Anda di halaman 1dari 5

Pengertian Bank Islam

Bank Islam adalah bank yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, mengacu kepada
ketentuan-ketentuan Al-Quran dan Hadist. Dalam beroperasinya itu mengikuti ketentuan-
ketentuan syariah Islam khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat secara Islam. Dalam
tata cara bermuamalat itu dijauhi praktik-praktik yang dikhawatirkan mengandung unsur-unsur
riba untuk diisi dengan kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dan pembiayaan perdagangan.
Didirikannya bank Islam dilatarbelakangi oleh keinginan umat Islam untuk menghindari riba
dalam kegiatan muamalahnya. Untuk menjamin operasi bank Islam tidak menyimpang dari
tuntunan syariah, maka pada setiap bank Islam hanya diangkat manajer dan pimpinan bank yang
sedikit banyak menguasai prinsip muamalah Islam. Selain dari pada itu di bank ini dibentuk Dewan
Pengawas Syariah yang bertugas mengawasi operasional bank dari sudut syariahnya.
Dewan Pengawas Syariah
Dewan Pengawas Syariah adalah suatu Dewan yang sengaja dibentuk untuk mengaawasi jalannya
bank Islam sehingga senantiasa sesuai dengan prinsip Muamalah dalam Islam. Tugasnya adalah
mendiskusikan masalah-masalah dan transaksi bisnis yang dihadapkan kepadanya sehingga dapat
ditetapkan kesesuaian atau ketidaksesuaiannya dengan syariat Islam.
Wewenang :
a. Memberikan pedoaman/garis-garis besar Syariah baik untuk pengerahan maupun untuk
penyaluran dana serta kegiatan bank lainnya.
b. Mengadakan perbaikan seandainya suatu produk yang telah/sedang dijalankan dinilai
bertentangan dengan Syariah.
Untuk menjamin kebebasan mengeluarkan pendapat maka harus diperhatikan hal-hal berikut ini :
a. Mereka bukan staf bank, dalam arti bahwa mereka tidak tunduk di bawah kekuasaan
administratif
b. Mereka dipilih oleh Rapat Umum Pemegang Saham
c. Honor mereka ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham
d. Mempunyai system kerja dan tugas-tugas tertentu seperti halnya Badan Pengawas lainnya.
Daya Tarik Bank Islam
Karena bank Islam tidak memberikan imbalan bunga kepada penyimpan dana, maka daya tarik
bank Islam bagi penyandang dana (sholibul maal) adalah bila bank Islam dapat memberikan
kembalian (return on investment) yang memadai. Pada bank Islam, kepentingan penyandang dana,
pemegang saham, dan pemakai dana dapat diharmonisasikan karena dengan system bagi hasil
kepentingan ketiga pihak tersebut parallel yaitu memperoleh imbalan bagi hasil sesuai dengan
keadaan yang benar-benar terjadi. Untuk itu manajemen bank akan berusaha mengoptimalkan
keuntungan pemakai dana.
Kegiatan Muamalah
Kegiatan muamalah ialah kegiatan-kegiatan yang menyangkut hubungan antar manusia yang
meliputi aspek politik, ekonomi, dan sosial. Kegiatan muamalah yang menyangkut aspek ekonomi
meliputi kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup, seperti: jual-beli, simpan-
pinjam, hutang-piutang, usaha bersama, dsb.
Praktik Riba dan Permasalahannya
Riba dari segi istilah bahasa sama dengan Ziyadah artinya tambahan. Sedangkan menurut
istilah teknis, riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok (modal) secara bathil
(pengambilan tambahan dari modal pokok tanpa ada imbalan pengganti (konpensasi) yang dapat
dibenarkan oleh ukum Syari. Beberapa contoh imbalan yang dapat dibenarakan oleh hukum
Syari antara lain yaitu kerja/jasa, memberikan jaminan, menanggung kemungkinan resiko.
Jenis-jenis Riba
a. Riba Qard : suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan terhadap yang
berhutang
b. Riba Jahiliyah : hutang dibayar lebih dari pokonya, karena si peminjam tidak mampu
membyara hutangnya pada waktu yang ditetapkan.
c. Riba Fadhl : pertukaran antara barang-barang sejenis dengan kadar/takaran yang berbeda
dan barang yang dipertukarkan termasuk dalam jenis barang ribawi
d. Riba Nasiah : penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi dengan jenis
barang ribawi lainnya.
Barang ribawi : 1. mata uang emas dan perak, baik itu dalam bentuk uang maupun dalam bentuk
lainnya.
2. bahan makanan pokok, seperti beras, gandum dan jagung serta bahan makanan
tambahan, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, dll.
Praktik riba yang ingin dihindari adalah praktik-praktik pembayaran lebih yang disyaratkan atas
uang atau barang yang dititipkan atau dihutangkan sebagaimana yang dilarang dalam Al-Quran
dan Hadist. Pada dasarnya bank Islam tidak menyalurkan dananya kepada pemakai dana dalam
bentuk pembiayaan pengadaan barang (barang modal atau alat-alat produksi) yang dibutuhkan
pemakai dana. Bank Islam akan membayar langsung kepada pemasok barang yang dibutuhkan
pemakai dana dengan kualitas dan harga yang paling baik dari harga pasar yang berlaku.
