Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH UTILITAS

UNIT UTILITAS DI PT SEMEN BATURAJA (PERSERO) Tbk.

Disusun oleh:
Indri Kusparwati (061540300306)
Yuni Mulia Sari (061540300317)

Kelas : 5 KA
Dosen Pembimbing :

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem utilitas merupakan sarana atau unit yang diperlukan untuk operasi
suatu proses. Sarana atau unit penunjang disini maksudnya adalah
sebuah unit yang berfungsi sebagai penyediaan bahan-bahan penunjang
kegiatan pabrik, udara tekan dan lain-lain. Unit utilitas penting dalam
proses didalam suatu industri. Contoh pada pabrik pupuk yang
memerlukan air, sehingga baik sebagai pelarut maupun keperluan
pabrik lainnya, mereka membutuhkan bahan bakar untuk pengoperasian
sebagai alat yang berbahan bakar.
Yang melatar belakangi dibuatnya unit utilitas dalam pabrik yaitu:
kapasitas-kapasitas atau daya tampung merupakan factor pertama yang menjadi
pertimbangan ada tidaknya unit utilitas disuatu pabrik. Continuitas yang tidak
boleh dilupakan dalam pertimbangan pengadaan unit utilitas adalah kekontinuitas
proses pabrik yang menggunakan bahan penunjang. Jika pemenuhan kebutuhan
akan bahan penunjang terjadi setiap hari. Lebih baik kita mempunyai unit utilitas.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam penulisan makalah tugas mata kuliah Utilitas tentang pembuatan karya
tulis ilmiah ini, diambil beberapa rumusan masalah, yaitu :
Apa itu Utilitas ?
Bagian-bagian apa saja yang terdapat di unit utilitas ?
Proses apa yang terjadi pada unit Utilitas ?

1.3 Tujuan Pembuatan Makalah


Mengetahui apa itu Utilitas
Mengetahui bagian-bagian apa saja yang terdapat di unit Utilitas
Mengetahui proses yang terjadi pada unit Utilitas
1.4 Manfaat Pembuatan Makalah
Pengembangan keilmuan bagi pembaca maupun pemateri mengenai unit
utilitas di PT Semen Baturaja (Persero) Tbk.
Menambah pengetahuan dalam unit utilitas.
Menambah ilmu dan wawasan bagi mahasiswa maupun dosen pengajar
mengenai system yang terjadi di unit utilitas PT Semen Baturaja (Persero)
Tbk.

1.5 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data dalam pembuatan makalah ini, yaitu dengan cara
mencari referensi melalui internet dengan beberapa sumber terpercaya. Selain itu,
penulis juga mengambil referensi melalui makalah makalah jurnal yang berkaitan
dengan unit Utilitas di PT Semen Baturaja (Persero) Tbk.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Utilitas
Utilitas atau utility yang memiliki arti didalam bahasa inggris adalah
keperluan/kebutuhan, didalam proses industri/pabrik utility memiliki peran yang
sangat vital bagi berjalannya proses produksi guna menunjang/memenuhi agar
suatu proses produksi dapat berjalan dengan lancar dengan standar yang telah
ditentukan.
PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. memiliki 5 unit sistem utilitas yaitu :
a. Penyediaan Kebutuhan Bahan Bakar
b. Penyediaan Udara Bertekanan
c. Sistem Pendinginan
d. Penyediaan Kebutuhan Air
e. Penyediaan Kebutuhan Listrik

