Anda di halaman 1dari 14

Lampiran 2.

MATERI PERTEMUAN I

TERMODINAMIKA

Termodinamika merupakan salah satu cabang ilmu fisika yang


memusatkan perhatian pada energi (terutama energi panas) dan transformasinya.
Transformasi energi pada termodinamika berlandaskan pada dua hukum, yaitu
hukum pertama termodinamika yang merupakan pernyataan lain dari hukum
kekekalan energi dan hukum kedua termodinamika yang memberi batasan apakah
suatu proses dapat berlangsung atau tidak.

Sebelum menggunakan hukum-hukum termodinamika, perlu diketahui


dahulu sistem dan lingkungan. Sistem adalah suatu benda atau keadaan yang
menjadi pusat perhatian kita, sedangkan lingkungan adalah segala sesuatu di luar
sistem yang dapat mempengaruhi keadaan sistem secara langsung. Apabila antara
sistem dan lingkungan memungkinkan terjadinya pertukaran materi dan energi,
maka disebut sistem tertutup, sedangkan jika pertukaran materi maupun energi
tidak mungkin terjadi maka disebut sistem terisolasi.

A. USAHA DAN PROSES DALAM TERMODINAMIKA


1. Usaha Sistem pada Lingkungannya
Untuk menyelidiki usaha yang dilakukan sistem dan
lingkungannya, tinjau suatu sistem berupa gas dalam suatu silinder yang
dilengkapi tutup sebuah piston yang dapat bergerak bebas seperti tampak
pada gambar 1.1 di bawah ini:

Gambar 1.1 sistem melakukan usaha terhadap lingkungan


Jika luas penampang piston A dan tekanan gas adalah P, maka gas akan
mendorong piston dengan gaya = . Dengan demikian usaha yang
dilakukan oleh gas adalah:

= = =
Untuk proses dari 1 ke 2, maka usaha yang dilakukan oleh gas pada
lingkungan adalah:


= 2 .1.1
1

Secara umum, selama proses berlangsung tekanan gas tidak konstan


sehingga untuk menghitung integral tersebut perlu mengetahui bagaimana
variasi tekanan terhadap volume gas. Akan tetapi, jika diagram tekanan P
terhadap volume V diketahui maka usaha yang dilakukan oleh gas sama
dengan luas daerah di bawah kurva pada diagram P-V. Perhatikan gambar
1.2 di bawah ini:

P P

1
2
2 1
W=luas area W =luas area

W>0 W<0

P P
V1 V2 V2 V1

(a) (b)

Gambar 1.2 (a) Usaha yang dilakukan oleh sistem pada lingkungannya,
(b) usaha yang dilakukan oleh lingkungan pada sistem

Berdasarkan persamaan (1.2) dapat ditunjukkan bahwa untuk tekanan P


bernilai positif bila gas memuai (2 > 1) atau arah lintasan proses ke
kanan (gambar 1.2a). Sebaliknya, usaha W akan negatif bila gas
memampat (2 < 1) arah lintasan proses ke kiri (gambar 1.2b). Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa apabila usaha W bernilai positif
berarti sistem melakukan usaha terhadap lingkungan dan apabila usaha
W bernilai negatif berarti sistem menerima usaha dari lingkungan.

2. Usaha pada Berbagai Proses Termodinamika


Usaha yang dilakukan secara khusus pada termodinamika antara
lain adalah sebagai berikut:
a. Proses Isothermal

P
1

T1 = T2

V1 V2

Gambar 1.3. Proses isothermal


Proses isothermal adalah proses perubahan keadaan sistem pada suhu
konstan (gambar 1.3). Usaha yang dilakukan oleh sistem dapat
dihitung dengan terlebih dahulu menentukan tekanan sebagai fungsi
volume berdasarkan persamaan gas ideal

Berdasarkan rumus umum, usaha yang dilakukan oleh sistem


ditunjukkan oleh persamaan matematis sebagai berikut:

