(PRAKERIN)
Disusun Oleh :
Kelas : XI TPM 2
NIS : 1141189
Yang Berjudul :
Hari :
Tanggal :
i
LEMBAR PENGESAHAN DU/DI
Laporan Praktek Kerja Industri (Prakerin) Yang Disusun Oleh :
Yang Berjudul :
Hari :
Tanggal :
Koordinator Prakerin,
Pembimbing,
Mengetahui,
Petrus
HR Manager
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas petunjuk rahmat dan hidayah-Nya.
Penulisdapat menyelesaikan Laporan Pelaksanaan Prakerin tanpa ada halangan
apapun sesuai denganwaktu yang telah ditentukan. Laporan ini disusun berdasarkan
pengalaman dan ilmu yang penulis peroleh selama mengikuti kegiatan prakerin di
CV. PUDAK SCIENTIFIC.
Laporan Praktek Kerja Industri yang telah dibuat dalam rangka memenuhi
tugas dari Sekolah yang mana sebagai syarat untuk melakukan Ujian Nasional (UN)
dan sebagai pertanggung jawaban atas kegiatan Praktek Kerja Industri di Dunia
Usaha / Dunia Industri.
Dengan ini penulis menyadari bahwa laporan ini tidak akan tersusun dengan
baik tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak terkait. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini tidak lupa juga penulis mengucap kan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu penulis dalam kegiatan Praktek Kerja Industri maupun dalam
penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa Laporan Praktek Kerja Industri ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu, penulis mohon kritik dan saran yang nantinya dapat
membuat Laporan Praktek Kerja Industri ini menjadi lebih baik.
Akhir kata, penulis mohon maaf bila ada kesalahan dalam pembuatan Laporan
Praktek Kerja Industri ini, semoga Laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
penulis.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL.....vii
iv
3.1.5. Bahan Baku .............................................................................................. 20
3.2. Proses Pengerjaan ........................................................................................... 22
3.2.1. Alat dan Bahan......................................................................................... 22
3.2.2. Langkah Kerja............................................................................................ 22
BAB IV PENUTUP .............................................................................................................. 24
LAMPIRAN ......................................................................................................................... 27
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LatarBelakang
Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) adalah salah satu penyelenggaraan
pendidikan keahlian profesional yang memadukan sistematik dan sinkron antara
program pendidikan di sekolah dan penguasaan keahlian yang diperoleh melalui
kegiatan bekerja secara langsung dengan dunia kerja secara terarah untuk membentuk
keahlian dan mental siswa agar pada saat lulus dari SMK siap terjun dalam dunia
kerja.
Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) dilaksanakan selama 3
(tiga) bulan.Untuk program keahlian Teknik Permesinan khususnya, pihak sekolah
telah bekerjasama dengan CV. Pudak Scientific sebagai salah satu tempat
dilaksankannya Praktik Kerja Industri. Hal ini dilaksanakan dalam rangka
peningkatan mutu dari tamatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam mencapai
tujuan yang relevan antara dunia pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.
Berdasarkan struktur program kurikulum SMK bahwa setiap siswa yang akan
melanjutkan ke semester berikutnya dan yang akan mengakhiri jenjang pendidikan
kejuruan harus melaksanakan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) di industri-industri
maupun lembaga lembaga swasta. Praktik Kerja Industri di laksanakan dengan
harapan sebagai siswa yang nantinya lulus, dapat menerapkan ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang diterima oleh sekolah, sehingga apabila di kemudian hari siswa
bekerja di perusahaan dapat mengembangkannya.
Kegiatan penyelenggaraan PRAKERIN diharapkan dapat meningkatkan
keahlian dan etos kerja siswa yang meliputi : kemampuan bekerja, motivasi kerja,
inisiatif, kreativitas, disiplin dan kerajinan dalam bekerja.
1
1.2. Landasan Hukum Praktek Kerja Industri
a. Undang-undang No. 20 Tahun 2003
1. Pendidikan dilaksanakan dengan memberdayakan semua komponen
Masyarakat melalui peranserta dalam penyelenggaraan dan pengendalian
mutu layanan pendidikan (pasal 4 ayat 6).
2. Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perorangan,
kelompok, keluarga, organisasi, profesi, pengusaha, dan pengendalian
mutu pelayanan pendidikan (pasal 54 ayat 2).
3. Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana dan pengguna
hasil pendidikan (pasal 54 ayat2 ).
c. PP tahun 1990
1. Penyelenggaraan Sekolah Menengah Kejuruan dapat bekerja sama dengan
masyarakat terutama Dunia Usaha dan para Dermawan untuk memperoleh
sumber daya dalam rangka penyenggaraan dan pengembangan pendidikan
(pasal 29 ayat 1).
2. Pada Sekolah Menengah Kejuruan dalam rangka uji coba gagasan baru
yang di perlukan pengembangan pengembangan pendidikan (pasal 32
ayat 2).
2
2. Pemerintah dan masyarakat menciptakan peluang yang lebih besar untuk
meningkatkan peran serta masyarakat dalam sistem pendidikan.
1.3.TujuanPrakerin
Tujuan Prakerin adalah sebagai berikut :
3
1.4.Manfaat Prakerin
Adapun manfaat dari Prakerin yaitu :
1.5.WaktudanPelaksanaanPrakerin
Praktek KerjaIndustri (PRAKERIN) ini dilakukan pada :
Tanggal : 7 Oktober 2015 s/d 20 Desember 2015
Tempat : CV.Pudak Scientific
Alamat Perusahaan : Jl. Mekar Raya Kav. 12, Gedebage - Bandung
4
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
Menempati areal seluas 3,2 hektar dan bangunan seluas 12.000m2 untuk
kegiatan administrasi, fasilitasproduksi, gudang, dan departemen R&D, 1000 orang
staff dan tenaga ahli kami dikombinasikan dengan teknik produksi dan manajemen
yang modern menghasilkan produk yang berkualitas dengan harga yang kompetitif.
Visi
Pudak Scientific menjadi perusahaan nasional pembuat alat peraga pendidikan
dan peralatan laboraturium yang terbesar di Indonesia dan sejajar dengan
perusahaan sejenis kelas dunia.
5
Misi
Pudak Scientific adalah perusahaan nasional yang secara aktif turut serta
mencerdaskan kehidupan bangsa melalui industry manufaktur alat peraga
pendidikan dan peralatan laboraturium yang memenuhi persyaratan standar mutu
Internasional untuk sekolah, perguruan tinggi dan pusat pelatihan kerja, serta
secara aktif turut mendukung peningkatan kompetensi tenaga pendidik dengan
penyelenggaran pelatihan guru.
Jam
No. Hari
Masuk Istirahat Keluar
1 Senin 08.00 12:00-13:00 17:00
2 Selasa 07:15 12:00-13:00 17:00
3 Rabu 07:15 12:00-13:00 17:00
4 Kamis 07:15 12:00-13:00 17:00
5 Jumat 07:15 11:30-13:00 17:00
6
2.4. Struktur Organisasi
7
BAB III
PEMBAHASAN KEGIATAN PRAKERIN
3.1.Teori Singkat
3.1.1. Mesin Injeksi
Injection Molding adalah suatu proses pembentukan benda yang diisi dengan
bahan plastik yang terlebih dahulu dipanaskan hingga titik lumer dengan mekanisme
injeksi atau suntikan. Proses tersebut memerlukan beberapa bagian mesin yang
bekerja secara sintimatis agar terbentuk sesuai dengan bentuk yang di rancang pada
cetakan.
Meskipun banyak variasi dari proses dasar ini, 90 persen injection molding
adalah memproses material termoplastik. Injection molding mengambil porsi
sepertiga dari keseluruhan resin yang dikonsumsi dalam pemrosesan termoplastik.