2.2 Penyediaan Kebutuhan Bahan Bakar


2.2.1 Pengertian Bahan Bakar
Bahan Bakar yaitu suatu materi apa pun yang dapat dirubah menjadi
energi. Umumnya bahan bakar mengandung energi panas yang bisa dilepaskan
serta dimanipulasi. Biasanya bahan bakar dipakai manusia lewat sistem
pembakaran (reaksi redoks) dimana bahan bakar itu bakal melepaskan panas
sesudah direaksikan dengan oksigen di hawa. Sistem lain untuk melepas daya
berbahan bakar yaitu lewat reaksi eksotermal serta reaksi nuklir (seperti Fisi
nuklir atau Fusi nuklir). Hidrokarbon (termasuk juga di dalamnya bensin serta
solar) untuk spesifikasi solarpun dibagai dalam jenis tertentu dan selama ini
adalah type bahan bakar yang seringkali dipakai manusia. Bahan bakar yang lain
yang dapat digunakan yaitu logam radioaktif.
Beberapa jenis bahan bakar :
Menurut Bentuknya
a. Bahan Bakar Padat
Bahan bakar bersifat padat adalah bahan bakar berupa padat, serta umumnya
jadi sumber daya panas. Contohnya kayu serta batubara. Daya panas yang
dihasilkan dapat dipakai untuk memanaskan air menjadi uap untuk menggerakkan
peralatan serta menyediakan energi.

b. Bahan Bakar Cair


Bahan bakar bersifat cair yaitu bahan bakar yang strukturnya tak rapat, bila
dibandingkan dengan bahan bakar bersifat padat molekulnya bisa bergerak bebas.
Bensin atuu gasolin, premium, minyak tanah, ataupun minyak solar yang
merupakan salah satu contoh bahan bakar yang berbentuk cair. jenis Bahan bakar
cair yang umum digunakan dalam industri seperti halnya jual solar industri,
transportasi ataupun rumah tangga yaitu fraksi minyak bumi. Minyak bumi
merupakan kombinasi bermacam hidrokarbon yang termasuk juga dalam grup
senyawa : parafin, naphtena, olefin, serta aromatik. Grup senyawa ini tidak sama
dari yang lain dalam kandungan hidrogennya. Minyak mentah, bila disuling bakal
membuahkan sebagian jenis fraksi, seperti : bensin atau premium, minyak tanah,
minyak solar, minyak bakar, dan sebagainya. Tiap-tiap minyak petroleum mentah
mengandung ke empat grup senyawa itu, namun perbandingannya tidak sama.

c. Bahan Bakar Gas


Bahan bakar gas ada dua type, yaitu Compressed Alami Gas (CNG) serta
Liquid Petroleum Gas (LPG. CNG pada intinya terbagi dalam metana sedang
LPG yaitu kombinasi dari propana, butana serta bahan kimia yang lain. LPG yang
dipakai untuk kompor rumah tangga, sama berbahan dengan Bahan Bakar Gas
yang umum dipakai untuk beberapa kendaraan bermotor.

Menurut materinya :
1. Bahan bakar tak berkelanjutan
Bahan bakar tak berkepanjangan atau tak berkelanjutan bersumber pada materi
yang di ambil dari alam serta berbentuk konsumtif. Makanya cuma dapat sekali
dipakai serta dapat habis keberadaannya di alam. Contohnya bahan bakar
berbasiskan karbon seperti beberapa produk olahan minyak bumi.

2. Bahan bakar berkelanjutan


Bahan bakar berkepanjangan atau berkelnjutan bersumber pada materi yang
masih tetap dapat difungsikan dan dimanfaatkan lagi serta tak kan habis
keberadaannya di alam. Umpamanya tenaga matahari.
PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. memiliki 2 bahan bakar yaitu :
a. IDO (Industrial Diesel Oil)
b. Batubara

