Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi sekarang ini, semua negara berlomba-lomba untuk

meningkatkan kemampuan bersaing satu sama lain dalam hal teknologi. Hal ini

dapat dilihat dilihat dari semakin banyak penemuan-penemuan baru yang

dimunculkan untuk memperbaiki teknologi yang telah ada sebelumnya.

Perkembangan ini berlangsung di segala bidang, contohnya pada bidang

pertanian, bidang kedokteran, bidang elektronik, maupun bidang industri, yang

bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dari bidang-bidang tersebut menjadi lebih

baik dari sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari maraknya kegiatan riset,

pengembangan, maupun perancangan dalam berbagai bidang yang mendukung

baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah satunya adalah mulai

dikembangkannya teknologi alat pemadam kebakaran yang mudah digunakan,

aman, efisien tetapi tetap memenuhi standar-standar yang berlaku.

Api merupakan salah satu elemen penting yang menunjang kehidupan

manusia. Api merupakan hasil reaksi suatu pembakaran antara bahan bakar, udara

dan sumber percikan. Dahulu pemanfaatan api hanya terbatas untuk memasak,

alat penerangan, berburu, maupun alat perang. Namun pada masa sekarang ini,

pemanfaatan api sudah meluas dan dimanfaatkan untuk menghasilkan energi lain

seperti energi listrik dan gerak. Proses pemanfaatan api sekarang ini dikenal
dengan proses pembakaran. Tetapi dalam pemanfaaatannya api juga dapat

merugikan bagi kehidupan manusia api yang merugikan adalah api yang tidak

dapat dikendalikan (uncontrolled) baik itu berukuran kecil maupun besar pada

tempat yang tidak dikehendaki, yang pada akhirnya menimbulkan kerugian untuk

kehidupan manusia, dan lebih dikenal dengan nama kebakaran.

Kebakaran bisa terjadi dimana saja asal terdapat pemicu terjadinya

kebakaran. Kebakaran dapat terjadi di perumahan, gedung perkantoran, pabrik

industri, kilang minyak, hutan dll. Maka diperlukannya penanggulangan

kebakaran, dimana hydrant sebagai alat penanggulangan aktif yang berada pada

gedung perkantoran, swalayan, maupun pada pasar modern. Hal ini hydrant harus

sudah memenuhi standar-standar kualitas pada saat digunakan untuk

menanggulangi kebakaran.

Atas pertimbangan diatas maka mencoba untuk membuat program sederhana yang

berjudul Proses Uji Kerapatan Pada Hydrant Pillar Dua (HPD) di PT. Karya

Paduyasa Tegal.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana proses Uji Kerapatan Hydrant Pillar Dua (HPD).

1.3 BatasanMasalah

Agar penulisan laporan praktek kerja lapangan (PKL) ini lebih terarah,
penulis dalam hal ini membatasi permasalahan yang akan dibahas hanya

mengenai:

1. Proses Uji Kerapatan Hydrant Pillar Dua (HPD).

1.4 Tujuan

Adapun tujuan dari laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah:

1. Mengetahui Proses Uji Kerapatan Hydrant Pillar Dua (HPD).

2. Mengetahui Cara kerja alat Uji Kerapatan Hydrant.

1.5 Manfaat

Manfaat dari laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah:

1. Memberikan data-data informasi tentang uji kerapatan Hydrant Pillar Dua

(HPD).

2. Memberikan pengalaman tentang Hydrant Pillar Dua (HPD).

3. Berguna bagi perusahaan karena dapat menjadi panduan uji Hydrant Pillar Dua

(HPD).

1.6 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan ini praktek kerja lapangan ini dilakukan pada tanggal 14

Agustus sampai dengan 12 September 2017 dan dilaksanakan di PT. Karya

Paduyasa Tegal.
1.7 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dalam penulisan laporan adalah:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah ruang lingkup

penyusun tujuan penulisan laporan waktu pelaksanaan dan sistematika penulisan.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum perusahaan yaitu sejarah

perusahaan, denah / lokasi perusahaan, struktur organisasi perusahaan, dan Produk

perusahaan.

BAB III LANDASAN TEORI

Dalam bab ini berisi tentang dasar-dasar teori yang dibutuhkan dalam

menyusun laporan yaitu yang berkaitan dengan Proses Uji Kerapatan Hydrant

Pillar Dua (HPD).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan proses pengujian kerapatan dan kebocoran Hydrant

Pillar Dua (HPD).

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini memberikan lembaran, kesimpulan dan saran penyusun.

Anda mungkin juga menyukai