Sekarang ini bisa dipastikan bahwa setiap kantor, kendaraan, rumah, pabrik terdapat
barang-barang dari plastik yang dibuat dengan cara injection molding, misalnya
8
pesawat telepon, printer, keyboard, mouse, rumah lampu mobil ,dashboard, reflektor,
roda gigi, helm, televisi, sisir, roda furnitur, telepon seluler, dan masih banyak lagi
yang lain.
3.1.2. Sejarah
Mesin injection molding tercatat telah dipatenkan pertama kali pada tahun
1872 di Amerika Serikat untuk memproses celluloid. Berikutnya pada tahun 1920-an
di Jerman mulai dikembangkan mesin injection molding namun masih dioperasikan
secara manual di mana pencekaman mold masih menggunakan tuas. Tahun 1930-an
ketika berbagai macam resin tersedia dikembangkan mesin injection molding yang
dioperasikan secara hidraulik. Pada era ini kebanyakan mesin injection moldingnya
masih bertipe single stage plunger.Pada tahun 1946 James Hendry membuat mesin
injection molding tipe single-stage reciprocating screw yang pertama. Mulai tahun
1950-an relay dan timer mulai digunakan untuk pengontrolan proses injeksi nya.
9
yang juga sekaligus merawat mesin itu sendiri, terutama system hidroliknya yang
rentan terhadap tekanan hidrolik yang tiba-tiba. Contoh kerusakan yang paling
ringan adalah kebocoran oli hidrolik yang dikarenakan pecahnya selang hidrolik,
belum lagi kerusakan lain yang berupa kerusakan mekanis yang membutuhkan
biaya lebih besar untuk memperbaikinya, sehingga biaya perawatan mesin akan
tinggi
2. Gerakan menutup pada kecepatan tinggi dengan tekanan rendah (High Mold
Close Velocity & Low Mold Close Pressure)
Memulai gerakan ini pada posisi yang tidak jauh dari posisi terbuka penuh,
dimana untuk gerakan lebih cepat sangat memungkinkan. Hal ini bertujuan untuk
menghemat waktu proses secara keseluruhan.
3. Gerakan menutup pada kecepatan perlahan dengan tekanan rendah. (Low Mold
Close Velocity & Low Mold Close Pressure).
Sebelum cetakan menutup dengan rapat, maka cetakan harus bergerak perlahan
dengan tekanan yang rendah untuk menghindari tumbukan.Hal inipun bertujuan
untuk menjaga kondisi cetakan dan juga kondisi mesin agar selalu dalam
performa yang baik dan dapat ber-produksi dengan lancar.
4. Menghimpit Cetakan dengan Tekanan Tinggi (High Mold Clamp).
Posisi pada proses ini harus dibuat se-limit mungkin pada posisi menutup rapat
setelah gerakan sebelumnya. Hal ini juga untuk menghindari tumbukan karena
tekanan hidrolik yang relatif tinggi untuk menghimpit cetakan. Tekanan tinggi
ini (Minimal 100 kg/cm) dibutuhkan untuk menahan proses injeksi atau apa
yang disebut Cavity Force During Injection nantinya. (Perhitungannya dibahas
terpisah).
