,308
39
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
=
7 0,1
=
0,02
= 1,17
= =
= 7 . 0,1 = 7 0,02
= 0,35 = 0,07
Tikungan 2
1. PERHITUNGAN KOMPONEN ALINYEMEN HORIZONTAL.
a. Perhitungan Jarak Pandang Henti (S)
VR (km/jam 120 100 80 60 50 40 30 20
Jh minimum (m) 250 175 120 75 55 40 27 16
Sumber: Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Ditjen Bina Marga 1997
Maka jarak pandang henti saya (s) = 75 m
b. Pemilihan Jenis Tikungan dan Perhitungan Komponennya
= 60 /
= 45
= 0.1
= 118
= ()
= 70
= 28,648 .
70
= 28,648 . 118
= 16,995
= 2
= 45 2(16,995)
= 11,011
= 360 2
11,011
= 2 (3,14) 118
360
40
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
= 22,665
3
= 6
703
= 6..118.70
= 6,921
5
= 40 2 2
70
= 70 40.1182 .702
= 69,648
= (1 )
= 6,921 118 ( 1 16,995)
= 1,768
= ( )
= 69,648 118 ( 16,995)
= 35,159
= ( + ) ( ) +
= ( 118 + 1,768 ) ( 45 ) + 35,159
= 84,768
= ( + ) ( )
= (118 + 1,768 )( 45) 118
= 11,636
= + 2
= 22,665 + 2 (70)
= 162,665
> 20 .
70 > 20
2 <
2( 84,768) > 162,665
169,536 > 162,665
41
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Maka tikungan yang saya buat sudah benar yaitu spiral circle spiral
2. PERHITUNGAN DIAGRAM SUPERELEVASI
Diketahui
= 7
= 0.1 ( 2.2)
= 2 % ( )
= 70
= 45,308
=
7 0,1
=
0,02
= 1,17
= =
= 7 . 0,1 = 7 0,02
= 0,35 = 0,07
Tikungan 3
1. PERHITUNGAN KOMPONEN ALINYEMEN HORIZONTAL.
a. Perhitungan Jarak Pandang Henti (S)
VR (km/jam 120 100 80 60 50 40 30 20
Jh minimum (m) 250 175 120 75 55 40 27 16
Sumber: Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Ditjen Bina Marga 1997
Maka jarak pandang henti saya (s) = 75 m
b. Pemilihan Jenis Tikungan dan Perhitungan Komponennya
= 60 /
= 76
= 0.1
= 118
= ()
= 70
= 28,648 .
42
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
70
= 28,648 . 118
= 16,995
= 2
= 45 2(16,995)
= 42,011
= 360 2
42,011
= 2 (3,14) 118
360
= 86,477
3
= 6
703
= 6..118.70
= 6,921
5
= 40 2 2
70
= 70 40.1182 .702
= 69,648
= (1 )
= 6,921 118 ( 1 16,995)
= 1,768
= ( )
= 69,648 118 ( 16,995)
= 35,159
= ( + ) ( ) +
= ( 118 + 1,768 ) ( 76 ) + 35,159
= 128,732
= ( + ) ( )
= (118 + 1,768 )( 76) 118
= 33,988
= + 2
43
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
= 86,477 + 2 (70)
= 226,477
> 20 .
70 > 20
2 <
2( 128,732) > 226,477
257,464 > 226,477
Maka tikungan yang saya buat sudah benar yaitu spiral circle spiral
2. PERHITUNGAN DIAGRAM SUPERELEVASI
Diketahui
= 7
= 0.1 ( 2.2)
= 2 % ( )
= 70
= 45,308
=
7 0,1
=
0,02
= 1,17
= =
= 7 . 0,1 = 7 0,02
= 0,35 = 0,07
B. ALINYEMEN VERTIKAL
Diketahui :
S = 75 m
G1 = 1,7375 %
G2 = - 2,675 %
A1 = G2 G1
44
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
= - 2,675 % - 1,7375%
= - 4,4125 % ( cembung)
S=L
200 (1,25+0,1)2
A2 =
200 (1,25+0,1)2
= 75
= 5,485 m
A1 < A2 maka, S > L
200 (1,25+0,1)2
L = 2
200 (1,25+0,1)2
= 2.75 0,7 4,4125
= 56,76 m
Diketahui:
S = 75 m
G1 = 1,7375 %
G2 = - 2,675 %
A1 = - 4,4125 %)
L = 56,76 m
STA PPV = 0 +800 m
EL PPV = + 34,78 m
STA PLV = STA PPV - L
= 0 + 800 - 56,76
=0 + 771,62 m
STA 0 + 771,62
STA PTV = STA PLV + L
= 0 + 771,62 + 56,76
= 0 + 828,38 m
STA 0 + 828,38
EL PPV = 34,78m
45
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
EV = 800
4,4125 56,76
= 800
= 0,3131 m
EL PLV = EL PPV G1 L
= +34,78 0,017375 x 56,76
= + 32,287 m
EL PTV = EL PPV G2 L
= +34,78 0,02675 x 56,76
= +34,02 m
46