PENDAHULUAN
Pada laporan ini dibatasi hal yang perlu dikaji dan selanjutnya disebut ruang
lingkup. Ruang lingkup pada laporan ini adalah hal-hal yang mendukung dalam
analisa kelayakan PT. Pendopo Energi Batubara. Metode studi adalah kajian pustaka
yang didapatkan dari berbagai sumber terutama dari Financial Statement dan Annual
Report PT. Pendopo Energi Batubara pada tahun 2014.
DASAR TEORI
Penyebaran dan Kualitas. Pt Pendopo Wilayah kajian dibagi dalam 2 (dua) blok yaitu
Blok Sigoyang dan Blok Binuang. Dari hasil kegiatan eksplorasi yang dilakukan di
wilayah Pendopo dan sekitarnya yang meliputi pemetaan geologi, pemetaan
singkapan batubara, pembuatan parit uji, dan pemboran eksplorasi, telah
diketemukan 10 lapisan batubara dalam Formasi Muara Enim. Penyebaran lapisan
lapisan tersebut berarah Barat Laut Tenggara dan Tenggara Baratlaut dengan
kemiringan antara 30 80. Ketebalan batubaranya berkisar antara 0,20 meter hingga
27,29 meter. Data parit uji dapat dilihat pada Tabel 2.1, sedangkan data pemboran
dapat dilihat pada Tabel 2.2 dan Tabel 2.3.
6.3
1 PR.01 103o 53' 42.75" 3o 10' 47.84" 257 16.3
24.2
10.6
3 PR.03 103o 51' 31.92" 3o 07' 37.20" 302 2.1
19.5
6. PR.06 103o 47' 28.70" 3o 04' 30.35" 82 6.1
Seam G-1
Lapisan batubara ini terdeteksi dari lubang bor SS-06, SS-09, SS-10 dan SS-16,
mempunyai tebal antara 1.24 1.90 meter, kemiringan 60 kearah Timur Laut.
Warnanya coklat tua, segar, pecahan konkoidal, lunak - keras, dibeberapa bagian
mengandung resin. Lapisan ini diapit oleh lempung dan lanau.
Seam G-2
Lapisan batubara ini terdeteksi dari pemboran pada lubang bor SS-02, SS-03, SS-
06, SS-08, SS-09, SS-10, SS-11, SS-16 dan SS-18. Lapisan batubara ini
mempunyai tebal antara 1.10 5.21 meter, kemiringan 40 kearah Timur Laut.
Warnanya coklat tua, segar, mengkilap, keras, pecahan konkoidal tak beraturan,
dibeberapa tempat mengandung resin. Seam ini diapit oleh lanau dan lempung.
Seam A
Seam A yang terletak pada sayap Timur Laut Antiklin Sigoyang terdeteksi dari
lobang bor PM 28, PM 37, PM 51, PM 33, PM 49, PM 50, PM 31,
PM 35, PM 29, PM 28, PM 27, PM 26 dan PM 25. Secara umum jurus
lapisan batubara tersebut adalah Tenggara Barat Laut dengan kemiringan rata-
rata 60 kearah Timur Laut. Lapisan ini berwarna coklat tua, sedikit keras,
mengandung serat kayu dan resin berbentuk nodul. Seam A diapit oleh batu
lempung. Pada ujung Antiklin Sigoyang bagian Tenggara, seam A mengikuti
pola Antiklin sehingga jurus lapisan berubah menjadi Baratdaya Timurlaut
dengan kemiringan kearah Tenggara. Ketebalan seam A berkisar antara 4,98 m
17,30 m.
Seam A yang terletak pada sayap Timurlaut Sinklin Sigoyang dapat diketahui
dari lobang bor PM 42 dan PM 44. Secara umum jurus lapisan batubara
kearah Tenggara Baratlaut dengan kemiringan rata rata 60 kearah Timurlaut.
Penyeberan batubara pada bagian ujung Sinklin Sigoyang mengikuti pola Sinklin
Sigoyang. Ketebalan batubara seam A pada sayap Timurlaut Sinklin Sigoyang
berkisar antara 7,05 m 7,22 m.
Seam A yang terletak pada sayap Baratdaya Sinklin Sigoyang dapat diketahui
dari lobang bor PM 45, PM 46, PM 47, dan PM 42.
Secara umum jurus lapisan batubara kearah Baratlaut Tenggara dengan
kemiringan rata rata 50 kearah Baratdaya. Ketebalan batubara berkisar antara
1,93 m 7,22 m.
