Anda di halaman 1dari 9

STATUS PASIEN

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

RSUD UNDATA

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. R
Umur : 54 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Monginsidi
Agama : Islam
Tanggal pemeriksaan : 23 Oktober 2017
Ruangan : Poliklinik kesehatan kulit dan kelamin RSUD Undata

II. ANAMNESIS
Autoanamnesis
Keluhan utama: Ada benjolan bergerombol di dahi dan dada

Riwayat penyakit sekarang:


Seorang pasien laki-laki umur 54 tahun datang ke poliklinik
kesehatan kulit dan kelamin RSUD Undata dengan keluhan adanya benjolan
bergerombol di bagian dahi dan dada sejak 9 tahun yang lalu. Benjolan
awalnya muncul di dareha dahi kemudian pada bagian dada. Benjolan disertai
gatal dan tidak nyeri. Selama 9 tahun pasien pernah berobat kepuskesmas
dan diberikan salep, namun tidak ada perubahan. Benjolan tersebut
bertambah banyak. Pasien pernah mengeluarkan sendiri isi dari benjolan
tersebut dengan cara memencet benjolan tersebut. Benjolan berisi masa
berwarna putih.

1
Riwayat Penyakit dahulu:

Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya.


Pasien tidak memiliki riwayat alergi obat. Riwayat hipertensi (+). Diabetes
mellitus (-). Riwayat alergi makanan (-). Riwayat atopik (-).

Riwayat Keluarga:
Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit yang sama dengan
pasien.

III.PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Generalisata
Keadaan umum : sakit ringan
Kesadaran : kompos mentis
Status gizi : Baik
b. Vital Sign :
Tekanan darah : 140/110 mmHg
Nadi : 82 kali/menit
Respirasi : 16 kali/menit
Suhu : Tidak di lakukan pemeriksaan
c. Status Dermatologis
Ujud kelaianan kulit:
1. Kepala: Pada bagian frontalis terdapat nodul kista dengan
ukuran multiform, bentuk asimetris, konsistensi lunak tidak
berbatas tegas dan tersebar secara multipel.
2. Telinga: Tidak terdapat Ujud Kelaina Kulit (UKK)
3. Leher: Tidak terdapat Ujud Kelaina Kulit (UKK)

2
4. Dada: Terdapat nodul kista dengan ukuran multiform, bentuk
asimetris, konsistensi lunak, tidak berbatas tegas dan tersebar
secara multipel
5. Punggung: Tidak terdapat Ujud Kelaina Kulit (UKK)
6. Perut: Tidak terdapat Ujud Kelaina Kulit (UKK)
7. Genitalia: Tidak terdapat Ujud Kelaina Kulit (UKK)
8. Selangkangan: Tidak terdapat Ujud Kelaina Kulit (UKK)
9. Bokong: Tidak terdapat Ujud Kelaina Kulit (UKK)
10. Ekstremitas atas: Tidak terdapat Ujud Kelaina Kulit (UKK)
11. Ekstremitas bawah: Tidak terdapat Ujud Kelaina Kulit (UKK)

IV.GAMBAR

3
Gambar 1. Terdapat nodul kista dengan bentuk multiform, bentuk asimetris,
konsistensi lunak, tidak berbatas tegas dan tersebar secara multipel.

V.RESUME
Seorang pasien laki-laki umur 54 tahun datang ke poliklinik kesehatan
kulit dan kelamin RSUD Undata dengan keluhan adanya nodul kista di bagian
frontalis dan thorax sejak 9 tahun yang lalu. Nodul muncul di dareha
frontalis kemudian pada bagian thorax. Nodul disertai pruritus dan tidak nyeri.
Selama 9 tahun pasien pernah berobat kepuskesmas dan diberikan salep,
namun tidak ada perubahan. Nodul tersebut bertambah banyak. Pasien pernah
mengeluarkan sendiri isi dari nodul tersebut dengan cara memencet nodul
tersebut. nodul berisi masa berwarna putih.
Pada pemeriksaan fisik terdapat lesi berupa nodul kista dengan ukuran
multiform, bentuk asimetris, konsistensi lunak, tidak berbatas tegas dan
tersebar secara multiple pada region dahi frontalis dan thorax.

