Nation and character building merupakan pembangunan karakter dan bangsa. Ernest Renan
berpendapat, nation atau bangsa ialah suatu solidaritas besar, yang terbentuk karena adanya kesadaran
akan pentingnya berkorban dan hidup bersama-sama di tengah perbedaan, dan mereka dipersatukan
oleh adanya visi bersama. Sedangkan arti karakter itu sendiri berkaitan dengan kekuatan moral,
berkonotasi positif, bukan netral. Jadi, orang berkarakter adalah orang punya kualitas moral
(tertentu) yang positif. Dengan demikian, pembangunan karakter, secara implisit mengandung arti
membangun sifat atau pola perilaku yang didasari atau berkaitan dengan dimensi moral yang positif
atau yang baik, bukan yang negatif atau yang buruk, khususnya disini bangsa yakni dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Latar Belakang
Pancasila sebagai sebuah ideologi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara bagi bangsa Indonesia,
semestinya diamalkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi landasan nilai dan prinsip yang
terus mengalir bagi setiap generasi. Namun dalam perjalanannya, pembangunan karakter bangsa
Indonesia yang telah dilaksanakan sejak lama sering mengalami hambatan-hambatan dengan adanya
sejumlah kasus yang melibatkan kehidupan antar umat beragama sekaligus masih banyaknya kekerasan
atas nama golongan dan kelompok tertentu di Indonesia. Terlepas dari masalah tersebut, penulis melihat
bahwa pancasila masih memiliki relavansi dan kesaktian sebagai landasan pembangunan karakter
bangsa Indonesia untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa mandiri di era globalisasi.
Penulis menggunakan globalisasi sebagai acuan untuk mengkaji pembangunan karakter bangsa
terutama bagi generasi muda Indonesia menuju pada kemandirian bangsa dengan berlandaskan pada
pancasila untuk menghadapi derasnya arus globalisasi. Dalam proses membangun karakter suatu
bangsa, salah satu faktor penting yang harus diperhatikan adalah pendidikan baik itu secara formal
maupun non formal sehingga pengaruh negatif dari globalisasi dapat dikurangi terutama bagi generasi
muda sebagai generasi penerus bangsa yang menentukan masa depan. Generasi muda sekaligus sebagai
generasi yang paling rentan terkena dampak negatif dari globalisasi sehingga peran pendidikan karakter
bangsa serta pembangunan karakter bangsa dengan berlandaskan pancasila menjadi suatu hal yang
sangat penting untuk menjadikan bangsa Indonesia mandiri di era globalisasi.
PEMBAHASAN
Pembangunan karakter suatu bangsa tidak cukup dalam esensi pembangunan fisik saja tetapi
dibutuhkan suatu orientasi yang lebih kuat yaitu suatu landasan dasar atau pondasi pembangunan
karakter bangsa tersebut. Sehingga esensi fisik dari pembangunan berawal pada internalisasi nilai-nilai
untuk menuju pada pembangunan tata nilai atau sebaliknya pembangunan yang berorientasi pada
tatanan fisik tersebut dijiwai oleh semangat peningkatan tata nilai sosio-kemasyarakatan dan budaya.
Dalam hal ini Indonesia memiliki landasan pancasila sebagai dasar untuk melakukan pembangunan
karakter bangsa Indonesia.
2.1 Pembinaan Karakter Bangsa
Sebuah pernyataan retorik tentang pembinaan karakter suatu bangsa yang diungkapkan oleh
Mantan Perdana Menteri Malaysia, Datuk Sri Dr. Mahathir Muhammad. Sebagai berikut:
Ketika suatu bangsa mulai membangun, maka yang pertama kali menjadi korban adalah kelembagaan
keluarga berikut seluruh tatanan nilai kekeluargaan yang ada di dalamnya.
Maksud dari penyataan diatas adalah pembangunan yang dilakukan oleh suatu bangsa seringkali
membutuhkan pengorbanan yang sangat besar termasuk mengorbankan keluarga atau bahkan
kebersamaan dalam keluarga. Bukti nyata yang dapat kita lihat terutama berada di negara - negara
industri maju, dimana fenomena hilangnya kohesivitas keluarga terlihat sangat jelas sejalan dengan
semakin meningkatnya modernisasi di negara-negara maju tersebut.
Menurut Michael Porter (1999), dalam bukunya Daya Saing sebuah Bangsa (The Competitiveness of
A Nation), pemahaman daya saing sebagai salah satu keunggulan yang dimiliki suatu entitas
dibandingkan dengan entitas lainnya. Keunggulan yang dimaksud dapat berkembang ke berbagai
pengertian maupun penerapan. Keunggulan tersebut dapat diartikan sebagai keunggulan ekonomi,
keunggulan politik, keunggulan militer dan lain-lain. Sedangkan, daya saing pada esensinya dapat
diartikan sebagai sebuah rantai dari suatu nilai proses yang dapat dikendalikan dengan proses
pembelajaran kontinyu atau continuous learning. Sehingga, arti dan makna pembinaan karakter bangsa
di era globalisasi yang sarat dengan daya saing adalah menyangkut tiga hal pokok yaitu:
1. Artikulasi karakter bangsa adalah mengacu pada tingkat peningkatan kapasitas pengetahuan dari
bangsa tersebut untuk terus melakukan pembelajaran agar semakin meningkat daya saingnya di era
globalisasi.
2. Pembinaan karakter bangsa akan diarahkan agar kapasitas pengetahuan yang terbangun dapat
meningkatkan daya saing suatu bangsa, dengan kondisi dimana daya saing tersebut akan
memungkinkan adanya kemajuan kolektif atau kemajuan bersama bagi bangsa Indonesia.
3. Pemaknaan dari karakter positif bangsa seharusnya diarahkan untuk mencapai dua hal pokok di atas.
KESIMPULAN
Demarkasi atau garis pembatas yang tegas untuk menghadapi dampak globalisasi adalah daya saing
bangsa (national competitiveness) yang kuat untuk menjadi bangsa yang mandiri dengan berlandaskan
pada pancasila. Pembangunan berdasarkan pancasila yang dilakukan oleh bangsa Indonesia melalui
pembangunan di bidang ekonomi, politik, sosial-budaya dan pertahanan-keamanan dimaksudkan untuk
meningkatkan daya saing bangsa Indonesia dalam menghadapi globalisasi. Namun untuk mencapai
daya saing yang kuat tersebut dibutuhkan upaya besar dan peran aktif seluruh komponen bangsa
Indonesia beserta pemerintah.
Salah satu komponen yang berperan penting dalam upaya besar tersebut adalah pembinaan karakter
generasi muda bangsa Indonesia sesuai dengan pancasila, khususnya karakter positif bangsa yang harus
terus ditumbuh-kembangkan untuk memperkuat kemampuan adaptif dari daya saing bangsa sehingga
dapat menjadi bangsa yang mandiri di era globalisasi.
Dalam upaya untuk mengaktualisasikan kemandirian tersebut, maka dituntut peran penting dari
generasi muda Indonesia sebagai character enabler, character builders dan character engineer.
Meskipun untuk menjalankan ketiga peran tersebut, generasi muda masih membutuhkan dukungan serta
bantuan dari seluruh elemen bangsa termasuk pemerintah, namun esensi utama dari pembangunan
karakter bangsa Indonesia menuju bangsa mandiri adalah pentingnya peran generasi muda sebagai
komponen bangsa yang paling strategis posisinya dalam memainkan proses transformasi karakter dan
tata nilai pancasila di era globalisasi.