10
2. Injeksi Pengisian (Fill Injection)
Setelah dipastikan Mold dihimpit dengan tekanan tinggi.Maka Unit Injeksi yang
terdiri dari Nozzle, Barrel, dan Screw dan seterusnya. Bergerak mendekati Mold
hingga Nozzle bersentuhan dengan Mold, juga dengan tekanan tinggi (Hingga 100
kg/cm).Gambar di atas menunjukkan Nozzle sudah bersentuhan dengan
Mold.Bagian Mold yang bersentuhan langsung dengan Nozzle disebut Sprue
Bush. Kemudian mesin melakukan proses injeksi pengisian, yaitu menyuntikkan
plastik cair ke dalam Mold. Pada proses ini melibatkan beberapa parameter yang
bisa kita atur sedemikian rupa mengikuti tingkat kesulitan produk yang akan kita
buat, yaitu:
1. Tekanan Pengisian (Fill Pressure)
Mesin-mesin keluaran saat ini memiliki variasi tingkat Tekanan Pengisian lebih
dari 2 tingkat, dan juga diikuti dengan variasi posisi dari tiap-tiap Tekanan
Pengisian tersebut. Sehingga kita dapat menentukan di posisi manakah ketika
plastik cair membentuk produk membutuhkan besaran Tekanan Pengisian sekian
nilainya, dan di posisi lain dengan masih produk yang sama membutuhkan besaran
Tekanan Pengisian sekian, dan seterusnya.Besarnya Tekanan Pengisian (Filling
Pressure) yang kita atur sekedar lebih tinggi dari Tekanan Pengisian
sesungguhnya, atau sekitar 30%. Tekanan ini untuk menghadapi fluktuasi tekanan
ketika Proses Pengisian berlangsung dengan memperhatikan Pressure Gauge
(alat ukur tekanan Hidrolik) yang tersedia pada bagian unit injeksi, atau yang
ditunjukkan pada layar monitor bagi yang sudah digital. Fluktuasi tekanan ini
akibat adanya hambatan-hambatan aliran plastik cair di saat mengalir atau
memasuki ruang-ruang di dalam Mold, dan Tekanan Pengisian tidak boleh
dikalahkan oleh hambatan ini.Misalkan pada suatu mesin terdapat 3 tingkat
parameter Tekanan Pengisian yaitu :
1. PF1 dengan besaran 90 kg/cm pada posisi (PFS1) 200 mm.
2. PF2 dengan besaran 120 kg/cm pada posisi (PFS2) 150 mm.
3. PF3 dengan besaran 100 kg/cm pada posisi (PFS3) 70 mm.
11
2. Kecepatan Pengisian (Fill Velocity)
Terdapat variasi tingkat kecepatan yang bisa kita atur dan dibutuhkan untuk
menghindari adanya kondisi hasil produk yang tidak diinginkan.Posisi-posisi
tingkat kecepatan inipun bisa kita atur disesuaikan dengan posisi aliran plastik
ketika membentuk produk.Pada mesin sekarang, setidaknya terdapat 5 tingkat
kecepatan dengan 5 posisinya, atau bahkan lebih.Misalkan :
1. PV1 dengan besaran 40% pada posisi Shot Size 200 mm.
2. PV2 dengan besaran 60% pada posisi (PVS1) 170 mm.
3. PV3 dengan besaran 70% pada posisi (PVS2) 150 mm.
4. PV4 dengan besaran 50% pada posisi (PVS3) 70 mm.
5. PV5 dengan besaran 10% pada posisi (PVS4) 20 mm.
6. Berakhir pada posisi V-P Change Over 10 mm.
Hasil produk dari proses ini masih belum sempurna dengan menyisakan sedikit,
dan akan disempurnakan pada proses selanjutnya. Jaminan terhadap kestabilan
proses berkelanjutan berada di bagian ini, sehingga juga menentukan kestabilan
hasil produk yang dibuat. Untuk mesin-mesin terdahulu yang hanya menyediakan
1 tingkat Tekanan Pengisian dan 1 atau 2 tingkat Kecepatan Pengisian. Hal ini
tentu saja membatasi kemampuan mesin ketika menghadapi produk dengan tingkat
kesulitan tertentu, walau proses setting parameternya relatif mudah dan cepat.
12
nilai yang benar-benar efisien. Pada proses ini tidak lagi melibatkan kecepatan di
dalam setting parameternya, hanya besaran tekanan yang kita atur beserta waktu
yang kita butuhkan untuk itu. Pada mesin sekarang terdapat 2 atau lebih Tekanan
Holding dengan 2 atau lebih setting waktu yang disediakan.Misalkan :
1. PH1 dengan besaran 40 kg/cm dengan waktu (TPH1) 0.5 second.
2. PH2 dengan besaran 30 kg/cm dengan waktu (TPH2) 1 second.
3. PH3 dengan besaran 20 kg/cm dengan waktu (TPH3) 2 second.
Ketepatan besaran Tekanan sangat menentukan hasil produk yang dibuat, terlalu
besar akan masalah. Begitu juga bila kita buat terlalu kecil.Kebutuhan tingkat
Tekanan Holding harus berdasarkan pertimbangan kebutuhan terhadap hasil
produk. Bila produknya 13ias13ive sederhana cukup kita aktifkan 1 saja tingkat
Tekanan Holding nya, dan 13ias tambahkan bila ternyata tidak cukup untuk
produk yang lain.