Seam B
Seam B yang treletak pada sayap Timurlaut Antiklin Sigoyang dapat diketahui
dari lobang bor PM 38, PM 37, PM 51, PM 33, PM 49, PM 50, PM
31, PM 30, PM 26. Secara umum jurus lapisan batubara tersebut adalah
Tenggara Baratlaut dengan kemiringan rata-rata 60 kearah Timurlaut. Coklat
tua, sedikit keras, resin berbentuk nodul, struktur kayu. Seam B diapit oleh
batulanau dan batulempung. Pola penyebaran batubara akan berubah mengikuti
pola Antiklin pada ujung Antiklin Sigoyang. Ketebalan seam B berkisar antara
1,1 m 6,1 m.
Seam B yang terletak pada sayap Timurlaut Sinklin Sigoyang dapat diketahui
dari lobang bor PM 44 dan PM 43. Secara umum jurus lapisan batubara
kearah Tenggara Baratlaut dengan kemiringan rata rata 50 kearah Baratdaya.
Penyebaran batubara pada bagian ujung Sinklin Sigoyang mengikuti pola Sinklin
Sigoyang. Ketebalan batubara seam B pada sayap Timurlaut Sinklin Sigoyang
berkisar antara 5,30 m 5,53 m. Seam A yang terletak pada sayap Baratdaya
Sinklin Sigoyang dapat diketahui dari lobang bor PM 45, PM 46, PM 47,
dan PM 42. Secara umum jurus lapisan batubara kearah Baratlaut Tenggara
dengan kemiringan rata rata 50 kearah Timurlaut. Ketebalan batubara berkisar
antara 1,93 m 8,78 m.
Seam C
Dari data pemboran diketahui bahwa seam C tidak berkembang pada wilayah
kajian. Seam C hanya ditemukan pada titik bor PM 30 dengan ketebalan 1, 05
m. Lapisan ini berwarna coklat tua, sedikit keras, mengandung serat kayu dan
resin berbentuk nodul. Seam K - 2 diapit oleh batulanau dan batulempung.
B. Blok Benuang
Seam K 2
Seam K 2 tidak berkembang pada daerah kajian, ditemukan hanya pada lubang
bor BU 8 dengan ketebalan 1,26 m. Lapisan K 2 berwarna coklat tua,
memperlihatkan struktur kayu, agak lunak, resin lamelar. Seam K - 2 diapit oleh
lanau.
Seam G 1
Seam G - 1 terletak pada sayap Timurlaut Sinklin Benuang, ditemukan pada
lobang bor BU 1, BU 2, BU 8, BU 9, BU 10. Jurus lapisan batubara
seam Lmt kearah Tenggara - Baratlaut dengan kemiringan 50 kearah Baratdaya.
Lapisan G-1 berwarna coklat tua, agak lunak, getas, kusam, struktur kayu,
pecahan tak beraturan, mengandung resin berbentuk nodul. Ketebalan seam G - 1
berkisar antara 1,60 m 2,19 m. Seam G -1 diapit oleh lanau.
Seam G 2
Seam G - 2 terletak pada sayap Timurlaut Sinklin Benuang, ditemukan pada
lobang bor BU 1, BU 2, BU 4, BU 8, BU 9, BU 10. Jurus lapisan
batubara seam Lmt kearah Tenggara - Baratlaut dengan kemiringan 50 kearah
Baratdaya. Lapisan G-2 berwarna coklat tua, agak lunak, getas, kusam, struktur
kayu, pecahan tak beraturan, mengandung resin berbentuk nodul. Ketebalan
seam G - 2 berkisar antara 0,15 m 0,95 m. Seam G -2 diapit oleh lanau
Seam G 3
Seam G - 3 terletak pada sayap Timurlaut Sinklin Benuang, ditemukan pada
lobang bor BU 1, BU 2, BU 4, BU 8, BU 9, BU 10, BU 17. Jurus
lapisan batubara seam Lmt kearah Tenggara - Baratlaut dengan kemiringan 50
kearah Baratdaya. Lapisan G-3 berwarna coklat tua, agak lunak, getas, kusam,
struktur kayu, pecahan tak beraturan, mengandung resin berbentuk nodul.
Ketebalan seam G - 3 berkisar antara 3.17 m 3,95 m. Seam G -3 diapit oleh
batupasir.
1. Persiapan
Kegiatan ini merupakan kegiatan tambahan dalam tahap penambangan.
Kegiatan ini bertujuan mendukung kelancaran kegiatan penambangan. Pada tahap ini
akan dibangun jalan tambang (acces road), stockpile, dll.