2.2.2 Sistem Pembakaran


Sistem pembakaran pada industri PT Semen Baturaja (Persero) Tbk.
menggunakan 2 bahan bakar yaitu :
a. IDO (Industrial Diesel Oil)
Industrial Diesel Oil (IDO) atau biasa disebut juga Industrial Diesel Oil (IDO)
adalah bahan bakar jenis distilat yang mengandung fraksi-fraksi berat atau
merupakan campuran dari distilat fraksi ringan dan fraksi berat (residual fuel oil)
dan berwarna hitam gelap, tetapi tetap cair pada suhu rendah. Penggunaan minyak
diesel ini pada umumnya untuk bahan bakar mesin diesel dengan putaran sedang
atau lambat (300-1000 rpm) atau dapat juga dipergunakan sebagai bahan bakar
pembakaran langsung dalam dapur-dapur industri. Minyak diesel ini biasanya
disebut juga Industrial Diesel Oil (IDO) atau Marine Diesel Fuel (MDF).
IDO digunakan sebagai bahan bakar untuk start up atau pemasaran kiln. IDO
diperoleh dari pasokan PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk dengan jumlah pasokan
500 KL/bulan. IDO tersebut disimpan dalam tangki penampungan bahan bakar.

b. Batubara
Batu bara masih memainkan peran yang penting dalam kombinasi energi utama
dunia, dimana memberikan kontribusi sebesar 23.5% dari kebutuhan energi utama
dunia Dalam industry semen, energy panas merupakan kebutuhan yang paling
utama, yaitu untuk operasi pembakaran dalam tanur putar. Pemilhan batubara
sangat penting untuk pemanfaatannya dalam industri semen karena kualitas
batubara (fisika-kimia) yang sangat bergantung pada sumber pemasok, akan
mempengaruhi kualitas semen dan operasi pabrik
Bahan bakar batubara di PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. diperoleh dari PT
Bukit Asam (Persero) Tbk. Butabara tersebut ditumpuk dalam domestorage,
selanjutnya Reclaimer akan menggaruk batubara untuk dijatuhkan dalam Belt
Conveyor dan dibawa ke Raw Coal Silo.

Penggilingan Raw Coal (batubara)


Proses diawali dengan pemanasan sistem (heating up), yang bertujuan untuk
mempersiapkan kondisi operasi coal mill dengan cara memasukkan suatu gas
panas dari kiln hingga mencapai temperatur tertentu dan harus dilakukan dengan
benar hingga tidak membahayakan sistem sebelum dimasuki batubara. Setelah
kondisi panas memenuhi persyaratan segera raw coal dimasukkan ke dalam coal
mill melalui twin paddle. Di dalam coal mill, raw coal masuk di antara table dan
roller membentuk ketebalan tertentu bed contact dengan gas panas mengalami
proses pengeringan. Selain hasil penggilingan dihisap oleh jet pulse filter untuk
dipisahkan antara coal halus dari gas panas. Coal halus ditangkap oleh filter
kemudian disimpan dalam bin sebagai produk coal mill yang siap untuk
digunakan pada proses pembakaran, sedangkan gas panasnya dibuang melalui
stack (prinsip kerjanya sama dengan raw material semen pada vertical mill).
Keberhasilan proses penggilingan batubara selain dari segi kuantitas juga
ditinjau dari kualitasnya, yaitu kadar air dan kehalusan fine coal produk coal mill
standar air maksimal 9 %, agar tidak merugikan proses pembakaran, sedangkan
kehalusan batubara dibatasi maksimum 20 % yang lolos ayakan 90 . Tingkat
kehalusan yang berlebihan akan merugikan dalam proses pembakaran. Agar
sistem tetap bertekanan negative dan tidak adanya batubara yang berhamburan,
maka digunakan jet pulse dengan ukuran kecil.
Pengumpanan Coal ke Kiln dan Kalsiner
Kebutuhan batubara yang dialirkan ke kiln maupun kalsiner diatur dengan
control system. Fine coal dari bin akan turun ke pfister dengan bantuan udara dari
aerasi untuk ditimbang sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya keluar melalui pipa
dan diembuskan oleh udara bertekanan tinggi dari blower menuju kiln burner atau
calsiner burner untuk proses pembakaran. Prinsip utama yang paling penting
adalah stabilitas supply batubara dari pfitser ke burner sangat berpengaruh
terhadap proses pembakaran di kiln dan kalsiner.

Gambar 2.1 Diagram Alir PT Semen Baturaja (Persero) Tbk.