Pada mesin terdahulu hanya menyediakan 1 saja tingkat Tekanan Holding dengan
1 tingkat waktu yang dibutuhkan.
13
Proses Charging sendiri adalah berputarnya Screw dengan bantuan Motor Hidrolik
ke arah putaran yang telah ditentukan, sehingga plastik pellet masuk ke dalam
Barrel, digiling oleh Screw, dan sampai di depan Torpedo sudah dalam keadaan
cair dan siap untuk disuntikkan ke dalam Mold. Tentu saja dengan bantuan suhu
Barrel yang dapat kita atur sesuai spesifikasi jenis plastik yang digunakan, yaitu
pada suhu titik cair nya.
Check Valve yang terbuka, seperti pada gambar di atas. Dengan kondisi adanya
aliran dari belakang Torpedo menuju bagian depan Torpedo, dan tertutup ketika
ada usaha aliran plastic cair dari depan ke belakang Torpedo. Jadi alat ini berfungsi
sebagai katup satu arah.
14
Membuka dengan cepat dengan posisi yang memungkinkan setelah lepas dari
pergesekan antara Core dan Cavity, hal ini juga untuk menghemat waktu
proses.
4. Gerakan membuka pada kecepatan rendah. (Low Mold Open Velocity).
Sebelum posisi cetakan terbuka penuh, maka gerakan membuka cetakan harus
perlahan agar tidak terjadi overlap atau posisi terbuka yang kelebihan.
Kecepatan rendah ini juga dimasudkan agar posisi terbuka penuh adalah stabil
posisinya dari satu siklus ke siklus kerja berikutnya. Hal ini untuk
mempermudah kerja Robot disaat mengambil produk dari dalam cetakan.
5. Gerakan melepas produk dari dalam cetakan (Ejection).
Ejector mendorong produk dari sisi Core agar mudah diambil, tentu saja
produk harus menempel pada sisi Core ketika cetakan terbuka, dan bukan
menempel pada sisi Cavity. Walaupun bisa saja dibuat produk nya menempel
pada sisi Cavity, tentu aja dengan pertimbangan produk dan design cetakan
yang dirancang demikian. Proses Ejection ini pun terdapat parameter yang
dapat kita atur, yaitu : Jarak, tekanan hidroliknya, kecepatan, dan berapa kali
mendorongnya. Parameter ini tentu saja tergantung kebutuhan dan bentuk
produknya.Maka 1 siklus Proses Injeksi Plastik telah selesai, atau juga biasa di
sebut 1 Shot. Dalam keadaan operasi Full Auto dengan menggunakan Robot
sebagai pengambil produk, maka akan kembali ke proses 1 yaitu menutup
cetakan dan seterusnya berulang-ulang, atau terus menerus hingga plastik
pellet habis. Atau proses produksi telah dimulai untuk menghasilkan jumlah
produk yang banyak, tergantung pesanan.
15
3.1.4. Bagian Pada Mesin
1. Clamping Unit
Clamping unit terdiri dari :
Stasionary Plateadalah plat tempat untuk pemasangan mold bagian cavity atau
bagian cewek mold (bahasa lapangan) . Pada bagian atas stasionari plate ini
terdapat tempat dududukan untuk robot. Plate ini mempunyai lubang
lingkaran untuk location ring dan diameter lubang tersebut biasanya ada
standar ukuran. Biasa nya 100 mm,110mm, 150mm, 300mm.Fungsi dari
locating ring pada mold adalah untuk memudahkan pemasangan mold agar
center dengan lubang nozzle.