= 2
1


= 2
1

= 2
1


= 2 ......1.2
1

b. Proses Isobarik
P
1 2
P1 = P2

V1 V2

Gambar 1.4. Proses Isobarik

Proses isobarik adalah proses perubahan keadaan sistem pada tekanan


konstan (gambar 1.4). Usaha yang dilakukan oleh sistem ditunjukkan
oleh persamaan matematis sebagai berikut:


= 2
1


= 2
1

= (2 1 ) = ..1.3

c. Proses Isokhorik
P
2
P2

P1
1

V1 = V 2
Gambar 1.5. Proses Isokhorik
Proses isokhorik adalah proses perubahan keadaan sistem pada
volume konstan (gambar 1.5), karena sistem tidak mengalami
perubahan volume maka usaha yang dilakukan sistem sama dengan
nol

= = (0) = 0.1.4

d. Proses Adiabatik
P
Proses isothermal
1
P1
Proses adiabatik

P2 2

V1 V2

Gambar 1.6. Proses Adiabatik


Proses adiabatik adalah proses perubahan keadaan sistem tanpa
adanya pertukaran kalor antara sistem dan lingkungan. Berdasarkan
rumus Poisson, pada proses adiabatik terjadi perubahan suhu, tekanan,
dan volume yang memenuhi persamaan berikut:

1 1 = 2 2
1 1 (1) = 2 2 (1)...1.5

Faktor > 1 merupakan hasil perbandingan kapasitas kalor gas pada


tekanan konstan dengan kapasitas kalor gas pada volume konstan
dan selanjutnya disebut konstanta Laplace.


= 1.6

Karena sistem tidak menerima kalor atau melepas kalor, maka usaha
yang dilakukan oleh sistem hanya digunakan untuk mengubah energi
dalam (mengurangi energi dalam).

=

= =

= 2 = 2 = 2
1 1 1
1 1
= 1 (2 2 )

Karena 1 1 = 2 2 = , maka 21 = 2 2 dan 11 = 1 1


Sehingga diperoleh persamaan:
1
= 1 (1 1 2 2 )....1.7
Lampiran 2.4

MATERI PERTEMUAN II

3. Hukum I Termodinamika
Energi dalam adalah suatu sifat mikroskopik zat, sehingga energi
dalam tidak dapat diukur secara langsung, yang dapat diukur secara tidak
langsung adalah perubahan energi dalam ketika suatu sistem berubah dari
keadaan awal 1 ke keadaan akhir 2.
= 2 1

Perubahan energi dalam diukur secara tidak langsung dengan


menggunakan hukum pertama termodinamika, yang merupakan prinsip
kekekalan energi energi tidak dapat diciptakan atau tidak dapat
dimusnahkan, tetapi dapat dikonversi dari satu bentuk ke bentuk
lainnya. Secara umum, hukum ini menyatakan bahwa jumlah energi
kalor yang diserap oleh gas sama dengan usaha luar yang dilakukan
oleh gas dan pertambahan energi dalam . Secara matematis
dinyatakan sebagai:

= + 1.8a

= 1.8b

Dalam menggunakan persamaan (1.8a atau 1.8b) ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan yaitu:

a. Semua besaran harus dinyatakan dalam satuan yang sama, karena


besaran sering dinyatakan dalam kalori atau joule, maka perlu
diketahui hubungan antara kedua satuan ini.
1 = 4,2
b. bertanda positif jika sistem menerima (menyerap) kalor dari
lingkungan, dan bertanda negative jika sistem memberi
(mengeluarkan) kalor ke lingkungan
c. bertanda positif jika usaha dilakukan oleh sistem, dan bertanda
negatif jika usaha dilakukan pada sistem
d. Perubahan energi dalam
1) Gas monoatomik

3
= 2
3
= 2 (2 1 )

