Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN REUMATIK

Disusun Oleh:

PPN 17

PROGRAM PROFESI NERS XVII


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL
BANDUNG
2017

0
1. Pengertian
Arthritis rheumatoid adalah sebuah penyakit kronis, sistemik, inflamasi yang
menyebabkan kerusakan sendi dan perubahan bentuk dan mengakibatkan kelumpuhan
(Lueckenotte, 2000). Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik
kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ
tubuh. Terlibatnya sendi pada pasien artritis rematoid terjadi setelah penyakit ini
berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat progresifitasnya. Pasien dapat juga
menunjukkan gejala berupa kelemahan umum cepat lelah (Corwin, 2001)
Kalsium, magnesium, dan fosfat. Rongga medula tulang adalah tempat utama
yang memproduksi sel darah. Otot memberikan kekuatan untuk menggerakkan tubuh,
menutup lobang luar dari sistem gastrointestinal dan saluran kencing serta
meningkaykan produksi panas untuk menjaga kontrol temperatur (Charlene J, 2001).

2. Etiologi
Penyebab utama penyakit reumatik masih belum diketahui secara pasti. Biasanya
merupakan kombinasi dari faktor genetik, lingkungan, hormonal dan faktor sistem
reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri,
mikroplasma dan virus (Lemone & Burke, 2001).
Ada beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab arthritis reumatoid, yaitu:
a) Infeksi Streptokkus hemolitikus dan Streptococcus non-hemolitikus.
b) Endokrin
c) Autoimmun
d) Metabolik
e) Faktor genetik serta pemicu lingkungan
Pada saat ini artritis reumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun dan
infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II, faktor infeksi mungkin
disebabkan karena virus dan organisme mikroplasma atau grup difterioid yang
menghasilkan antigen tipe II kolagen dari tulang rawan sendi penderita.

1
3. Patofisiologi
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti
vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang berkelanjutan, sinovial
menjadi menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi. Pada persendian
ini granulasi membentuk pannus, atau penutup yang menutupi kartilago. Pannus
masuk ke tulang sub chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang
menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis
(Smeltzer, 2002).
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila
kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena
jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang
menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau
dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebkan
osteoporosis setempat (Smeltzer, 2002).
Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa
adanya serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari
serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Yang lain. terutama yang
mempunyai faktor rhematoid (seropositif gangguan rhematoid) gangguan akan
menjadi kronis yang progresif (Smeltzer, 2002).

4. Pathway
Bakteri Mikroplasma Virus

Menginfeksi sendi

Merusak lapisan sendi yaitu membrane synovium

Rheumatoid Arthritis
Nyeri Peradangan

Klien kesulitan untuk


Nyeri
melakukan aktivitas

Resiko injury

5. Tanda Dan Gejala

2
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :Penderita penyakit rematik
kebanyakan datang ke dokter sudah dalam kondisi parah. Ada yang sudah tidak bisa
jalan, sendi-sendi tangannya cacat, atau depresi berat. Padahal jika pasien ditangani
secara dini maka setidaknya kecacatan itu dapat dihindari lewat metode pengobatan,
operasi, dan terapi fisik. dengan penanganan yang tepat, penderita rematik dapat
menjalani hidup seperti orang sehat pada umumnya (Monica, 2001).
Deteksi penyakit Rematik pada awalnya dilakukan dengan tes Rheumatoid Faktor
(RF). Namun tes antibodi ini juga digunakan untuk mendiagnosis penyakit autoimun
lainnya, seperti infeksi kronik. Penanda yang lebih spesifik untuk penyakit ini
dilakukan lewat tes anti CPP atau Anti-cylic citrullinated antibody. Tes ini relatif batu
dan merupakan penanda yang dapat mendeteksi munculnya rematik secara lebih dini.
Karena hasil tes ini bisa memprediksi munculnya rematik lima tahun kedepan. Deteksi
dini sangat penting bagi diagnosis rematik. Pasalnya dengan penanganan dini pula
maka berbagai kerusakan sendi dapat dicegah.
Adapun Gejala Rematik antara lain :
a. Kekakuan pada dan seputar sendi yang berlangsung sekitar 30-60 menit di pagi hari.
b. Bengkak pada 3 atau lebih sendi pada saat yang bersamaan.
c. Bengkak dan nyeri umumnya terjadi pada sendi-sendi tangan.
d. Bengkak dan nyeri umumnya terjadi dengan pola yang simetris (nyeri pada sendi
yang sama di kedua sisi tubuh) dan umumnya menyerang sendi pergelangan tangan
(Monica, 2001).