16
Ejector terdapat pada bagian belakang moving plate yang berfungsi untuk
mengeluarkan produk pada cetakan atau mold.
Gambar 3.9.Ejector
17
2. Injection Unit
Cylinder Barrel adalah silinder atau tabung yang berfungsi sebagai
tempat material plastik yang sudah cair. Silinder ini dibungkus dengan
elemen pemanas atau heater band.fungsi dari heater band ini adalah
sebagai pemanas material yang berada dalam barrel. Temperatur
pemanas ini dapat kita atur temperaturnya sesuai dengan melting point
material yang akan kita pergunakan.
18
bertekanan ini digunakan untuk menggerakan mesin injection agar
dapat beroprasi.
19
3. Control Panel adalah tempat tombol tombol untuk mengoprasikan mesin injection.
20
Sifat-sifat polyprophylene serupa dengan sifat-sifat polyethylene. Massa
jenisnya rendah (0,90 - 0,92) g.cm-3 termasuk kelompok yang paling ringan diantara
bahan polimer, dapat terbakar bila dinyalakan dibandingkan polyethylene massa jenis
tinggi. Titik lelehnyanya tinggi sekali (176C), kekuatan tarik, kekuatan lentur dan
kekuatannya lebih tinggi tetapi tahan impaknya lebih rendah terutama pada
temperatur rendah.Sifat tembus cahayanya pada pencetakan lebih baik dari pada
polyethylene dengan permukaan mengkilap, penyusutannya pada pencetakan kecil,
penampilan dan ketelitian dimensinya lebih baik.Sifat mekaniknya dapat ditingkatkan
sampai batas tertentu dengan jalan mencampurkan serat gelas dan pemuaian termal
juga dapat diperbaiki sampai setingkat dengan bahan thermoseting. Sifat- sifat
listriknya hampir sama dengan sifat-sifat pada polyethylene. Tahan kimianya kira-kira
sama bahkan lebih baik dari pada polyethylene massa jenis tinggi (Boedeker, 2010).
Polyprophylene yang banyak digunakan memiliki kristal yang berbentuk garis
sebagai suatu polimer linear dengan kelompok-kelompok disisinya dengan tersusun
secara teratur sepanjang rantai. Adanya kelompok sisi ini menjadi polimer lebih kaku
dan ebih kuat dibandingkan dengan polyethylene dalam bentuk linearnya.
Kebanyakan polipropilena komersial merupakan isotaktik dan memiliki
kristalinitas tingkat menengah di antara polietilena berdensitas rendah dengan
polietilena berdensitas tinggi; modulus Youngnya juga menengah. Melalui
penggabungan partikel karet, PP bisa dibuat menjadi liat serta fleksibel, bahkan di
suhu yang rendah. Hal ini membolehkan polipropilena digunakan sebagai pengganti
berbagai plastik teknik, seperti ABS. Polipropilena memiliki permukaan yang tak
rata, seringkali lebih kaku daripada beberapa plastik yang lain, lumayan ekonomis,
dan bisa dibuat translusen (bening) saat tak berwarna tapi tidak setransparan
polistirena, akrilik maupun plastik tertentu lainnya. Bisa bula dibuat buram dan/atau
berwarna-warni melalui penggunaan pigmen, Polipropilena memiliki resistensi yang
sangat bagus terhadap kelelahan (bahan).Polipropilena memiliki titik lebur ~160 C
(320 F), sebagaimana yang ditentukan Differential Scanning Calorimetry (DSC).