VI.DIAGNOSIS KERJA
Steatokistoma Multipleks

4
VII.DIAGNOSIS BANDING
a. Sebaceous Hiperplasia
b. Lipoma

VIII.ANJURAN PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Histopatologi

IX.PENATALAKSANAAN
a. Non Medikamentosa
- Mengurangi konsumsi makanan tinggi lemak
- Menjaga kebersihan kulit
- Menjaga kelembapan kulit
b. Bedah
Insisi

X.PROGNOSIS
a. Qua ad vitam : ad bonam
b. Qua at fungtionam : ad bonam
c. Qua at sanationam : dubia ad bonam
d. Qua at cosmetikam : dubia ad bonam

5
PEMBAHASAN

Seorang pasien laki-laki umur 54 tahun datang ke poliklinik kesehatan kulit


dan kelamin RSUD Undata dengan keluhan adanya benjolan bergerombol di bagian
frontalis dan thorax sejak 9 tahun yang lalu. Benjolan awalnya muncul di dareha
frontalis kemudian pada bagian thorax. Benjolan disertai pruritus dan tidak nyeri.
Selama 9 tahun pasien pernah berobat kepuskesmas dan diberikan salep, namun
tidak ada perubahan. Benjolan tersebut bertambah banyak. Pasien pernah
mengeluarkan sendiri isi dari benjolan tersebut dengan cara memencet benjolan
tersebut. Benjolan berisi masa berwarna putih.
Pada pemeriksaan fisik terdapat lesi berupa nodul kista dengan ukuran
multiform, konsistensi lunak, bentuk asimetris, tidak berbatas tegas dan tersebar
secara multiple pada region dahi frontalis dan thorax.
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien didiagnosis dengan
Steatokistoma Multipleks. Steatokistoma multipleks merupakan suatu penyakit yang
khas, ditandai dengan adanya kista dermis multipel yang berisi sebum dan dibatasi
oleh epitel yang berisi folikel sebasea. Diturunkan secara autosomal dominan.
Biasanya dimulai pada usia pubertas atau saat dewasa muda. Pria lebih sering terkena
dari pada wanita. Lesi di mulai sampai berkembang pada remaja atau dewasa muda
rata-rata pada umur 26 tahun kemungkinan di karenakan faktor hormonal. 1
Steatokistoma multiplex adalah penyakit genetik yang jarang dengan tipe
autosom dominan dan di turunkan yang biasanya muncul pada dewasa muda dan
sporadik.penyakit ini muncul dengan kista multipel yang asimtomatik pada aksilla,
dada, punggung, skrotom dan ekstremitas proximal karena banyaknya berkembang
pilosebasea dan jarang pada bagian wajah dan kulit kepala. Bagian sternum umumnya
di derita pada laki-laki. 1 Pada kasus ini lesi terjadi pada laki laki usia 54 tahun.
Dimana lesi timbul pada bagian dahi dan bagian dada.