3
= 2 ()
3
= 2 (2 2 1 1 )...1.8c

2) Gas diatomik
5
= 2
5
= 2 (2 1 )...1.8d

5
= 2 ()
5
= 2 (2 2 1 1 ).1.8e

4. Aplikasi Hukum I Termdinamika


a. Proses Isotermal
Pada proses isothermal, perubahan suhu = 0 sehingga
3
perubahan energi dalam = 2 = 0. Usaha yang dilakukan oleh

sistem sesuai dengan persamaan 1.2. Penerapan hukum I


termodinamika mengasilkan persamaan:
= + = 0 + =

= = 2 ...1.9
1

b. Proses isobarik
Pada proses isobarik, tidak terjadi perubahan tekanan ( = 0)
sehingga perubahan energi dalam menurut persamaan 1.8c. Usaha
yang dilakukan sistem memenuhi persamaan 1.3. Penerapan hukum I
termodinamika menghasilkan persamaan:
3
= + = 2 +
5 5
= 2 = 2 (2 1 ).1.10

c. Proses isokhorik
Pada proses isokhorik tidak terjadi perubahan volume ( = 0)
sehingga usaha luar = = 0. Penerapan hukum I
termodinamika menghasilkan persamaan:
= + = + 0
3 3
= = 2 = 2 (2 1 )..1.11

d. Proses adiabatik
Pada proses adiabatik tidak terjadi aliran kalor antara sistem dan
lingkungan ( = 0). Penerapan hukum I termodinamika mengasilkan:
= +
0 = +
3
= = 2 (2 1 )
3
= 2 (2 1 ).1.12

5. Kapasitas Kalor
Kapasitas kalor suatu zat menyatakan banyaknya kalor yang
diperlukan untuk menaikkan suhu zat sebesar 1 kelvin. Pernyataan ini
dapat dituliskan secara matematis sebagai:

= = ..1.13
Kita mengenal dua macam kapasitas kalor untuk gas, yaitu kapasitas kalor
untuk volume tetap ( ) dan untuk tekanan tetap ( ). Kapasitas kalor
untuk volume tetap ( ) dapat diperoleh dari persamaan 1.11:
3

2
= =
3
= 2 1.14

Kapasitas kalor untuk tekanan tetap ( ) dapat diperoleh dari persamaan


1.10:
5 5

2 2
= = =

5
= .......1.15
2

Berdasarkan persamaan 1.14 dan 1.15 dapat diperoleh bahwa:


5 3
= 2 2

= .1.16
Lampiran 2.4

MATERI PERTEMUAN II

SIKLUS TERMODINAMIKA

A. Siklus Carnot
Pada tahun 1824, seorang insinyur berkebangsaan Perancis bernama
Sadi Carnot (1796-1832) memperkenalkan metode baru untuk meningkatkan
efisiensi suatu mesin berdasarkan siklus usaha yang selanjutnya dikenal
sebagai siklus Carnot. Siklus Carnot terdiri dari empat proses, yaitu dua
proses isothermal dan dua proses adiabatik seperti tampak pada gambar 1.7 di
bawah ini:

Gambar 1.7. Siklus Carnot

Keterangan:

1. Proses AB adalah pemuaian isothermal pada suhu 1 . Dalam proses ini


sistem menyerap kalor 1 dari reservoir bersuhu 1 dan melakukan usaha

2. Proses BC adalah pemuaian adiabatik. Selama proses ini suhu sistem
turun dari 1 menjadi 2 sambil melakukan usaha
3. Proses CD adalah pemampatan isothermal pada suhu 2 . Dalam proses ini
sistem menerima usaha dan melepas kalor 2 ke reservoir bersuhu
rendah 2
4. Proses DA adalah pemampatan adiabatik. Selama proses ini suhu sistem
naik dari 2 menjadi 1 akibat menerima usaha
Siklus Carnot merupakan dasar dari mesin ideal, yaitu mesin yang memiliki
efisiensi tertinggi yang selanjutnya disebut mesin Carnot. Usaha total yang
dilakukan oleh sistem untuk satu siklus sama dengan luas daerah di dalam
siklus pada diagram P-V. Mengingat selama proses siklus Carnot, sistem
menerima kalor 1 dan reservoir bersuhu tinggi 1 dan melepas kalor 2 ke
reservoir bersuhu rendah 2 , maka usaha yang dilakukan oleh sistem menurut
hukum I termodinamika adalah:
= +
1 2 = 0 +
= 1 2 ..1.17
Dalam menilai kinerja suatu mesin, maka efisiensi merupakan suatu faktor
yang penting. Untuk mesin kalor, efisiensi mesin ditentukan dari
perbandingan usaha yang dilakukan terhadap kalor masukan yang diberikan,
yang secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:

1 2
= = = 1 2.1.18
1 1 1


Untuk siklus Carnot berlaku hubungan 2 = 2 sehingga efisiensi mesin
1 1

Carnot dapat dinyatakan sebagai:


= 1 2...1.19
1

Dengan: 1 = ()
2 = ()
B. Hukum II Termodinamika
Pada hukum II termodinamika dapat dinyatakan dalam berbagai cara antara
lain:
a. Hukum II termodinamika dalam pernyataan aliran kalor
Kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda
bersuhu rendah dan tidak mengalir secara spontan dalam arah
kebalikannya.
b. Hukum II termodinamika dalam pernyataan tentang mesin kalor
Tidak mungkin membuat suatu mesin kalor yang bekerja dalam suatu
siklus yang semata-mata menyerap kalor dari sebuah reservoir dan
mengubah seluruhnya menjadi usaha luar.
c. Hukum II termodinamika dalam pernyataan entropi
Total entropi semesta tidak berubah ketika proses reversibel terjadi dan
bertambah ketika irreversible terjadi.

C. Pengertian Entropi
Entropi adalah besaran termodinamika yang menyertai perubahan
setiap keadaan dari keadaan awal sampai keadaan akhir sistem. Entropi
menyatakan ukuran ketidakteraturan suatu sistem. Suatu sistem yang
memiliki entropi tinggi berarti sistem tersebut makin tidak teratur. Sebagai
contoh, jika gas dipanaskan, maka molekul-molekul gas akan bergerak secara
acak (entropinya tinggi) tetapi jika suhunya diturunkan gerak molekulnya
menjadi lebih teratur (entropinya rendah). Perubahan entropi suatu sistem
hanya bergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir. Proses reversibel
tidak mengubah total entropi dari semesta, tetapi setiap proses irreversible
selalu menaikkan entropi semesta. Hukum kedua termodinamika
berhubungan dengan konsep entropi. Jika suatu sistem pada suhu mutlak
mengalami suatu proses reversibel dengan menyerap sejumlah kalor , maka
kenaikan entropi dinyatakan dengan persamaan:

= ( ) ..1.20

D. Mesin Pendingin
Mesin pendingin merupakan peralatan yang bekerja berdasarkan aliran
kalor dari benda dingin ke benda panas dengan melakukan usaha pada sistem.
Contoh mesin pendingin adalah lemari es (kulkas) dan pendingin ruangan (air
conditioner).

Gambar 1.8. Skema mesin pendingin

Hukum dua termodinamika tentang mesin kalor menyatakan bahwa


tidak mungkin membuat suatu mesin kalor yang bekerja dalam satu siklus
yang semata-mata menyerap kalor dari sebuah reservoir dan mengubah
seluruhnya menjadi usaha. Dari semua mesin yang bekerja dengan menyerap
kalor dari reservoir suhu tinggi 1 dan membuang kalor pada reservoir suhu
rendah 2 , tidak ada yang lebih efisien daripada mesin Carnot.

Ukuran penampilan sebuah mesin pendingin dinyatakan dengan koefisien


daya guna (koefisien performansi) yang diberi simbol .

2 2
2
= = = .1.21
1 2 1 2

Dengan: =
1 = ()
2 = ()
= ()
1 = ()
2 = ()

Anda mungkin juga menyukai