21
3.2. Proses Pengerjaan
3.2.1. Alat dan Bahan
Alat : a. Mesin Injection Molding
b. Sarung tangan
22
paling lambat masih dalam waktu cycletime tanpa memperpanjang waktu
cycle time itu. Produsen resin biasanya menyediakan setingan perputaran
screw untuk jenis material yang spesifik.
c. Set the holding time
Pengaturan hold time yang ideal adalah sampai kondisi gate mengeras
atau kondisi part yang mulai mengeras atau yang mana saja lebih pendek.
d. Set ample remaining cooling time
Cooling time dapat diperhitungkan atau diperkirakan. Cooling time berisi
holding time dan remaining time.
e. Set the mold open time
Mold open time biasanya diset pada 2 sampai 5 Sec. Didalamnya
termasuk mold open,ejection part kemudian mold close. Cycle time
adalah gabungan dari filling time, cooling time dan mold open time.
5. Masukan material raw plastic Polyprophylene (PP) ke dalam Hopper
6. Panaskan mesin terlebih dahulu Selama 5 menit
7. Setting mode mesin menjadi mode Semi-Auto
8. Tutup pintu mold dan tekan tombol close mold yang ada pada mesin
9. Tunggu sampai mold terbuka dengan sendirinya sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan
10. Setelah mold terbuka ejector akan mendorong benda yang sudah tercetak
11. Ambil benda menggunakan sarung tangan
12. Simpan benda yang sudah jadi pada tempat yang disediakan
13. Barang yang sudah jadi dibersihkan dan dirapihkan
14. Setelah itu barang dikirim ke bagian PDP untuk dipacking.
23
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini penulis mendapatkan banyak
pengetahuan secara nyata dalam menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku sekolah,
sehingga dapat dipraktekkan secara maksimal dan optimal ketika melaksanakan
Praktek Kerja Lapangan. Selain itu Praktek Kerja Lapangan adalah sarana bagi siswa
untuk mengenal dunia kerja nyata sekaligus mengenal lingkungan dan kondisi kerja
yang nantinya akan dihadapi siswa setelah lulus sekolah.
Berdasarkan uraian Laporan Praktek Kerja Lapangan, maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Teori teori yang telah diajarkan saat di sekolah ternyata banyak yang diterapakan
pada saat praktek kerja Lapangan
2. Tidak semua teori dalam sekolah digunakan saat melakukan Praktek Kerja
Lapangan, hanya beberapa saja yang digunakan yaitu praktek pengelasan, praktek
pengoprasian mesin.
3. Keika mengalami kendala dalam melaksanakan praktek kerja lapanga tersebut,
maka kita harus bertanya pada karyawan lain yang lebih mengerti agar pekerjaan
dapat diselesaikan dengan baik.
4. Dalam dunia kerja diperlukan tanggung jawab, Ketelitian, Kesabaran yang tinggi
atas semua pekerjaan yang dikerjakan
Disiplin dalam mengikuti peraturan bekerja dan disiplin waktu menjadi tanggung
jawab kita agar tugas - tugas yang diberikan dapat diselesaikan dengan baik dan tepat
waktu.
24
4.2. Saran
1. Saran Untuk Sekolah
Menambah dan mengefektifkan proses prakek produktif.
Perbanyak pemantauan kepada siswa agar dapat mengetahui sejauh mana
perkembangan siswa di industri.
Meningkatkan sosialisasi ke dunia industri untuk lebih mengetahui
perkembangan teknologi masa kini.
Melakukan survey terlebih dahulu ke industri yang disarankan, sehingga tidak
terjadi salah informasi yang diterima oleh siswanya ketika mencari industri untuk
melakukan prakerin.
2. Saran Untuk Industri
Meningkatkan keselamatan kerja yang ada di bengkel.
Meningkatkan kualitas kerja.
Menambah alat-alat keselamatan kerja.
Mengawasi tindakan siswa yang sedang melakukan PRAKERIN.
Mengefektifkan penggunaan seluruh mesin produksi.
25
DAFTAR PUSTAKA
Tanpa nama. 2014. Cara setting Mesin Injection Plastik. Diakses dari:
https://injectionplastik.blogspot.co.id/2014/12/cara-setting-mesin-injection-
plastik.html
26
LAMPIRAN
27
Gambar Kerangka Limas
28
Gambar Proses Pengepakan
29
Gambar Bangun Ruang
30