Gambar 2.2 Proses Pembakaran Pada Kiln

System pengumpanan batubara halus ke dalam tanur putar dapat dibedakan


sebagaiberikut:
-Direct-system
-Semiindirect-system
-Indirect-system
Pada direct system, semua batubara yang dihasilkan di grinding mill
langsung diumpankan kedalam tanur putar bersama udara pengeringnya. Pada
semi indirect system, batubara dari mill untuk sementara disimpan dalam
intermediate silo sebelum diumpankan ke dalam tanur putar. Untuk system ini ada
dua macam versi yang tergantung pada kadar air batubara. Yang mempunyai
kadar air rendah, udara pengering dari mill sebagian diinjeksikan ke tanur putar
sebagai udara primer, dan sebagian disirkulasikan ke mill. Bila kadar air tinggi,
sebagian gas dari mill dikeluarkan melalui alat penangkap debu. Pada indirect
system, semua batubara dari mill di simpan di intermediate silo sebelum
diumpankan, dan gas dari mill tidak diumpankan ke tanur putar sebagai udara
primer, kecuali bila diinginkan.
Dalam pemakaian batubara sebagai bahan bakar dalam operasi kiln, terdapat
beberapa hal yang spesifik yang perlu diperhatikan yaitu :
a. Pemakaian Udara Primer
Udara primer berperan antara lain sebagai :
- Sarana transportasi untuk injeksi batubara ke dalam kiln
- Suatu alat pengendali nyala
Dengan demikian udara primer yang temperaturnya rendah ini, maka udara
pembakaran yang terdiri dari primary air dan secondary air, akan mempunyai
temperature campuran relative rendah. Oleh karena itu sebenarnya secara
ekonomis pemakaian udara primer ini kurang menguntungkan. Di dalam operasi
pemakaian batubara, pemakaian udara primer ini dapat berkisar antara 15-20%
dari kebutuhan udara pembakaran

b. Pemakaian Excess Air Yang Besar


Berdasarkan teori kinetika reaksi, bahan bakar gas dan cair lebih reaktif
dengan oksigen, dibandingkan oksigen dengan batubara. Hal ini mudah
dimengerti karena pembakaran batubara akan melalui tahapan-tahapan sebagai
berikut :
- Perpindahan panas dari burning zone ke partikel batubara secara konveksi dan
radiasi
- Perpindahan panas melalui lapisan abu yang bersifat isolator menuju front
oksidasi secara konduksi
- Reaksi kimia antara C, S, H2 dengan H2, CO, H2O dan SO2
- CO2, SO2, CO dan H2 berdifusi dari front oksidasi ke bagian luar partikel
batubara
- Abu pembungkus sekeliling partikel batubara terdekomposisi secara termis dan
mekanis
Oleh karena itu untuk mencapai kesempurnaan pembakaran yang
menggunakan batubara sebagai bahan bakar diperlukan excess air yang relative
besar. Dengan pemakaian udara yang lebih besar ini, maka akan dihadapkan pada
permasalahan :
- Kerugian panas karena terserap oleh kelebihan udara tersebut
- Transfer panas antara udara dan material di dalam kiln kurang sempurna, karena
waktu tinggal udara panas yang relative rendah

c. Kandungan Air Dalam Batubara


Air yang terdapat dalam batubara, baik sebagai inherent moisture maupun
sebagian kecil moisture yang lain, tentunya akan merugikan karena mengurangi
panas yang dihasilkan.

d. Stabilitas Umpan
Karena batubara merupakan bahan bakar dalam bentuk powder (bubukan)
maka sangat sulit diperoleh kondisi pengumpanan yang benar-benar stabil ke
dalam kiln. Ketidakstabilan umpan ini berarti ketidakstabilan panas didalam kiln,
akan mengakibatkan ketidakstabilan coating sebagai pelindung batu tahan api.
Dengan demikian akan mengakibatkan umur batu yang relative pendek.

e. Impurities dalam Batubara


Bila proses pencucian batubara tidak baik, maka akan ditemui impurities
(misal clay). Dengan adanya impurities ini, tentunya akan mengacaukan jumlah
umpan panas ke dalam tanur putar.

