Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MODULUS ELASTISITAS
DISUSUN OLEH :
NO BP : 1510003423011
UNIVERSITAS EKASAKTI
PADANG 2016
KATA PENGHANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
MODULUS ELASTISITAS ini dengan lancar. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen matakuliah mesin Karya ilmiah ini
ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh dari buku panduan
yang berkaitan dengan mesin diesel, serta infomasi dari media massa yang berhubungan
dengan mesin diesel,tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada dosen pengajar
matakuliah atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah karya ilmiah ini. Juga
kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya
karya ilmiah ini
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna disebabkan
keterbatasan dari penulis. Untuk itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan Tugas Karya Ilmiah ini.
Akhir kata semoga laporan ini bermamfaat bagi Mahasiswa Departemen Teknik
Mesin Fakultas Teknik UNES khususnya dan seluruh pembaca pada umumnya.
PADANG, Desember 2016
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................................1
KATA PENGANTAR .........................................................................................................2
DAFTAR ISI .....................................................................................................................3
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
C. Manfaat.........................................................................................................4
BAB V. PENUTUP.....................................................................................9
5.1 Kesimpulan......................................................................................................9
3
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Pada makalah ini, masalah yang akan kita bahas adalah analisa mengenai modulus
elastisitas (modulus young)
C. Batasan Masalah
Pada makalah ini masalah yang dibahas dibatasi hanya pada modulus elastisitas,
tegangan, dan regangan
F. Manfaat
Penerapan Modulus Young Dalam Kehidupan Sehari-hari Dalam kehidupan sehari-hari, alat
yang menerapkan sifat elastis bahan banyak dijumpai. Misalnya, pada mainan anak-anak
seperti pistol-pistolan, mobil-mobilan, dan ketapel; perlengkapan rumah tangga seperti
kursi sudut dan spring-bed. Di sini akan dikemukakan beberapa contoh pemanfaatan
peranan sifat elastis bahan. a. Alat Ukur Gaya Tarik Kereta Api Alat ini dilengkapi dengan
sejumlah pegas yang disusun sejajar. Pegas pegas ini dihubungkan ke gerbong kereta api
saat kereta akan bergerak. Hal ini di lakukan untuk diukur gaya tarik kereta api sesaat
sebelum meninggalkan stasiun. b. Peredam Getaran atau Goncangan Pada Mobil Penyangga
badan mobil selalu dilengkapi pegas yang kuat sehingga goncangan yang terjadi pada saat
mobil melewati jalan yang tidak rata dapat diredam. Dengan demikian, keseimbangan mobil
dapat dikendalikan.
c. Peranan Sifat Elastis dalam Rancang Bangun Untuk menentukan jenis logam yang akan
digunakan dalam membangun sebuah jembatan, pesawat, rumah, dan sebagainya maka
modulus Young, tetapan pegas, dan sifat elastis, logam secara umum harus diperhitungkan.
4
d. Contoh-Contoh Pemanfaatan Sifat Elastis dalam Olahraga Di bidang olahraga, sifat elastis
bahan diterapkan, antara lain, pada papan loncatan pada cabang olah raga loncat indah dan
tali busur pada olahraga panahan. Karena adanya papan yang memberikan gaya Hooke pada
atlit, maka atlit dapat meloncat lebih tinggi daripada tanpa papan. Sedangkan tali busur
memberikan gaya pegas pada busur dan anak panah.
BAB II
A. PENGERTIAN
Modulus Young menggambarkan hubungan antara tegangan dan perubahan
bentuk bahan. Stres atau tegangan didefinisikan sebagai gaya yang diterapkan
tiap satuan luas, dengan satuan yang khas pound per square inch (psi) atau
Newton per meter persegi juga dikenal sebagai pascal (Pa). Regangan adalah
suatu ukuran jumlah yang material berubah bentuk ketika tegangan diterapkan
dan dihitung dengan mengukur jumlah deformasi di bawah kondisi stres,
dibandingkan dengan dimensi aslinya. Modulus Young didasarkan pada
elastisitas Hukum Hooke dan dapat dihitung dengan membagi tegangan
dengan regangan.
Elastisitas adalah kemampuan suatu material untuk kembali ke keadaan atau
dimensi aslinya setelah beban, atau stres, dihilangkan. Regangan elastis adalah
reversibel, yang berarti regangan akan hilang setelah tegangan tersebut
dihilangkan dan material akan kembali ke keadaan semula. Bahan yang terkena
tingkat stres yang intens dapat rusak ke titik di mana stres merubah bahan
tersebut tidak akan kembali ke ukuran aslinya. Hal ini disebut sebagai
deformasi plastis atau regangan plastis.