6
Mutasi R94C di deteksi pada gen pasien yang menderita steatokistoma
multiplex. analisis lebih jauh menunjukkan bahwa mutasi tersebut di karenakan
kurangnya enzim pada lokus tersebut, sehingga menyebabkan tidak terpotongnya
ikatan 200 pasang basa sementara pada spesimen control hanya dua ikatan dari 108
pasang basa dan 92 pasang basa. Laporan kasus menyatakan bahwa mutasi heterogen
C.280C/T (R94C) yang berlokasi pada ekson 1 dari gen keratin 17. Steatokistoma
multipleks adalah gangguan dari unit pilosebasea yang terjadi baik sporadis atau
secara dominan autosomal. Stimulasi androgenik dari kelenjar sebaceous, bersama
dengan faktor lingkungan dan lokasi dan jenis mutasi keratin, mempengaruhi
timbulnya kista sebaceous. 2
Lesi dapat timbul saat lahir atau beberapa saat kemudian. Secara klinis tampak
nodul kistik asimtomatik dengan konsistensi lunak sampai keras, melekat pada kulit
di atasnya, berwarna kekuningan dengan permukaan halus dan bila lesi ditusuk akan
keluar cairan kuning berminyak seperti keju. Ukurannya bervariasi, dari beberapa
mm sampai 3cm, namun biasanya jarang lebih dari 1,5 cm. Pada umumnya lesi
terletak pada daerah sternum, aksila lengan, dan daerah skrotum. 1 Pada kasus ini ujud
kelainan kulit berukuran 1cm.
Steatokistoma multiplex bermanifestasi klinis dalam jumlah banyak, rekuren,
umumnya asimtomatik tetapi bisa juga di sertai gatal atai nyeri jika terinfeksi,
warnanya menyerupai warna kulit atau kekuningan, elastis atau lunak, kista atau
berbentuk kubah, berupa papul atau nodul . Selain itu bisa muncul dengan variasi
yang tidak biasa yaitu supuratif, papular, steatokistoma multipel konglobata atau
berupa garnuloma, dan terdistribusi linear. Jika kista pecah , akan keluar cairan
kekuningan. 3 Pada kasus ini ujud kelainan kulit pada pasien berupa nodul, memiliki
warna menyerupai kulit atau kekuningan dan pasein megeluhkan rasa gatal namun
tidak nyeri.
Secara mikroskopis, kista tampak sebagai lapisan epitel skuamosa tanpa lapisan
granuler. Kistal biasanya terlipat. Ciri khas yang tampak berupa lapisan non seluler
yang tebal, eosinofilik, homogen, yang melapisi epitel pada sisi lumen. Dinding kistal

7
sering terdiri dari struklur adneksa terutama kelenjar sebaseus atau folikel rambut
abortif. Ruang kista dapat berisi rambut lanugo.1
Terapi steatokistoma multipleks dapat dilakukan perawatan bedah seperti :
Cryosurgery : Cryosurgery telah digunakan di masa lalu dengan keberhasilan yang
terbatas . Jaringan parut sisa membatasi pendekatan ini . Aspirasi : Aspirasi
sederhana dengan jarum 18 -gauge telah berhasil dalam meminimalkan jaringan parut
dari lesi wajah , meskipun tingginya tingkat kekambuhan telah diamati. . Variasi
metode ini dengan penyisipan dan pemusnahan lembut isi kistik tanpa menghilangkan
dinding kista telah terbukti berhasil, dengan tidak ada jaringan parut dan tingkat
rendah kekambuhan . Teknik ini dianggap sebagai pengobatan pilihan dalam
pengelolaan lesi wajah dan mereka lebih kecil dari 1,5 cm diameter. Dapat juga
dengan medikamentosa yaitu : Agen retinoid, Mengurangi ukuran kelenjar sebaceous
dan mengurangi produksi sebum dari kelenjar sbasea. Retinoid juga memiliki efek
anti - inflamasi dengan mengurangi produksi leukotrien tertentu . Isotretinoin (
Amnesteem , Claravis , Myorisan , Sotret ) Synthetic 13 - cis isomer alami tretinoin (
trans-retinoic acid ). Kedua agen terkait secara struktural dengan beta - karoten .
Mengurangi ukuran kelenjar sebaceous dan produksi sebum. Dapat menghambat
diferensiasi kelenjar sebaceous dan keratinisasi abnormal. 3

8
DAFTAR PUSTAKA

1. Helmata T kamara , Steatocystoma Multiplex-A Rare Genetic Disorder: A Case


Report and Review Of The Literature Journal of clinical and Diagnostic Research
JCDR, 2013

2. Iman BP , Tumor-Tumor Jinak Kulit Fakutas Kedokteran Universitas Sumatera


Utara , 2008

3. Manahel MA, Steatocystoma multiplex : A review. Journal Of Dermatology &


Dermatologic surgery 2016

Anda mungkin juga menyukai