6. Kemungkinan Data Fokus


a. Riwayat Kesehatan
Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.
Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien
mengetahui dan merasakan adanya perubahan pada sendi.

b. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati
warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial
Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)
Catat bila ada krepitasi

3
Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral
Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang
Ukur kekuatan otot
Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari

c. Riwayat Psiko Sosial


Pasien dengan reumatik mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi
apalagi pad pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi karean ia
merasakan adanya kelemahan-kelemahan pada dirinya dan merasakan kegiatan
sehari-hari menjadi berubah. Perawat dapat melakukan pengkajian terhadap
konsep diri klien khususnya aspek body image dan harga diri klien.

d. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes serologi
a. Sedimentasi eritrosit meningkat
b. Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis
c. Rhematoid faktor, terjadi 50-90% penderita
2. Pemerikasaan radiologi
a. Periartricular osteoporosis, permulaan persendian erosi
b. Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan ankilosis
3. Aspirasi sendi
Cairan sinovial menunjukkan adanya proses radang aseptik, cairan dari sendi
dikultur dan bisa diperiksa secara makroskopik.

7. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1 DS: Bakteri, mikroplasma dan virus Nyeri sendi
Klien mengatakan
nyeri di bagian Menginfeksi sendi
sendi.
Nyeri yang Merusak lapisan sendi yaitu

4
dirasakan klien membrane synovium
seperti ditusuk-
tusuk. Rheumatoid Arthritis
Nyeri dirasakan di
Peradangan
bagian sendi.

Nyeri bertambah Nyeri
saat klien
melakukan aktivitas
dan berkurang saat
berstrahat
Klien mengatakan
nyeri dirasakan di
pagi hari disertai
dengan rasa kaku di
sendi.
DO:
Biasanya terdapat
bengkak di bagian
sendi
Klien tampak
meringis
Klien tampak
menahan sakit.
Klien menjaga atau
memegang daerah
sendi yang terasa
sakit
Klien tampak susah
untuk memulai
aktifitas (saat akan
berdiri).
No Data Etiologi Masalah
2 DS: Bakteri, mikroplasma dan virus Resiko injury
Klien biasanya
mengeluh nyeri Menginfeksi sendi
sehingga susah
Merusak lapisan sendi yaitu
untuk beraktivitas.
membrane synovium

DO: Rheumatoid Arthritis
Klien tampak
Nyeri peradangan
kesulitan
melakukan aktivitas Klien kesulitan melakukan
ADL di bantu aktivitas

Resiko injury/jatuh

5
8. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman: nyeri sendi berhubungan dengan adanya peradangan
sendi
b. Resiko injuri/ jatuh berhubungan dengan kesulitan melakukan aktivitas

6
9. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional


1. Gangguan rasa Umum : 1. Kaji nyeri secara koprehensif 1. Untuk mengetahui faktor penyebab
nyaman: nyeri sendi Setelah diberikan perawatan selama 1 (PQRST) nyeri
2. Catat keluhan nyeri, termasuk 2. Nyeri tidak selalu ada tetapi bila ada
berhubungan dengan bulan klien dapat mengenal penyakit
lokasi, lamanya, intensitas (0-10) harus dibandingkan dengan gejala
adanya peradangan reumatik
nyeri pasien sebelumnya dimana
sendi
dapat membantu mendiagnosa
Khusus:
etiologi perdarahan dan terjadinya
Setelah diberikan tindakan 3. Catat petunjuk nyeri non-verbal,
komplikasi.
keperawatan selama 8 kali pertemuan contoh gelisah, menolak
3. Petunjuk nonverbal dapat berupa
klien dapat mengenal dan menangani bergerak, berhati-hati dengan
fisiologis dan psikologis dan
penyakit reumatik dengan kriteria abdomen, takikardi, berkeringat.
dapatdigunakan dalam
hasil; Selidiki ketidaksesuaian antara
menghubungkan petunjuk verbal
a. Klien mampu memahami petunjuk verbal dan non-verbal.
untuk mengidentifikasi luas/ beratnya
4. Ajarkan teknik relaksasi, dan
pengertian reumatik
masalah
distraksi.
b. Klien mampu memahami 4. Teknik relaksasi dan distraksi bisa
5. Ajarkan cara menangani nyeri
penyebab reumatik mengalihkan perhatian terhadap nyeri
dengan kompres hangat
5. Kompres hangat merupakan salah
c. Klien memahami tanda dan gejala
satu cara menangani nyeri sendi.
penyakit reumatik
d. Klien mampu memahami
pencegahan dan perawatan