Persyaratan Mutu Batubara Dalam Industri Semen


Pada dasarnya semua jenis batubara dapat dipakai sebagai bahan bakar dalam
tanur putar. Dapat disimpulkan bahwa persyaratan mutu batubara yang
dibutuhkan oleh industry semen unit operasi dengan efektifitas yang cukup tinggi
yaitu :
a. Nilai bakar net cukup tinggi, yaitu > 6.000 cal/gr
b. Volatile matter medium, maksimum 36-42%
c. Total moisture, maksimum 12%
d. Kadar abu maksimum 6%
e. Kadar sulphur maksimum 0,8%
f. Kadar alkali dalam abu, maksimum 2%
g. Ukuran batubara (raw coal)
- Diatas saringan 100 mm = 0%
- 100 mm 50 mm = 70%
- 50 25 mm = 25%
- 25 15 mm = 15%
- Lolos 15 mm = 0%
h. Variasi kualitas diatas tidak lebih dari 10%
Batubara dengan kualitas yang tidak memenuhi persyaratan diatas akan
menghasilkan produktifitas yang lebih rendah, persyaratan-persyaratan diatas
dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Nilai bakar net minimal 6.000 cal/gr, Volatile matter medium, maksimum
36-42%, Kadar abu maksimum 8%, dimaksudkan agar pemakaian batubara
tersebut dalam tanur putar, dapat menghasilkan target-target yang diharapkan
pada operasi pembakaran.
- Total moisture maksimal 12% dan kadar abu maksimal 6% serta ukuran
batubara sesuai ukuran, dimaksudkan agar tidak menyulitkan pada operasi
handling.
- Kadar sulphur maksimal 0,8% dan kadar alkali pada abu maksimal 2%
dimaksudkan agar tidak terjadi gangguan pada operasi tanur putar dan tidak
terjadi penurunan kualitas semen.
- Ukuran batubara dan volatile matter juga dimaksudkan agar tidak terjadi
kebakaran selama pengumpanan, makin banyak mengandung butiran-butiran
halus, maka tumpukan batubara akan mudah terbakar.
- Variasi kualitas 10% dari nilai-nilai yang dicantumkan dimaksudkan agar
persyaratan untuk mencapai operasi pembakaran yang stabil dapat terpenuhi.

2.3 Penyediaan Udara Bertekanan


Udara yang digunakan oleh PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk dalam proses
pembuatan semen ada 2 macam yaitu udara tekan dan udara luar. Penyediaan
udara tekan dari kompresor kemudian dimasukkan ke pressure tank yang
dipergunakan untuk menggerakkan damper valve, sedangkan udara luar dari fan
fan untuk pendinginan clinker pada cooler, udara primer (primary air) pada
pembakaran, dan udara dari blower blower sebagai pendorong batubara (dalam
pfister feeder sebelum digunakan dalam burner).
2.4 Sistem Pendinginan
Quenching adalah proses pendinginan klinker secara mendadak setelah reaksi
klinkerisasi selesai. Quenching dilakukan di dalam Grate Cooler dengan media
pendinginnya berupa udara luar yang dihembuskan ke dalam Grate Cooler
dengan menggunakan Fan. Klinker didinginkan dari temperatur 1200C menjadi
100200C. Udara panas dialirkan menuju vertical cement mill (Cement mill II).
Butiran klinker berukuran besar dihancurkan menggunakan hammer crusher
kemudian dibawa menggunakan drag chin conveyor menuju clinker storage.
Di pabrik semen, cooler merupakan bagian dari kiln system yang terletak di
bagian ujung discharge Rotary Kiln. Cooler memiliki beberapa fungsi antara lain :
Mendinginkan clinker yang keluar Kiln dari temperature 1200 oC menjadi <
200 oC keluar Cooler System, dengan cara mengalirkan udara dari Cooling
Fan secara proporsional.
Pendinginan clinker secara quenching atau secepat mungkin untuk
mendapatkan kualitas clinker yang terbaik (clinker mudah pecah).
Heat recuperation dengan memanfaatkan udara panas hasil pendinginan
clinker yang keluar dari Kiln dan diperoleh dua jenis udara yaitu udara
secondary untuk pembakaran main burner dan udara tertiary untuk
pembakaran di calciner.
Di PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. tipe cooler yang digunakan yaitu tipe
grate cooler. Grate Cooler lebih banyak dikembangkan oleh pembuat pabrik
semen, karena terbukti sangat effective :
Untuk pendinginan clinker dan menghasilkan udara secondary dan tertiary
yang cukup tinggi. Sehingga bisa membantu proses udara pembakaran
didalam Kiln maupun di Precalciner system.
Temperature udara Secondary yang dihasilkan 950 1100oC dan temperature
clinker yang keluar Cooler < 100 oC.
Pemakaian Power untuk Cooling Fan jenis Grate Cooler ini antara 3 6
kwh/ton clinker.
Gambar 2.3 Bagian dalam grate cooler