5
B. TEGANGAN DAN REGANGAN
1) Tegangan (stress)
Tegangan (stress) pada benda, misalnya kawat besi, didefinisikan sebagai gaya
persatuan luas penampang benda tersebut. Tegangan diberi simbol (dibaca
sigma). Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
Keterangan:
F : besar gaya tekan/tarik (N)
A : luas penampang (m2)
: tegangan (N/m2)
Bila dua buah kawat dari bahan yang sama tetapi luas penampangnya berbeda
diberi gaya, maka kedua kawat tersebut akan mengalami tegangan yang
berbeda. Kawat dengan penampang kecil mengalami tegangan yang lebih
besar dibandingkan kawat dengan penampang lebih besar. Tegangan benda
sangat diperhitungkan dalam menentukan ukuran dan jenis bahan penyangga
atau penopang suatu beban, misalnya penyangga jembatan gantung dan
bangunan bertingkat.
2) Regangan (strain)
Regangan (strain) didefinisikan sebagai perbandingan antara penambahan
panjang benda X terhadap panjang mula-mula X. Regangan dirumuskan
sebagai berikut.
Keterangan:
: regangan strain (tanpa satuan)
X : pertambahan panjang (m)
X : panjang mula-mula (m)
Makin besar tegangan pada sebuah benda, makin besar juga regangannya.
Artinya, X juga makin besar. Berdasarkan berbagai percobaan di
laboratorium, diperoleh hubungan antara tegangan dan regangan untuk baja
dan aluminium seperti tampak pada gambar berikut.
6
Grafik perbandingan tegangan
terhadap regangan untuk baja dan aluminium
Berdasarkan grafik pada gambar diatas, untuk tegangan yang sama, misalnya 1
108N/m2, regangan pada aluminium sudah mencapai 0,0014, sedangkan pada
baja baru berkisar pada 0,00045. Jadi, baja lebih kuat dari aluminium. Itulah
sebabnya baja banyak digunakan sebagai kerangka (otot) bangunan-bangunan
besar seperti jembatan, gedung bertingkat, dan jalan layang.
BAB III
METODOLOGI
Data dikumpulkan dari sumber-sumber bacaan berupa jurnal, majalah, buku, artikel
ilmiah di internet, komunikasi pribadi dan sumber-sumber lain yang relevan dengan topik
yang dibahas. Pada tahap ini data, fakta dan informasi dicari dan diidentifikasi. Data
diseleksi, yang sesuai dengan topik tulisan dipisahkan dari yang tidak sesuai. Data yang
sesuai dengan topik tulisan dipisahkan berdasarkan kesesuaiannya dengan sub-sub judul
dalam kerangka tulisan. Data, fakta atau informasi yang diperoleh kemudian diolah dengan
cara tabulasi untuk data kuantitatif dan untuk informasi kualitatif dianalisis dengan analisis
deskriptif dalam bentuk teks.
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
1. Sebuah kawat baja (E = 2 x 1011 N/m2). Panjang 125 cm dan diameternya 0.5 cm mengalami gaya
tarik 1 N.Tentukan:
a. tegangan.
b. regangan.
c. pertambahan panjang kawat.
Jawab:
a. Tegangan = F/A ; F = 1 N.
A = p r2 = 3.14 (1/4 . 10-2)2A = 1/(3.14 . 1/16 . 10-4) = 16 . 10-4/3.14 = 5.09 . 104 N/M2
b. Regangan = e = DL/L = (F/A)/E
= 5.09. 104/2.1011 = 2.55.10-7
c. Pertambahan panjang kawat: DL = e . L = 2.55 . 10-7 . 125 = 3.2 . 10-5 cm
7
2. Panjang kawat L = 10 cm dan gaya tarik minimum yang diperlukan agar kawat berada dalam
keseimbangan adalah 4 . 10-3 N. Tegangan permukaan fluida yang berada dalam kawat adalah...
Pembahasan:
Diketahui:
L = 10 cm = 0,1 m
F = 4 . 10-3 N
Ditanya: = ...
Jawab:
3. Sebuah pipa kaca yang berdiameter 0,5 mm dimasukkan ke dalam sebuah wadah yang berisi
raksa. Jika sudut kontak raksa dengan dinding pipa 60o dan tegangan permukaan 70 . 10-3 N/m,
maka penurunan permukaan raksa dalam pipa kaca tersebut adalah...(massa jenis raksa = 13,6 .
103 kg/m3)
Pembahasan:
Diketahui:
D = 0,5 mm = 0,5 . 10-3 m
r = D = 0,25 . 10-3 m
= 60o
= 70 . 10-3 N/m
= 13,6 . 103 kg/m3
Ditanya: h = ...
Jawab:
4. Pembuluh xylem pada tanaman mempunyai jari-jari sekitar 0,01 mm. Jika suhu air = 20 oC, sudut
kontak 0, g = 9,8 m/s2 dan tegangan permukaan air 72,8 . 10-3N/m, maka tingginya kenaikan air pada
pembuluh akibat adanya kapilaritas adalah...
Pembahasan:
Diketahui:
r = 0,01 mm = 0,01 . 10-3 m
=0
= 72,8 . 10-3 N/m
= 103 kg/m3 (massa jenis air)
Ditanya: h = ...
Jawab:
8
BAB V
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam karya ilmiah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul karya ilmiah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya karya ilmiah ini dan dan penulisan karya
ilmiah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga karya ilmiah ini berguna khususnya
bagi penulis juga para pembaca yang budiman pada umumnya
5.1 KESIMPULAN