2. Land Clearing
Tahapan pekerjaan penambangan umumnya diawali dengan mempersiapkan
lahan, yaitu mulai dari pemotongan pepohonan hutan, pembabatan sampai ke
pembakaran hasilnya, yang dinamakan land clearing. Jadi land clearing dapat
diartikan sebagai suatu aktivitas pembersihan material hutan yang meliputi
pepohonan, hutan belukar sampai alang-alang.
6. Peledakan
Peledakan merupakan tindak lanjut dari kegiatan pemboran yang merupakan
serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk melepas batuan dari batuan induknya
dengan harapan menghasilkan bongkaran batuan yang berukuran lebih kecil sesuai
dengan yang diharapkan sehingga memudahkan dalam proses pendorongan,
pemuatan, pengangkutan, dan konsumsi material
8. Pengangkutan (Hauling)
Material dalam jumlah besar dalam industri pertambangan di transport
dengan haulage (pemindahan tanah ke arah horisontal) dan hoisting (pemindahan
tanah ke arah vertikal). Beberapa bagian dari pengangkutan ini meliputi :
Pengangkutan batubara dari daerah penambangan ke tempat penumpukan (ROM
Stockpile/Temporary Stockpile) Pengangkutan waste/overburden ke lokasi waste
dump/dump area (baik berupa tanah pucuk/humus ataupun lapisan penutup).
Umpan (feed) untuk proses pengolahan batubara yang di rencanakan adalah batubara
langsung dari produk kegiatan penambangan (ROM) atau yang telah tersedia di raw
coal stockpile. Fraksi batubara sebagai umpan direncanakan berukuran maksimum
500 mm. Apabila dalam kondisi tertentu ada yang berukuran lebih dari 500 mm,
maka terlebih dahulu harus diremukkan.
Crusher diatur dengan besaran Reduction Ratio (RR) antara 4 sampai 6 dan kapasitas
produksi sekitar 450 ton/jam sebanyak 3 unit.
Losses 8%
Berat Batubara (100%) 204.813.742,87
Berat Batubara (92%) 188.428.643,44
Volume Overbureden/Interburden (BCM) 461.228.888,87
SR Penjualan 2,45
2.5.2 Cadangan Batubara dan Stripping Ratio
Cadangan batubara PT. Pendopo Energi Batubara yang berkaitan dengan
pengertian besaran Stripping Ratio (SR) adalah sumberdaya yang tersedia yang dapat
diproduksi dan bernilai ekonomis pada angka SR rata-rata 4,72 : 1. Artinya pada
pemindahan tanah penutup rata-rata sebesar 4,72 BCM akan diperoleh batubara
sebesar 1 ton berdasarkan kondisi pasar pada saat itu. Penentuan besaran SR ini
selain didasarkan pada harga jual batubara, biaya produksi batubara dan studi
geoteknik untuk kemantapan lereng, juga didasarkan atas pengamatan dan
pengalaman pada beberapa kegiatan operasi penambangan batubara yang memiliki
kesamaan dari segi formasi batubara, kualitas batubara dan metode penambangan
yang diterapkan yaitu tambang terbuka (open pit). Cadangan batubara dihitung pada
blok masing- masing desain tambang berdasarkan batasan SR maksimum 4,72:1.
Hasil perhitungan memberikan nilai SR antara 0,49 sampai 3,16 yang berarti masih
berada dibawah nilai BESR. (Tabel 2.7).
Kelayakan dari perusahaan ini dianalisis dari segi ekonomi dan geologi.
Analisis ekonomi didasarkan salah satunya kepada PI yang lebih besar dari pada 1,
sedangkan analisis kelayakan secara geologi didasarkan atas studi kelayakan yang
menjadikan cadangan batubara prespek atau tidaknya secara kajian geologi.
Investasi
a. Modal Tetap
TOTAL BIAYA
DESKRIPSI
(Rp)
MODAL TETAP
Biaya Pra-Penambangan
Perizinan dan Eksplorasi 10.000.000.000
Studi FS dan AMDAL 500.000.000
Pembebasan Lahan 8.000.000.000
Jalan Tambang (Coal Haulage) 5.000.000.000
Bangunan 9.550.000.000
Peralatan 5.000.000000
Kendaraan 2.975.000.000
Bunga Selama Masa Persiapan 6.130.172.414
Sub Total I 47.155.172.414
MODAL KERJA AWAL 9.431.034.483
JUMLAH ANGGARAN INVESTASI 56.586.206.897
b. Modal Kerja
IV.1. Perhitungan
1. Perhitungan Npv (Net present Value)
2017
PV cash inflow 4.367.384
PV cash outflow 416.173
PI 10,5