Grate Cooler terdiri dari baris/row grate plate tetap dan baris/row plate
bergerak dengan panjang stroke 11 15 cm. Penggeraknya menggunakan Motor
drive atau Hydraulic drive, kecepatan max. 24 stroke/menit. Dimensi Grate Cooler
dengan panjang sebesae 36m dan lebarnya 3,6m.

Gambar 2.4 Grate Cooler


Gambar 2.5. Grate Cooler

Grate cooler sebagai pendingin dengan berpendingin udara dilakukan dengan


jalan melewatkan udara melalui celah celah dari landasan (grate) dari klinker,
kemudian panas akan ditransfer dari klinker ke udara. Tekanan udara yang tinggi
mengakibatkan diperlukannya mempertahankan material flow feed dan apabila
hal ini tidak diperhatikan perpindahan panas rata-rata dapat lebih tinggi dari
keluaran yang sebenarnya dan juga dapat relatif lebih rendah. Hal ini disebabkan
karena kondisi perubahan panjang pendingin yang dilalui klinker, undergrate
dipisahkan kedalam beberapa kompartemen, yang mana setiap kompartemen
mempunyai fan tersendiri untuk mensuplai udara pada suatu tekanan dan volume
yang kompatibel dengan kondisi pada setiap section tersebut.
Setelah melewati landasan material, udara pendingin akan masuk kedalam kiln
atau ruang bakar yang mana akan digunakan sebagai udara sekunder untuk
pemanasan awal pada proses pembakaran. Selain itu juga akan dialirkan ke
calciner, coal mills dan dryers. Sebagian lagi dari udara hasil pendinginan akan
dikeluarkan ke atmosfer.