Produk-produk Bank Islam
Karena pola konsumsi dan pola simpanan yang diajarkan oleh Islam memungkinkan umat Islam
mempunyai kelebihan pendapatan yang harus diproduktifkan dalam bentuk investasi, maka bank
Islam menawarkan tabungan investasi yang disebut sim[anan mudharabah (simpanan bagi hasil
atas usaha bank).
Untuk dapat membagi-hasilkan usaha bank kepada penyimpan mudharabah, maka bank Islam
menawarkan jasa-jasa perbankan kepada masyarakat dalam bentuk :
a. Pembiayaan untuk berbagai kegiatan investasi atas dasar bagi hasil yang terdiri dari :
1. Pembiayaan investasi bagi hasil al-mudharabah
2. Pembiayaan investasi bagi hasil al-musyarakah
Dari pembiayaan investasi tersebut bank akan memperoleh pendapatan berupa bagi hasil
usaha.
b. Pembiayaan untuk berbagai kegiatan perdagangan yang terdiri dari :
1. Pembiayaan perdagangan al-murabahah
2. Pembiayaan perdagangan al-baiu bithaman ajil
Dari pembiayaan perdagangan tersebut di atas bank akan memperoleh pendapatan berupa
mark-up atau margin keuntungan.
c. Pembiayaan pengadaaan barang untuk disewakan atau disewabelikan dalam bentuk :
1. Sewa guna usaha atau disebut al-ijarah
2. Sewa beli atau disebut al-baiu takjiri
Dari kegiatan usaha al-ijarah bank akan memperoleh pendapatan berupa sewa.
d. Pemberian pinjaman tunai untuk kebajikan (al-qardhul hasan) tanpa dikenakan biaya
apapun kecuali biaya administrasi berupa segala biaya yang diperlukan untuk sahnya
perjanjian hutang seperti bea materai, biaya akte notaris, biaya studi kelayakan, dsb. Dari
pemberian pinjaman ini, bank akan menerima kembali biaya-biaya administrasi.
e. Fasilitas-fasilitas perbankan umumnya yang tidak bertentangan dengan syariah seperti
penitipan dana dalam rekening lancer dalm bentuk giro wadiah yang diberi bonus dan jasa
lainnya untuk memperoleh balas jasa seperti pemberian jaminan (al-kafalah), pengalihan
tagihan (al-hiwalah), pelayanan khusus (al-joalah), pembukaan L/C (al-wakalah), dll. Dari
pemakaian fasilitas ini, bank akan memperoleh pendapatan berupa balas jasa.
Deposito Investasi Mudharabah : Tabungan Mudharabah (TABAH) adalah simpanan pihak
ketiga (perseorangan atau badan hokum) di bank Islam yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat atau beberapa kali sesuai dengan perjanjian. Imbalan dibagi dalam bentuk berbagi
pendapatan (revenue sharing) atas penggunaan dana tersebut secara syariah dengan proporsi
pembagian katakanlah 70 : 30, 70% untuk deposan dan 30% untuk bank.
Pembiayaan Mudharabah : Al Mudharabah yaitu suatu perjanjian usaha antara pemilik modal
dengan pengusaha, di mana pihak pemilik modal menyediakan seluruh dana yang diperlukan
dan pihak pengusaha melakukan pengelolaan atas usaha. Hasil usaha bersama ini dibagi sesuai
dengan kesepakatan pada waktu akan pembiayaan ini ditandatangani. Apabila terjadi kerugian
dan kerugian tersebut merupakan konsekuensi bisnis (bukan penyelewengan atau keluar dari
kesepakatan) maka pihak penyedia dana akan menanggung kerugian manakala pengusaha akan
menanggung kerugian managerial skill dan waktu serta kehilangan nisbah keuntungan bagi
hasil yang akan diperolehnya.
Pembiayaan Musyarakah : Al-Musyarakah atau syirkah yaitu suatu perjanjian usaha antara 2
atau beberapa pemilik modal untuk menyertakan modalnya pada suatu proyek, di mana masing-
masing pihak mempunyai hak untuk ikut serta, mewakilkan, atau menggugurkan haknya dalam
manajemen proyek. Keuntungan dari hasil usaha bersama ini dapat dibagikan baik menurut
proporsi penyertaan modal masing-masing maupun sesuai dengan kesepakatan bersama.
Manakala merugi kewajiban hanya terbatas sampai batas modal masing-masing.
Pembiayaan Murabahah : Pembiayaan yang diberikan kepada nasabah dalam rangka
pemenuhan kebutuhan produksi. Pembiayaan ini mirip dengan Kredit Modal Kerja yang biasa
diberikan oleh bank-bank konvensional, dan karenanya pembiayaan Murabahah berjangka
waktu di bawah 1 tahun (short run financing).