7
penyakit reumatik.
2. Resiko injuri/jatuh Umum: 1. Kaji tingkat kemampuan 1. Salah satu faktor yang
berhubungan dengan Setelah dilakukan perawatan selama 1 fungsi klien mempengaruhi jauth pada klien usia
kesulitan melakukan minggu kemungkinan jatuh pada klien lanjut yaitu kemampuan fungsional.
aktivitas tidak terjadi. 2. Beri informasi tentang 2. Lansia yang mengetahui perubahan
Khusus: perubahan pada lansia fisiologis pada lansia
Setelah dilakukan 8x pertemuan mempersiapkan diri lebih baik
selama 30 menit, klien diharapkan 3. Kaji tingkat kekuatan otot dan 3. Kekuatan otot akan mengalami
mampu: rentang gerak klien penurunan pada lansia yang pernah
Mengenali faktor-faktor yang mengalami riwayat jatuh
mengakibatkan klien jatuh. 4. Jelaskan faktor-faktor 4. Riwayat jatuh sebelumnya,
Melakukan tindakan antisipasi atau penyebab jatuh dan cara penurunan fungsi penglihatan,
pencegahan untuk mengurangi pencegahannya penurunan fungsi berjalan, kondisi
kejadian jatuh lingkungan, penurunan kekuatan
Mengerti tentang perubahan pada tubuh dan daya imun tubuh
usia lanjut merupakan faktor-faktor yang dapat

Mengerti tentang gerakan otot dan menyebabkan resiko jatuh.

sendi pada lansia 5. Anjurkan klien untuk aktivitas 5. Aktivitas berlebihan merangsang
secara bertahap dari posisi pusat keseimbangan sehingga dapat
tidur, duduk, berdiri dan meningkatkan resiko jatuh.
berjalan
6. Anjurkan klien untuk tidak 6. Peningkatan aktivitas saat kelelahan

8
melakukan aktivitas jika mengganggu keseimbangan tubuh.
mengalami sakit kepala dan
badan terasa lemah.
7. Anjurkan klien untuk 7. Penggunaan alat bantu saat berjalan
menggunkan alat bantu mengurangi resiko jatuh dan
(tongkat) dalam berjalan jika membantu keseimbangan
memungkinkan.
8. Ajarkan latihan gerakan otot 8. Gerakan otot dan sendi pada lansia
dan sendi pada lansia melatih persendian dan otot tidak
mudah kaku.

9
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Jual, 2006, Diagnosa keperawatan (Handbook of nursingdiagnosis), Edisi


10, Alih Bahasa Monica Ester,Jakarta: EGC.

Corwin, E. J. (2001). Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Doengoes,Marilyn E, 2001, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan


Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, Jakarta: EGC.

LeMone, P, Burke, Karen, 2008, Medical Surgical Nursing, Critical Thinking in Client Care
(4th Edition), New Jersey: Prentice Hall Health

Lueckenotte, A.G. (2000). Gerontologic Nursing. (2nd ed.). Missouri : Mosby.

Nugroho, Wahyudi, 2008, Keperawatan Gerontik Dan Geriatrik, Edisi 3, Jakarta: EGC.

Smeltzer, S. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8. Jakarta: EGC

10

Anda mungkin juga menyukai