2.5 Pengadaan Air


Sarana-sarana air bersih dan tenaga listrik sangat diperlukan sebagai
pendukung berlangsungnya operasi pabrik. Sarana ini disediakan oleh bagian
utilitas yang ada dalam naungan biro pemeliharaan. Tujuan dari pengolahan air ini
yaitu agar aktivitas operasi water treatment Pusar dapat menjamin kontinuitas
distribusi air serta menjaga kualitasnya untuk mendukung kegiatan produksi dan
kebutuhan umum.
Tugas bagian ini adalah untuk mengolah dan menyediakan kebutuhan air yang
memenuhi standar industri air minum yang sumbernya berasal dari sungai Ogan
di daerah Pusar yang terletak 1 km dari pabrik. Air Permukaan yang diambil
adalah dari sungai Ogan. Air baku diolah pada Instalasi Water intake.
Didistribusikan ke Water Treatment pabrik sebagai Air Pendingin (AP). Sisanya
untuk keperluan utilitas lain (kantor-kantor, anak perusahaan yang berlokasi di
seputar PT Semen Baturaja dan untuk memenuhi keperluan perumahan karyawan
Tiga Gajah Indah).
Instalasi Water Intake merupakan sarana untuk melakukan kegiatan mulai dari
pengambilan air baku dari sungai Ogan yang kemudian memprosesnya menjadi
air bersih yang siap pakai atau di supply ke Water Treatment pabrik dan
perumahan
Dalam hal ini air dianalisa secara kimia, fisika dan bakteriologis terhadap air
baku maupun hasil produksinya. Analisa air ini dilakukan rutin setiap hari dan
unsur yang dapat dianalisa saat ini diantaranya seperti Jar Tes untuk menentukan
ketepatan dosis bahan kimia.
Tujuan menganalisa air adalah:
Untuk mendeteksi secara awal atas penyimpangan yang mungkin saja terjadi
Sebagai bahan pengambil langkah-langkah yang mesti ditempuh agar dapat
diperoleh hasil produksi yang sesuai dengan harapan, baik secara kuantitatif
maupun kualitatif
Sebagai data referensi

Berdasarkan tempatnya, pengolahan air dibagi dua bagian, yaitu :


A. Pengolahan Air di Pusar
1. Air dari sungai Ogan dihisap dengan pompa sentrifugal. Pompa yang
disediakan ada 2, tapi satu untuk cadangan.
2. Air akan dialirkan ke Rotostainer yang berguna untuk menyaring kotoran-
kotoran kasar seperti ranting kayu dan kerikil.
3. Proses aerasi setelah adanya injeksi udara dari aerator. Sebelum masuk ke
bak pengadukan, air ditambah bahanbahan kimia, yaitu :
- Alumunium sulfat [Al2(SO4)3], berguna sebagai koagulan, pengumpul
lumpur, dan mengendapkannya sehingga air menjadi bersih
- Caustic soda (NaOH), sebagai pengatur pH, pH yang dibutuhkan
sekitar 79
- Sodium hipoklorit (NaClO), untuk membunuh bakteri yang terkandung
dalam air
4. Dalam bak pengaduk, lumpur dan kotoran dari proses di atas dialirkan
kembali ke sungai Ogan melalui bak slurry. Air yang jernih akan masuk
ke settling basin melalui lubang overflow.
5. Pada settling basin ini terdapat drag chain yang berfungsi untuk
mengumpulkan debu yang ada. Lumpur yang kemudian dimasukkan
kedalam pocket settling basin, yaitu penampungan lumpur dibuang ke
sungai.
Gambar 2.6 Flowchart Pengolahan air

B. Pengelolaan Air di Pabrik


1. Pada plant site ditampung dalam precleaning water basin yang dilengkapi
dengan lima pompa. Dua pompa akan dialirkan ke iron dan manganese
remolvale filter yang didalamnya terdapat lapisan pasir untuk menyaring
kotoran yang masih terdapat dalam air, air kemudian dipakai untuk
keperluan:
- Pendingin system bearing (HE)
- Laboratorium
- Conditioning tower, dan lain-lain
- Tiga pompa yang lain digunakan untuk memompa air ke greevel bed
filter.
2. Air dipompakan ke wash basin yaitu sebagai tempat pencucian filter
3. Air dipompakan ke cold water basin power station dan cold water bearing
cooling
4. Air dari cold water bearing diinjeksikan tri sodium fosfat sebagai anti
korosi. Lalu air ini dipompakan dengan dua pompa ke high level tank
kemudian secara gravitasi menuju ke mill dan kiln untuk pendinginan
bearing-bearing. Setelah dipakai untuk pendingin bearing, air ditampung
dalam warm water basin.