Pembiayaan Al Baiu Bitsaman Ajil : Pembiayaan yang diberikan kepada nasabah dalam
rangka pemenuhan kebutuhan barang modal (investasi). Pembiayaan ini mirip dengan Kredit
Investasi yang diberikan bank konvensional dan karenanya pembiayaan ini berjangka waktu di
atas satu tahun (long run financing).
Pembiayaan Ijarah : Yaitu pemberian kesempatan kepada penyewa untuk mengambil
kemanfaatan dari barang sewaan untuk jangka waktu tertentu dengan imbalan yang besarnya
telah disepakati bersama. Tarif sewa dan persyaratan lainnya yang diberikan bank harus telah
disepakati terlebih dahulu oleh kedua belah pihak.
Pembiayaan Baiu Takjiri (Sewa Beli) : Suatu kontrak sewa yang diakhiri dengan penjualan.
Dalam kontrak ini pembayaran sewa telah diperhitungkan sedemikian rupa sehingga sebagian
daripadanya merupakan pembelian terhadap barang secara berangsur.
Pembiayaan Al Qardhul Hasan : Suatu pinjaman lunak yang diberikan atas dasar kewajiban
sosial semata di mana si peminjam tidak dituntut untuk mengembalikan apapun kecuali modal
pinjaman (fasilitas untuk pengusaha kecil). Maka, dana nya dapat diambil dari dana BAZIS
(Badan Amal, Zakat, Infaq dan Shadaqah). Pemanfaatan dananya harus dilaksanakan
berbarengan dengan investasi dana ZIS. Dalam hal ini, bank tidak dapat keuntungan apapun.
Kelemahan Bank Islam
a. Kelemahan utamanya adalah bahwa bank dengan sistem ini terlalu berprasangka baik
kepada kepada semua nasabahnya dan berasumsi bahwa semua orang yang terlibat dalam
bank ini adalah jujur. Jadi, bank ini sangat rawan terhadap mereka yang beritikad tidak
baik.
b. Sistem bagi hasil memerlukan perhitungan-perhitungan yang rumit terutama dalam
menghitung bagian laba nasabah yang kecil-kecil dan yang nilai simpanannya di bank tidak
tetap sehingga memerlukan kecermatan yang lebih besar dari bank konvensional.
c. Membawa misi bagi hasil yang adil, maka bank ini lebih memerlukan tenaga-tenaga
professional yang andal daripada bank konvensional.
Keunggulan Bank Islam
a. Keunggulan utamanya terletak pada kuatnya ikatan emosional keagamaan antara
pemegang saham, pengelola bank, dan nasabahnya.
b. Semua pihak yang terlibat akan berusaha sebaik-baiknya sebagai pengamalan ajaran
agamanya sehingga berapapun hasil yang diperoleh diyakini membawa berkah.
c. Adanya fasilitas pembiayaan yang tidak membebani nasabah sejak awal dengan kewajiban
membayar biaya secara tetap.
d. Adanya sistem bagi hasil sebagai pengganti bunga maka tidak ada diskriminasi terhadap
nasabah yang didasarkan atas kemampuan ekonominya sehingga aksesibilitas bank
menjadi sangat luas.
e. Fasilitas pembiayaan pengadaan barang modal dan peralatan produksi yang lebih
mengutamakan kelayakan usaha daripada jaminan (collateral) sehingga siapapun
mempunyai kesempatan yang luas untuk berusaha.
f. Tidak membebani nasabah dengan biaya apapun kecuali biaya yang dipergunakannya
sendiri.
g. Dll.
Dampak Berkembangnya Bank Islam Terhadap Perekonomian
Dengan dihapuskannya sistem bunga dan digantikan sistem bagi hasil, maka apabila bank
Islam telah berkembang dalam jumlah yang cukup berarti diperkirakan perekonomian akan dapat
tumbuh dengan pesat dengan dampak inflasi yang rendah. Selain itu, dengan adanya fasilitas
pembiayaan investasi dengan bagi hasil, masyarakat mempunyai kesempatan yang luas untuk
berusaha sehingga menumbuhkan ladang usaha baru. Berkembangnya ladang usaha baru tersebut
maka membuka lebih banyak lagi kesempatan untuk meningkatkan produksi dan pertumbuhan
ekonomi.
Pelayanan Kepada Non-Muslim
Dalam ajaran Islam sebenarnya tidak ada larangan bagi masyarakat non-Islam untuk ikut
memiliki sebagian usaha yang dijalankan oleh masyarakat Islam. Namun demikian dalam hal
pemilikan saham bank Islamhal ini tentunya tergantung sepenuhnya kepada bunyi akte pendirian
dan anggaran dasar bank ini. Begitu juga dengan hal pengelolaan bank Islam, tidak ada larangan
untuk mempekerjakan staf atau manajer non-Islam sepanjang yang bersangkutan memenuhi syarat
professionalisme yang diperlukan dan bersedia tunduk kepada ketentuan-ketentuan tentang
pengelolaan bank sesuai dengan prinsip-prinsip agama Islam.

Anda mungkin juga menyukai