FLOW SHEET CYRCULATION & DISTRIBUTION WATER TREATMENT


120 M3 / H

220 M3 / H

1. Raw Mill Dep......................... ( 341 ) 53,4 M3 / H


Cooling Tower
2. Exhaust Gas Conditioning... ( 342 ) 49,08 M3 / H
3. Cooler Dep Expantion.......... ( 441 ) 25 M3 / H
4. Coal Mill Departemen........... ( 512 ) 10,2 M3 / H
5. Kiln Departemen................... ( 431 ) 12,1 M3 / H
6. Cement Mill Modific............. ( 541 ) 5,8 M3 / H Warm Water Basin 243,3 M3

77 M3 / H

25 M3 / H
25 M3 / H

Back Wash Basin 101 M3


60 m3 / H
Cooling Tower

FILTER FILTER FILTER

Pressure
160 m3 / H Vessel FM

Precleaning Basin 359 M3

Cold Water Basin 190,9 M3

AIR TAMBAHAN 91,2 m3 / H 83,2 m3 / H


ke COLD POWER
94,4m3 / H 86,4m3 / H
14 M3 / H

PENDINGINAN
KOMPRESSOR Pabrik / Umum
40 M 3 / H

KPR
FM
KOPERASI

Settled Buffer Buffer


Kontak
Basin Basin Basin
Basin
Water
Tank
400 M3
154 M3 / H

Water Treatment
Quarry
SUNGAI OGAN

Gambar 2.7 Flowchart Pengolahan air


1 1/4"
AC ER F
2"
Grate Cooler
FLOW SHEET CYRCULATION WATER PLANT Tank
25 M3/H
9 M3/H
INPUT WATER 1,5 " Cooler
Hydroulic
Hydr Hydr
1,1 M3/H
Pump Pump RETURN WATER
2 1/2"x2 Main Drive
1,5 M3/H
Kiln
3 M3/H
CT 2"
2" WATER Roller
1" TANK Support Kiln
8 M3/H
6"

1 1/4"
2"
1/2" 4"
4 X 0,6 M3/H
Grinding 4" M05 M07 M011
4M3/h 2M3/h 2M3/h
Roller
5 M3/H 2,5 " VERTICAL Oil Cooler Bearing
Grinding MILL Bearing EPF Condi
Roller IDF
1/2" tioning
Roller ,Lub Vertical 8 M3/H 1,8 M3/H
and Heater Tank
Tower 3/4"

Roller ,Lub
48,6 Coal
and Heater
1/2" 12 M3/H COAL Mill
M3/H
Cooler V.Mill 2" MILL Tank
4"
Drain 36 M3/ H
6"
2,2 M3/H

160 M3/H 220 M3/H

Cooling Tower
120 M3/H 12"

Cold Water Basin 190,9 M3 Warm Water Basin 243.375 M3

Gambar 2.8 Flowchart Pengolahan air

2.6 Penyedian Kebutuhan Listrik


Sejak tahun 2006 PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk menggunakan
pembangkit tenaga listrik sepenuhnya dari PLN dengan kapasitas sebesar 18,5
MW. PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk juga mempunyai empat buah generator
yang digerakkan oleh Diesel Engine dengan kapasitas sebesar 550 HP dan
menghasilkan tenaga 4500 KVA (3600 KW), 6300 Volt dari frekuensi 5 Hz.
Jika keadaan darurat digunakan dua unit generator dengan kapasitas masing-
masing 250 KVA.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Utilitas memiliki peran yang sangat vital bagi berjalannya proses produksi
guna menunjang atau memenuhi agar suatu proses produksi dapat berjalan
dengan lancar dengan standar yang telah ditentukan
2. Terdapat 5 bagian utama di unit utilitas PT Baturaja (Persero) Tbk. sebagai
berikut ;
a. Penyediaan Kebutuhan Bahan Bakar
b. Penyediaan Udara Bertekanan
c. Sistem Pendinginan
d. Penyediaan Kebutuhan Air
e. Penyediaan Kebutuhan Listrik

3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan
kesalahan, baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan kalimatnya.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kepada para pembaca makalah ini
agar dapat memberikan kritikan dan masukan yang bersifat membangun guna
untuk membuat makalah ini lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai